Anda di halaman 1dari 67

Implementasu Keperawatan

Komunitas Khusus
Pengertian
IMPLEMENTASI
Implementasi adalah melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah
ditentukan

Merupakan tahap keempat dar 5 tahap proses keperawatan

Pada tahap ini Anda siap untuk melaksanakan intervensi dan


aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan
pasien.
IMPLEMENTASI
EFEKTIF DAN EFISIEN

HARUS :
 Mengidentifikasi prioritas perawatan
 Memantau dan mencatat respons
 Mengkomunikasikan kepada penyedia perawatan
kesehatan lain
 Mengevaluasi dan merevisi renpra
Sebelum mengimplementasikan
intervensi, Anda harus
 Memahami alasan untuk melakukan intervensi, efek
yang diharapkan, dan bahaya yang mungkin terjadi
 Menyediakan lingkungan yg kondusif
 Mempertimbangkan intervensi mana yang dapat
digabungkan
BENTUK IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Bentuk perawatan, pengkajian u/ mengidentifikasi
masalah baru / mempertahankan masalah yang ada
2. Pendidikan kesehatan pd pasien u/ membantu
menambah pengetahuan tentang kesehatan
3. Konseling pasien u/ memutuskan kesehatan pasien
Lanjutan…..
4. Konsultasi dgn tenaga profesional kesehatan lainnya
sebagai bentuk perawatan holistik
5. Bentuk penatalaksanaan secara spesifik atau tindakan
untuk memecahkan masalah kesehatan
6. Membantu pasien dlm melakukan aktivitas sendiri
Implementasi:
 Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan semua
rencana yg telah disusun.
 Dlm melaksanakan rencana yg sdh dibuat perlu
diperhatikan :
- Keterlibatan petugas kesh non kepr, masy dalam rangka
alih peran.
- Keterpaduan sumber sumber yg ada (kekuatan, tenaga,
biaya, waktu, lokasi, sarana) dgn pelayanan kesh maupun
sektor lain.
- Terselenggaranya rujukan (medis maupun kesehatan)
Lanjutan Implementasi

 Pada dasarnya implementasi keperawatan komunitas


bertujuan : meningkatkan, mempertahankan,
memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit dan
rehabilitasi
 Perawat bertanggungjwb utk melaksanakan tindakan yg
telah direncanakan yg meliputi :
1. Bantuan utk mengatasi mslh krg nutrisi, mempertahankan
kondisi seimbang / sehat & meningkatkan kesh.
2. Mendidik komunitas ttg perilaku sehat
3. Sbg advokat komunitas, utk sekaligus memfasilitasi
terpenuhinya keb komunitas.
Prinsip umum dlm implementasi pd
kepr komunitas :
 Inovatif
 Integrated  mampu bekerjasama dgn sesama
profesi, tim kesh lain, indv, kelg, klpk & masy
berdasarkan azas kemitraan.
 Rasional
 Mampu & mandiri
 Ugem  harus yakin & percaya atas
kemampuannya & bertindak dgn sikap optimis
Prinsip yang lain
 Berdasarkan respon masy
 Disesuaikan dgn sumber daya yg tersedia pd masy.
 Meningkatkan kemamp masy dlm pemeliharaan
diri sendiri serta lingknya.
 Menekankan pd aspek peningkatan kesh &
pencegahan penyakit
 Mempertimbangkan keb kesh & perawatan masy
scr essential
Komunitas Kelompok Khusus:

Adalah kumpulan individu yang mempunyai


kesamaan (jenis kelamin, umur, permasalahan),
kegiatan yang terorganisir yang sangat rawan
terhadap masalah kes, termasuk :

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kes khusus


sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan 
kelompok resti:
Seperti IH, bayi, balita, pra sekolah, usila, dll.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang
memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
askep, seperti :
 Penderita penyakit menular (TBC, AIDS, dll).
 Penderita yang menderita penyakit tidak menular
(DM,PJK, ggn mental, dll).

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang


penyakit (WTS, penarkoba, dll).

d. Lembaga sosial, rehabilitasi (panti wredha, panti


asuhan, penitipan balita, dll).
Masalah kes pada klp khusus
Bermula dari perilaku individu, keluarga atau
kelompok :
 Kesling (buang sampah, BAB, SPAL, dll).
 Gizi (kurang pengetahuan, pengolahan salah,
kebiasaan makan, pantangan, dll).
 Personal hygiene kurang
 Pengertian sakitsakit bila tak mampu lagi
berbuat sesuatu (pilek, pusing, ggn ringan,belum
sakit).
 Pemanfaatan fasilitas yankes rendah (pemeriksaan
kes, kehamilan, imunisasi, dll).
 Budaya yang tak sesuai dengan perilaku sehat
Ex. Budaya makan, free sex, narkoba,
dll
Ruang lingkup yan kep komtas pada klp
khusus dan resti
1. Promotif (peningkatan kesehatan )
 Penyuluhan kesehatan
 Peningkatan gizi
 Pemeliharaan kes individu
 Pemeliharaan kesling
 Olahraga secara teratur
 Rekreasi
 Pendidikan seks dan resiko seks bebas
2. Upaya preventif (mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan kesehatan) melalui :
 Imunisasi (BAYI, BALITA, IH )
 Pemeriksaan kes berkala
 Skreening
 Pemberian vit.A, Yodium
 Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas
dan menyusui
3. Upaya Kuratif (merawat & mengobati) 
kolaborasi, melalui kegiatan :
 Home nursing
 Kunjungan ke lokalisasi/ panti rehabilitasi WTS
 Perawatan lanjutan dari RS
 Perawatan IH,IM,nifas dengan kondisi patologis
 Perawatan buah dada
 Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya rehabilitatif (pemulihan kes ) melalui kegiatan:
 Latihan fisik
 Fisioterapi
5. Resosialitatif

Upaya mengembalikan ind,klg,klp kedalam


pergaulan masyarakat
Mis : kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat (kusta,aids,wts dll)
 Contoh: Taman bermain lantera bahtera  bagi ODH
 Tugas Perawat komunitas:
Meyakinkan masyarakat agar dapat menerima kembali
dg memberikan pengertian dan batasan yang jelas dan
dimengerti
Bentuk kegiatan wat komtas pada
kelompok khusus dan resti
1. Askep langsung (dirumah,disekolah,panti asuhan,
perusahaan,posyandu, polindes)
2. Pend kes  merobah perilaku
3. Konsultasi/pemecahan masalah
4. Bimbingan dan pembinaan
5. Melaksanakan rujukan
6. Penemuan kasus
7. Penghubung antara masyarakat (klp khusus)
dengan unit yankes
8. Melaksanakan askep komunitas melalui
pengenalan masalah kesmasy, perencanaan kes,
pelaksanaan dan penilaian hasil kegiatan 
menggunakan proses keperawatan sebagai suatu
pendekatan ilmiah keperawatan
9. Mengadakan koordinasi diberbagai
kegiatan
10. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
11. Roll model  panutan, ketauladanan
12. Penelitian  ikut serta mengembangkan
keperawatan komunitas sesuai dengan
tingkat yan dan pendidikan yang dimiliki
PENERAPAN PROSES
PERAWATAN USILA
Proses menua/lanjut usia

 Suatu peristiwa yang akan dialami setiap orang
 Merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan
yang ditandai dengan menurunnya kemampuan
tubuh untuk beradaptasi terhdap stress
 Sejalan dengan perkembangan IPTEK → Ilmu
kesehatan
 Peningkatan status gizi masyarakat

 Umur harapan hidup semakin meningkat:
 Populasi penduduk Indonesia berusia diatas 60
tahun meningkat
 Tahun 1970 : 5,2 juta
 Tahun 1990 : 11,5 juta
 Tahun 2000 : 15,4 juta
SESUAI DENGAN UU.23 TAHUN 1992 (PASAL 19) LANSIA
PERLU MENDAPAT PERHATIAN:
“ Manusia lansia adalah seseorang yang karena
usianya mengalmi perubahan biologis, fisik,
kejiwaan dan sosial, prubahan ini akan
memberikan pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan, termasuk kesehatannya,oleh karena
itu kesehatan lansia perlu mendapat perhatian
khusus dengnan tetap dipelihara dan ditingkatkan
agar selama mungkin dapat hidup secara produktif
sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut
serta berperan aktif dalam pembangunan.”
ASUHAN KEPERAWATAN
LANSIA
 Asuhan keperawatan lansia adalah suatu
rangkaian kegiatan dari proses keperawatan yang
ditujukan pada lansia.
 Kegiatan tersebut meliuputi: pengkajian, analisis
masalah (diagnosis keparawatan), intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi
TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA:
 Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri sehingga ia
memiliki ketenagaan hidup dan tetap produktif sampai
akhir hayat.
 Mempertahankan kesehatan dengan perawatan dan
pencegahan
 Membantu mempertahankan dan membesarkan daya
hidup dan semangat hidupnya
 Menolong dan merawat lansia yang menderita penyakit
 Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan
proses keperawatan
 Mencari upaya semaksimal mungkin
Fokus asuhan keperawatan lansia :
 Peningkatan kesehatan
 Pencegahan penyakit
 Mengoptimalkan fungsi fisik dan mental

 Asuhan keperawatan yang dilakukan untuk
mengatasi gangguan kesehatan yang umum
terjadi pada lansia sebagai akibat mekanisme
adaptasi yang tidak efektif

 Pendekatan proses keperawatan (bio-psiko-
sosial-spritual)
PENGKAJIAN
FISIK/ BIOLOGIS
Wawancara riwayat kesehatan:
 Pandangan lansia tentang kesehatannya
 Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
 Kekuatan fisik lansia (otot, sendi, pendengaran,
penglihatan,)
 Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
 Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
 Kebiasaan gerak badan/olah raga.
 Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat
bermakna dirasakan.
 Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan
kebiasaan minum obat
PEMERIKSAAN FISIK
 Sistem integumen / kulit
 Muskuluskletal
 Respirasi
 Kardiovaskuler
 Perkemihan
 Persyarafan
 Fungsi sensorik (penglihatan, pendengaran,
pengecapan dan penciuman)
PSIKOLOGIS
 Dilakukan saat berkomunikasi  untuk melihhat
fungsi kognitif termasuk daya ingat, proses fikir
 Perlu dikaji alam perasaan, orentasi terhadap
realitas, kemampuan dalam menyelesaikan
masalah
 Perubahan yang umum terjadi:
 Penurunan daya ingat
 Proses pikir lambat
 Adanya perasaan sedih
 Merasa kurang perhatian
HAL –HAL YANG PERLU DIKAJI :
 Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
 Apakah optimas memandang sesuatu dalam keidupan
 Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
 Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak
 Bagaimana mengatasi masalah atau stress yang
dialami
 Apakah mudah untuk menyesuaikan diri
 Apakah usila untuk menyelesaikan diri
 Apakah usila mengali kegagalan
 Apa harapan sekarang dan dimasa yang akan datang,
dll.
SOSIAL EKONOMI
 Bagaimana lansia membina keakraban dengan
teman sebaya maupun dengan lingkungannya dan
bagaimana keterlibatkan lansia dalam organisasi
sosial
 Penghasilan yang diperoleh
 Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan soisla
ekonomi
Hal-hal yang perlu dikaji:
 Kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang
 Sumber keuangan
 Dengan siapa yang ia tinggal
 Kegiatan organisasi sosial yang diikuti
 Pandangan lansia terhadap lingkungannya
 Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar
rumah
 Siapa saja yang biasa mengunjunginya
 Seberapa besar ketergantungannya
 Apakah dapat menyalurkan hobi atui keinginannya dengan
fasilitas yang ada.
SPRITUAL
 Kenyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana
kenyakinan tersebut dapat diterapkan dalam
 Hal-hal yang perlu dikaji:
 Kegiatan ibadah setiap hari
 Kegiatan keagamaan
 Cara menyelesaikan masalah (Doa)
 Terlihat sabar dan tawakal
MASALAH
KEPERAWATAN
FISIK/ BIOLOGIS
 Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh s.d intake
yang tidak adekuat
 Gangguan pesepsi s.d gangguan pendengaran/penglihatan
 Kurangnya perawatan diri s.d menurunnya minat dalam
merawat diri
 Resiko cidera fisik (jatuh) s.d penyesuaiaan terhadap
penurunan fungsi tubuh tidak adekuat
 Perubahan pola eliminasi s.d pola makan yang tidak efektif
 Gangguan pola tidur s.d kecemasan atau nyeri
 Gangguan pola nafas s.d penyempitan jalan
napas/sumbatan jalan napas
 Gangguan mobilisasi s.d kekakuan sendi
PSIOLOGIS – SOSIAL
 Menarik diri dari lingkungan s.d perasaan tidak
mampu
 Isolasi sosial s.d perasaancuriga
 Depresi s.d isolasi perasaan ditolak
 Koping yang tidak adekuat s.d ketidak mampuan
mengungkapkan perasaan secara tepat
 Cemas s.d sumber keuangan yang tidak terbatas.
SPRITUAL
 Reaksi berkabung/berduka s.d ditinggal pasangan
 Penolakan terhadap proses penuaaan s.d
kektidaksiapan menhadapi kematian
 Marah terhadap Tuhan s.d kegagalan yang dialami
 Perasaan tidak tenang s.d ketidakmampuan
melakukan imadah secara tepat
REFERENCE
 Tamher, S (2008). Kesehatan Lanjut Usia. Penerbit
Salemba Medika, jakarta
 Nugroho, W, (2008). Keperawatan Gerontik &
Geriatrik. Penerbit EGC, Jakarta
 Maryam, S. dkk (2008). Mengenal Lanjut Usia.
Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
PERSONAL
HIGIENE
Definisi
Higiene  Ilmu kesehatan sebagai cara
perawatan-diri manusia untuk
memelihara kesehatannya.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi praktek Higiene
 Citra tubuh
 Praktik sosial
 Status sosioekonomi
 Pengetahuan
 Variabel kebudayaan
 Pilihan pribadi
 Kondisi fisik
Tipe Perawatan Higienis
Tipe perawatan higienis secara umum:
 Perawatan pagi hari
 Perawatan pagi atau sarapan
 Perawatan siang hari
 Perawatan malam hari atau sebelum tidur
Personal Hygiene :
 Memandikan pasien
 Perawatan rambut
 Menggosok gigi pasien
 Oral Hygiene
 Perawatan kuku
 Vulva/penis hygiene
Proses Keperawatan &
Perawatan Kulit
I. Pengkajian
Terpusat pada penentuan toleransi klien terhadap prosedur
higienis.
a. Pengkajian fisik kulit
Mengkaji seluruh permukaan tubuh klien  inspeksi
dan palpasi.
Menentukan kondisi kulit  observasi warna, tekstur,
turgor, temperatur, dan hidrasi kulit.
Mengkaji masalah kulit yang dipengaruhi cara-cara
higienis.
Mencatat kondisi lesi.
b. Perubahan perkembangan
Proses Keperawatan &
Perawatan Kulit
c. Kemampuan perawatan diri
d. Resiko kerusakan kulit
Imobilisasi
Penurunan sensasi
Perubahan nutrisi dan hidrasi
Sekresi dan ekskresi pada kulit
Insufisiensi vaskular
Peralatan eksternal
Proses Keperawatan &
Perawatan Kulit
II. Diagnosa keperawatan
Peninjauan ulang semua data yang terkumpul
Mempertimbangkan perawatan klien sebelumnya
Peninjauan ulang pengetahuan kondisi awal yang ada
Pengelompokkan batasan karakteristik
Diagnosa keperawatan khusus masalah kesehatan klien
yang aktual dan potensial
Seleksi akurat dalam diagnosa keperawatan.
Proses Keperawatan &
Perawatan Kulit
III. Perencanaan
Metode perawatan kulit yang diberikan
Tujuan yang diharapkan untuk meningkatkan kondisi
kulit
Beragam tindakan asuhan keperawatan
Interaksi perawat selama higiene  penkes, pemberian
dukungan emosional, klarifikasi nilai, bantuan pelatihan
rentang gerak
Proses Keperawatan &
Perawatan Kulit
IV. Implementasi
a. Memandikan klien
Memberikan privasi
Memelihara keamanan
Memelihara kehangatan
Meningkatkan kebebasan klien
sebanyak mungkin selama aktivitas
mandi.
Proses Keperawatan &
Perawatan Kulit
b. Perawatan perineum
Proses mandi lengkap
Sikap profesional perawat 
menghargai klien, mengurangi rasa
malu klien, dan membuat klien
tentram.
Klien yang paling beresiko kerusakan
pada daerah perineum  klien yang
inkontinensia urine atau fekal,
balutan operasi rektal dan perineum,
dan kateter yang tetap.
Proses Keperawatan &
Perawatan Kulit
V. Evaluasi
Evaluasi keberhasilan intervensi
Persiapan perubahan rencana jika hasil tidak dicapai
Evaluasi pencapaian dari hasil yang diharapkan
Evaluasi melibatkan tindakan pemeriksaan fisik,
pertanyaan yang mengukur pengetahuan klien tentang
teknik higiene.
Proses Keperawatan &
Perawatan Kaki
I. Pengkajian
a. Pengkajian fisik
b. Faktor perkembangan
c. Alas kaki
d. Pengetahuan tentang praktik perawatan kaki dan kuku
II. Diagnosa keperawatan
Pernyataan batasan karakteristik atas pengkajian kondisi
kaki
Asuhan keperawatan suportif atau preventif
Identifikasi yang akurat
Pemilihan intervensi keperawatan yang tepat.
Proses Keperawatan &
Perawatan Kaki
III. Perencanaan
Perencanaan yang matang untuk pertimbangan tujuan:
Klien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang
lembut
Klien akan mencapai rasa nyaman dan bersih
Klien akan berjalan dan menanggung berat badan
dengan normal
Klien akan memahami dan melakukan metode perawatan
kaki dan kuku dengan benar.
Proses Keperawatan &
Perawatan Kaki
IV. Implementasi
Nyeri yang berhubungan dengan pembentukan kalus,
kuku jari kaki yang tumbuh kedalam
Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan
gangguan visual dan perubahan koordinasi tangan
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan
kerusakan perfusi arteri, praktek pemotongan kuku yang
tidak tepat, friksi dari sepatu, cedera pada kuku
Resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan
dengan kerusakan perfusi arteri dan alas kaki yang tidak
pas
Proses Keperawatan &
Perawatan Kaki
Resiko infeksi yang berhubungan dengan kulit yang rusak
atau trauma
Defisit pengetahuan perawatan kaki dan kuku yang
berhubungan dengan misinterpretasi informasi dan
kurang terpaparnya informasi.
V. Evaluasi
Respon klien terhadap perawatan kaki dan kuku selama
beberapa hari atau minggu
Keberhasilan intervensi terhadap hasil yang diharapkan
Praktek perawatan kaki dan kuku yang dilakukan klien
secara pribadi.
Proses Keperawatan &
Perawatan Higiene Mulut
I. Pengkajian
a. Pengkajian fisik
b. Perubahan perkembangan
c. Pola makan
d. Pilihan dan praktek higienis
e. Pengkajian faktor-faktor resiko untuk masalah higiene mulut
II. Diagnosa keperawatan
Pengkajian rongga mulut untuk menunjukkan perubahan
aktual atau potensial dalam integritas struktur mulut
Diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan perefleksian
masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut
Proses Keperawatan &
Perawatan Higiene Mulut
Penyeleksian faktor-faktor penyebab masalah klien
Perubahan mukosa mulut akibat pemaparan radiasi.
III. Perencanaan
Menyusun rencana keperawatan untuk klien
Perencanaan yang mempertimbangkan pilihan, status
emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik
klien.
Proses Keperawatan &
Perawatan Higiene Mulut
IV. Implementasi
a) Higiene mulut
b) Diet
c) Gosok gigi
d) Higiene mulut khusus
e) Penggunaan fluorida
f) Flossing
g) Perawatan gigi palsu
Proses Keperawatan &
Perawatan Higiene Mulut
V. Evaluasi
Pemahaman hasil higiene mulut akan terlihat dalam
beberapa hari
Evaluasi keberhasilan intervensi dalam memelihara
integritas mukosa atau mencegah cedera mukosa
Antisipasi kebutuhan perubahan intervensi selama
evaluasi
Contoh format
NAMA :

TINDAKAN DAN EVALUASI RUANG/KELAS UMUR :

No RM
ID Pasien

Hari/ No TINDAKAN PERAWATAN EVALUASI PARAF


Tgl/Jam Dx

1, 3 Mengukur tanda tanda vital ( suhu, Suhu; 37۫ C, Nadi; 80 Dina


nadi, tekanan darah, pernafasan ) kali/menit, Respirasi; 24
kali/menit; Tekanan
Darah; 120/80 mmHg
Contoh kasus
Seorang pasien (61 th) setelah dikaji didapatkan masalah keperawatan
sbb :
 Hipertermi b/d proses inflamasi d/d badan panas, mukosa bibir
kering, suhu 39° C, kulit kering nadi 95 kali/menit

 Bersihan jalan nafas tak efektif b/d akumulasi sekret sekunder


akibat inflamasi saluran nafas d/d pasien mengatakan sesak nafas,
susah untuk menarik dan mengeluarkan nafas, nyeri pada dada,
Respirasi 40 kali /mnt, ada retraksi otot dada
Tugasnya
 Coba susun suatu intervensi keperawatan dari kedua
masalah tersebut

 Tuangkan semua implementasi dalam intervensi yang


dibuat kedalam format implementasi

Anda mungkin juga menyukai