Anda di halaman 1dari 7

POTENSI BAHAYA DI TEMPAT KERJA

PT. DAIWABO GARMENT INDONESIA

ERGONOMI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
2020
A. Pengembangan penerapan ergonomi
1. Pengorganisasian kerja
- Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari.
Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke
depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman.
- Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus
dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi
ketepatan kerjadan ketrampilan aktivitas tangan.
-Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja denagn kemungkinan
duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.
-Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila hanya
satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya akan
berkontraksi statis. Gerakan berlawanan memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih
cermat terhadap kegiatan pekerjaan tangan.
2. Bangku atau meja kerja
Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin sering-sering adalah penyebab
kerja otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang
benar adalah sebagai berikut :
-Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan jarak
optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak lihat
optimal dan makin tinggi area kerja.
-Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan
sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-gerakan yang paling sering dilakukan
dalam keadaan fleksi.
-Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan pemberian penunjang siku,
lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan lembut
dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.
3. Sikap kerja
•Tempat duduk
Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap
duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian
tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
•Meja kerja
Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada
saat bekerja.
•Luas pandangan
Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata adalah 0-
30° vertical kebawah, dan 0-50° horizontal ke kanan dan ke kiri
4. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
5. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
6. Mengangkat beban
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll.
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.
-Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah
sebagai berikkut :
1. Beban yang diperkenakan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll.
3. Keterampilan bekerja
4. Peralatan kerja beserta keamanannya
- Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu :
1.Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot
tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
2.Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Penerapan :
1. Pegangan harus tepat
2. Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
3. Punggung harus diluruskan
4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan
5. Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum
yang terjadi dalam posisi mengangkat
6. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat
grafitas tubuh.
7.      menjinjing beban        
Tabel 1 beban yang diangkaat tidak melebihi aturan yang ditetapkan
Jenis kelamin Umur(th) Beban yang disarankan (kg)
Laki-laki 16-18 15-20
>18 40
wanita 16-18 12-15
>18 15-20

B. Keluhan-keluhan di tempat kerja yang berkaitan dengan ergonomi


a. Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu, pinggang, bokong,
lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha.
- Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang
setelah istirahat dan tidur yang cukup.
a.Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)
Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.
b.Kebisingan
Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:
• Kerusakan pada indera pendengaran
• Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian
• Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf
otonom
• Efek psikologis
-Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat
gejalanya.
-Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme
melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan
motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
Sebab –sebab kelelahan:
1. Monotomi
2. Beban dan lama kerja
3. Lingkungan
4. Faktor kejiwaan
5. Sakit , rasa sakit , gizi

Penyegaran:
1. Kepemimpi-nan
2. Manajemen
3. Pehatian terhadap keluarga
4. Perorgani-sasian kerja
5. Kesehatan dan kesejah-teraan ter-masuk upah dan gizi
6. Siap kerja
7. Kondisi lelah
8. Produktif dan sejahtera

C. Waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi pekerja


a)Lama bekerja
Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 – 8 jam sisanya untuk istirahat
atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi
ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi
kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan
kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan.
b)Istirahat
Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :
o   Istirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan
o   Istirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan kerja.
o   Istirahat yang ditetapkan  adalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan
o   Istirahat oleh karena proses kerja  tergantung dari bekerjanya mesin peralatan atau
prosedur-prosedur kerja

D. Upaya kesehatan kerja


1)Gizi dan produktivitas
Dalam bekerja seorang pekerja dalam kehidupannya memerlukan kalori makanan yang cukup
demi menunjang aktivitas para pekerja. Adapun susunan yang baik bagi pekerja adalah
sebagai berikut :
a.Makan pokok, yakni :
1.Bahan makan yang lazim dimakan dengan porsi besar sehingga diharapkan dapat menjamin
tenaga (kalori) yang besar pula
2.Bahan makanan setempat, yang mudah didapatkan atau yang sesuai dengan selera keluarga
3.Bahan-bahan ini berupa beras, jagung, sagu, ubi, dll
b.Lauk pauk, yakni :
1.Bahan makan yang lazim dapat menjamin pertumbuhan tubuh atau mengganti bagian badan
yang aus dan rusak
2.Bahan-bahan ini berupa kedelai, kacang, tempe, tahu, dll
c.Sayuran, yakni :
1.Bahan makan yang lazim dapat mempertahankan tubuh, dalam keadaan sehat atau
mempertahankan tubuh terhadap serangan atau penyakit
2.Sayuran yang berwarna lebih baik khasiatnya misalnya kangkung, bayam, wortel, tomat, dll
d.Buah yakni;
1.      Bahan makan yang gunya hampir seperti sayuran
2.      Di Indonesia buah terkenal sebagai pencuci mulut
3.      Setelah makan dan biasa dimakan dan sebagai maknan extra diluar waktu-waktu
makan. Sebaiknya buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relative lebih murah
2)Penerangan dan dekorasi
Penerangan dan dekorasi yaitu keserasian fungsi mata terhadap pekerjaan dan kegairahan atas
dasar faktor kejiwaan.

Tabel 2 Pedoman intensitas penerangan


Pekerjaan Contoh-contoh Tingkat penerangan yang
perlu
Tidak teliti Penimbunan barang 80 - 70
Agak teliti Pemasangan (tidak teliti) 170 – 350
Teliti Membaca, menggambar 350 – 700
Sangat teliti Pemasangan(teliti) 700– 10.000
o   Warna di tempat kerja
            Warna yang dipakai di tempat kerja sangat berpengaruh karena menimbulkan
penciptaan kontras warna agar tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang
optimal.
3)Pemeliharaan pendengaran dan penggunaan musik
1.      Kebisingan,efek dan pencegahannya
Adapun pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:
         Kerusakan pada indera pendengaran
         Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian
         Pengaruh faal,seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur, dan efek-efek saraf
otonom
         Efek psikologis yaitu perasaan terganggu dan ketidaksenangan
2.      Music dan pekerjaan
Musik dalam kerja diharapkan meningkatkan kegairahan dan kesegaran, tetapi musik tidak
dapat dipergunakan dalam pekerjaan yang memiliki kebisingan tinggi, karena pada keadaan
seperti itu music menambah besarnya gangguan. Musik dapat dimainkan pada saat sebelum
bekerja, Ketika bekerja, pada waktu istirahat atau ketika pulang menurut keperluan.
4)Olahraga dan kesegaran jasmani
Mengingat pentingnya kesegaran jasmani untuk kesehatan dan produktivitas maka
pembinaan kesegaran jasmani perlu mendapat perhatian yang lebih, sungguh-sungguh baik
berupa pelaksanaan, pembinaan kesegaran jasmani yang khusus maupun melalui berbagai
kegiatan olahraga. Pembinaan kesegaran jasmani perlu dilaksanakan sejak seleksi karyawan
yang berupa tes kesegaran jasmani. Misalnya, program aerobic dari cooper.

Anda mungkin juga menyukai