Anda di halaman 1dari 26

DIAGNOSIS PENYAKIT

AKIBAT KERJA
12 November 2013

OLEH:
dr. Arrayanthi Bratakusuma, MKK. SpOk
Mengapa Diagnosis Okupasi
penting diketahui ?

 Diagnosis untuk mengetahui seseorang


terkena suatu penyakit atau tidak
yang berasal/disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan pekerjaan
berdasarkan sistimatika bidang medis

 Untuk Penyakit Akibat Kerja atau


Penyakit akibat hubungan kerja 
Diagnosis Okupasi
Mengapa Diagnosis Okupasi penting diketahui ?

 Diagnosis okupasi sebagai dasar


penetapan Penyakit akibat Kerja atau
penyakit akibat hubungan kerja
 dasar klaim asuransi tenaga kerja
(jamsostek)
 Pencegahan agar tidak terulang lagi
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Penyakit yang disebabkan oleh :
pekerjaan
alat kerja
bahan kerja
Proses kerja
Lingkungan kerja

MAN MADE DISEASE


(PENYAKIT INI ARTIFISIAL)
Penyakit akibat kerja
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja (PERMENAKER & TRANS No 01/1981)
- Pneumokoniosis
- Bronkopulmoner
- Asma kerja
- Alveolitis Alergis
- Penyakit oleh Be
- Penyakit oleh Cd
- Penyakit oleh p
- Penyakit oleh Cr
- Penyakit oleh Mg
- Penyakit oleh Pb
- Penyakit oleh As
- Penyakit oleh Hg
- Penyakit oleh carbon disulfida
- Penyakit oleh dernat halogen beracun
- Penyakit oleh benzena & homolog racun
- Penyakit oleh nitrogen & amino bezena
- dll
- kebisingan, vibrasi, radiasi
- dll
PENYAKIT AKIBAT KERJA
(Kepmenaker No. 333/1989)

- ditemukan/didiagnosa saat
pemeriksaan kesehatan berkala
- Oleh : 1.pemeriksaan klinis
2. pemeriksaan kondisi
lingkungan kerja
Penyebab Penyakit Akibat Kerja
1. Gol. Fisik
- Suara : tuli
- Radiasi : Ro penyakit darah. Kelainan kulit
infra merah katarak
ultraviolet conjtivitis fotoelectrica
- Suhu : Panas Heat stroke, heat cramps
Dingin Frostbite
- tekanan udara : tinggi : caisson disease
Penyebab Penyakit Akibat kerja (lanjutan …)

2. Golongan Kimia
- debu : Silikosis, pneumoconosis,
asbestosis
- uap : metal fume fever,
dermatitis
- gas : H2S, Co
- larutan : Dermatitis
- awan/kabut : insektisida, racun jamur
3. Golongan Biologis
- anthrax
- brucella (kulit)

4. Golongan Fisiologis (ergonomi)


- konstruksi mesin/tata letak/tata ruang
- sikap badan
- pencahayaan

5. Golongan mental psikologis


- monotoni
- hubungan kerja (stress psikis)
Diagnosis Okupasi

 DIAGNOSIS (Dokter Perusahaan)


berdasarkan :
1. klinis
2. Laboratorium & pemeriksaan penunjang
3. Data Lingkungan kerja
Analisis riwayat pekerjaan
PRINSIP DIAGNOSIS
PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Tentukan diagnosa klinis
2. Tentukan pajanan yang dialami
3. Apa pajanan dapat menyebabkan penyakit tsb ?
4. Apa jumlah pajanan cukup besar
5. Apa ada faktor-faktor lain yang berpengaruh
6. Cari kemungkinan lain
7. Penyakit akibat kerja , atau penyakit bukan akibat
kerja
a. penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan atau penyakit Akibat Kerja
b. penyakit yang diperberat oleh pekerjaan
1. Menentukan Diagnosis klinis

 Pada kasus-kasus yang berhubungan dengan bidang ilmu


penyakit dalam, keluhan dari pekerja harus dianalisis
secara medis dan dibuat Diagnosis klinisnya.
 Misalnya, seorang pekerja pria mengeluh mengalami kaki
bengkak sejak tujuh hari yang lalu. Maka lakukanlah
anamnesis penyakit secara rinci dan pemeriksaan fisik
sesuai dengan keluhannya. Lakukan pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis.
2. Menentukan pajanan apa yang dialami oleh pekerja

 diagnosis klinis  ditelusuri terpajan suatu zat


selama bekerja.
 Lakukan anamnesis pekerjaan :
tanyakanlah tentang riwayat pekerjaan dari
pekerja ini. Mulailah bertanya sejak pekerja
tersebut pertama kali bekerja, sampai sekarang
Masa kerja dari masing-masing pekerjaannya
harus dijabarkan secara rinci
Bahan atau zat pajanan yang ada di tempat kerja,
Jumlah pajanan di tempat kerja.
Pemakaian alat pelindung diri .
Pola waktu terjadinya
3. Menentukan apa pajanan dapat menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan tersebut.

 Setelah diketahui pajanan apa yang ada, atau yang ditemukan di


tempat kerja,  penelusuran Kepustakaaan tentang efak dari pajanan
tersebut.

 Bila dari kepustakaan ditemukan bahwa pajanan zat tersebut


mengakibatkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan tertentu,
maka dapat dipikirkan bahwa zat tersebut mungkin menimbulkan
penyakit akibat kerja. Oleh karena itu perlu diteliti tentang jumlah dan
lama dan konsentrasi zat tersebut di tempat kerja.

 Untuk bahan-bahan kimia efek dari zat kimia tersebut dapat dilihat
pada MSDS (Material Safety Data Sheet). Lihatlah pada penjelasan
yang ada di MSDS itu, kemudian kajilah bila memang menurut
data/informasi bahwa zat kimia tersebut dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
4. Menentukan jumlah pajanan yang dialami cukup
besar untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut

 Setelah diketahui pajanan apa yang ada, maka


diukur berapa jumlah pajanan yang ada di tempat
kerja tersebut. Konfirmasi kembali tentang
jumlah pajanan zat kimia tersebut yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. Jumlah
pajanan dipengaruhi oleh dosis bahan pajanan
dengan lama waktu terpajannya. Misal : dosis
terpajannya besar, umumnya dengan lama terpajan
yang kecil sudah dapat menimbulkan gangguan
kesehatan
5. Adakah faktor-faktor lain yang
mungkin dapat mempengaruhi.
 Tanyakan apakah pekerja tersebut menggunakan
alat pelindung diri, apakah digunakan secara benar
dan rutin ? Selain itu itu tanyakan apakah ia
mendapat pajanan yang serupa di tempat lain.
 Tanyakan pula tentang kerentanan yang ada pada
pekerja tersebut, misalnya riwayat penyakit dalam
keluarga, riwayat alergi, dan lain-lain
6. Ada kemungkinan lain yang dapat
merupakan penyebab penyakit
 Selain hal-hal di atas , dicari
kemungkinannya penyebab yang lainnya.
Hal ini perlu dipertimbangkan, karena
sering kali penyebab tersebut bersinergi
dengan pajanan yang ada di tempat kerja ,
sehingga menimbulkan gangguan kesehatan
7. Buat keputusan apakah penyakit
tersebut disebabkan oleh pekerjaannya

 Apabila langkah ke empat sudah dapat


dipastikan bahwa jumlah pajanan yang
dialami cukup besar , maka dapat langsung
dipertimbangkan sebagai penyakit akibat
kerja atau penyakit akibat hubungan kerja.
LANGKAH-LANGKAH
MENENTUKAN DIAGNOSIS

1. Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan


a. Riwayat Penyakit Sekarang
Deskrispsikan keluhan dengan
perjalanan penyakit

b Riwayat Penyakit Dahulu


c. Riwayat Pekerjaan :
- Faktor ditempat kerja
- Riwayat penyakit dan gejala
- Riwayat pekerjaan dari dulu sampai saat
ini (jenis kerja, waktu, lama, hasil
produksi, bahan yang dipakai, dll)
RIWAYAT PEKERJAAN

 Deskripsi semua pekerjaan sec. Kronologis


 Waktu
 Lamanya bekerja per hari dan masa kerja
 Apa yang di produksi
 Bahan apa yang digunakan
 Jumlah pajanan (kuantitatif)
 “ APD” yang digunakan
 Hubungan gejala dengan waktu kerja
 Pengaruh terhadap pekerjaan lain
 Menurut pekerja apa keluhan ada hubungan dengan
pekerjaan
Langkah-langkah diagnosis (lanjutan…)
2. Pemeriksaan Klinis
3. Pemeriksaan Lab (darah urin, faeses)
4. Pemeriksaan Rontgen untuk paru-paru
5. Pemeriksaan tempat kerja
- Faktor penyebab
- hasil pengukuran
6. Diagnosis kerja
Diagnosis Differensial
7. Diagnosis Okupasi
- ada hub WD/ dengan pekerjaan / proses kerja
/ ling.kerja
8. TERAPI

a. TERAPI MEDIKAMENTOSA:
- terhadap casual (bila mungkin)
- Pada umumnya PAK/PAHK irreversibel, sehingga terapi
sering kali hanya secara simptomatis saja
contoh : silicosis (irreversibel) – terapi hanya
mengatasi sesak napas , sakit dada

 Prinsip : lebih baik cegah PAK/PAHK

b. TERAPI OKUPASI:
- pindah ke bagian yang tidak terpapar
- lakukan cara kerja yang sesuai dg kemampuan fisik
PRINSIP PENCEGAHAN
I. PENCEGAHAN AWAL (PRIMER)
- Penyuluhan - perilaku K3 yang baik
- Olahraga

II. PENCEGAHAN SETEMPAT (sekunder)


- Pengendalian melalui undang-undang
- pengendalian melalui administrasi/organisasi
- pengendalian secara teknis (substitusi, ventilasi,
isolasi, alat pelindung diri)

III. PENCEGAHAN DINI (tertier)


- Pemeriksaan kesehatan berkala

IV. PENATALAKSANAAN KASUS cepat dan tepat

V. UPAYA REHABILITASI
SISTIM RUJUKAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Rujukan kasus : D/, TH/, rawat
2. Rujukan untuk dapat informasi lebih lengkap
3. Rujukan untuk pengendalian di perusahaan
KESIMPULAN
 Diagnosis okupasi penting bagi
dokter perusahaan

 Diagnosis okupasi sebagai dasar klaim ke


jamsostek

 Diagnosis okupasi penting sebagai dasar


terapi dan penatalaksanaan selanjutnya utk
pekerja dan lingkungan kerja

Anda mungkin juga menyukai