PERUNDANG-UNDANGAN
5
KKP SEBAGAI PORT HEALTH AUTHORITY DI PELABUHAN / BANDAR UDARA
1. Periode Haven Arts (Dokter Pelabuhan)
• Tahun 1911 : Pes masuk melalui Pelabuhan Tj.Perak
• Tahun 1916 : Pes masuk melalui Pelabuhan Semarang
• Tahun 1923 : Pes masuk melalui Pelabuhan Cirebon
Regulasi yg diberlakukan adalah “Quarantine Ordonanti”
(Staatsblad No.277 tahun 1911)
Penanganan kesehatan di pelabuhan dilaksanakan oleh “Haven
Arts” di bawah “Haven Master” (Syahbandar)
Haven Arts hanya ada 2 waktu itu, yaitu : di Pulau Rubiah (sabang)
& Pulau Onrust (di Teluk Jakarta)
6
2. Periode Pelabuhan Karantina
• Sekitar tahun 1949/1950 Pemerintah RI membentuk 5
pelabuhan karantina yaitu :
Pelabuhan Karantina Kelas I : Tj. Priok dan Sabang
Pelabuhan Karantina Kelas II : Surabaya dan semarang
Pelabuhan Karantina Kelas III : Cilacap
PERAN RESMI PEMERINTAH RI DALAM KESEHATAN
PELABUHAN DIMULAI PADA MASA PERIODE INI.
7
• Tahun 1959 : Pemerintah mengeluarkan PP No.53 tahun 1959
tentang penyakit Karantina.
• Perkembangan selanjutnya lahirlah UU No.1 tahun 1962
tentang karantina Laut dan UU No.2 tahun 1962 tentang
Karantina Udara
8
3. Periode DKPL dan DKPU
• Tahun 1970 terbit SK Menkes No.1025 tentang pembentukan
Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut (DKPL) berjumlah 60 DKPL
dan Dinas Kesehatan Pelabuhan Udara (DKPU) berjumlah 12
DKPU.
• Kegiatan DKPL dan DKPU baik secara teknis maupun
admisnistratif meski satu kota, terpisah.
9
4. Periode Kantor Kesehatan Pelabuhan
• SK Menkes No.147/Menkes/IV/1978 DKPL dan DKPU dilebur
mjd KKP dan pembinaan teknisnya dibawah Kanwil Depkes
• Berdasarkan SK Menkes tsb KKP tdd :
a) 10 KKP Kelas A
b) 34 KKP Kelas B
• Kemudian terbit SK Menkes No.630/Menkes/SK/XII/85,
jumlah KKP menjadi 46.
a) 10 KKP Kelas A
b) 36 KKP Kelas B (ditambah Dilli & Bengkulu)
10
5. Periode KKP sebagai UPT Ditjen PP&PL Depkes RI
• Peraturan Pemerintah ttg pembagian kewenangan pusat & daerah
mengamanatkan bhw Kekarantinaan sbg Kewenangan Pemerintah Pusat
• Tahun 2004 terbit SK Menkes No.265/Menkes/SK/III/2004 ttg
Organisasi & Tata kerja KKP yang baru, shg KKP digolongkan mjd :
a) KKP Kelas I (eselon II B ) : 2 KKP
b) KKP Kelas II (eselon III A) : 14 KKP
c) KKP Kelas III (eselon III B) : 29 KKP
• Tahun 2007 SK Menkes No.265 di revisi melalui Permenkes
No.167/Menkes/PER/II/2007 sehingga bertambah 3 KKP baru yaitu :
KKP Kelas III Gorontalo, Ternate dan Sabang
11
• Pd tahun 2008 keluar Permenkes 356/Menkes/PER/IV/2008
mengganti Permenkes 265 tahun 2004 yg dicabut. Atas Permenkes
yang baru ini KKP tdd :
a) 7 (tujuh) KKP Kelas I
b) 21 (dua puluh satu ) KKP Kelas II
c) 20 (dua puluh ) KKP Kelas III
• Kmd Permenkes 356 direvisi lagi melalui Permenkes 2348/ Menkes/
PER/XI/2011 sehingga jlh KKP mjd 49 yg tdd :
a) 7 (tujuh) KKP Kelas I
b) 21 (dua puluh satu) KKP Kelas II
c) 20 (dua puluh) KKP Kelas III
d) 1 (Satu) KKP Kelas IV
12
13
DASAR HUKUM TERKAIT DENGAN KEKARANTINAAN
1. Udang-Undang No.1 tahun 1962 tentang Karantina Laut
2. Undang-Undang No.2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
3. Undang-Undang No.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
4. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
6. UU No.1Tahun 2009 Tentang Penerbangan
7. Permenkes 612 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Karantina
kesehatan Pada PHEIC
8. Permenkes No. 2348 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Permenkes No.356 Tahun
2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
9. International Health Regulation tahun 2005
14
PEMBAHASAN DASAR HUKUM TERKAIT KEKARANTINAAN
• UU No. 1 th 1962 ttg Karantina Laut & UU No. 2 th 1962 ttg Karantina
Udara (beserta Permenkes turunannya) yg memiliki tugas & fungsi
melaksanakan kekarantinaan kesehatan dalam upaya cegah tangkal
penyakit di pintu masuk negara adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP).
• IHR 2005 Setiap negara harus memliki Competent Authority di pintu
masuk negara (pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat
negara) yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan kekarantinaan
kesehatan dalam upaya cegah tangkal kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC). Sehubungan dgn hal tsb yg dimaksud dg
Competent Authority adalah KKP. 15
• UU No. 17 th 2008 ttg Pelayaran & UU No. 1 th 2009 ttg
Penerbangan keg pemerintahan di pintu masuk, yaitu
Kekarantinaan, Imigrasi, Bea Cukai, & Kesyahbandaran.
16
Undang-Undang Karantina Laut & Karantina Udara
• Berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) UU No. 1 tahun1962 tentang
Karantina Laut dan Pasal 1 Ayat (1) UU No. 2 tahun 1962 tentang
Karantina Udara, Penyakit Karantina ada 6 Jenis Penyakit.
• Penyakit Karantina tsb adalah :
1. Pes (Plague);
2. Kolera (Cholera)
3. Demam kuning (Yellow Fever )
4. Cacar (smallpox)
5. Tifus bercak wabahi - Typhus exanthematicus infectiosa (Louse
borne typhus)
6. Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever)
17
Suatu pelabuhan/wilayah dinyatakan terjangkit penyakit
karantina apabila pd pelabuhan atau wilayah itu terdapat
(Pasal 4 UU No.1 dan UU No.2 tahun 1962 )
• Seorang penderita penyakit karantina yg bkn berasal dari luar
pelabuhan/ wilayah itu
• Tikus berpenyakit pes
• Binatang yang bertulang punggung dan mengandung virus
demam kuning yang aktif
• Wabah demam kuning
18
Usaha Karantina
• Yang disebut usaha karantina ialah tindakan-tindakan untuk
mencegah penjalaran sesuatu penyakit yang dibawa oleh
seorang yang baru masuk wilayah Indonesia dengan alat-alat
pengangkutan Darat, Laut dan Udara.
(Penjelasan UU No. 2 1962)
• Tindakan terhadap penyakit karantina dilakukan oleh dokter
pelabuhan.
• Baik Instansi pemerintah maupun swasta memberi bantuannya
jika diminta dokter pelabuhan utk melaksanakan tindakan tsb.
19
International Health Regulations (IHR-2005 )
20
INTERNATIONAL HEALTH REGULATION (IHR-2005)
21
TUJUAN IHR 2005
Melaksanakan Manajemen : PUBLIC HEALTH EMERGENCIES OF
INTERNATIONAL CONCERN (PHEIC)
• Dengan Mencegah, Melindungi, Mengawasi dan memberikan respons
terhadap kejadian yang menyebabkan penyebaran penyakit secara
internasional yang mengancam keselamatan kesehatan masyarakat
internasional serta mengganggu lalu lintas internasional (orang, barang
dan alat angkut)
• Mencegah, melindungi dan menanggulangi penyebaran penyakit antar
negara tanpa pembatasan perjalanan dan perdagangan yang tidak perlu
• Penyakit : yang sudah ada, baru dan yang muncul kembali serta penyakit
tidak menular (contoh: bahan radio-nuklear dan bahan kimia)
22
PHEIC : Public Health Emergency of International Concern
(Kedaruratan Kesehatan Yang Meresahkan Dunia)
23
Beberapa Penyakit yg dpt menimbulkan PHEIC
• Pes • Polio
• Yellow fever • Japanese Encepalitis
• Cacar (Smallpox) • Anthrax
• Kolera • Meningitis Meningokokus
• Ebola • Hanta Virus
• SARS • zika
• Avian Influenza • Mers Cov
• Nipah Virus • dll.
24
KAPASITAS INTI IHR (2005)
NationalCore Capacities
merupakan kapasitas inti yang harus dimiliki suatu negara
dalam mengimplementasikan IHR (2005) di berbagai tingkatan
wilayahnya.
25
CORE CAPACITIES IHR (2005)
26
CORE CAPACITIES DI BIDANG SURVEILANS & RESPONS
27
CORE CAPACITIES DI BIDANG SURVEILANS & RESPONS
28
CORE CAPACITIES DI BIDANG SURVEILANS & RESPONS
Tingkat propinsi/kabupaten/kota, kemampuan untuk:
a. Memverifikasi KLB yang dilaporkan & bila perlu melakukan tindakan tambahan
b. Jika dianggap urgen, melapor ke Pusat
Tingkat nasional, kemampuan untuk:
a. Menilai seluruh KLB 48 jam
b. Melapor segera ke WHO melalui focal point nasional bila setelah verifikasi ternyata
kejadian tsb adalah PHEIC
c. Segera menentukan tindakan penanggulangan untuk mencegah penularan secara nasional
dan internasional
d. Mengirimkan Tim Gerak Cepat, pem.Laboratorium & bantuan logistik.
e. Membantu penyelidikan epidemiologis
f. Meminta bantuan pejabat berwenang dlm melakukan tindakan penanggulangan
g. Menyediakan alat komunikasi yg efisien utk berhubungan dgn RS, Klinik, bandara,
pelabuahan, perlintasan darat, laboratorium & unit penting lainnya
h. Membuat & mengoperasikan rencana tanggap darurat kesehatan
i. Siaga 24 jam
29
CORE CAPACITIES BAGI BANDARA,
PELABUHAN & PERLINTASAN DARAT
1. Setiap Saat
a) Menyediakan pelayanan kes. yg memadai, termasuk fasilitas
diagnostik yg memungkinkan assessment segera thd pelaku
perjalanan yg sakit
b) Menyediakan sarana transportasi utk merujuk pelaku perjalanan yg
sakit ke fasilitas kesehatan yg lbh memadai
c) Menyediakan petugas terlatih utk pemeriksaan alat angkut.
d) Menyediakan air yg aman utk diminum, fasilitas katering, toilet,
pembuangan limbah yg memadai
e) Menyediakan petugas terlatih untuk pemberantasan vektor didalam
dan di sekitar pintu masuk
30
CORE CAPACITIES BAGI BANDARA,
PELABUHAN & PERLINTASAN DARAT
2. Untuk merespon kejadaian yg menimbulkan PHEIC
a) Melaksanakan tanggap darurat kesehatan sesuai rencana kontigensi
b) Melakukan diganosis & perawatan bagi pelaku perjalanan atau hewan yg
terjangkit
c) Menyediakan ruangan yg memadai & terpisah dari pelaku perjalanan yg lain,
utk wawancara yg terjangkit atau tersangka
d) Menyediakan sarana diagnosis & bila perlu karantina thd pelaku perjalanan yg
diduga terjangkit
e) Menerapkan tindakan hapus serangga, hapus tikus, hapus hama, dekontaminasi
atau penanganan bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut, barang & paket pos
dilokasi khusus.
f) Menerapkan pengawasan masuk & keluarnya pelaku perjalanan
g) Menyediakan kendaraan khusus & staf terlatih dgn APD yg memadai 31
KETERKAITAN TUPOKSI KKP DAN IHR 2005
34
KEBIJAKAN OPERASIONAL
36
PERSYARATAN KAPASITAS INTI IHR SECARA NASIONAL
37
RUANG LINGKUP DAN PENANGGUNG JAWAB IHR
38
PERMASALAHAN
39
PENCAPAIAN
40
PENCAPAIAN
41
Tugas dan Tanggung Jawab
dalam Sistem Kekarantinaan
Kesehatan Nasional
42
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
DAN PEMERINTAH DAERAH BERSAMA PIHAK TERKAIT :
43
PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN KEKARANTINAAN KESEHATAN DILUAR PINTU
DI PINTU MASUK NEGARA MASUK NEGARA/ DI DAERAH
Penyelenggaraan Upaya Deteksi Dini dan Penyelenggaraan Upaya Deteksi Dini dan
Respon Cepat melalui : Respon Cepat melalui Pelaksanaan SKD-KLB
Pengawasan dan Pemeriksaan Alat pada setiap Fasyankes di Daerah dan
Angkut, Orang dan barang ketersediaan Dokumen Rencana Kontigensi
Pelaksanaan tindakan karantina seperti kejadian berpotensi KKM
Penyehatan Alat Angkut, Perlindungan Penguatan Kapasitas SDM dan Sarana
bagi Pelaku perjalanan, dan masyarakat Prasarana dalam antisipasi kejadian KKM
di pintu masuk negara melalui tindakan :
Penyelenggaraan peningkatan kapasitas Karantina Rumah Berdasarkan
melalui : Pertimbangan Epidemiologis
Ketersediaan Dokumen Rencana Kontigensi Karantina Wilayah Berdasarkan
Pencegahan dan Pengendalian kejadian Pertimbangan Laboratorium
berpotensi KKM-MD
Karantina Rumah Sakit
Ketersediaan Sarana-Prasarana, SDM
dengan jumlah dan kompetensi yg Pembatasan Sosial Skala Besar
memadai Penutupan Sekolah, Pasar dll 44
IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN
DI PELABUHAN, BANDAR UDARA
DAN POS LINTAS BATAS DARAT NEGARA
45
PEMBERIAN IJIN / PERSETUJUAN
KARANTINA KESEHATAN
46
PENCEGAHAN KELUAR MASUKNYA PENYAKIT & MASALAH KESEHATAN LAINNYA DI
PINTU MASUK NEGARA
(Maximum protection, Minimum restriction)
47
Pelaksanaan Kekarantinaan Kesehatan
Di Pintu Masuk Pelabuhan Laut
48
SETIAP KEDATANGAN KAPAL DARI LUAR NEGERI BAIK YANG TERJANGKIT
MAUPUN TIDAK TERJANGKIT & KAPAL YANG DATANG DARI DALAM NEGERI
DARI DAERAH TERJANGKIT PENYAKIT KARANTINA / PHEIC
HARUS MEMASANG ISARAT KARANTINA
• ISARAT KARANTINA PADA SIANG HARI MEMASANG BENDERA
• ISARAT LAMPU PADA MALAM HARI.
49
ISYARAT BENDERA PADA SIANG HARI
50
Isyarat Malam Hari : Lampu Merah diatas Lampu putih
dengan jarak maksimum 1,8 meter
(Pasal 22 UU No.1 tahun 1962 tentang Karantina Laut)
52
Proses Pemeriksaan Kapal
1. Pemeriksaan Dokumen Kesehatan Kapal
2. Pemeriksaan Faktor risiko/sanitasi kapal, dan
3. Pemeriksaan kesehatan awak kapal, penumpang
serta obat – obatan/P3K kapal.
Pemeriksaan dokumen kesehatan kapal a.l :
a. Maritime Declaration of Health (UU No.1 Tahun 1962
Ps 15 dan IHR 2005 Ps 37 Annex 8)
b. SSCEC/SSCC (UU No.1 Tahun 1962 Ps 17 dan IHR 2005
Ps 39 Annex 3)
c. ICV/Profilaksis (UU No.1 Tahun 1962 Ps 16 dan IHR
2005 Ps 36 Annex 6)
d. Buku Kesehatan Kapal (UU No.1 Tahun 1962 Ps 19)
e. Crew List (UU No.1 Tahun 1962 Ps 27)
53
f. Passenger List (UU No.1 Tahun 1962 Ps 27)
KEKARANTINAAN KESEHATAN PINTU DI BANDAR UDARA
54
PELAKSANAAN KEGIATAN KEKARANTINAAN DI PELABUHAN UDARA
55
Ijin karantina (Certificate of Pratique)
Untuk pesawat udara:
56
VAKSINASI INTERNASIONAL
Pengguna
Jasa
1.Vaksinasi internasional diberikan untuk
perlindungan kepada pelaku perjalanan
Pemohon
internasional
Pendaftaran
2.KKP melaksanakan fungsi vaksinasi
Pemeriksaan Kesehatan
Legalisasi Internasional: Yellow Fever dan
Test kehamilan
Meningitis Meningokokus
Tidak Kontra
Kontra Indikasi 3.Termasuk menerbitkan sertifikat
Indikasi
Tidak
Pemberian Vaksin Sesuai Dosis vaksinasi internasional/International
Divaksinasi
Pengisian Buku ICV Certificate Vaccination (ICV)
Diberi Surat Buku ICV Ditandatagani/
Keterangan Cap Jempol Oleh Pemohon
57
Pencatatan dan Pelaporan
Pelaksanaan Tindakan Kekarantinaan di Pintu Masuk & Alat Angkut
Terdiri dari :
Disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi
terhadap alat angkut dan barang;
Penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media
lingkungan.
Karantina, isolasi, pemberian vaksinasi/ profilaksis, rujukan,
disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang sesuai
indikasi;
Pembatasan Sosial Berskala Besar;
58
Capaian Program Kekarantinaan Kesehatan
Di Pintu Masuk Negara Tahun 2017
KESEHATAN HAJI-UMROH
• Embarkasi :13, Antara: 5
RENKON KKM PINTU MASUK • Jumlah Kloter :107
NEGARA : 87 • Jumlah Jamaah Haji : 203.488
• Jumlah Jamaah Umroh :
1500/Hari
Jumlah Dokumen
Kekarantinaan Kesehatan : Pengawasan PLBDN
• PHQC : 508.794 • Orang : 1.300 /hr
• COP 59.958 • Kendaraan : 120 /hr
59
KESIMPULAN
• Pelaksanaan kekarantinaan kesehatan selama ini sudah
berjalan cukup baik namun masih membutuhkan berbagai
upaya penguatan agar dapat memberikan perlindungan bagi
masyarakat, bangsa dan negara dari ancaman penyakit
berpotensi wabah dan masalah kesehatan lainnya di pintu
masuk negara
60
61