(Combutio)
Pembimbing :
dr. Huntal napoleon, SpBP-RE
Disusun oleh:
Aswan Bagastoro
ETIOLOGI
KEBAKARAN API
JILATAN API TUBUH (FLASH)
AIR PANAS (SCALD)
TERSENTUH BENDA PANAS (CONTACT BURN)
SENGATAN LISTRIK
BAHAN KIMIA
RADIASI
KRITERIA BERAT RINGANNYA (AMERICAN BURN
ASSOCIATION)
Status Lokalis
Kepala-leher
Trunkus anterior
Trunkus posterior
Ekstremitas superior dextra
Ekstremitas superior sinistra
Ekstremitas inferior dextra
Ekstremitas inferior sinistra
Genitalia
Perubahan
Luka bakar berat
permeabilitas kapiler
SYOK
Gangguan perfusi ke sel
(diatas dengan resusitasi
, jaringan dan organ
cairan)
9
RESUSITASI CAIRAN
PADA ANAK, SELAIN CAIRAN RESUSITASI JUGA DIBERIKAN TAMBAHAN CAIRAN
RUMATAN BERUPA KOMBINASI LARUTAN RINGER LAKTAT DAN GLUKOSA 5%.
RUMUS % LUKA
BAXTER 4 CC BBKg
BAKAR
JENIS CAIRAN
RESUSITASI
50% 50%
Resusitasi Cairan Pada Anak
ANAK
2cc x BB x luas luka bakar (%) + kebutuhan faali
NS ½ / Kaen mg3
*Kebutuhan Faali
<10 kg = 100cc/kgBB
10-15 Kg = 1000cc + 50cc/KgBB
15-20 Kg = 1250cc + 20cc/KgBB
>20 Kg =
Menentukan luas luka bakar
Palmar Method
Palmar surface pasien = 1% (0,8%)
TBSA
DIAGNOSA (contoh):
Combustio ?%, Grade?, e.c?, trauma menyertai, hari ke?
TRAUMA MENYERTAI (TRAUMA INHALASI)
Trauma inhalasi merupakan istilah rusaknya traktus respirasi atau jaringan paru
akibat panas, asap, atau Iritasi bahan kimia yang terbawa selagi individu
melakukan inspirasi nafas
A–B–C–D-E
Cari:
1. Luka bakar masuk dan
keluar
2. Cari arc burn
3. Cari flash burn
4. Cari eschar melingkar
Luka Bakar Listrik
MECHANISM OF INJURY:
1. Generation of heat
2. Flash burn
3. Arc burn
18
LUKA BAKAR KIMIA
Luka bakar kimia terbagi dua yaitu luka bakar kimia asam
atau basa.
Keparahan dari luka bakar kimia tergantung dari komposisi
agen, konsentrasi agen, durasi kontak agen.
Pada umumnya, luka bakar kimia basa lebih arah daripada
asam
Agen alkali menyebabkan nekrosis likenifikasi membuat
agen basa dapat penetrasi lebih dalam, memperluas
daerah luka.
19
LUKA BAKAR KIMIA
Resusitasi
Debridement
cairan
Rehabilitasi
STSG
medik
Trauma Maksilofasial
• Sebagian besar tulang tengah wajah dibentuk oleh tulang maksila, tulang palatina, dan tulang nasal.
Tulang-tulang maksila membantu dalam pembentukan tiga rongga utama wajah : bagian atas
rongga mulut dan nasal dan juga fosa orbital. Rongga lainnya ialah sinus maksila. Sinus maksila
membesar sesuai dengan perkembangan maksila orang dewasa. Banyaknya rongga di sepertiga
tengah wajah ini menyebabkan regio ini sangat rentan terkena fraktur.
• Fraktur sepertiga atas wajah mengenai tulang frontalis, regio supra orbita, rima orbita dan sinus
frontalis. Fraktur tulang frontalis umumnya bersifat depressed ke dalam atau hanya mempunyai garis
fraktur linier yang dapat meluas ke daerah wajah yang lain.
• Fraktur dentoalveolar sering terjadi pada anak-anak karena terjatuh saat bermain atau dapat pula
terjadi akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Struktur dentoalveolar dapat terkena trauma yang
langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung biasanya dapat menyebabkan trauma pada gigi
Diagnosis
DISABILITY
Secondary Survey
(Status Generalis)
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI EKSTRAORAL
Deformitas,
memar,
Ekimosis
laserasi,
edem
Asimetris atau tidak.
Kaku sendi
hematom
INTRAORAL
Hematoma sublingual, mukosa
buccal
Laserasi mukosa ginggiva
Deformitas tulang
Maloklusi
Avulsi gigi, gigi goyang
Trismus/mouth opening
PALPASI
Diskontinuitas tulang
Step-off deformity
Hipoestesia
Nyeri tekan
Setiap serpihan gigi yang
patah harus dikeluarkan..
Sulkus bukal diperiksa
adanya ekimosis dan
kemudian sulkus lingual.
Dengan hati-hati dilakukan
palpasi pada daerah
dicurigai farktur, ibu jari serta
telunjuk ditempatkan di
kedua sisi dan ditekan untuk
menunjukkan mobilitas yang
tidak wajar
Le Fort I
Pada fraktur lefort tipe satu alveolus, bagian yg menahan gigi
pada rahang atas terputus, dan mungkin jatuh ke dalam gigi
bawah. Ketidaksetabilan terjadi jika dilakukan pemeriksaan fisik
pada hidung dan gigi incisivus. Garis Fraktur berjalan dari
sepanjang maksila bagian bawah sampai dengan bawah rongga
hidung. Disebut juga dengan fraktur “guerin”.
Tipe fraktur ini mungkin kombinasi dan dapat terjadi pada satu sisi atau dua sisi.
Garis Fraktur melalui sutura nasofrontal diteruskan sepanjang ethmoid junction melalui fissure
orbitalis superior melintang kea rah dinding lateral ke orbita, sutura zigomatikum frontal dan
sutura temporo-zigomatikum. Disebut juga sebaga “cranio-facial disjunction”.
Merupakan fraktur yang memisahkan secara lengkap sutura tulang dan tulang cranial.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada fraktur ini adalah keluarnya cairan otak melalui atap
ethmoid dan lamina cribiformis.
FRAKTUR MANDIBULA
Klasifikasi Fraktur Mandibula
Jenis Jenis Fraktur Mandibula
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FOTO PANORAMIC
FOTO POLOS PA, OBLIK, LATERAL
CT SCAN 3D
TATALAKSANA
AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION, DUDUKAN PASIEN MENGHADAP KE DEPAN
AGAR LIDAH TIDAK MENUTUPI JALAN NAFAS DAN SALIVA ATAU DARAH MENGALIR
KELUAR. PASIEN TIDAK SADAR - POSISI RECOVERY
PEMBERIAN ANTIBIOTIK
INSPEKSI EKSTRAORAL
Deformitas
Asimetri wajah
Hematoma/ekimosis
Edema pada wajah
Laserasi
Ekskoriasi
Epistaksis dan rhinnorrhea
Telecanthus
PALPASI
Diskontinuitas tulang
Step-off deformity
Hipoestesia
Nyeri tekan
Pemeriksaan penunjang
Foto polos nasal
CT scan hanya jika dicurigai terdapat fraktur maksilofasial atau fraktur naso
etmoid
TATALAKSANA
AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION, DUDUKAN PASIEN MENGHADAP KE DEPAN AGAR LIDAH TIDAK
MENUTUPI JALAN NAFAS DAN SALIVA ATAU DARAH MENGALIR KELUAR. PASIEN TIDAK SADAR -
POSISI RECOVERY
KEBERSIHAN ATAU DISINFEKSI. OBAT KUMUR CLORHEKSIDIN 0,5 % / LARUTAN GARAM 2% / AIR BERSIH
PEMBERIAN ANTIBIOTIK