Oleh:
FITRIA RIZKI
NPM. 1102014108
PEMBIMBING
Dr. Kesuma Mulya, Sp. Rad
Ikterus Ikterus
Tes fungsi Ikterus hepatik
pre-hepatik post-hepatik
Normal
Alanin transferase
Meningkat
dan Aspartat
Bilirubin
terkonjugasi dalam Didapatkan Tidak didapatkan
Urin
Pemeriksaan Penunjang Radiologi
■ Film Polos
■ Kolesistogram oral
■ Kolangiogram operatif
■ Kolangiogram tuba-T
■ Kolangiogram transhepatic
■ ERCP
■ Ultrasonografi
■ Pemindaian isotop (99m-technetium HIDA)
■ Computed tomography (CT)
■ Magnetic resonance imaging (MRI)
■ Angiografi
GAMBARAN RADIOLOGI
HEPAR NORMAL
■ Gambaran homogen yang diselingi oleh vena porta
dan cabang-cabangnya yang terlihat sebagai struktur
tubuler linier dengan dinding yang reflektif.
■ Lobus kaudatus harus dikenali karena dapat dikelirukan dengan sebuah massa
( Gambar 41b)
2. Hepatitis Akut. Perubahan sonografik yang khas tidak terdapat tetapi hepar mungkin
membesar dan nyeri tekan. (Gambar 42b)
3. Hepatomegali Tropikal.
4. Skistosomiasis. Hepar secara sonografik bias tampak normal atau membesar dengan
penebalan vena porta dan cabang utamanya yang menjadi sangat ekogenik,
khususnya di daerah sekitar porta hepatis. Fibrosis periportal dapat disebabkan oleh
Schistosoma mansonii atau S. japonicum (Gambar 43).
HEPAR YANG MEMBESAR : POLA
NON-HOMOGEN
4. Metastase yang multiple. hiperekoik atau hipoekoik dan berbatas jelas atau kabur
atau keduanya (Gambar 46).
5. Limfoma. massa hipoekoik yang multiple dalam hepar, yang biasanya dengan garis
bentuk yang ireguler tanpa disertai acoustic enhancement.
■ Ekogenesitas yang meningkat secara merata dan vena porta serta hepatica yang
mengalami distorsi pada hepar yang mengerut atau mengecil biasanya
disebebakan oleh sirosis mikronoduler (Gambar 48). Jika lumennya berisi
gelombang eko, kemungkinan terdapat thrombosis yang bisa meluas ke dalam
vena lienalis dan mesenterika (Gambar 49). Beberapa pasien dengan tipe sirosis
ini dapat memiliki hepar yang tampak normal pada stadium awal.
LESI KISTIK DALAM HEPAR YANG
NORMAL ATAU BESAR
1. Kista soliter dengan batas yang jelas. Massa bebas-eko yang bentuknya
bulat dengan acoustic enhancement dan biasanya memiliki diameter
kurang dari 3
■ Jika kandung empedu mengalami distensi, obstruksi biasanya mengenai ductus koledokus.
Duktus hepatikus juga akan mengalami distensi (Gambar 68a)
■ Jika kandung empedu tidak mengalami distensi atau berukuran sangat kecil. Kemungkinan
obstruksi sangat kecil obstruksi berada di atas level ductus sistikus).
■ SALURAN BILIER DALAM KEADAAN IKTERUS
1. Diameter maksumal ductus hepatikus komunis yang normal kurang dari 5 mm.
2. Diameter maksimal ductus koledokus yang normal kurang dari 9 mm.
3. Diameter maksimal ductus koledokus pasca kolesistektomi 10-12 mm.
- Jika saluran empedu intrahepatic mengalami dilatasi ringan, curiga kemungkinan
obstruksi bilier.
- Jika saluran empedu ekstrahepatik dilatasi tapi intrahepatic tidak lakukan skening
parenkima hepar. Bila icterus persisten penyebabnya mungkin sirosis hepatis.
KLONORKIASIS
■ Duktus koledokus maupun ductus hepatikus kominis akan mengalami dilatasi, ireguler
dan sakuler. Jika saluran empedu hepatic maupun ekstrahepatik dilatasi dan terdapat lesi
kistik yang besar di dalam parenkima hepar, kemungkinan menunjukkan penyakit
hidatidosa dan ban klonorkiasis.
■ Batu Empedu
Perjalanan kandung empedu ke dalam ductus bilier komunis dapat menyebabkan nyeri
hebat dan menyebabkan jaundice obstruktif
■ Gambaran radiologis
USG menunjukkan dilatasi pancreas dan ductus bilier, kandung empedu distensi, pembesaran
pancreas fokal massa hipoekoik, metastasis hati atau ascites. CT penemuan serupa. MRI
sinyal dari pancreas. ERCP obstruksi ductus ireguler atau penguatan gambar pembuluh
darah. Arteriografi mengetahui anatomi vascular sebelum pembedahan.
KESIMPULAN
Kata ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis ‘jaune’ yang berarti kuning. Ikterus adalah
perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya (membran mukosa) yang menjadi kuning
karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah dan jaringan (> 2 mg/
100 ml serum).1
Ada 3 tipe ikterus yaitu ikterus pre-hepatik (hemolitik), ikterus intra-hepatik dan ikterus post-hepatik
(obstruksi).Riwayat penyakit yang rinci dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk menegakkan
diagnosis penyakit dengan keluhan ikterus. Diagnosis yang akurat untuk suatu gejala ikterus dapat
ditegakkan melalui penggabungan dari gejala-gajala lain yang timbul dan hasil pemeriksaan fungsi hepar
serta beberapa prosedur diagnostik khusus.
Penatalaksanaan ikterus sangat tergantung penyakit dasar penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
penyakit hati (misalnya hepatitis virus), biasanya ikterus akan menghilang sejalan dengan perbaikan
penyakitnya. Sedangkan pada ikterus obstruktif, pengobatan bertujuan untuk menghilangkan penyebab
sumbatan atau mengalihkan aliran empedu.
Pemeriksaan Penunjang pada radiologi penyakit kuning dilakukan dengan penggunaan Film Polos,
Kolesistogram oral, Kolangiogram operatif, Kolangiogram Tuba-T, Kolangiogram transhepatic, ERCP,
ultrasonografi, Pemindaian isotop, Computed tomography (CT), Magnetic resonance imaging (MRI),
angiografi
Gambaran radiologi yang menyebabkan penyakit kuning pada pembahasan ini yaitu penyakit pada
Hepatitis, Sirosis Hepatis, Batu Empedu, Kalkulus Ductus Bilier Komunis, Metastasis Hati, Pankreatitis
Akut, Pankreatitis Kronis, Karsinoma Pancreas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sulaiman A. Pendekatan Klinis pada Pasien Ikterus. Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III edisi IV. Jakarta : Pusat penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. 2006. 422-425.
2. Davey P. Ikterus. Dalam : At a Glace Medicine. Jakarta : Erlangga Medical Series,
2006.
3. Medline Plus. Bilirubin. Http://www.nlm.nih.gov.
4. Medline Plus. Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP).
Http://www.nlm.nih.gov.
5. Mansjoer, Arief, Dkk. Hepatitis. 2000. KapitaSelektaKedokteran. EGC. Jakarta
2004, hal: 91-5
6. Smeltzer, Suzanne C. BukuAjarMedikalBedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2.
EGC. Jakarta 2001, hal: 114-120
7. Patel, R. Pradip. Lecture Notes Radiology:Edisi kedua. Jakarta : Erlangga Medal
Series, 2006.