Anda di halaman 1dari 44

dr. Bambang W.

FAAL KERJA

Ilmu tentang fisiologi tubuh manusia saat


bekerja.
Bekerja merupakan hasil koordinasi dari
kerja sama indera, otak, syaraf dan otot yang
ditunjang oleh kerja jantung, paru, ginjal
dan lain-lain
LINGKUNGAN
BEBAN KAPASITAS
KERJA KERJA

FISIOLOGI
TUBUH FAKTOR
PSIKOLOGIS
LATIHAN

PERFORMA TUBUH

PRODUKTIVITAS KERJA
ERGONOMI

Yunani kuno, yaitu:


“ERGON” dan “NOMOS”

Ergon : kerja
Nomos: hukum/aturan
PENGERTIAN

Adalah ilmu serta penerapannya yang


berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya
dengan tujuan tercapainya produktifitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui
pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya.
RUANG LINGKUP ERGONOMI

Fisiologi Psikologi Anatomi

ERGONOMI

Manajemen Disain Engineering


KONSEP KESEIMBANGAN ERGONOMI

Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja


Overstress.
Discomfort.
Lelah.
Cidera.
Celaka.
Sakit.
KONSEP KESEIMBANGAN ERGONOMI

Jika tuntutan tugas < kemampuan kerja


Understress.
Bosan.
Lesu.
KONSEP KESEIMBANGAN ERGONOMI

Jika tuntutan tugas = kemampuan kerja


Performa optimal.
Secara ideal ERGONOMI:
 Membuat pekerjaan lebih aman dengan mencegah
cidera & penyakit.
 Membuat pekerjaan lebih mudah dengan
menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja.
 Membuat pekerjaan lebih disukai dengan mengurangi
stress secara fisik & mental.
 Mengurangi pengeluaran.
MANUSIA & PEKERJAANNYA
ERGONOMI DALAM DUNIA KERJA
MEMPERHATIKAN:

 Bagaimana orang mengerjakan pekerjaannya.


 Bagaimana posisi dan gerakan tubuh yang
digunakan ketika bekerja.
 Peralatan apa yang mereka gunakan.
 Apa efek dari faktor-2 di atas bagi kesehatan
dan kenyamanan pekerja.
KONDISI FISIK PEKERJA:

■Ukuran tubuh dan bentuk


■ Kebugaran dan kekuatan
■ Postur tubuh
■ Fungsi sensoris: penglihatan, pendengaran, perabaan.
■ Tekanan pada otot, sendi, syaraf.
KONDISI PSIKOLOGIS:

■Kemampuan mental (mental abilities);


■ Kepribadian (personality);
■ Pengetahuan (knowledge); dan
■ Pengalaman (experience).
ERGONOMI
ERGONOMI
ERGONOMI
ERGONOMI
ERGONOMI
ERGONOMI
KAPASITAS KERJA

Kemampuan, keterampilan & keterbatasan manusia


ditentukan beberapa faktor yaitu:
 Umur
 Jenis kelamin
 Antropometri
 Status kesehatan dan Nutrisi
 Kemampuan Kerja Fisik
PERTIMBANGAN ANTROPOMETRI DESAIN
terhadap ERGONOMI

 Penyesuaian desain mesin, sistem, ruang kerja dan


lingkungan terhadap karakter, kapasitas dan
keterbatasan manusia.
 Desain untuk reliabilitas, kenyamanan, lamanya
waktu pemakaian, kemudahan dan efisiensi dalam
pemakaian.
PERTIMBANGAN ANTROPOMETRI
PENDEKATAN DESAIN - ERGONOMI

 Mengetahui kebutuhan dalam orientasi


pasar, wawancara langsung dengan pemakai
produk dan menggunakan pengalaman
pribadi.
 Melakukan uji terhadap pemakai produk.
PERTIMBANGAN ANTROPOMETRI
DESAIN - FAKTOR MANUSIA
 Setiap manusia mempunyai bentuk yang berbeda-
beda, seperti: Tinggi-Pendek, Kurus-Gemuk, Tua-
Muda, Normal-Cacat.
 Manusia mempunyai keterbatasan fisik, contoh:
letak tombol operasional/kontrol panel yang tidak
sesuai dengan bentuk tubuk menyebabkan
terjadinya sikap paksa/salah operasional.
PEDOMAN KERJA POSISI DUDUK
Pedoman yang mengatur ketinggian landasan
kerja pada posisi duduk perlu pertimbangan sbb:
 Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama.
 Jika memungkinkan menyediakan meja yang
dapat diatur turun dan naik.
 Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan
fleksi tulang belakang yang berlebihan.
PEDOMAN KERJA POSISI DUDUK
 Landasan kerja harus memungkinkan lengan
menggantung pasa posisi rileks dari bahu, dengan
lenganbawah mendekati posisi horizontal atau sedikit
menurun.
PEDOMAN KERJA POSISI BERDIRI
Kerja posisi berdiri lebih melelahkan dari pada posisi
duduk dan energi yang dikeluar kan lebih banyak
10% - 15% dibandingkan posisi duduk.
Ketinggian landasan kerja posisi berdiri sbb:
 Pekerjaan dg KETELITIAN, tinggi landasan adalah
5 - 10 cm di ATAS tinggi siku berdiri.
 Pekerjaan RINGAN, tinggi landasan adalah 10 - 15
cm di BAWAH tinggi siku berdiri.
PEDOMAN KERJA POSISI BERDIRI

 Pekerjaan dg PENEKANAN,
tinggi landasan adalah 15 -
40 cm di bawah tinggi siku
berdiri.

POSISI BERDIRI :
A. Kerja dg PENEKANAN
B. Kerja dg KETELITIAN
C. Pekerjaan RINGAN
PEDOMAN KERJA POSISI BERDIRI
Posisi Duduk - Berdiri mempunyai keuntungan
secara biomekanis dimana tekanan pd tulang
belakang & pinggang 30% lebih rendah
dibandingkan dgn posisi duduk maupun berdiri
terus menerus.
PEDOMAN KERJA POSISI BERDIRI
POSISI DUDUK - BERDIRI :
 Kerja suatu saat DUDUK dan 1
suatu saat BERDIRI.

 Kerja perlu menjangkau


sesuatu > 40 cm ke depan atau 2
15 cm diatas landasan.

 Posisi Kerja DUDUK - BERDIRI


yang paling tepat. 90 - 100
3
60 - 70
BEBAN KERJA
Beban kerja yg diterima seseorang harus
sesuai atau seimbang terhadap FISIK maupun
keterbatasan manusia.
Semakin berat beban kerja, maka akan
semakin pendek waktu kerja seseorang untuk
bekerja tanpe kelelahan dan gangguan
fisiologis.
KELELAHAN AKIBAT KERJA
Suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi
pemulihan setelah istirahat.
Kelelahan diklasifikasikan dalam 2 ( dua ) jenis sbb :
 Kelelahan OTOT, perasaan nyeri pada otot.
 Kelelahan UMUM, ditandai dg berkurangnya
kemampuan untuk bekerja yang disebabkan lamanya
kerja fisik; keadaan lingkungan; mental; kesehatan.
FAKTOR PENYEBAB KELELAHAN
 Itensitas dan lamanya kerja fisik dan mental.
 Lingkungan: Iklim; Penerangan; Kebisingan; Getaran.
 Problem Fisik : Tanggung Jawab; Kekawatiran konflik.
 Kondisi kesehatan.
 Nutrisi.
LANGKAH-LANGKAH MENGATASI KELELAHAN

PENYEBAB KELELAHAN RESIKO


1. Aktivitas kerja fisik
2. Aktivitas kerja mental 1. Motivasi kerja menurun
3. Stasiun kerja tdk ergonomis 2. Performasi rendah
4. Sikap paksa 3. Kualitas kerja rendah
5. Kerja statis 4. Banyak terjadi kesalahan
6. Kerja bersifat monotomi 5. Cedera
7. Lingkungan kerja ekstrim 6. Stress akibat kerja
8. Psikologis 7. Penyakit akibat kerja
9. Kebutuhan kalori kekurangan 8. Terjadi kecelakaan akibat kerja
10. Waktu kerja-istirahat tidak tepat
LANGKAH REDESAIN
TEMPAT dan SIKAP KERJA
LANGKAH REDESAIN
TEMPAT dan SIKAP KERJA
LANGKAH REDESAIN
TEMPAT dan SIKAP KERJA

Sikap kerja Duduk bersila di Lantai

Sikap kerja Berdiri dengan meja


yang tidak Antropometris
Sikap kerja Duduk di kursi
LANGKAH REDESAIN
TEMPAT dan SIKAP KERJA

Tampak dari belakang


Sikap kerja Duduk-Berdiri bergantian

Tampak dari samping


Sikap kerja Duduk-Berdiri bergantian
LANGKAH REDESAIN
TEMPAT dan SIKAP KERJA

Ketinggian Lubang Molen


Pengukuran penurunan
terhadap SIKU sebelum perbaikan
Landasan Molen

Ketinggian Lubang Molen


terhadap SIKU Setelah perbaikan
LANGKAH REDESAIN
TEMPAT dan SIKAP KERJA

Sikap Kerja sebelum Sikap Kerja sesudah


Perbaikan Landasan Molen Perbaikan Landasan Molen

Sikap Kerja sesudah perbaikan dengan peneduh dari terpal


LANGKAH REDESAIN
TEMPAT dan SIKAP KERJA
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai