Anda di halaman 1dari 14

SC (Sectio Caesarea) -

EKLAMPSIA
Oleh
Kelompok 7
Kelas B
L/O/G/O
Definisi

Sectio Caesarea Eklampsia

Sectio caesarea adalah Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan


pembedahan untuk melahirkan serangan kejang tiba-tiba
janin dengan membuka yang dapat disusul dengan koma
dinding perut dan dinding rahim pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas
yang menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya.
Indikasi Sectio Caesarea

Indikasi sectio caesarea antara lain


disproporsi capalo pelvic, gawat janin,
plasenta previa, pernah sectio caesarea
sebelumnya, kelainan letak, incoordinate
uterine action, eklampsia, dan hipertensi
(Mansjoer, 1999).
Klasifikasi
Sectio Caesarea Dan Eklampsia
Sectio Caesarea
Klasifikasi menurut Oxorn :
• Tipe-Tipe Segmen Bawah: Insisi Melintang
• Tipe Segmen Bawah: Insisi Membujur
• Sectio Caesaria Klasik
• Sectio Caesaria Ekstraperitoneal
Con’t
Eklampsia
• Eklampsia Gravidarum
• Eklampsia Parturientum
• Eklampsia Puerperium
Etiologi Eklampsia

Terdapat beberapa faktor risiko


untuk terjadinya preeklampsia dan
eklampsia yang dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Faktor kehamilan
b. Faktor sosiodemografi
c. Faktor genetik
Patofisiologi Eklampsia

• Eklampsia dimulai dari iskemia uterus plasenta yang di duga berhubungan


dengan berbagai faktor. Satu diantaranya adalah peningkatan resisitensi
intra mural pada pembuluh miometrium yang berkaitan dengan peninggian
tegangan miometrium yang ditimbulkan oleh janin yang besar pada
primipara, anak kembar atau hidraminion.
Manifestasi Klinis Eklampsia
Eklampsia terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih, yaitu: kejang-kejang
atau koma. Kejang dalam eklampsia ada 4 tingkat, meliputi :

1) Tingkat awal atau aura (invasi)

Berlangsung 30 – 35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat


(pandangan kosong), elopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar ke
kanan dan ke kiri.

2) Stadium kejang tonik

Seluruh otot menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan


kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti, muka mulai kelihatan

.
sianosis, lidah dapat tergigit, berlangsung kira – kira 20 – 30 detik
Con’t
3) Stadium kejang klonik

Semua otot berkontraksi dan berulang – ulang dalam waktu yang


cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa, dan lidah dapat
tergigit.Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis.Setelah
berlangsung 1 -2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar,
menarik nafas, seperti mendengkur.

4) Stadium koma

Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam –


jam.Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita
tetap dalam keadaan koma.
Komplikasi Eklampsia
 Komplikasi pada ibu
• Solutio plasenta
• Edema paru
• Koagulopati
• Ablatio retina
• Gagal ginjal akut
• Perdarahan postpartum dengan transfusi
• Kerusakan hati
• Hematoma
• Penyakit kardiovaskuler
• Defek neurologi
Komplikasi pada janin
 Kelahiran premature
 Berat lahir rendah
 Diabetes melitus
 Penyakit kardiovaskuler
 Hipertensi
 Kegagalan respirasi
 Respiratory distress syndrome (RDS)
 Transient tachypnea of the newborn (TTN)
 Persistent pulmonary hypertension (PPHN)
Penatalaksanaan Eklampsia
a) Penatalaksanaan medis (penanganan kejang )
• Beri obat konvulsan
• Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas
,sedeka,sedotan,masker O2 dan tabung O2)
• Lindungi pasien dengan keadaan trauma
• Aspirasi mulut dan tenggorokan
• Baringkan pasien pada posisi kiri,trendelenburg untuk
mengurangi resiko aspirasi
• Beri oksigen 4-6 liter/ menit
b) Penanganan Umum :
 Jika tekanan diastolic > 110 mmHg, berikan hipertensi sampai tekanan diastolic
diantara 90-100mmHg.
 Pasang infuse RL dengan jarum besar (16 gauge atau lebih)
 Ukur keseimbangan cairan jangan sampai terjadi overload
 Kateterisasi urine untuk mengeluarkan volume dan proteinuric
 Jika jumlah urine kurang dari 30 ml / jam
 Infus cairan dipertahankan 1 1/8 ml/jam
 Pantau kemungkinan oedema paru
 Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin.
 Observasi tanda-tanda vital, refleks dan denyut jantung setiap jam
 Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda oedema paru. Jika ada oedema
paru hentikan pemberian cairan dan berikan diuretic
 Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan beadside
Thank You!

L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai