Disusun oleh:
Fauzan 2012730001
Pembimbing :
Dr. Heryanto Syamsuddin, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
Herpes Zoster
DEFINISI
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa. Merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer
PATOGENESIS
Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis
Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persarafan ganglion
tersebut
Kadang-kadang virus ini juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga
memberikan gejala-gejala gangguan motorik
KLASIFIKASI
• Herpes Zoster Oftalmikus
– Disebabkan oleh infeksi cabang pertama nervus trigeminus, sehingga menimbulkan kelainan pada mata, di
samping itu juga cabang kedua dan ketiga menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafannya
• Sindrom Ramsay Hunt
– Diakibatkan oleh gangguan nervus fasialis dan otikus, sehingga memberikan gejala paralisis otot muka
(paralisis Bell), kelainan kulit yang sesuai dengan tingkat persarafan, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran,
nistagmus dan nausea, juga terdapat gangguan pengecapan
• Herpes Zoster Abortif
– Penyakit ini berlangsung dalam waktu yang singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa vesikel dan eritem.
• Herpes Zoster Generalisata
– Kelainan kulitnya unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata
berupa vesikel yang solitar dan ada umbilikasi. Terutama pada orang tua atau orang dengan kondisi fisik
sangat lemah; limfoma malignum.
• Neuralgia Pascaherpetik
– Adanya rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyaktinya
sembuh. Nyeri dapat berlangsung sampai beberapa bulan hingga tahun, dengan gradasi nyeri yang
bervariasi. Cenderung dijumpai pada penderita H. zoster dengan usia > 40 th.
GEJALA KLINIS
Gejala Prodromal
Sistemik : demam, pusing, malese
Lokal : nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya
Eritema
Vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit ertematosa dan edema, berisi cairan
jernih, dapat berubah menjadi keruh (keabu-abuan)
Pustul
Krusta
Pembesaran KGB regional
Hiperestesi pada daerah yang terkena
DIAGNOSIS
• Pada pemeriksaan percobaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti banyak
• Diagnosa Banding
Herpes simpleks
Pada nyeri yang merupakan gejala prodromal lokal sering salah diagnosis dengan penyakit reumatik maupun
dengan angina pektoris jika terdapat di daerah setinggi jantung
KOMPLIKASI
Pada penderita tanpa diserta defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi
Penderita dengan defisiensi imunitas; HIV, keganasan, usia lanjut dapat disertai komplikasi
H. zoster oftalmikus : ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, dan neuritis
ooptik
Paralisis motorik terdapat pada 1-5% kasus, akibat penjalaran virus secara perkontinuitatum,
biasa timbul dalam 2 minggu sejak awitan munculnya lesi. Paralisis dapat terjadi di bmuka,
diafragma, batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria, anus dan umumnya dapat sembuh
spontan.
Infeksi juga dapat menjalar ke alat dalam; paru, hepar, dan otak
PENATALAKSANAAN
Terapi sistemik [simtomatik] :
• Bila nyeri : analgetik
• Infeksi sekunder : antibiotik
Obat antiviral (u/ H. zoster oftalmikus & pasien dengan defisiensi imunitas) ;
• asiklovir (5x800mg sehari, selama 7hari),
• valasiklovir (3x1000mg sehari, dihentikan 2 hari sesudah lesi baru tidak timbul lagi),
• famsiklovir dan pensiklovir (3x250mg sehari), diberikan 3 hari pertama sejak lesi muncul
Neuralgia pasca hepatik :
• pregabilin (dosis awal 2x75mg sehari, setelah 3-7hari dapat dinaikkan menjadi 2x150mg sehari, dosis
maksimum 600mg sehari)
• Anti depresi trisiklik; amitriptilin (dosis awal 75mg sehari, ditinggikan sampai timbul efek terapeutik,
biasanya antara 150-300mg sehari), nortriptilin (50-150mg sehari)
Sindrom Ramsay Hunt :
• Kortikosteroid; prednison dengan dosis 3x20mg sehari, setelah seminggu dosis
diturunkan secara bertahap
Terapi topikal :
• jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk hindari
infeksi sekunder
• bila erosif beri kompres terbuka, bila ulserasi diberi salap antibiotik
PROGNOSIS
• Umumnya baik
• Pada herpes zoster oftalmikus prognosis bergantung pada tindakan perawatan
secara dini
VERUKA
Veruka
DEFINISI Hiperplasi epidermis disebabkan oleh human papilloma virus tipe tertentu
Tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus DNA dengan karakteristik replikasi
ETIOLOGI terjadi intranuklear
Miliar atau lentikular, permukaan licin dan rata, berwarna sama degnan warna
kulit atau agak kecoklatan
Penyebaran terutama di muka dan leher, dorsum manus dan pedis, pergelangan
tangan, serta lutut
Juga terdapat fenomen Kobner
Dapat sembuh spontan
Jumlah kutil bisa sangat banyak
Terutama pada anal dan usia muda, juga pada orang tua
Veruka Plantaris
Pengobatan
Terapi topikal
• Bahan kaustik; larutan AgNO3 25%, asam triklorosetat 50%, fenol likuifaktum
• Bedah beku; CO2, N2, dan N2O
• Bedah skalpel
• Bedah listrik
• Bedah laser
• EPIDEMIOLOGI
– Dapat menyerang anak atau dewasa (PHS), transmisi melalui kontak kulit langsung atau otoinokulasi
GEJALA KLINIS
• Histopatologi
– Di daerah epidermis dapat ditemukan badan moluskum yang mengandung partikel virus
PENATALAKSANAAN
Prinsip : mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum, pasangan
seksual juga harus diterapi
Cara :
• Dengan alat ekstraktor komeda, jarum suntik atau kuret
• Elektrokauterisasi
• Bedah beku dengan CO2, N2 dan sebagainya
PROGNOSIS
• Bila semua lesi dihilangkan, jarang atau tidak residif
KONDILOMA AKUMINATA
• DEFINISI
– Kondiloma akuminata atau kutil kelamin (venereal warts) adalah lesi
berbentuk papilomatosis, dengan permukaan verukosa yang
disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) yang terdapat di
daerah kelamin dan atau anus
• EPIDEMIOLOGI
– Termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS)
– Pria = wanita
ETIOLOGI
Tipe 6 & 11
(kondiloma
Tipe 16 & 18 akuminata)
(kanker
servik)
Terdapat 100
tipe HPV
Human
Papilloma
Virus (HPV)
KLASIFIKASI
• Cari faktor predisposisi; higiene, fluor albus, kelembaban, atau tidak disirkumsisi. Sering
residif, tetapi prognosis baik.
Varisela/cacar air/chicken pox
DEFINISI Infeksi akut primer oleh virus varisela zoster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh
EPIDEMIOLOGI Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak, juga dapat menyerang dewasa,
transmisi aerogen, masa penularan lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala
kulit
Diagnosis Banding
Harus dibedakan dengan variola, penyakitnya lebih berat dengan gambaran
monomorf, dan penyebaran dimulai dari bagian akral tubuh, yakni telapak tangan
dan telapak kaki
PENATALAKSANAAN
Simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, sedativa untuk hilangkan rasa gatal
Lokal : bedah dengan zat anti gatal (mentol, kamfora)
Infeksi sekunder : antibiotika berupa salap dan oral
Antivirus sesuai dengan pengobatan h. zoster
Varicella zoster immunoglobuline, IM 4 hari setelah terpajan
Pengobatan
Vaksinasi varisela :
• Diberikan pada usia 12 bulan atau lebih, vaksinasi ulangan dapat diberikan 4-6 tahun,
subkutan 0,5ml
• pada usia 12 bulan sampai 12 tahun. Usia > 12 tahun juga diberikan 0,5ml, setelah 4-8
minggu diulang dengan dosis yang sama
Prognosis
Dengan perawatan teliti dan perhatikan higiene memberikan prognosis yang baik dan jaringan
parut yang timbul sangat sedikit
Variola; cacar, small pox
DEFINISI Penyakit virus yang disertai keadaan umum yang buruk, dapat menyebabkan kematian,
efloresensinya bersifat monomorf terutama terdapat di perifer tubuh
EPIDEMIOLOGI Tersebar kosmopolit, tetapi pada daerah tertentu memberi insidensi tinggi; Amerika
Tengah dan Selatan, Hindia Barat, dan Timur Jauh. Dengan vaksinasi yang teratur dan
teroganisasi baik, insidens akan jauh menuruh; Indonesia.
ETIOLOGI Virus poks (pox virus variolae), tipe variola mayor dan variola minor (alastrim)
Patogenesis
Transmisinya secara aerogen, banyak terdapat di saluran napas bagian atas dan
juga terdapat/terbawa dipakaian penderita
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus bermultiplikasi dalam sistem
retikuloendotelial, kemudian terjadi viremia dan melepaskan diri melalui kapiler
dermis menuju sel epidermis (epidermotropik) dan membentuk badan inklusi
intra sitoplasma yang terletak di inti sel (badan Guarneri)
Mortalitas 1-50%
Gejala Klinis (inkubasi 2-3 minggu)
Masa inkubasi lebih singkat, dan gejala prodromal tampak ringan, sedangkan jumlah
lesi yang timbul tidak banyak. Mortalitas < 1 %
Variolid
Timbul pada individu yang sudah mendapat vaksinasi, gejala prodromal sedikit sekali
atau tidak ada begitu pula gejala kulit. Biasanya lesi di dahi, lengat atas, dan tangan,
demam kedua seperti pada stadium vesikulo-pustulosa tidak dijumpai
Diagnosis
Inokulasi pada korioalantoik, pemeriksaan virus dengan mikroskop elektron, deteksi antigen virus pada agar-sel,
juga pemeriksaan histopatologik dan tes serologik (tes ikatan komplemen)
Komplikasi BP, infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo, dsb), ulkus kornea, ensefalitis, efluvium,
dan telogen dalam waktu 3-4 bulan
Profilaksis
Vaksinasi dengan virus vaksinia, dengan metode multiple puncture
KI : atopi, penderita yang sedang mendapat kortikosteroid dan dengan defisiensi imunologik
Pengobatan
Penderita harus dikarantina
Sistemik :
• Antiviral; asiklovir atau valasiklovir misalnya isoprinosin
• Interferon
• Globulin gama
Simtomatik
• Analgetik/antipiretik
Awasi timbulnya infeksi sekunder maupun infeksi nosokomial, serta cairan tubuh dan elektrolit
Jika masih terdapat lesi di mulut, beri makanan lunak
Topikal (sebagai penunjang); kompres dengan antiseptik atau salap antibiotik
Luar (Eksogen)
Bahan kimia (detergen, oli)
Fisik (sinar, suhu)
Mikroorganisme (bakteri, jamur)
Dalam (Endogen)
Atopik
GEJALA KLINIS
Pada umumnya penderita mengeluh gatal
Stadium akut
Eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga
tampak basah (madidans).
Stadium sub akut
Eritema & edema berkurang eksudat mengering krusta
Stadium kronis
Lesi kering, skuama, hiperpigmentasi, papul & likenifikasi erosi /
ekskoriasi akibat garukan
DKI
Hindari Pajanan bahan iritan
Sembuh sendiri Cukup diberikan pelembab
Kortikosteroid topikal
DKA
Hindari Kontak dengan Alergen
Kortikosteroid oral dalam jangka pendek (prednison 30 mg/hari)
Kelainan kulit dapat di kompres
Bila ringan atau sudah mereda cukup berikan kortikosteroid
topikal
DERMATITIS ATOPI
Definisi
Peradangan kulit kronis & residifis, disertai rasa gatal
Berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dan riwayat atopi pada
keluarga atau penderita (rhinitis alergika, asma bronkial, dermatitis
atopi)
Kelainan kulit : papul gatal, ekskoriasi & likenifikasi, distribusinya di
lipatan (fleksural)
ETIOLOGI DERMATITIS ATOPI
Sampai saat ini etiologi maupun mekanisme yang pasti DA belum
semuanya diketahui, demikian pula pruritus pada DA. Tanpa pruritus
diagnosis DA tidak dapat ditegakkan.
Manifestasi Klinis
• bentuk infantil (2 bulan - 2 tahun)
• bentuk anak (2 - 10 tahun)
• Bentuk remaja dan dewasa.
Diagnosis Dermatitis Atopi
Kriteria Hanifin dan Rajka (3 mayor dan 3 minor)
Kriteria Mayor
• Pruritus dengan Morfologi dan distribusi khas :
• dewasa : likenifikasi fleksura
• bayi dan anak : lokasi kelainan di daerah muka
dan ekstensor
• Dermatitis bersifat kronik residif
• Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
Kriteria Minor Katarak subskapular anterior
Xerosis Hiperpigmentasi daerah orbita
Infeksi kulit (khususnya S.Aureus Kepucatan/eritema daerah muka
dan Virus Herps simpleks) Pitiriasis alba
Reaktivasi pada uji kulit tipe cepat Lipatan leher anterior
Peningkatan kadar IgE Gatal bila berkeringat
Dermatitis pada papila mammae Intoleransi terhadap bahan wol
Keilitis dan lipid solven
Konjungtivitis berulang Gambaran perifolikular lebih nyata
Lipatan Dennie-Morgan daerah Perjalanan penyakit dipengaruhi
infraorbita lingkungan dan emosi
Keratokonus
DERMATITIS ATOPI
Penatalaksanaan
Topikal
- Hidrasi kulit
- Kortikosteroid topikal anti inflamasi lesi kulit
Sistemik
- Kortikosteroid sistemik
mengendalikan eksaserbasi akut, jangka pendek
- Antihistamin
- Anti-infeksi
- Interferon
- Siklosporin
DERMATITIS NUMULARIS
Definisi
Berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak
lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa
papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga
basah (oozing)
DERMATITIS NUMULARIS
Etiopatogenesis
Etiologi belum diketahui pasti
Kulit cenderung kering
Stres emosional dan minuman berakohol
Gambaran Klinis
Gatal
Lesi akut vesikel dan papulovesikel (0,3 – 1 cm)
konfluensi /meluas ke samping membentuk coin,
eritematosa dan batas tegas
Vesikel pecah eksudasi krusta kekuningan
Predileksi : tungkai bawah, badan, lengan, punggung tangan
DERMATITIS NUMULARIS
Pengobatan
Kulit kering pelembab / emolien
Basah (Madidans) Kompres
Topikal
- Lesi obat anti inflamasi (preparat glukokortikoid)
Sistemik
- Pruritus antihistamin
- Infeksi sekunder antibiotik
- Kasus berat kortikosteroid
NEURODERMATITIS
Definisi
Peradangan menahun pada lapisan kulit paling atas yang menimbulkan rasa
gatal. Penyakit ini menyebabkan bercak-bercak penebalan kulit yang kering,
bersisik dan berwarna lebihi gelap, dengan bentuk lonjong atau tidak
beraturan.
NEURODERMATITIS