PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pasokan energi untuk tubuh tidak dapat terpenuhi dan fungsi tubuh pun
normal.
1
2
jiwa hingga pada tahun 2014 penderita thalasemia mencapai 6000 jiwa.
B. Tujuan
thalasemia
thalasemia
thalasemia
BAB II
TINJAUAN TEORI
1) Definisi Thalasemia
mutasi didalam atau dekat gen globin (Sudoro dalam Nurarif dan Hardhi,
2016).
adalah protein pembentuk sel darah merah yang berguna untuk mengikat
hemoglobin, sel darah merah tidak bisa berfungsi dengan baik dan hanya
dapat hidup untuk waktu yang pendek. Karena sedikitnya sel darah
terkena anemia dengan gejala mudah merasa lelah, lemah, dan bahkan
mengakibatkan kematian.
5
adalah salah satu jenis penyakit kelainan darah bawaan. Penyakit ini
bisanya ditandai dengan kondisi sel darah merah (eritrosit) yang mudah
rusak atau lebih pendek umurnya dari sel darah normal pada umumnya,
yaitu 120 hari. Kondisi ini diturunkan orang tua kepada anaknya sejak
masih dalam kandungan. Orang tua yang menurunkan kondisi ini adalah
orang tua yang didalam tubuhnya terdapat gen pembawa sifat Thalasemia
atau disebut orang tua carrier. Untuk mengetahui apakah sesorang itu
2) Klasifikasi Thalasemia
globin dan beta globin. Thalasemia terjadi saat terdapat kerusakan pada
dan jumlah gen yang mengalami mutasi yang diturunkan dari orang tua.
a. Thalasemia alpha
b. Thalasemia beta
- Satu gen mutasi: Kondisi ini disebut juga thalasemia beta minor.
- Dua gen termutasi: kondisi ini disebut juga thalasemia beta major,
atau disebut juga anemia cooley. Tanda dan gejala yang dirasakan
intermedia.
a. Thalasemia minor
7
terapi tranfusi.
b. Thalasemia mayor
3) Etiologi Thalasemia
diturunkan oleh orang tua. Disini yang perlu digaris bawahi adalah
merupakan protein kaya zat besi yang berada di dalam sel darah
wajah pucat, tubuh lemas, nafsu makan turun, dan imsomnia atau
a. Kelainan tulang
b. Pembesaran Limpa
c. Penyakit Jantung
9
parah.
serangan infeksi.
yaitu:
1. gizi buruk
diraba.
3. Lemah, pucat.
c. Thalasemia intermedia
penimbunan besi.
5) Komplikasi Thalasemia
Menurut Abdul,dkk (2014) akibat dari anemia yang berat dan lama
tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jatung dan lain-lain. Hal ini dapat
Limpa yang besar mudah rupture akibat trauma yang ringan saja.
6) Pemeriksaan Diagnostik
didapatkan gambaran:
12
normal
7) Patofisiologi
14
8) Penatalaksanaan Medis
15
besi
melalui usus
belum memadai.
16
1. Pengkajian
a. Anamnesis
1) Identitas
Meliputi nama, umur, nama ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu,
2) Keluhan utama
- Natal
17
- Prenatal
6) Riwayat keluarga
7) Riwayat social
anak normal.
b. Kebutuhan dasar
1) Pola makan
berat badan anak sangat rendah dan tidak sesuai dengan usia sang
anak.
2) Pola tidur
beraktivitas.
3) Pola Aktivitas
5) Eliminasi
19
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda vital
5) Mata
6) Hidung
20
hidung
7) Telinga
telinga
8) Mulut
9) Dada
10) Abdomen
11) Kulit
maka warna kulit akan menjadi kelabu seperti besi. Hal ini terjadi
(hemosiderosis)
12) Ekstremitas
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah tepi
c) Restikulosit meningkat
asidofil.
3) Pemeriksaan khusus
F.
Hb total).
e. Pemeriksaan Lain
2. Diagnosis Keperawatan
Subjektif:
- Mengeluh lelah
- Merasa lemah
Objektif:
- Sianosis
ventilasi adekuat
Subjektif:
- Dispnea
- Ortopnea
23
Objektif:
Subjektif:
- Parstesia
Objektif:
- Edema
metabolisme
Subjektif:
- Kram/nyeri abdomen
Objektif:
- Sariawan
- Diare
25
(D.0142)
patogenik
Faktor risiko:
- Penyakit kronis
- Malnutrisi
3. Intervensi Keperawatan
ekstremitas mobilisasi
secara mandiri c. Monitor kondisi c. Mengobservasi
meningkat. umum selama kemajuan status
Dengan kriteria melakukan kesehatan
hasil : mobilisasi pasien
a. Frekuensi
nadi 5 Terapeutik
(meningkat) d. Fasilitasi d. Meningkatkan
b. Keluhan aktivitas mobilitas dan
lelah 5 mobilisasi mengurangi
(menurun) dengan alat risiko jatuh
c. Dispnea saat bantu
aktivitas 5 e. Libatkan e. Mendorong
(menurun) keluarga untuk kemandirian
d. Dispnea membantu keluarga
setelah pasien dalam
aktivitas 5 melakukan
(menurun) pergerakan
Edukasi
f. Jelaskan tujuan f. Meningkatkan
dan prosedur pengetahuan
mobilisasi keluarga
mengenai
prosedur yang
didapatkan
pasien
g. Anjurkan g. Meningkatkan
melakukan mobilitas sendi
mobilisasi
sederhana
27
seperti duduk
ditempat tidur,
berpindah dari
tempat tidur ke
kursi
e. Frekuensi
nafas 5
(membaik) Terapeutik
f. Kedalaman h. Dokumentasika h. Untuk
nafas 5 n hasil mengetahui
(membaik) pemantauan perkembangan
status kesehatan
klien
Edukasi
i. Informasikan i. Agar klien dan
hasil keluarga dapat
pemantauan mengetahui
kondisinya
(D. 0009) (L.02011) (I.02079)
Perfusi jaringan Setelah Perawatan sirkulasi
tidak efektif dilakukan Observasi
berhubungan tindakan a. Periksa a. Mengetahui
dengan keperawatan sirkulasi (nadi, kondisi klien
penurunan selama …x…, edema, warna,
konsentrasi diharapkan suhu)
hemoglobin. keadekuatan b. Identifikasi b. Mengetahui
aliran darah faktor resiko faktor-faktor
pembuluh gangguan yang dapat
darah distal sirkulasi menyebabkan
untuk terjadinya
mempertahank gangguan
an jaringan sirkulasi
(perfusi c. Monitor nyeri c. Mengetahui
perifer) atau bengkak tingkat nyeri dan
meningkat. pada menurunkan
Dengan kriteria ekstermitas intervensi yang
hasil: tepat
29
a. Nyeri
ekstermitas
4 (cukup Terapeutik
menurun) d. Lakukan hidrasi d. Memenuhi
b. Kram otot 4 kebutuhan
(cukup e. Catat intake dan cairan klien
menurun) output cairan e. Mengetahui
c. Kelemahan balance
otot 4 cairan klien
(cukup
menurun) Edukasi
d. Pengisian f. Anjurkan f. Menjaga
kapiler 4 melakukan kelembaban
(cukup perawatan kulit kulit
membaik) yang tepat
e. Akral 4 (melembabkan
(cukup kulit kering
membaik) pada kaki)
f. Turgor kulit g. Anjurkan g. untuk
5 (membaik) minum obat mengontrol
g. Tekanan pengontrol tekanan
darah 4 tekanan darah darah agar
(cukup tetap stabil
membaik)
mukosa 4
(cukup
membaik)
(D.0142) (L.14137) (I.14539)
Resiko infeksi Pencegahan Infeksi
Setelah
Observasi
b.d dilakukan
a. Monitor tanda a. Mengidentifikas
ketiidakadekuat tindakan
dan gejala i terjadinya
keperawatan
an pertahanan infeksi lokal infeksi
selama …x…,
dan sistemik
tubuh sekunder diharapkan
derajat infeksi
Terapeutik
berdasarkan
b. Batasi jumlah b. Mencegah
observasi atau
pengunjung infeksi
sumber
nosokomial
informasi
c. Cuci tangan c. Mencegah
menurun.
sebelum dan terjadinya
Dengan kriteria
sesudah kontak infeksi
hasil :
dengan pasien
a. Demam 5
dan lingkungan
(menurun)
pasien
b. Kemerahan
d. Pertahankan d. Mencegah
5
teknik aseptik terjadinya
(menurun)
infeksi
c. Nyeri 5
Edukasi
(menurun)
e. Jelaskan tanda e. Untuk
d. Bengkak 5
dan gejala menambah
(menurun)
infeksi pengetahuan
e. Kadar sel
f. Ajarkan cara pasien
darah putih
mencuci tangan f. Meminimalisir
5
dengan benar terjadinya
(membaik)
infeksi
32
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
mengakibatkan kematian.
tua. Orang tua yang menurunkan kondisi ini adalah orang tua yang
orang tua carrier. Maka, untuk mengetahui apakah sesorang itu pembawa
34
sifat atau tidak harus dilakukan pemeriksaan dan diagnosis klinis melalui
uji Laboratorium.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
Pradesya. 2015. Hubungan Gagal Ginjal Kronik Dengan Oedem Apru Ditinjau
Pranandari & Supadmi. 2015. Faktor Resiko Gagal Ginjal Kronik Di Unit
No. 2.
Boyolali.
35
Boyolali.
Tim Pokja. 2016. Standar Diagnose Keperawatan Indonesia : DPP PPNI. Edisi 1.