Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN PSIKOSOSIAL LANSIA

KELOMPOK 2
1.HARDI
2.HANITA PUTRA DJAYA
3.FIRDA ZULKAIDAH
4. ST.RAHMAWATY
5. KHAIRUNNISA TH
6.ERFAN SUTONO
7. DASRIL TASWIN
 Pada lansia terjadi penurunan kemampuan sosial dan finansialnya.
Kelangsungan hidupnya akan menjadi tanggungan keluarga atau
pemerintah.
 Dukungan sosial dan cara individu mengatasi masalah sangat berperan
penting dalam proses munculnya penyakit. Dukungan sosial dapat
diperoleh dari pasangan hidup, anak, lansia, saudara atau teman sejawat.
 Dukungan sosial dan cara mengatasi masalah merupakan mediator dalam
mengatasi penyakit berhubungan dengan stress . Dukungan sosial yang
tinggi akan mempercepat pemecahan masalah yang dihadapi termasuk
penyakit yg di derita
 Nining Setiowati melaporkan bahwa lansia yang mempunyai pendidikan
lebih tinggi akan lebih lentur dan mampu menyesuaikan diri dengan
panti wreda.
 Di masa datang, lansia yang sakit- sakitan dan mengalami penyakit
terminal seperti kanker dan gagal ginjal, memerlukan hospice yaitu
tempat tinggal untuk mereka yang tidak dapat disembuhkan.
 Pelayanan hospice lebih difokuskan pada pengurangan rasa sakit dan
bukan pada penyembuhan, juga diberikan persiapan untuk menghadapi
kematian, baik penderita maupun keluarganya.
 Selain hospice, pendekatan sistem sosial lansia juga perlu digalakkan.
Pendekatan itu lebih menitikberatkan interaksi antara individu dan sistem
sosial yang lebih luas.
 Lansia yang dihormati dan dicintai  diperhatikan ketika sakit
 Lansia yg diabaikan bahkan ditolak  tidak diperhatikan bahkan bila
sakit terminal
 Dukungan sosial  penderitaan lansia menjadi lebih ringan.
 Untuk mereka dari golongan menengah ke atas, dapat
menikmati hidup, lbih bebas melakukan aktifitas yang dahulu
tidak sempat mereka lakukakan karena harus bekerja
menghidupi keluarga dan waktunya banyak tersita oleh
pekerjaan. Mereka dapat mengisi waktu luang untuk kegiatan
sosial, agama, dan mulai dapat aktif di masyarakat.
 Bagi yang kurang keseimbangan mentalnya, kesendirian yang
dialaminya akan menimbulkan rasa terisolasi dan depresi yang
dimanifestasikan dalam bentuk kecemasaan dan keluhan fisik
tanpa kerusakan organis.
 Gangguan ingatan terutama bagi mereka yang yang tidak
diperhatikan keluarganya atau lingkungan sosialnya
kemungkinan akan berakhir di panti wreda.
Referensi
Surini Pudjiastuti, Sri dan Budi Utomo. 2003. Fisioterapi pada
Lansia. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai