Pembimbing :
dr. Gede S. Dhyana, Sp. OG
Disusun oleh :
J510.155.105
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
TUGAS STASE ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
Laporan Kasus
Oleh:
Abdaul Hamas Izzaty, S. Ked
(J 510.155.105)
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing Stase Ilmu Kebidanan dan
Kandungan Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Pembimbing :
Dipresentasikan dihadapan :
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : P
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Kenep, Sukoharjo
No. RM : 330xxx
Tanggal HMRS : 28 Maret 2016
Tanggal keluar : 30 Maret 2016
B. Anamnesis
D. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Lama menstruasi : 7 hari
Siklus menstruasi : Teratur, 1 bulan sekali
Keluhan selama menstruasi : Dysmenorrhea (+)
Warna : Merah segar
Bau haid : Anyir
Fluor albus : (-)
E. Riwayat Penyakit Dahulu
J. Pemeriksaan Fisik
1. Status generalis
2. Status obstetrik
Abdomen
Leopold I : Teraba bokong, TFU = 28 cm
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Masuk pintu atas panggul
Vaginal Toucher : Pembukaan 2 cm
Pemeriksaan Penunjang
K. Diagnosis
L. Penatalaksanaan
Infus RL
M. Follow up
28 Maret 2016
S/ Pasien mengatakan hamil P/ - Observasi HIS, DJJ, dan
kedua, usia kehamilan ± 9 pembukaan jalan lahir
bulan. Anak hidup I lahir - Infus RL 20 tpm
normal. Kenceng-kenceng (+) - Cek Darah Lengkap
HPMT = 6 Juli 2015 - Cross Darah
HPL = 13 April 2016 - Protap PEB
UK = 37+5 minggu - Konsul Interna
O/ KU cukup Lapor dr. Auliya, Sp.PD
TD = 160/110 - Metildopa 2 x 250mg
TFU = 28 cm - Nifedipine 2 x 10 mg
Presentasi kepala, sudah
masuk panggul. HIS (+)
semakin sering. DJJ (+) 148x
VT pembukaan 2 cm, kulit
ketuban (+) fluksus lendir
darah (-)
Lab Protein (+1)
A/ PEB & IUGR pada G2P1A0
dalam proses persalinan
29 Maret 2016
29 Maret 2016
30 Maret 2016
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Epidemiologi
Preeklampsia merupakan penyebab mortalitas maternal (15 – 20% di
negara berkembang) dan morbiditas (akut dan jangka panjang), kematian
perinatal, kelahiran prematur, dan intrauterine growth restriction.
Preeklampsia terjadi pada sekitar 1 dari 20 kehamilan. Penyakit ini dapat
berkembang menjadi eklampsia, atau kejang, yang mencakup hingga 10
persen kematian ibu. Dari perspektif kesehatan masyarakat lainnya, tingkat
preeklampsia meningkat di seluruh dunia terutama di negara- negera
berkembang sebesar 40% antara tahun 1990 dan 1999 dikarenakan
meningkatnya ibu hamil di usia lebih tua dan multigravida, yaitu kondisi yang
diketahui meningkatkan resiko preeklampsia.
C. Etiologi
D. Klasifikasi
- Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110
mmHg pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak 4 jam dengan syarat
pasien dalam keadaan bed rest dan belum diberikan obat anti hipertensi
- Edema paru
E. Diagnosis
Onset gejala setelah usia kehamilan >20 minggu yang membaik pada 6 –
12 minggu post partum.
Preeklampsia Ringan Preeklampsia Berat
Hipertensi (Tekanan darah sistolik ≥ Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
140 mmHg atau tekanan darah atau tekanan darah diastolik ≥ 110
diastolik ≥ 90 mmHg), dapat berupa mmHg (diperiksa dua kali, minimal
superimposed pada hipertensi kronis. perbedaan waktu pemeriksaan 6 jam)
Proteinuria (proteinuria ≥ 300 mg/24 Adanya bukti kerusakan organ target
jam, atau terdapat peningkatan yang lain
signifikan) - Menurunnya fungsi renal
termasuk proteinuria +1 pada
dipstik urin atau oligouria
mendadak, khususnya dengan
kreatinin yag meningkat
- Gangguan sistem syaraf pusat
(perubahan visus, sakit kepala)
- Edema pulmo (3% pasien)
- Disfungsi liver
- Nyeri epigastrik/nyeri kuadran
kanan atas (peregangan kapsula
hepatis)
- Thrombositopenia (15% - 30%
pasien)
- HELLP (dapat muncul tanpa
proteinuria)
- Terdapat gangguan janin
(IUGR, oligohidroamnion)
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
Pada wanita dengan faktor resiko, harus dipertimbangkan untuk evaluasi
sonografik secara berkesinambungan. Meskipun demikian, diagnosis pasti
umumnya tidak bisa dibuat sampai kelahiran.
a. Ultrasound Biometry
Penentuan berat badan fetus. Estimasi berat badan fetus dapat dihitung
dengan menggunakan formula Hadlock yang menggunakan variabel
BPD (Biparietal Diameter), Head Circumferene (HC), Abdominal
Circumference (AC), dan Femur Length (FL) dalam perhitungannya.
Meskipun akurat, pemeriksaan ultrasonografi yang digunakan untuk
mendeteksi IUGR memiliki temuan – temuan negatif palsu.
b. Velosimetri Doppler
F. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan preeklampsia berat adalah mencegah timbulnya
kejang, mengendalikan hipertensi guna mencegah perdarahan intrakranial dan
kerusakan organ – organ vital, pengelolaan cairan, dan menentukan waktu yang
tepat untuk persalinan. Perawatannya dapat meliputi:
Indikasinya apabila didapatkan satu atau lebih dari keadaan berikut ini
1. Ibu
2. Janin
3. Laboratorium
b. Pengobatan medikamentosa
a. Pemberian MgSO4.
BAB III
ANALISIS KASUS
A. Aspek Diagnosis
1. Preeklampsia Berat
2. IUGR
Berat badan lahir bayi adalah 2200 gram dengan usia kehamilan
ibu 37+4 minggu. Dengan menggunakan kurva Lubchenco, diketahui berat
badan bayi dibawah persentil 10. Hal ini sesuai dengan definisi IUGR
yaitu sekelompok janin atau bayi yang berat badannya sama atau kurang
dari 10 persentil sebagai akibat dari proses patologi yang mencegah
ekspresi dari potensi pertumbuhan internal yang normal.
B. Aspek Terapi
1. Preeklampsia Berat
Selain itu, pada pasien ini kehamilan tidak dipertahankan atau bayi
segera dilahirkan karena usia kehamilan > 37 minggu.
KESIMPULAN
Telah dilaporan pasien atas nama Ny. S usia 36 tahun G2P1A0 dengan usia
kehamilan 37+4 minggu yang dirujuk dengan hipertensi yaitu TD 160/110 mmHg.
Keluhan tersebut kemudian mengarah ke diagnosis preeklampsia berat setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil protein urin +1. Selanjutnya
pada pemeriksaan obstetri ditemukan TFU 28 cm yang kurang sesuai untuk
diagnosis IUGR. Berat bayi lahir adalah 2200 gram atau di bawah persentil 10
sehingga hal inilah yang menegakkan diagnosis IUGR tersebut. Diagnosis pasien
ini sesuai dengan literature yang penulis temukan.
Briana, D., & Malamitsi, A., 2009. Review: Intrauterine growth restriction and
adult disease; the role of adipocytokines. European Journal of
Endocrinology; 160:337 – 47
Mochtar, R., 2007. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC, pp. 144-45
Peleg, D., Kennedy, O.M., Stevan, K.H., 1998. Intrauterine Growth Restriction:
Identification and management. Am Fam Physician;58(2):453-60
Podymow, T. & August, P., 2013. Hypertension in pregnancy. In: Black, H.R.,
Elliott, W.J., eds. Hypertension: A companion to Braunwald’s heart
disease. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; pp.327– 35)
Shamsi, U., Saleem, S., & Nishter, N, 2013. Epidemiology and risk factor of
preeclampsia; an overview of observational studies. Al Am een J Med Sci;
6(4):292-93
Usha, K. & Sarita, B., 2011. Placental Insufficiency and Fetal Growth Restriction.
The Journal of Obstetrics and Gynecology of India; 61(5):505 – 11.
Wolstenholme, J and Wright, C., 2000. Gene, Chromosome and IUGR. In:
Kingdom, J. & Baker, P., eds. Intrauterine Growth Restriction, pp.27