KEGIATAN FASILITAS
KESEHATAN
DI S A M P A I KA N O L EH :
TR I A S TUTI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN PROV. JATENG
Tentang
UU No. 32 Th 2009 Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Th 2014 Pemerintahan Daerah
PP RI No. 101 Th 2014 Pengelolaan Limbah B3
Permen LH No. 18 th 2009 Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Permen LH 30/2009 Tata laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan
LB3 Serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran
LB3 oleh Pemda
Permen LH 33/2009 Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3
Permen LH No. 02/2008 Pemanfaatan Limbah B3
Kepdal 01/BAPEDAL/09/1995 Tata Cara Persyaratan Teknik Penyimpanan dan
Pengumpulan LB3
Lanjutan
Peraturan Pengelolaan Limbah B3
Tentang
Permen LHK No. 56 th 2015 Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah B3 di Fasyankes
DEFINISI LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
DASAR HUKUM
PERIZINAN DAN KEWAJIBAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
12
LIMBAH B3 APA SAJA YANG DIATUR?
Limbah B3 yang diatur meliputi Limbah:
a. dengan karakteristik infeksius;
b. benda tajam;
c. patologis;
d. bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
e. radioaktif;
f. farmasi;
g. sitotoksik;
h. peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat
tinggi; dan
i. tabung gas atau kontainer bertekanan.
Ketentuan mengenai Limbah radioaktif sebagaimana
dimaksud pada huruf e diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan mengenai ketenaganukliran.
13
LIMBAH DARI FASYANKES NON B3
limbah padat yang
berasal dari dapur,
perkantoran, taman,
LIMBAH dan halaman
FASYANKES PADAT
Baterai Bekas
LB3 Lampu TL Bekas
NON MEDIS Catridge
Oli Bekas
GAS CAIR
15
IDENTIFIKASI LIMBAH
No. Sumber Uraian Limbah
Dari Fasilitas Pelayanan
1. Ruang Perawatan bekas perban, botol infus, kateter, selang,
(termasuk UGD, ICU, dll) kapas, benda tajam,dll
2. Ruang Hemodialisa Kemasan produk farmasi,
bekas perban, botol infus, kateter, selang,
kapas, benda tajam,dll
3. Ruang Rontgen Cairan fixer dan developer, dll
4. Ruang farmasi/Apotek Produk farmasi kedaluwarsa (obat-obatan)
Bahan kimia kedaluwarsa, dll
Kemasan produk farmasi, dll
5. Laboratorium Bekas perban, kapas, benda tajam,
sarung tangan, dan masker, dll
Bahan kimia kedaluwarsa, dll
IDENTIFIKASI LIMBAH
No. Sumber Uraian Limbah
Dari Utilitas
1. Kantor Lampu TL bekas,
baterei (dry cell),
Catridge
2. Ruang perawatan Aki bekas,
kendaraan
oli bekas
Kain majun terkontaminasi
3. IPAL Sludge IPAL
4. Genset Oli bekas
Filter bekas
TAHAPAN PENGELOLAAN
LIMBAH DARI FASYANKES
LANGKAH 1 • Pengurangan dan Pemilahan
LANGKAH 3 • Pengangkutan
LANGKAH 4 • Pengolahan
LANGKAH 5 • Penguburan
LANGKAH 6 • Penimbunan
Good House Keeping
Penggantian peralatan
Pengurangan mengandung B3
pada
sumbernya Bekerja sama dengan
supplier
Penerapan FIST IN FIST
OUT
Contoh Pengurangan Limbah
2. Pewadahan limbah
Pemilahan Limbah B3 dari Fasyankes
LANGKAH 2 • Pewadahan & Penyimpanan
JENIS WADAH DAN LABEL SESUAI KATEGORINYA
MERAH
KUNING
KUNING
UNGU
COKLAT
25
CONTOH WADAH UNTUK LIMBAH
PATOLOGIS/INFEKSIUS
26
PENGHASIL LIMBAH PADAT
INFEKSIUS
Limbah padat infeksius
dibuang ke dalam plastik
berwarna kuning.
M aksimal
batas
penyimpa
nan
Neraca Limbah B3
CONTOH PENYIMPANAN LIMBAH MEDIS
DALAM RUANGAN
TPS LIMBAH B3
39
CONTOH TPS LIMBAH INFEKSIUS (COLD STORAGE)
40
Simbol limbah B3
< 90 cm
49
Terkait Pengangkutan dengan Roda 3
1. PP 74 Thn 2014 ttg Angkutan Jalan:
a. Psl 53, pengangkutan barang khusus memerlukan
angkutan khusus. Salah satu barang khusus yang
dimaksud pada pasal 53 adalah Barang khusus yang
berbahaya lainnya
b. Psl 78 dan 88 , pengangkutan barang khusus wajib
memiliki izin dari Menteri
c. Sesuai UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
Kabupaten/Kota tidak memiliki kewenangan
memberikan izin/persetujuan pengangkutan limbah B3
DISTRIBUSI MANIFES (DOKUMEN LIMBAH B3)
Pengirim
KLH
LB3
Penerima
1 Putih (ttd s.d penerima) (pengumpul/
pengolah&
2 Kuning (ttd angkut)
Hijau (ttd angkut)
Pengirim 3 7
3
Merah Muda (ttd kumpul/olah)
Pengangkut 1
4
KLH 2 5
5 Biru (ttd kumpul/olah)
6 Krem Penerima 4
7 Gubernur 6
51
PENGOLAHAN
SECARA THERMAL
AUTOCLAVE
GELOMBANG MIKRO
IRADIASI
INSENERATOR
Autoclave: Iradiasi
Gelombang Frekuensi:
Spora Bacillus Mikro:
stearothermo
Spora Bacillus
Spora Bacillus LIMBAH
philus stearothermop
konsentrasi 1
stearothermophi
hilus
NON B3
lus konsentrasi 1
x 104 x 101 spora/ml konsentrasi 1 x
spora/ml 104 spora/ml
(PENGHASIL)
Dilarang untuk
PERSYARATAN PENGOLAHAN LIMBAH B3 limbah
OLEH JASA PENGHASIL (RS) radioaktiif,
mudah
meledak,
Lokasi Peralatan merkuri
dan Teknis
Operasi
Insinerator
1. Efisiensi pembakaran 99,95%
2. temperatur ruang bakar 1 ≥ 800 oC
1. Daerah bebas banjir ruang bakar 2 ≥ 1.000 oC
2. Tidak rawan bencana alam atau
3. Waktu tinggal ≥ 2 detik
dapat direkayasa dengan
teknologi 4. Memiliki alat pengendali pencemaran
3. Jarak antara lokasi pengelolaan udara berupa wet scrubber
LB3 dengan lokasi fasilitas umum 5. Tinggi cerobong ≥ 14 m/1,5 x
diatur dalam izin lingkungan bangunan tertinggi jika ada bangunan
> 14 m dengan jarak 50 m
6. Cerobong dilengkapi sampling hole,
platform
Dilarang untuk
PERSYARATAN PENGOLAHAN LIMBAH B3 limbah
OLEH JASA PENGOLAH (RS) radioaktiif,
mudah
meledak,
Lokasi Peralatan merkuri
dan Teknis
1. Daerah bebas banjir Operasi
2. Tidak rawan bencana alam atau Insinerator
dapat direkayasa dengan 1. Efisiensi pembakaran 99,99%
teknologi
3. Jarak paling dekat 30 m dengan:
2. Eff Penghancuran : POHC 99,99% atau
a. lokasi fasilitas jalan umum, PCB/dioksin/furan 99,9999%
b. jalan tol, daerah permukiman, temperatur ruang bakar 1 ≥ 800 oC
perdagangan, hotel,restoran, ruang bakar 2 ≥ 1.200 oC
keagamaan, pendidikan 3. Waktu tinggal ≥ 2 detik
c. Garis pasang naik laut, sungai,
daerah pasang surut, kolam,
4. Memiliki alat pengendali pencemaran
danau,rawa, mata air, sumur udara
penduduk 5. Tinggi cerobong ≥ 24 m
d. Daerah cagar alam, hutan 6. Cerobong dilengkapi sampling hole,
lindung, daerah yg dilindungi platform
kecuali di dalam kawasan industri
UJI VALIDASI
Sanitary
Landfill
Controlled
Landfill
PERSYARATAN TEKNIS :
Lokasi kuburan bebas banjir;
Berada di daerah hilir sumur/badan air;
Lapisan bawah kuburan dilapisi lapisan tanah
liat yang dipadatkan dng ketebalan min 20 cm
(untuk patologis)
Kedap air, berjarak minimal 20 m dari
sumurdan/atau perumahan;
Berjarak minimal 4 m dng muka air tanah
Tiap lapisan limbah ditutup tanah min 10 cm;
Isi penguburan maks 50 % dari volume dan
ditutup dengan kapur setebal 50 cm;
Diberi pagar pengaman
Dilakukan pengawasan yg ketat
Wajib dirawat dan dicatat
Limbah yang dapat di enkapsulasi adalah limbah, abu terbang
(Fly Ash) dan atau abu dasar (bottom ash) dari insenerator
INERTISASI
PERSYARATAN PENGAJUAN KETENTUAN DALAM
PERSETUJUAN PERSETUJUAN
PENIMBUNAN PENIMBUNAN
7
3