Oleh:
Ayuniza Harmayati (030.08.051)
Pembimbing :
Dr. Zufrizal Arief, SpOG
I. IDENTITAS
PASIEN
• Nama : Ny. H
• Umur : 22 thn
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Pendidikan : SD
• Alamat : Lebaksiu Tegal
Keluhan Utama
• G1P0A0 Rujukan puskesmas dengan
PEB
Riwayat Penyakit Sekarang
(RPS)
OS G1P0A0 hamil 38 minggu 5 hari
datang rujukan dari puskesmas dengan
PEB. OS datang ke puskesmas dengan
keluhan pusing dan pandangan agak
kabur sejak 2 hari SMRS. OS
menyangkal adanya mulas terutama
mulas yang sifatnya teratur dan semakin
sering. OS menyangkal keluar air-air
maupun lendir darah dari jalan lahir.
OS mengetahui tekanan darah tinggi
saat usia kehamilan 37 minggu, saat
pemeriksaan ANC di bidan. OS tidak
memiliki riwayat tekanan darah tinggi
sebelum hamil.
Riwayat Haid Riwayat Penyakit
Sistemik
• Menarche 14 tahun,siklus haid
teratur 28 hari, selama 6-7 hari. • Hipertensi, DM, asma, jantung
GP 3x sehari, nyeri haid(-). disangkal
• HPHT 26 Mei 2013 TP : 3 Feb
2014. UK : 38 minggu Riwayat Penyakit
Keluarga
Status Pernikahan • Hipertensi (+) Ayah pasien, Riwayat
• Menikah 1x pada usia 22 tahun, DM, asma, jantung disangkal
lama pernikahan 10 bulan, suami
usia 25 thn
Riwayat Kehamilan
• G1P0A0 Hamil ini
• ANC dibidan teratur, 8x selama
kehamilan. Janin dikatakan baik.
USG(-)
Riwayat KB
• (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
• Tekanan darah : 180 / 120 mmHg
• Frekuensi nadi : 82 x /menit, regular, equal
• Suhu : 36,20 C
• Pernafasan : 20 x /menit
Kepala : Normocephali.
• Mata : Pupil bulat isokor, CA -/-, SI -/-
• Hidung : Normosepta, NCH -/-, sekret -/-
• Mulut : Tidak kering, tidak sianosis.
PEMERIKSAAN FISIK
Leher : KGB tidak teraba membesar, Tiroid
tidak teraba.
Thoraks
His :-
DJJ : 140x/mnt
Pemeriksaan dalam
• I : perdarahan (-), oedem (-).
• VT : portio tebal, belum ada pembukaan, presentasi kepala, kepala
masih tinggi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium: Darah rutin, tanggal
21 Jan 2014 Kimia Lengkap
• GDS : 90 mg/dl
• Hb : 14,9 g/dl • Ureum : 44,1 mg/dl
• Ht : 40 % • Creatinin : 0,80 mg/dl
• Eritrosit : 4,3 • Uric Acic :7,3 mg/dl
• Kolesterol total : 294 mg/dl
• Trombosit : 271.000 /mm3
Leukosit : 12.200 /mm3 • Trigliserid : 237 mg/dl
• Bilirubin total : 1,40 mg/dl
• MCV : 93
• Bilirubin Direct : 0,10 mg/dl
• MCH : 35
• Bilirubin Indirect : 1,30
• MCHC : 37 • Total Protein : 8,10 g/dl
• Golongan darah: B+ • Albumin : 3,30 g/dl
• Diff Count : 0/0/63/26/9 • Globulin : 4,80 mg/dl
• HbS Ag : (-) • SGOT : 28 U/L
• SGPT : 19 U/L
Pemeriksaan Dalam:
• I : Perdarahan (-), oedem (-).
• VT : portio tebal, belum ada pembukaan,
presentasi kepala, kepala masih tinggi.
Terapi medikamentosa ;
• IVFD RL
• MgSO4 4 gr IV lanjut maintenance 6 gr drip
• Nifedipin 3 x 10 mg
• Induksi Gastrul 1/8 tab/ FP/ 6 jam
• Pasang DC
PROGNOSIS
Ibu : ad bonam
Janin : ad bonam
OBSERVASI
Tanggal 22-01-2014 Jam 04.00.
Tanggal 21-01-2014 Jam 22.00.
TD : 120/100 His 2x/10’~ 10”, DJJ :
TD : 120/90 mmHg His (-), DJJ :
136x/mnt, Ø 1 jari longgar KK (+)
159x/mnt, Ø - Misoprostol 1/8
portio tebal lunak Misoprostol
tab / FP (+)
II 1/8 tab / FP (+)
Panjang badan : 47 cm
A/S : 2-3-5
23-01-14 BAK (+) on DC, kuning KU : TSS, CM P1A0 22 thn pp stim Amoxicilin 3 x 500
07.00 jernih TD : 130/80 mmHg dgn PEB mg
BAB (-) flatus (+) N : 88x/mnt H+1 As.Mefenanamat 3 x
PPV (+) minimal, RR : 18x/mnt 500 mg
Mobilisasi (+) S : afebris Vit BC/C/SF 1 x 1
ASI (-) Ext : oedem -/- Nifedipin 1x 10 mg
Nyeri epigastrium (-)
Nyeri kepala (-)
Pandangan kabur (-)
24-01-14 BAK (+) on DC, kuning KU : TSS, CM P1A0 22 thn pp stim Amoxicilin 3 x 500
07.00 jernih TD : 120/80 mmHg dgn PEB mg
BAB (+) flatus (+) N : 76x/mnt H+2 As.Mefenanamat 3 x
PPV (+) minimal, RR : 18x/mnt 500 mg
Mobilisasi (+) S : afebris Vit BC/C/SF 1 x 1
ASI (+) Ext : oedem -/- Dopamet 3 x 250
Nyeri epigastrium (-) mg
Nyeri kepala (-)
Pandangan kabur (-)
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Hipertensi
kronik dengan • Hipertensi kronik disertai tanda-tanda
preeklamsia atau
Superimposed • Hipertensi kronik disertai proteinuria
preeklamsi
• Transient hypertension
• Hipertensi yang timbul pada kehamilan
Hipertensi tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
Gestasional menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan
• Kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsi
tetapi tanpa proteinuria
DEFINISI
ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum dapat
diketahui dengan pasti.
Teori yang banyak dianut :
1. Invasi trofoblastik abnormal pembuluh darah uterus.
2. Intoleransi imunologis antara jaringan plasenta ibu dan
janin.
3. Maladaptasi maternal pada perubahan kardiovaskular
atau inflamasi dari kehamilan normal.
4. Faktor nutrisi.
5. Pengaruh genetik
Faktor Resiko
Primigravida
Kehamilan ganda
Umur yang ekstrim
Obesitas
Riwayat keluarga preeklampsia – eklampsia
Riwayat preeklampsia pada kehamilan
sebelumnya
Diabetes mellitus gestasional
Adanya trombofilia
Adanya hipertensi atau penyakit ginjal
sebelum kehamilan
KLASIFIKASI PREEKLAMSI
PREEKLAMSI RINGAN
PREEKLAMSI BERAT
IMPENDING EKLAMSI
EKLAMSIA
KLASIFIKASI PREEKLAMPSIA
Kriteria lebih lengkap digambarkan oleh Working Group of the NHBPEP (
2000 ) seperti digambarkan dibawah ini:
Disebut preeklamsi ringan bila terdapat:
1. Tekanan darah >140 / 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.
2. Proteinuria kuantitatif (Esbach) 300 mg / 24 jam, atau dipstick +1.
Disebut preeklampsia berat bila terdapat:
1. Tekanan darah >160 / 110 mmHg.
2. Proteinuria kuantitatif (Esbach) 2 gr / 24 jam, atau dipstick +2.
3. Trombosit < 100.000 / mm3.
4. Hemolisis mikroangiopathi ( peningkatan LDH )
5. Peningkatan SGOT / SGPT.
6. Adanya sakit kepala hebat atau gangguan serebral, gangguan
penglihatan.
7. Nyeri di daerah epigastrium yang menetap
KLASIFIKASI PREEKLAMPSIA
Disebut Impending Eklamsia bila preeklamsi berat disertai
dengan gejala :
1. Nyeri epigastrium
2. Nyeri kepala hebat
3. Gangguan visus
4. Muntah-muntah
5. Peningkatan tekanan darah yang progresif
DIAGNOSIS
No Kriteria Preeklamsia Berat Kasus
1 Tekanan Sistolik > 160 mmHg dan Diastolik > 110 mmHg +
2 Proteinuri > 5 gr/24 jam atau > +4 dipstick +
3 Oliguria (produksi urin < 500 cc/24 jam) -
4 Peningkatan kadar kreatinin plasma -
5 Gangguan visus & serebral : kesadaran, nyeri kepala, +
pandangan kabur
6 Nyeri epigastrium -
7 Edema paru & sianosis -
8 Hemolisis mikroangiopati -
9 Trombositopenia berat : < 100.000 atau trombosit dengan -
cepat
10 Gangguan fungsi hepar -
11 IUGR -
12 Sindeoma HELLP -
PATOFISIOLOGI
Menghasilkan
oksidan/radikal bebas
Kegagalan remodeling Hipoksia & iskemia
sgt toksin thd
A.Spiralis plasenta
membran sel endotel
pemb. darah
Aliran darah
Tidak terjadi invasi sel Merusak membran sel
uteroplasenta
trofoblas endotel
menurun
Diimbangi dengan
vasokonstriksi Aliran darah ke
Ginjal
Nekrosis Gagal ginjal
tubulus ginjal akut
Hipertensi
Filtrasi glomerulus
Vasopasme
Oliguri / Sekresi
menyeluruh Sekresi as. urat
anuria kreatinin
TATALAKSANA
Tujuan utama dalam pengelolaan ialah :
Mencegah timbulnya eklamsia / kejang
Pengobatan hipertensi
Pengelolaan cairan
Pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang
terlibat
Saat yang tepat untuk persalinana
MONITORING DI RUMAH SAKIT
Observasi tanda vital :TD, Nadi, Suhu,RR
Observasi tanda klinik : nyeri kepala, gangguan
visus, nyeri epigastrium, dan kenaikan cepat BB
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan CTG dan USG
Manajemen Umum Perawatan PEB
Sikap terhadap penyakitnya
1. Penderita PEB harus rawat inap
2. Dianjurkan tirah baring ke salah satu sisi (kiri)
3. Pengelolaan cairan : karena PEB mempunyai resiko
terjadinya edema paru dan oliguria
4. Dipasang foley catheter
5. Pemberian obat anti kejang : MgSO4
6. Pemberian obat antihipertensi
PEMBERIAN MgSO4
Cara pemberian
1. Initial dose : 4 gram MgSO4 I.V (40 % dalam 10 cc)
selama 15 menit
2. Maintanance dose : 6 gram dalam RL 500 cc / 6 jam
Syarat pemeberian :
1. Harus tersedia antidotum bila terjadi intoksikasi yaitu
kalsium glukonas 10 % = 1 gr (10 % dalam 10 cc)
diberikan I.V 3 menit
2. Refleks patella (+/+)
3. Frekuensi pernafasan > 16 x/mnt, tidak ada tanda-
tanda distres pernafasan
4. Produksi urin > 25 cc/jam
PENATALAKSANAAN
MgSO4 Dihentikan bila :
1. Ada tanda-tanda intoksikasi
2. Setelah 24 jam pascapersalinan atau setelah kejang terakhir
Diuretikum : tidak diberikan secara rutin kecuali bilaada edema
paru, gagal jantung kongestif atau oedem anasarka
Pemberian Antihipertensi
Diberikan bila TD > 160/110 dan MAP > 126 mmHg
Nifedipin : dosis awal 10 – 20 mg, diulang 30 menit bila perlu.
Metildopa : 3 x 250 mg atau 3 x 500 mg
Glukokortikoid
Untuk pematangan paru pada usia kehamilan 32 – 34 minggu 2
x 24 jam
Diberikan juga pada sindroma HELLP
PENATALAKSANAAN - terhadap
kehamilan
Penatalaksanaan aktif : Kehamilan segera diakhiri bersamaan
dengan pemberian pengobatan medicinal
Indikasinya ialah:
1. Kehamilan > 37 minggu
2. Ada tanda impending eklamsi
3. Kegagalan terapi pada perawatan konserfatif : keadaan klinik
dan laboratorik memburuk
4. Diduga terjadi solutio plasenta
5. Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau perdarahan
6. Adanya tanda fetal distress
7. Adanya tanda IUGR
8. Terjadi oligohidramnion
9. Sindroma HELLP
PENATALAKSANAAN - terhadap
kehamilan
Pengelolaan konservatif:
Kehamilan dapat dipertahankan bersamaan dengan
pemberian pengobatan medicinal:
◦ Indikasi: kehamilan preterm ( <37 minggu ) tanpa ada
tanda-tanda impending eklamsia dengan keadaan janin
baik.
◦ Pengobatan medicinal sama dengan pengelolaan aktif.
Bila dalam 3 hari tekanan darah tidak terkontrol, obat
antihipertensi dapat diganti dengan golongan alfa metil
dopa 3 X 250 mg
◦ Pemberian MgSO4 selama 24 jam
Komplikasi
Solutio plasenta, terjadi pada ibu yang menderita
hipertensi
Hipofibrinogenemia, dianjurkan pemeriksaan fibrinogen
secara berkala.
Nekrosis hati, akibat vasospasmus arteriol umum.
Sindroma HELLP, yaitu hemolisis,elevated liver enzymes
dan low platelet.
Kelainan ginjal
Perdarahan otak
Edema paru
DIC
Prematuritas, dismaturitas, kematian janin intra uterine
KLASIFIKASI EKLAMPSIA
Konvulsi pada eklamsia dibagi menjadi 4:
Tingkat awal atau aura. Berlangsung 30 detik. Mata penderita
terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula
tangannya, dan kepala diputar ke kanan atau ke kiri.
Kejang tonik yang berlangsung 30 detik. Pada saat ini otot jadi
kaku, wajah kelihatan kaku, tangan menggenggam, kaki membengkok
kedalam.pernapasan berhenti, muka menjadi sianotik, lidah dapt
tergigit.
Kejang klonik berlangsung 1-2 menit. Semua otot berkontraksi
dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat.
Tingkatan koma.
PROGNOSIS