Anda di halaman 1dari 42

PROSES INDUSTRI OLEO DAN

PETROKIMIA
KELOMPOK 5
Etanol dan Isopropanol
AINIS NIDILA
1707110994

MUHAMMAD ANSYORI WIBOWO


1707114043

YOSI FEBRI 03
1707114099
ETANOL 01 Pengertian Etanol

02 Kegunaan Etanol

03 Proses Pembuatan Etanol

04 Perbandingan Teknologi
Proses
Pengertian Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni,
alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis
cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai


tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH
dan rumus empiris C2H6O. Etanol sering
disingkat menjadi EtOH, dengan "Et"
merupakan singkatan dari gugus etil
(C2H5).

Fermentasi gula menjadi etanol merupakan


salah satu reaksi organik paling awal yang
pernah dilakukan manusia. Efek dari Pada zaman modern, etanol yang
konsumsi etanol yang memabukkan juga ditujukan untuk kegunaan industri
telah diketahui sejak dulu. seringkali dihasilkan dari etilena.
Kegunaan Etanol
Sebagai bahan bakar Untuk Industri
Etanol dapat di jadikan sebagai Industri Minuman beralkohol,
bahan bakar, baik sendiri atau industri Parfume, Industri
dalam campuran bensin (gasohol) Makanan
adalah campuran etanol dengan
bensin dengan kandungan 10-
20% etanol
ETANOL

Sebagai Pelarut Untuk Farmasi


Dapat melarutkan senyawa Etanol adalah bahan baku untuk
organik yang tidak dapat larut pembuatan obat obatan, dan
dengan air. juga digunakan untuk
membersihkan luka.
Proses pembentukan etanol
Berdasarkan feed yang
digunakan untuk
membuat etanol yaitu
terbagi 2 :
1.Etanol yang dibuat
dari bahan baku
tanaman yang
mengandung pati atau
karbohidrat
2.Etanol dari sintesis
etilena
Bahan baku pati tanaman Bahan baku etilen
Untuk etanol yang dibuat dari Untuk etanol yang dibuat dari
bahan baku tanaman, sintesis etilen dapat dibuat
prosesnya pembuatannya akan dengan teknologi proses
melalui tahapan sebagai berikut :
berikut : 1. Sintesis etanol dengan
1. Proses gelantinasi teknik hidrasi tidak
2. Fermentasi langsung dari etilena
3. Destilasi 2. Sintesis etanol dengan
hidrasi langsung etilen
Bahan baku pati tanaman
Proses Gelantinasi
Dalam proses gelatinasi, bahan baku ubi kayu, ubi jalar, atau jagung
dihancurkan dan dicampur air sehingga menjadi bubur, yang
diperkirakan mengandung pati 27-30 persen. Kemudian bubur pati
tersebut dimasak atau dipanaskan selama 2 jam sehingga berbentuk
gel.
Proses gelatinasi tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Bubur pati dipanaskan sampai 130⁰C selama 30 menit,
kemudian didinginkan sampai mencapai temperature 95 ⁰ C
yang diperkirakan memerlukan waktu sekitar ¼ jam. Temperatur
95 ⁰ C tersebut dipertahankan selama sekitar 1 ¼ jam, sehingga
total waktu yang dibutuhkan mencapai 2 jam.
2. Bubur pati ditambah enzyme termamyl dipanaskan langsung
sampai mencapai temperatur 130 ⁰ C selama 2 jam.
Perbandingan Proses
Gelantinasi
Gelatinasi cara pertama, mempunyai keuntungan yaitu pada suhu 95 ⁰ C
aktifitas termamyl merupakan yang paling tinggi, sehingga mengakibatkan
yeast atau ragi cepat aktif. Pemanasan dengan suhu tinggi (130 ⁰ C) pada
cara pertama ini dimaksudkan untuk memecah granula pati, sehingga lebih
mudah terjadi kontak dengan air enzyme. Perlakuan pada suhu tinggi
tersebut juga dapat berfungsi untuk sterilisasi bahan, sehingga bahan
tersebut tidak mudah terkontaminasi.

Gelatinasi cara kedua, yaitu cara pemanasan langsung (gelatinasi dengan


enzyme termamyl) pada temperature 130 ⁰ C menghasilkan hasil yang
kurang baik, karena mengurangi aktifitas yeast. Hal tersebut disebabkan
gelatinasi dengan enzyme pada suhu 130 ⁰ C akan terbentuk tri-phenyl-
furane yang mempunyai sifat racun terhadap yeast. Gelatinasi pada suhu
tinggi tersebut juga akan berpengaruh terhadap penurunan aktifitas
termamyl, karena aktifitas termamyl akan semakin menurun setelah
melewati suhu 95 ⁰ C.
Fermentasi

Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi


ethanol/bio-ethanol (alkohol) dengan menggunakan yeast. Alkohol
yang diperoleh dari proses fermentasi ini, biasanya alkohol dengan
kadar 8 sampai 10 persen volume. Sementara itu, bila fermentasi
tersebut digunakan bahan baku gula (molases), proses pembuatan
ethanol dapat lebih cepat. Pembuatan ethanol dari molases tersebut
juga mempunyai keuntungan lain, yaitu memerlukan bak
fermentasi yang lebih kecil. Ethanol yang dihasilkan proses
fermentasi tersebut perlu ditingkatkan kualitasnya dengan
membersihkannya dari zat-zat yang tidak
diperlukan.
Reaksi yang terjadi pada proses produksi ethanol/bio-
ethanol secara sederhana ditujukkan pada reaksi 1
dan 2.

H2O
(C6H10O5)n NC6H12O6 (1)
enzyme(pati) (glukosa)

(C6H12O6)n 2 C2H5OH + 2 CO2 (2)


(glukosa ) yeast (ragi) (ethanol)
Distilasi

untuk memurnikan bioetanol menjadi


berkadar lebih dari 95% agar dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar,
alkohol hasil fermentasi yang harus
melewati proses destilasi untuk
memisahkan alkohol dengan air
dengan memperhitungkan perbedaan
titik didih kedua bahan tersebut yang
kemudian diembunkan kembali
masalah yang timbul
adalah sulitnya
memisahkan hidrogen
yang terikat dalam
struktur kimia alkohol
dengan caradestilasi
biasa, oleh karena itu
untuk mendapatkan fuel
grade ethanol
dilaksanakan pemurnian
lebih lanjut dengan cara
Azeotropic destilasi.
Bahan baku etilen
1. Sintesis etanol dengan teknik hidrasi tidak langsung dari etilena

Teknik ini Juga disebut esterifikasi / hidrolisis, terdiri dari


langkah-langkah utama berikut:
a) Pembentukan asam etil sulfat dan dietil sulfat oleh etilena
yang direaksikan dengan asam sulfat yang terkonsentrasi,
dengan mekanisme reaksi keseluruhan sebagai berikut:

b) Hidrolisis ester sulfur menjadi etanol. Produk samping


yang terbentuk adalah dietil eter yang dihasilkan dari aksi
etanol pada dietil sulfat.

c) Rekonsentrasi asam sulfat hasil samping


Kondisi Proses

Menurut industriai yang menerapkan reaksi-reaksi ini, etilen encer dikirim dalam
aliran berlawanan ke dalam penyerap yang mengandung asam sulfat dengan berat
94 hingga 98% pada suhu 80 ° C dan tekanan antara 1.3 dan 1.5x106 Pa absolut.
Gas-gas yang tidak diserap pada dasarnya terdiri dari etana, dan suatu pengotor
dalam feed etilena. Eksotermisitas reaksi memerlukan kontrol suhu yang luarbiasa.
yang dilakukan dengan pendinginan luar dan dengan penentuan yang akurat dari
volume reaktan yang digunakan.
Absorbate yang mengandung suifuric ester dan dietil eter, kemudian dihidrolisis
dengan sejumlah air yang menurunkan konsentrasi asam hingga sekitar 50% berat.
Produk-produk hidrolisis dilepaskan ke dalam kolom di dasar dimana asam sulfat
encer diperoleh kembali.
Limbah yang mudah menguap dikumpulkan di bagian atas lalu di scrub dengan air
atau soda kaustik encer, dan kemudian difraksinasi untuk menghilangkan dietil eter
yang terbentuk. Asam sulfat encer terkonsentrasi secara vakum dalam evaporator.
Proses ini jauh lebih jarang digunakan daripada hidrasi katalitik
langsung. Mengapa demikian? karena masalah utamanya adalah
masalah korosi yang disebabkan oleh penggunaan asam sulfat,
dan pengembunan asam. yang membuat habis sebagian besar
modal belanja.
2. Sintesis etanol dengan hidrasi langsung etilen

Ini adalah reaksi katalitik dari penambahan unsur-unsur air ke ikatan rangkap etilen
Reaksi nya sebagai berikut :

Katalis yang paling banyak ditemukan adalah asam fosfat yang diendapkan pada silica
. Eksotermisitas yang tinggi dari reaksi ini. yang disertai dengan penurunan jumlah
molekul, adalah alas an operasi dilakukan pada suhu rendah dan di bawah tekanan.
Dalam praktiknya, suhu lingkungan 300oC dan tekanan 7. 106 Pa mutlak diperlukan
untuk mencapai laju reaksi. Temperatur yang dinaikkan ini tidak diinginkan untuk
keseimbangan reaksi, sehingga laju konversi etilen dibatasi hingga 4 persen.
Sehubungan dengan tekanan, tekanan yang sangat tinggi mendukung pembentukan
polimer etilen. Maka dari itu Tekanan parsial uap tidak boleh terlalu tinggi, karena
menyebabkan deaktivasi katalis oleh hilangnya asam. Operasi ini dilakukan dengan
rasio molar H2O/C2H4 0,6/1 dan waktu tinggal yang sangat singkat. (Kecepatan gas
Ruang Per Jam: GHSV sekitar 50 h- ')
Uap yang meninggalkan reaktor sebagian terkondensasi oleh heat
exchanger dengan umpan, dan disubbing oleh larutan kaustik encer
untuk membersihkan semua bekas asam fosfat. Gas efluen sekali lagi
didinginkan dalam exchanger kedua, dan fraksi air atau alkohol
dikondensasi. Setelah di scrubbing dengan air dan pembersih, gas-off
dikompres dan didaur ulang.
Campuran air / etanol dikirim ke kolom destilasi pertama untuk
menghilangkan senyawa ringan (eter), dan kemudian di kirim ke
destilasti kedua yaitu destilasi azeotrop lalu di dapatlah kemurnian
etanol 95%.
Hidrogenasi katalitik pada nikel mengubah setiap asetaldehid yang
terbentuk menjadi alkohol. Selektivitas etanol dalam kaitannya dengan
etilena yang digunakan adalah 98,5% mol.
Perbandingan keuntungan dan kekurangan berdasarkan bahan baku pati
tanaman dan bahan baku etilen
Bahan baku pati tanaman Bahan baku etilen

Keuntungan  Bahan baku mudah di dapat  Alat proses lebih


 Bahan baku lebih murah kompleks
 Alat proses lebih awet karena tidak  Kemurnian etanol yang
menggunakan bahan yang dihasilkan lebih tinggi
menyebabkan korosif  Pencemaran udara lebih
sedikit

Kekurangan  Alat proses kurang kompleks  Bahan baku lebih mahal di


 Kemurnian etanol yang dihasilkan banding dengan bahan
lebih rendah baku pati tanaman
 Melepaskan banyak gas CO2 hasil  Bahan baku lebih mahal di
fermentasi banding dengan bahan
baku pati tanaman
 Penggunaan asam sulfat
menyebabkan korosif
Perbandingan teknologi proses dengan bahan baku etilen

Kondisi Proses Sintesis etanol dengan teknik Sintesis etanol dengan


hidrasi tidak langsung dari hidrasi langsung etilen
etilena

SUHU 80⁰C 300⁰C

TEKANAN 1.3 sampai 1.5x10^6 Pa 7x10^6 Pa absolute


Absolute
UTILITAS Steam, water, listrik Steam, water, listrik
KATALIS Asam sulfat asam fosfat yang diendapkan
pada silica
PRODUK Kemurnian 95% Kemurnian 95 sampai
98.5%
KELEBIHAN Membutuhkan suhu dan Tidak menyebabkan korosi
tekanan yang lebih rendah alat proses

KEKURANGAN Menyebabkan korosi alat Membutuhkan suhu dan


proses tekanan yang lebih tinggi
ISOPROPANOL 01 Pengertian Isopropanol

02 Kegunaan Isopropanol

03 Proses Pembuatan
Isopropanol

04 Perbandingan Teknologi
Proses
Pengertian Isopropanol
Isopropil alkohol adalah nama populer dari senyawa kimia
dengan rumus molekul C3H8O atau C3H7OH. Senyawa ini
merupakan senyawa tak berwarna, mudah terbakar dengan bau
menyengat. Senyawa ini merupakan alkohol sekunder yang paling
sederhana, di mana atom karbon yang mengikat gugus alkohol
juga mengikat 2 atom karbon lain (CH3)2CHOH. Merupakan isomer
struktur dari 1-propanol.
Kegunaan Isopropanol
Otomotif
sopropil alkohol adalah komponen
umum aditif bahan bakar yang
dimaksudkan untuk mencegah Industri
akumulasi air di jalur bahan bakar, dan
untuk mencegah agar air di dalam bahan banyak digunakan di industri
bakar tidak berpisah dan berubah percetakan sebagai pelarut dan
menjadi es. Untuk alasan yang sama, untuk membersihkan peralatan yang
bisa disemprotkan ke kaca depan untuk halus. Pembuatan sebagian besar
melelehkan penumpukan es, dan juga komponen komputer melibatkan
bisa digunakan untuk membersihkan penggunaan isopropil sebagai
kaca. Diencerkan dalam air, sering ISOPROPANOL pelarut, dan digunakan dalam
digunakan untuk menghilangkan residu pembuatan cat
lilin atau poles

Laboratorium
Penggunaan di Medis
Dapat menggantikan etanol,
Membersihkan alat medis,
uji, dan sebagai media reaksi
membersihkan kulit pasien
untuk reaksi kimia
sebelum di suntik,anti septik, dan
lain lain.
Proses Pembuatan Isopropanol
Isopropanol atau 2-propanol dproduksi secara
industri dengan teknik pembuatan serupa
dengan pembuatan etanol:
1. Esterifikasi dengan asam sulfat dan hidrolisis
2. Hidrasi katalitik langsung

Isopropanol tidak diproduksi dengan cara


fermentasi.
1. sintesis isopropanol dengan esterifikasi propilen dan hidrolisis

Dengan dua tahap :


1. Yang pertama, isopropil asam sulfat diproduksi dengan
menambahkan asam sulfur ke propilen, dengan reaksi:

2. Yang kedua, ester dihidrolisis dengan mengurangi konsentrasi


asam dengan penambahan air atau uap.

Asam encer kemudian dikonsentrasikan kembali dengan salah satu


dari tiga metode berikut: melewati evaporator bertingkat yang
beroperasi dibawah vakum, entrainment air dalam bentuk uap dengan
gas panas yang dikeluarkan dari tungku. Atau dengan gas yang
dihasilkan oleh submerged combution. Dalam operasi ini, organik
berat terbakar.
Konversi dapat dilakukan dalam dua reaktor terpisah atau dalam satu
reaktor dalam fasa gas. Dalam proses yang paling banyak digunakan,
pemotongan C3 cair (kandungan propilen diatas 65% berat) diperlukan
dengan 70 hingga 75 % berat asam sulfat antara 2 dan 3.106 Pa absolut
pada suhu kamar. selektivitas isopropanol dari 90 hingga 95% molar,
tergantung pada konsentrasi propilen dalam umpan.

Keuntungan dari proses ini yang masih dieksploitasi oleh BP (British


Petroleum), shell and texaco adalah untuk memungkinkan penggunaan
umpan dengan konten propilen rendah (hingga 50% berat). Namun, itu
menimbulkan proses korosi yang terkait dengan keberadaan asam, yang
limbahnya menimbulkan masalah lingkungan. Kelemahan ini telah
mendukung pengembangan proses hidrasi katalitik.
2. Sintesis isopropanol oleh hidrasi katalitik propilen

Sintesis isopropanol oleh hidrasi katalitik propilen

Beberapa proses ada yang beroperasi dalam fase uap atau cair, atau
dalam fase campuran dengan menetes dalam fase uap. ICI (imperil
chemichal industries) proses menggunakan katalis basa tungsten pada
silika (WO3 SiO2) beroperasi pada 250ºC 25.106 Pa absolut. Proses
Veba menggunakan asam fosfat pada silika dan beroperasi di 180ºC
dan 4.106 Pa absolut. Dalam teknologi ini, tingkat konversi propilen
sangat rendah (5%), membutuhkan daur ulang yang cukup dan
penggunaan propilen murni (99%). Selektivitas isopropanol 97% molar.
Dalam fasa liquid, proses tokuyama menggunakan tungstate silika
sebagai katalis dan beroperasi diantara 270ºC dan 280ºC dan 20.106
Pa absolut. Selektivitas lebih baik (99% molar) dan konversi propilen
jauh lebih tinggi (60 sampai 70%).
Dalam fasa campuran, proses deutsche texaco menggunakan resin penukar ion asam
dan beroperasi diantara 130 sampai 150ºC dan 6 sampai 10.106 Pa absolut. umpan cair
dan propilen perolehan ditambahkan ke fraksi yang dipanaskan dari air terionisasi daur
ulang, yang proporsinya harus sangat tinggi (perbandingan molar propilena/air 12,5
sampai 15), untuk mencegah reaksi sampingan polimerasi. Campuran yang telah
diperoleh dimasukkan dalam keadaan superkritis dibagian atas reaktor dengan katalis
tetap, dimana air deionisasi diinjeksikan pada suhu yang rendah, untuk mengontrol suhu.
Effluen reaksi dimasukkan kedalam tahap-tahap, dengan pendinginan menengah untuk
mengubah propilen yang belum terkonversi dalam bentuk gas, yang di proses setelah
kompresi untuk menghilangkan propana yang ada didalamnya. Fase cair dinetralkan
kemudian difraksinasikan dalam empat kolom distilasi. Yang pertama memisahkan
komponen-komponen ringan dibagian atas, diisopropil akan diekstraksi jika perlu. Yang
kedua menghasilkan hasil samping steam yang mengandung sebagian besar air, yang di
recycle setelah dideionisasi pada resin penukar ion. Azeotrop air/propanol (bp1.013 = 8,03
ºC , air) Konten, persen berat, 12.6) diisolasi dalam destilat, dan didehidrasi dengan
adanya benzena dikolom ketiga. Dikolom ini, isopropanol dipisahkan pada bagian bawah,
dengan heteroazeotrop benzen air dibagian atas. Yang terakhir didinginkan untuk
membentuk dua fase: lapisan organik atas digunakan sebagai refluks dan fraksi cair yang
lebih rendah dikirim ke tahap destilasi akhir untuk memulihkan benzen yang tertahan.
Konversi pada sekali pakai yaitu 75% karena tingkat recycle rendah. Propilen
dengan kemurnian 95% berat. Produk samping yang terbentuk sedikit (diisopropil eter,
aseton, dan oligomer propilen).
Perbandingan teknologi proses

Sintesis etanol dengan hidrasi langsung etilen


Sintesis etanol dengan teknik
Kondisi Proses hidrasi tidak langsung dari ICI
etilena Deutsche Texaco
(Impreal chemical The Veba Process Tokuyama Process
Process
industries)
SUHU Suhu kamar 250⁰C 180⁰C 270-280⁰C 130-150⁰C
20x10^6 Pa 6 dan 10x10^10
TEKANAN 2 dan 3x10^6 Pa Absolute 25x10^6 Pa absolute 4x10^6 Pa absolute
absolute Pa absolute
Steam, water, Steam, water, Steam, water,
UTILITAS Steam, water, listrik Steam, water, listrik
listrik listrik listrik
Phosphoric acid on Acidic ion
KATALIS Asam sulfat WO3/SiO2 silico-tungstate
silica exchange resin
PRODUK Kemurnian 90 sampai 95% Kemurnian 97 -99% 97-99% 99% 95%
Tidak Tidak Tidak
Membutuhkan suhu dan tekanan Tidak menyebabkan
KELEBIHAN menyebabkan menyebabkan menyebabkan
yang lebih rendah korosi
korosi korosi korosi
Membutuhkan
Membutuhkan suhu Membutuhkan Membutuhkan
suhu dan
KEKURANGAN Menyebabkan korosi alat proses dan tekanan lebih suhu dan tekanan suhu dan tekanan
tekanan lebih
tinggi lebih tinggi lebih tinggi
tinggi
THANK
YOU 

Anda mungkin juga menyukai