Anda di halaman 1dari 55

UU PELAYARAN & KONVENSI

RUANG LINGKUP UU NO. 17 / 2008


A. Sejarah Lahirnya UU No.17 Tahun 2008
B. Asas dan Tujuan UU No. 17 Tahun 2008
C. Lingkup Berlakunya UU No. 17 Tahun 2008
PERATURAN PER-UU-AN
• Berdasarkan Surat Presiden No.3639/Hk/59
Tgl 26 November 1959 kepada Ketua DPR

TAP MPRS No.XX/MPRS/1966

TAP MPR No. III/MPR/2000

UU No. 10 Tahun 2004

UU No. 12 Tahun 2011


AWAL ORDE LAMA
Surat Presiden No.3639/HK/59 tgl 26 -11- 1959, ttg bentuk
peraturan negara setelah UUD 1945 :
1. UU
2. PP u/ menjalankan UU
3. PERPU
4. PENPRES u/ melaks. Dekrit Presiden 5 Jul 1959 
5. PERPRES didasarkan pada Pasal 4 ayat 1 UUD 1945, u/
melaksanakan penetapan Presiden
6. PP u/ melaksanakan peraturan presiden ( ini lain
dari pada peraturan pemerintah Pasal 5 ayat 2
UUD 1945) 
7. KEPRES untuk melaksanakan pengangkatan
8. Peraturan/keputusan Menteri. 
AWAL ORDE BARU
TAP MPRS No.XX/MPRS/1966
Bentuk & Tata Urutan Per-UU-an menurut UUD 45 :
1. UUD 1945 dilaks. dg TAP MPR, atau KEPRES
2. TAP MPR. bidang legislatif dilaks. dg UU. bidang eksekutif
dilak. dg KEPRES
3. UU/PERPU dlm melaks. UUD atau TAP MPR.
4. PP yang memuat aturan umum untuk melaks. UU.
5. KEPRES. Ini merupakan keputusan yang bersifat khusus
(einmalig) untuk melaks. UUD, TAP MPR bidang
eksekutif atau PP
6. Peraturan-peraturan pelaksana lainnya seperti:
. Peraturan Menteri;
. Instruksi Menteri;
. Dan lain-lain-nya.
AWAL REFORMASI
Tap MPR No. III/MPR/2000

1. UUD 1945.
2. TAP MPR
3. UU.
4. PERPU
5. PP
6. Kep Pres 
7. Per Da ( prov/kota/kab )
DI MASA PEMERINTAHAN
PRESIDEN MEGAWATI
UU No. 10 Tahun 2004
1. UUD 1945
2. UU/PERPU
3. PP
4. PERPRES
5. Per Da ( Prov/Kota/Kab/ Desa )

TAP MPR tdk diamanahkan


dalam UUD 1945
DI MASA PEMERINTAHAN
PRESIDEN SBY
UU. No. 12 tahun 2011
1. UUD NRI Thn 1945
2. TAP MPR
3. UU / PERPU
4. PP
5. PERPRES
6. PERDA (Prov/Kab/Kota)

Tap MPR 1/MPR/2003


1960-2002 TINJAU PRODUK HUKUM

INILAH SUMBER TERTIB HUKUM YG BERLAKU SEKARANG


ATURAN PELAYARAN DI INDONESIA

• Staatsblad tahun 1936 Nomor 70 (UU Pelayaran 1936 aspek


kepelabuhan dan angkutan laut,
• Sedangkan aspek keselamatan dan perkapalan diatur dalam
bentuk ordonansi yaitu :
1. Ordonansi Kepanduan = Loodsdientt Ord, ( S 1927- 62)

2. Ordonansi Pengukuran Kapal = Scheepmeetings Ordonantie, (S


1927- 210)
3. Ordonansi Kapal Pedalaman = Binnenscheepen Ordonantie, (S
1927- 289 ).
4. Ordonansi Surat Laut dan Pas Kapal = Zeebrievenen Scheepspassen
Ordonantie, (S 1935 - 492
5. Ordonansi Kapal = Scheepen Ordonantie, (S 1935 - 66)
6. Ordonansi Uang Rambu = Bakengeld Ordonantie ,(S 1935 – 468)
SEJARAH UU PELAYARAN INDONESIA

Scheepveertswet, Staatsblad 1936 No 70


(UU NO.70 /1936 ttg PELAYARAN)

UU No. 21 / 1992 ttg Pelayaran

UU No. 17 / 2008 ttg Pelayaran


TUJUAN DALAM UU NO 21/1992

Ada 3 tujuan yang diharapkan yaitu :

1. memantapkan landasan legalitas dalam


penyelenggaraan transportasi di perairan
(pelayaran)
2. kepastian dan keadilan hukum

( khususnya bagi penyedia dan pengguna jasa


transportasi di perairan (pelayaran)
3. mewujudkan sistem transportasi nasional.
 
HAL BARU DIATUR DLM UU 21/1992
• memberikan kesempatan kepada swasta dalam
melakukan penyelenggaraan di bidang pelayaran,
khusunya dibidang pelabuhan bekerja sama dengan
BUMN (PT. Pelabuhan Indonesia)
• wajib asuransi
• wajib angkut
• pelestarian lingkungan hidup; dan
• peran pemerintah sebagai pembina
( mengatur, mengawasi, dan mengendalikan ).
UU NO. 5 TAHUN 1999 TTG
ANTI MONOPOLI
• Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan
atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan
jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu
kelompok pelaku usaha.
• Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan
ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang
mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau
pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu
sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat dan dapat merugikan kepentingan umum
JABARAN UU 17/2008
1. Peraturan Pemerintah
2. Peraturan Bersama Menteri Perhubungan
dengan Menteri lain
4. Peraturan Menteri Perhubungan
5. Peraturan Dirjen Perhubungan Laut
6. Surat Keputusan Pejabat Kepala Unit Kerja
di jajaran Dit. Jen Perhubungan Lau
ALASAN DITERBITKAN UU 17/2008
 memberikan kesempatan yg lebih luas kepada swasta berperan
serta dlm penyelenggaraan pelabuhan
(dlm bentuk terminal, tanpa harus bekerja sama dgn
BUMN ( PT Pelindo )
 mengakomodasi Otonomi Daerah
 menghapus monopoli penyelenggaraan di pelabuhan
 menciptakan kompetisi yg sehat dlm penyelenggaraan
pelabuhan agar terjadi efisiensi nasional
 menampung perkembangan angkutan multimoda
 transparansi pelaksanaan tugas oleh aparatur pemerintahan
• menampung perkembangan teknologi dan perkembangan
ketentuan internasional
HAL BARU YG DIATUR DALAM UU 17/2008

•Hipotik dan Piutang yang didahulukan


•Keselamatan dan keamanan pelayaran;
•Kelaiklautan kapal;
•Syahbandar;
•Perlindungan lingkungan maritim;
•Sistem informasi pelayaran;
•Peran serta masyarakat;
•Penjagaan laut dan pantai (Sea and Coast Guard )
ASAS PELAYARAN
Pasal 2 UU No. 17/2008

1. asas manfaat;
2. asas usaha bersama dan kekeluargaan;
3. asas persaingan sehat;
4. asas adil dan merata tanpa diskriminasi;
5. asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan;
6. asas kepentingan umum;
7. asas keterpaduan;
8. asas tegaknya hukum;
9. asas kemandirian;
10. asas berwawasan lingkungan hidup;
11. asas kedaulatan negara; dan
12. asas kebangsaan
TUJUAN PELAYARAN DLM UU 17/2008

- memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui


perairan dengan mengutamakan dan melindungi angkutan di perairan
dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomian nasional
- membina jiwa kebaharian
- menjunjung kedaulatan negara
- menciptakan daya saing dengan mengembangkan industri angkutan
perairan nasional
- menunjang, menggerakkan, dan mendorong pencapaian tujuan
pembangunan nasional
- memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa dalam rangka
perwujudan Wawasan Nusantara
- meningkatkan ketahanan nasional.
LINGKUP BERLAKU UU 17/2008
semua kegiatan angkutan di perairan,
kepelabuhanan, keselamatan dan
keamanan pelayaran, serta perlindungan
lingkungan maritim di perairan Indonesia;
semua kapal asing yang berlayar di perairan
Indonesia; dan
semua kapal berbendera Indonesia yang
berada di luar perairan Indonesia.
6 LANGKAH MENJADI PELAUT
1. MENTALITAS
2. PAHAMI TUGAS DI KAPAL
3. SIAPKAN DOKUMEN
4. PAHAMI BAHASA INGGRIS
5. CARI RELASI
6. PANTANG MENYERAH
MENTALITAS
Umumnya pekerjaan pelaut dengan sistem kontrak
selama 6 bulan atau 9 bulan, (tergantung pemilik
kapal dan kondisi kapal)

Jika mental kurang kuat, bekerja jadi tidak semangat,


tidak fokus, bahkan dapat membahayakan diri sendiri
maupun orang lain.

Solusinya yaitu tancap kanlah mindset (pola pikir) ke


diri sebagai pelaut mencari nafkah untuk anak, istri,
ataupun orang tua.
Jika tidak profesional akan susah diri sendiri nantinya
PAHAMI TUGAS-TUGAS DI KAPAL
PERWIRA DEK
Kapten / Master :
Pemimpin dan penanggung jawab tertinggi di atas
kapal.
Mualim I / Chief officer : Pengatur muatan, navigasi,
persediaan air tawar, dll.
Mualim II /second officer : Membantu Chief officer dalam
navigasi jalur/rute.
Mualim III / third officer : Pengatur, memeriksa,
memelihara alat keselamatan dan juga membantu
second dan chief officer dalam hal navigasi.
RADIO OPERATOR
• Operator komunikasi bertanggungjawab atas
keselamatan kapal dari kejadian alam
ataupun bahaya yang mungkin terjadi.
PERWIRA MESIN
• KKM / Chief engineer :
Pemimpin dan penanggung jawab departemen
mesin.
• Masinis I / First enginner :
Bertanggung jawab atas mesin induk.
• Masinis II / second engineer :
Bertanggung jawab atas mesin pendukung.
• Masinis III / Third engineer :
Bertanggung jawab atas mesin pompa.
• Electrician : Bertanggung jawab atas pelistrikan kapal.
RATING – BAWAHAN
• Bosun / Boatswain : Pemimpin rating, menerima
instruksi dari perwira.
• Kelasi/OS/ Ordinary Seaman: membantu AB / Bosun
• Jurumudi / AB / Able bodied : Membantu bosun.
• Pumpman : Juru pompa khusus kapal tanker.
• Oiler : Juru minyak.
• Fitter : Juru las.
• Wiper : Membantu para masinis.
SIAPKAN DOKUMEN PELAUT
Sertifikat kompetensi perwira dek :
ANT I : Master / Kapten kapal tak terbatas
ANT II : Chief officer kapal tak terbatas,

Master pada kapal semua ukuran di perairan dekat


pantai
Master kapal kurang 3000 GT semua lautan,
harus
pengalaman sbg Mualim I kapal 3000 GT/lebih
selama 12 bulan
ANTI III : Mualim jaga semua kapal semua lautan
ANTI III : Mualim jaga semua kapal semua lautan
Mualim I kapal kurang 3000 GT
Mualim I kapal 3000 GT/lebih dekat pantai
Nakhoda kapal 3000 GT/lebih pelayaran
terbatas
ANT IV : Perwira kapal-kapal antar pulau
ANT V : Perwira kapal-kapal kecil antar pulau
• Near Coastal Voyages :
daerah pelayaran kawasan Indonesia
• Daerah Pelayaran Lokal :
meliputi radius 500 mil laut dari pelabuhan
tertunjuk.
• Daerah Pelayaran Terbatas :
meliputi radius 100 mil laut dari pelabuhan
tertunjuk
SERTIFIKAT KOMPETENSI PERWIRA MESIN
ATT I : Kepala kamar mesin (KKM) / Chief
Engineer kapal tak terbatas
ATT II : - Masinis I /  Second Engineer kapal tak
terbatas,
- KKM /Chief Engineer dengan tenaga
mesin kurang dari 3000 KW,
pelayaran tak terbatas, dan tenaga
mesin tak terbatas,
ATT III : - Perwira jaga tak terbatas,
- Masinis I / Second Engineer dengan tenaga
mesin kurang dari 3000 KW, pelayaran tak
terbatas.
- KKM  dengan tenaga mesin kurang dari 3000
KW daerah pantai harus pengalaman 2
tahun sebagai masinis II / Second engineer.
ATT IV : Masinis kapal-kapal antar pulau.
ATT V : Masinis Kapal-kapal kecil antar pulau
Dokumen / Sertifikat minimum untuk menjadi
pelaut rating
(OS, AB, OILER, BOSUN) :
•Seaman Book
•Passport (Jika kapal asing)
•Rating as Able Deck / Engine
•BST (Basic Safety Training )
•SCRB ( Survival Craft and Rescue Boat)
•SAT (Security Awareness Training)
• SDSD ( Seafarers with Designated Security Duties)
situasional
•Food Safety and handling – Untuk messboy / cook
BAHASA INGGRIS MARITIM
Bagi pelaut bahasa inggris itu adalah kewajiban.
Harus fasih berbahasa inggris untuk dapat bersaing bersama
pelaut asing
Perusahaan asing biasanya memberikan tes untuk
mengevaluasi kemampuan berbahasa inggris.
Tes terdiri dari marlins test, Maritime English CES test,
ataupun Skype interview secara langsung.
Semua tes dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris.
Jadi tanpa bahasa inggris, tidak bisa kemana-mana, hanya
berlayar di Indonesia.
Paksakanlah diri untuk bisa berbahasa Inggris.
RELASI / TEMAN
•Setelah semua sudah lengkap.
•Mental sudah OK,
•Sudah tau ingin menjadi pelaut bagian apa,
•Sertifikat pelaut sudah lengkap,
•Sudah maksimal kemampuan berbahasa Inggris.
•Maka yang dibutuhkan adalah relasi yang baik.
• Jalinlah hubungan baik sesama pelaut agar jika ada
informasi lowongan kita diberitahu
•Masuk ke grup atau komunitas pelaut Indonesia.
• Dengan cara ini akan memudahkan Anda mendapatkan
informasi secara cepat dan terpusat.
PANTANG MENYERAH
•Buatlah CV semenarik dan sejelas mungkin.
• Ketika ada informasi lowongan kirimilah lamaran
melalui email ataupun langsung datang ke perusahaan
yang membuka lowongan.
•Ikutilah proses seleksi yang ada.
• Pada tahap ini waspadalah terhadap broker atau calo
yg menjanjikan Anda untuk ditempatkan di kapal.
• Tetap semangat, berjuang, dan berdoa.
• Semoga sukses!
???????????????
ISI UU 17/2008
Bab I Ketentuan Umum, Bab XIV SDM,
Bab II Asas dan Tujuan, Bab XV Sitem Informsi Pely
Bab III Ruang Lingkup UU,
Bab IV Pembinaan, Bab XVI Peran Serta Masy,
Bab V Angkt di Perairan, Bab XVII Penjagaan Laut /
Bab VI Hipotek & Piutang Pantai (Sea and Coast
Bab VII Kepelabuhanan, Guard),
Bab VIII Keselamatan dan Bab XVIII Penyidikan,
Keamanan Pelayrn,
Bab IX Kelaik lautan Kapl, Bab XIX Ketentuan Pidana,
Bab X Kenavigasian, Bab XX Ketentuan Lain-lain,
Bab XI Syahbandar, Bab XXI Ketentuan Peralihan
Bab XII Perlindungan Lingk Mart Bab XXII Ketentuan Penutup.
Bab XIII Kecelakaan Kapal /SAR,

KONSEP KELAUTAN ABAD XVII

Res Nullius
(John Shelden)

Rights of Innocent Passage


aturan lintas damai
Res Communis
(Grotius)
KONSEP LAUT ABAD XVII
1. Res Nullius : Laut dapat dimiliki dengan
menguasai dan mendudukinya ,
siapapun dapat mengambil
bagian atas lautan tersebut
menjadi miliknya yang kemudian
ia dapat membatasi
penggunaannya.
John Shelden : berpendapat bahwa akses
terhadap lautan adalah terbatas,
karena laut ada yang memiliki
( Mare Clausum = pembatasan akses lautan)
2. Res Communis : Semua umat manusia memiliki
laut sehingga laut terbuka bagi
manusia dalam pelayaran
maupun penggunaan lainnya.
Hugo De Groot (Grotius)
“ laut bebas dilayari oleh siapapun “
( Mare Liberium= kebebasan pelayaran )
Rights of Innocent Passage (aturan lintas damai)
Hak semua negara untuk melintasi atau melayarkan
kapalnya melalui perairan laut teritorial suatu
Negara pantai
sesuai dengan ketentuan Hukum Laut Internasional
dan peraturan perundang-undangan Negara Pantai.
• Hukum Laut :
mengatur laut sbg obyek dgn mempertimbangkan
- seluruh aspek kehidupan dan
- kepentingan seluruh negara
- termasuk negara yg tidak berbatasan dgn laut
secara fisik (landlock Countries)
guna pemanfaatan laut dengan seluruh potensi
yang terkandung didalamya bagi umat manusia
Hukum maritim adalah hukum yang mengatur
pelayaran, dalam arti :
 pengangkutan barang dan orang melalui laut
 kegiatan kenavigasian,
 perkapalan sebagai sarana / moda
transportasi laut
 termasuk aspek keselamatan maupun
kegiatan yg terkait langsung dgn
perdagangan melalui laut yg diatur dlm
hukum perdata / dagang maupun yg diatur
dlm hukum publik
Berdasarkan UNCLOS III 1982 Laut dibagi 3 :

1. LAUT TERITORIAL / RES NULLIUS


Laut Teritoril yg luasnya maksimal 12 mil
dihitung dari tepi air terendah pulau
terdepan.
(Laut bagian dalamnya disebut laut pedalaman dan
laut kepulauan yg pengaturannya merupakan
kewenangan penuh negara pantai , namun tidak
boleh melarang kapal internasional melewati lautnya
tapt boleh mengatur alur pelayaran internasional)
2. Laut ZEE
2. LAUT ZEE RES NULLIUS- RES COMMUNIS
Laut ZEE luasnya maksimal 200 mil dihitung
dari garis pangkal laut teritorial, air terendah.

( Negara pantai bebas menikmati hasil lautnya, tapi


tidak boleh melarang kapal berlayar sepanjang
berlayar secara damai )

3. Laut Lepas
3. LAUT LEPAS RES COMMUNIS
laut lepas merupakan laut yang bebas
dinikmati oleh negara manapun, baik negara
pantai maupun negara tidak berpantai,
sepanjang tidak melakukan kegiatan yang
dapat merusak lingkungan.

(Untuk itu negara pantai pemilik ZEE diberi


wewenang untuk menjaga kelestarian laut
lepas yang ada didepan laut ZEE nya).
WILAYAH HINDIA BELANDA
WILAYAH INDONESIA
Berdasar Ordonansi 1939-442 3 mil
DEKLARASI DJUANDA
13 Desember 1957
 Batas laut teritorial yg lebarnya 12 mil,
diukur dari garis-garis yg menghubungkan
titik-titik terluar pd pulau-pulau NRI
 UU NO. 4 Prp /1960 ttg Perairan
Indonesia
Laut wilayah Indonesia ialah lajur laut
selebar 12 mil laut diukur dari titik terluar
garis air rendah dari pulau-pulau terluar
Deklarasi Djuanda diakui dlm
UNCLOS - 1982
Pasal 3
Lebar laut teritorial

Setiap Negara mempunyai hak untuk


menetapkan lebar laut teritorialnya sampai
suatu batas yang tidak melebihi 12 mil laut,
diukur dari garis pangkal yang ditentukan
sesuai dengan Konvensi ini.
WILAYAH TERITORIAL INDONESIA
Maks 12 MIL (Res Nullius)
Pengumuman Pemerintah RI 21-3-1980
ZEE Indonesia yaitu jalur diluar wilayah Indonesia
(12 mil laut) yg lebarnya 200 mil laut diukur dari
garis pangkal laut wilayah Indonesia

UU No. 5/1983 ttg ZEEI Pasal 2

UNCLOS Pasal 57
Lebar ZEE
ZEE tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis
pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur.
WILAYAH ZEE INDONESIA
Maks 200 mil (Res Nullius + Res Communis)
LAUT LEPAS
RES COMMUNIS

laut lepas = lebarnya tidak terhingga merupakan


laut yang bebas dinikmati oleh negara
manapun, baik negara pantai maupun negara
tidak berpantai, sepanjang tidak melakukan
kegiatan yang dapat merusak lingkungan.

(Untuk itu negara pantai pemilik ZEE diberi


wewenang untuk menjaga kelestarian laut
lepas yang ada didepan laut ZEE nya).
UU No. 21/1992 UU No. 17/2008
1. memberikan kesempatan kepada 1. memberikan kesempatan yang lebih
swasta dalam melakukan luas kepada swasta berperan serta
penyelenggaraan di bidang dalam penyelenggaraan pelabuhan
pelayaran, khusunya dibidang ( dalam bentuk terminal, tanpa harus
bekerja sama dengan BUMN ( PT
pelabuhan bekerja sama dengan
Pelindo );
PT. Pelabuhan Indonesia; 2. mengakomodasi Otonomi Daerah;
2. wajib asuransi untuk memberi 3. menghapus monopoli
perlindungan kepada penyedia penyelenggaraan di pelabuhan;
dan pengguna jasa; 4. menciptakan kompetisi yang sehat
3. wajib angkut ( non diskriminasi ) dalam penyelenggaraan pelabuhan
kepada semua penumpang agar terjadi efisiensi nasional;
sepanjang memenuhi persyaratan 5. menampung perkembangan angkutan
perjanjian pengangkutan; multimoda ( multimoda transport );
4. pelestarian lingkungan hidup; dan 6. transparansi pelaksanaan tugas oleh
aparatur pemerintahan;
5. adanya pergeseran peran
7. menampung perkembangan
pemerintah yang lebih ditekankan
teknologi dan perkembangan
sebagai pembina ( mengatur,
ketentuan internasional
mengawasi, dan mengendalikan ).
DEMIKIAN KULIAH KITA

Anda mungkin juga menyukai