Anda di halaman 1dari 26

BENTUK SEDIAAN DAN

CARA PEMBERIAN
SEDIAAN

ISNA WARDANATI , M. Farm, Apt


BENTUK SEDIAAN OBAT

Menurut bentuk sediaannya, obat dikelompokkan menjadi :


1. Bentuk padat, cth: serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria
2. Bentuk setengah padat, cth: salep (unguentum), krim,
pasta, gel, salep mata (occulenta)
3. Bentuk cair atau larutan, cth: sirup, eliksir, obat tetes,
gargarisma, clysma, epithema, injeksi, infus intravena,
douche, lotio
4. Bentuk gas, cth: inhalasi/spray/aerosol
CONT...
1. Serbuk
merupakan suatu campuran obat dan/atau bahan
kimia yang halus terbagi-bagi dalam bentuk kering.
2. Tablet
Sediaan padat yang mengandung bahan obat dgn
atau tanpa bahan pengisi (FI IV).
Bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan
tambahan farmasetik yang sesuai (Ansel)
Jenis Tablet
1. Tablet biasa
sediaan padat yang mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi
2. Tablet kunyah
dimaksudkan untuk hancur perlahan-lahan
didalam mulut dgn kecepatan wajar, dengan
ataupun tanpa mengunyah sesungguhnya
3. Tablet hisap
tablet yang dimaksudkan untuk pemakaian
dalam rongga mulut
4. Tablet bukal
mempunyai tempat aplikasinya dalam kantung
pipi atau diruang antara gusi dan bibir.
CONT...
5. Tablet sublingual
tablet yang disisipkan dibawah lidah yang biasanya
berbentuk datar, tablet oral yang direncanakan larut
dibawah lidah unutk diabsorbsi melalui mukosa
mulut.
6. Tablet effervescent
tablet yang larut, dibuat dengan cara dikempa, selain
zat aktif juga mengandung campuran asam (asam
sitrat, asam tartrat) dan Na bikarbonat, yg jika
dilarutkan dlm air akan menghasilkan karbondioksida.
7. Tablet salut gula
tablet yang disalut dgn larutan gula atau zat lain yang
cocok dgn atau tanpa penambahan zat warna
PIL

Adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu


atau lebih bahan obat.

Jika pil bobotnya 30 mg disebut granula


Jika pil bobotnya lebih dari 500 mg disebut boli
KAPSUL

Adalah bentuk sediaan padat, dimana satu macam bahan obat


atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke
dalan cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari
gelatin yang sesuai.
SUPPOSITORIA

Adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang


diberikan melalui rektal, vagina, atau uretra. Umumnya
meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh
SALEP

Adalah sediaan setengah padat yg mudah dioleskan dan


digunakan sebagai obat luar.
Pembagian Salep Berdasarkan
Konsistensi
1. Pasta
konsistensinya agak padat dari salep, mengandung
bagian padat 20-50% dan terdispersi dalam basis
berlemak.
2. Krim
konsistensinya lembek dan banyak mengandung air
3. Gel
konsistensi lembek, berupa suspensi yang dibuat dari
makromolekul senyawa organik, masing-masing
terbungkus dan saling terserap oleh cairan.
LOTIO

Adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang


terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk
penggunaan pada kulit.

EMULSI

Adalah sistem dua fasa, yang salah satu cairannya terdispersi


dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
SUSPENSI

Adalah sediaan cair yg mengandung bahan obat padat dalam


bentuk halus dan tidak larut, yang terdispersi dalam cairan
pembawa.

INFUS

Adalah sediaan cair yg dibuat menyari simplisia nabati dengan


air panas (90˚C) selama 15 menit
SYRUP

Adalah cairan yang berupa larutan yang mengandung sukrosa


kecuali dinyatakan lain, kadar sukrosa tidak kurang dari 64%
dan tidak lebih dari 66%.

ELIXIR

Adalah sediaan berupa larutan yang memiliki rasa dan bau


sedap, selain obat juga mengandung zat tambahan dan atau zat
pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi, zat pengawet yang
digunakan sebagai obat dalam.
PENGGOLONGAN OBAT
I. Berdasarkan Pemakaian
1. Obat Dalam, dapat dipakai secara
a. Oral (dihisap)
b. Per-oral (ditelan)
2. Obat Luar, dapat dipakai melalui
a. Permukaan kulit
b. Menembus kulit, cth: subcutan, intra
muskular, intra vena
c. Selaput lendir (mata, mulut, hidung)
CONT...
c. Anus, vagina, urethra
cth: suppossitoria, ovula, bacila, obat
pompa (clysma, enema), dipompakan
melalui anus
II. Berdasarkan Tanda Khusus
Menurut Permenkes RI
No.949/Menkes/Per/VI/2000
Penandaan
1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
3. Obat keras
4. Obat wajib apotek
5. Obat narkotika K
6. Obat psikotropika
Permenkes RI No.
949/Menkes/Per/VI/2000
Obat Bebas Obat yang dapat Minyak kayu putih,
dijual bebas kepada OBH, OBP,
umum tanpa resep Paracetamol, Vit. C,
dokter B Komplex, dll.

Obat Bebas Obat bebas yang Antihistamin,


pada penjualannya klorokuin, kalii
Terbatas (W :
disertai tanda kloras, suppositoria,
waarschuwing) peringatan. dll.

Obat Keras Obat berbahaya jika Adrenalin,

(G : Gevaarlijk)
pemakaiannya tidak
berdasarkan resep
dokter.
antibiotika,
antihistamin, dll. K
OWA Obat keras yang Linestrenol, antasid,
dapat diserahkan
oleh apoteker tanpa
resep dokter.
salbutamol,
basitrasin krim,
ranitidin, dll.
K
Permenkes RI No.
949/Menkes/Per/VI/2000
Narkotika Zat atau obat yang berasal dari Tanm. Papaver
tanaman atau bukan, sintetis atau somniferum,
semisintetis yang dapat kokain, ganja,
menyebabkan penurunan atau heroin, morfin,
perubahan kesadaran, hilangnya opium, kodein, dll.
rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri.
Psikotropika Zat atau obat baik alamiah Lisergida,

K
maupun sintetis bukan narkotika psilosibina,
yang berkhasiat psikoaktif melalui amfetamin,
pengaruh selektif pada SSP yang diazepam,
menyebabkan perubahan khas fenobarbital,
pada aktifitas mental dan perilaku. klordiazepoksida,
dll.
CONT...
III. Berdasarkan Penandaan Registrasi Obat
N : Narkotika
P : Psikotropika
K : Keras
T : Bebas Terbatas
B : Bebas
H : Obat Hewan

Anda mungkin juga menyukai