Anda di halaman 1dari 25

Oleh :

Wulandari P.S.
11 010 014
Dalam menentukan harga produk yg memiliki
keterkaitan, sebuah perusahaan harus
mempertimbangkan dampak dari perubahan
harga salah satu produknya terhadap produk
lain. Alasannya adalah karena pengurangan
harga sebuah produk menyebabkan yurunnya
permintaan produk substitusi yg dijual oleh
perusahaan yg sama dan menyebabkan
naiknya permintaan terhadap produk
komplementer.
Salah satu alasan penting bagi perusahaan untuk
menghasilkan lebih dari satu jenis produk adalah agar
bisa lebih memanfaatkan kapasitas pabrik dan
kapasitas produksinya.
Hal – hal yg harus diperhatikan sehubungan dengan
masalah tersebut :
1. Akan menguntungkan bagi perusahaan untuk terus
memasukkan produk baru lainnya hingga didapatkan
produk terakhir yg harganya sama dg biaya
marginalnya atau kapasitas produksi perusahaan telah
mencapai maksimum.
2. Diasumsikan bahwa fasilitas produksi perusahaan
bisa dengan mudah disesuaikan untuk menghasilkan
produk laindan kurva biaya perusahaan
mencerminkan kenaikan biaya akibat tambahan
produk lain.
3. Kurva permintaan dari setiap produk yg dijual oleh
perusahaan bersifat independen dan tidak terkait
satu sama lain.
4. Sebuah perusahaan mungkin menghasilkan sebuah
produk yg tidak akan memberikan laba atau sedikit
memberikan laba agar dapat memasok serangkaian
produk yg lengkap, untuk menjadikan sebagai loss
leader.
Produk yg diproduksi oleh suatu perusahaan bisa
memiliki keterkaitan tidak hanya dalam hal
permintaan, tetapi juga dalam hal produksi. Saling
ketergantungan produksi muncul ketika produk
dihasilkan secara gabungan. Produk bisa dihasilkan
secara gabungan (produk gabungan)dalam proporsi yg
tetap atau berubah – ubah. Ketika produk – produk
dihasilkan secara gabungan dalam proporsi yg tetap,
produk tersebut dianggap sebuah paket.
Produk yg dihasilkan seara gabungan dalam proporsi
tetap mungkin saja terjadi, yg lebih umum adalah
kasus poduk – produk yg dihasilkan secara gabungan
dalam proporsi variabel. Kita dapat menentukan
kombinasi produk yg diprooduksi secara bersama –
sama dapat memaksimumkan laba (jointly) dalam
proporsi variabel.
 Diskriminasi
harga (price discrimination)
mengacu pada penentuan harga yg berbeda –
beda, pada kuantitas yg berbeda pada
sebuah produk, pada waktu yg berbeda untuk
setiap pelanggan yg berbeda, atau pasar yg
berbeda, tetapi bukan berdasarkan
perbedaan biaya.
 Perusahaan tersebut harus mempunyai kemampuan
mengendalikan harga produk.
 Elastisitas harga permintaan terhadap produk tersebut
harus berbeda untuk jumlah produk yg berbeda, pada
waktu yg berbeda, untuk kelompok pelanggan yg
berbeda atau dalam pasar yg berbeda.
 Jumlah produk atau jasa tersebut, kapan waktu
digunakan atau dikonsumsinya produk tersebut, dan
kelompok pelanggan atau pasar bagi produk tersebut
harus dapat dipisahkan.
 Diskriminasi harga tingkat perrtama (first-degree price
diskrimination) berkaitan dengan penjualan setiap unit
produk secara terpisah dan mengenakan harga setinggi
mungkin bagi setiap unit produk yg dijual.
 Diskriminasi harga tingkat-kedua (second-degree price
diskrimination), ini mengacu pada penentuan harga
perunit yg sama untuk sejumlah atau sekelompok
produk tertentu yg dijual kepada setiap pelanggan,
kemudian memberikan harga yg lebih murah per
unitnya untuk sejumlah atau sekelompok tambahan
produk tersebut, dan seterusnya.
 Diskriminasi harga tingkat-ketiga (third-degree
price diskrimination) mengacu pada penentuan
harga yg berbeda – beda untuk produk yg
samadalam pasar yg berbeda, sehingga pendapatan
marginal dari unit terakhir yg dijual dalam setiap
pasar sama dengan biaya marginal untuk
menghasilkan produk tersebut.
 Untuk aljabar untuk mencapai maksimisasi laba
dirumuskan
MR1 = MR2 = MR = MC
Diskriminasi harrga juga dapat diterapkan
antara pasar domestik dan pasar luar negeri.
Diskriminasi internasional disbut dumping.
Hal ini mengacu pada pengenaan harga yg
lebih murah diluar negeri dibandingkan
didalam negeri untuk komoditas yg sama,
karena lebih tingginya elastisitas harga
permintaan dipasar luar negeri.
Selain dumping yg muncul sebagai akibat dari
diskriminasi harga internasional terdapat 2 bentuk
yakni predatory dumping dan sporadic dumping.
Penentuan harga yg sesuai untuk produk antara yg
dijual oleh sebuah divisi semiotonom kepada divisi
semiotonom lainnya (penentuan harga transfer)
memiliki nilai penting yg krusial bagi masing –
masing divisi, selain itu juga bagi operasi
perusahaan tersebut secara keseluruhan. Alasannya
ada 2 :
1. Harga yg dibayar oleh sebuah divisi dalam
perusahaan untuk produk antara yg dihasilkan
oleh divisi lain,mempengaruhi output dari setiap
devisi, dan oleh karena itu akan mempengaruhi
output perusahaan secara keseluruhan.
2. Harga – harga transfer mempengaruhi tingkat laba
dari divisi yg terlibat dalam jual beli produk antara
tersebut,dan akibatnya, harga transfer berfungsi
sebagai insentif agar berbagai divisi dalam
perusahaan dapat beroprasi secara efisiensi.
Jika tidak terdapat permintaan eksternal untuk
produk antara, divisi produksi bisa menjual
barang antara tersebut hanya secara internal
kepada divisi pemasaran perusahaan dan
divisi pemasaran perusahaan bisa membeli
barang antara itu hanya dari divisi produksi
perusahaan. Karena 1 unit barang antara
digunakan untuk menghasilkan setiap unit
produk akhir, maka output barang antara dan
barang akhir adalah sama.
Ketika pasar eksternal untuk produk antara tersedia,
output dari divisi produksi tidak harus sama dengan
output dari produk akhir. Jika output optimum dari
produksi melebihi jumlah produk antara yg diminta
secara internal ooleh divisi pemasaran,kelebihan
produk antara yg dihasilkan bisa dijual dalam pasar
eksternal produk antara itu. Harga transfer trgantung
pada apakah pasar eksternal bersifat pasar persaingan
sempurna atau tidak.
Harga transfer produk antara untuk penjualan
didalam perusahaan akan berbeda dengan
harga produk antara dalam pasar eksternal
tersebut. Penentuan harga internal dan
eksternal bagi produk antara yg dihasilkan
divisi produksi, akan menjadi salah satu
bentuk diskriminasi harga tingkat ketiga.
Praktik penentuan harga yg paling umum
adalah penentuan harga biaya plus. Praktek
ini mendekati aturan penentuan harga yg
memaksimumkan laba.
Aturan ini paling banyak digunakan, cara yg paling
umum dipergunakan untuk menghitungnya adalah
pertama-tama perusahaan memperkirakan biaya
variabel rata-rata (AVC) untuk memproduksi atau
membeli dan memasarkan suatu produk untuk
tingkat output yg normal atau standar. Kemudian
AVC ditambah biaya overhead rata-rata sehingga
memperoleh biaya perkiraan (cost) rata-rata yg
dialokasikan secara penuh.
Beberapa kelebihan dari metode ini :
 Penentuan harga biaya plus pada umumnya
memerlukan informasi yg lebih sedikit dan tidak
terlalu akurat dibanding aturan menentukan pada
tingkat output ketika pendapatan sama dengan
biaya marginal.
 Penentuan harga biaya plus terlihat mudah dan
sederhana untuk digunakan.
 Penentuan harga biaya plus biasanya menghasilkan
harga yg relatif setabil ketika biaya tidak terlalu
banyak berubah dengan berlalunya waktu.
Keputusan penentuan harga dan output yg tepat
membutuhkan analisis inkremental (incremental
analisys), artinya sebuah perusahaan harus
mengubah harga produk atau outputnya,
memperkenalkan produk baru, atau versi produk
baru tertentu, menerima pesanan baru, dll, jika
peningkatan dalam pendapatan total atau
pendapatan inkremental dari tindakan tersebut
melebihi peningkatan dalam biaya total atau biaya
inkremental.
 Penentuan harga pada beban tinggi (peak-load
pricing) mengacu pada pembebanan harga yg lebih
tinggi untuk barang atau jasa selama jam beban
tinggi dibanding diluar jam beban tinggi.
 Tarif dua bagian (two-part tarif) mengacu pada
praktek penentuan harga ketika konsumen
membayar biaya awal untuk mendapatkan hak
membeli sebuah produk atau jasa, selain juga biaya
penggunaan atau harga untuk setiap unit yg mereka
beli.
 Pengikatan(tying) mengacu pada keharusan bagi
konsumen yg membeli atau menyewa sebuah
produk, untuk juga membeli produk yg lain yg
dibutuhkan untuk menggunakan produk yg pertama.
Banyak praktek penentuan harga lain yg sering
duigunakan dalam dunia nyata, diantaranya :
1. Penentuan harga gengsi (prestige price).
2. Penentuan batas harga (price lining).
3. Skimming.
4. Penentuan harga nilai (value pricing).
5. Pengimbangan harga (price matching).
6. Penentuan harga melalui lelang (auction
pricing).

Anda mungkin juga menyukai