Anda di halaman 1dari 38

COMMUNITY LED TOTAL SANITATION

(CLTS)

1
Potret Sanitasi di Indonesia
efluen industri
di kawasan
pemukiman

buang air besar


MCK yang tidak sembarangan
berfungsi

selokan tersumbat
Jamban yang
asal-asalan

mencuci dan mandi di


sungai tercemar

pembuangan liar
lumpur tinja
Mengapa CLTS?

• CLTS (Community-Led Total Sanitation) merupakan


suatu pendekatan yang digunakan sehingga
masyarakat dapat memperbaiki sendiri kondisi
sanitasi lingkungan

• CLTS dapat menumbuhkan kesadaran bahwa sanitasi


merupakan kebutuhan alamiah masyarakat, dengan
‘menggugah’ rasa jijik, malu dan kesadaran bahwa
kontaminasi tinja akibat open defecation (BAB di
sembarang tempat) berbahaya bagi kesehatan
Mengapa CLTS?
• Karakteristik:
– Masalah sanitasi merupakan masalah
masyarakat, bukan masalah pihak luar,
sehingga pembangunan sanitasi dilakukan
oleh masyarakat sendiri dan tanpa subsidi
– Perbaikan kondisi sanitasi hanya bisa
dilakukan bersama secara total, tidak parsial
Hasil yang Diharapkan

• Demand masyarakat terhadap


pemakaian jamban meningkat
 kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan sanitasi dapat terpenuhi

• Perubahan perilaku dapat menular


secara cepat pada daerah lain (replikasi)
Pengertian CLTS
Pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk
menganalisa keadaan dan resiko pencemaran
lingkungan yang disebabkan buang air ditempat
terbuka dan membangun jamban tanpa subsidi
dari luar.
TAHAPAN PEMICUAN CLTS

1. Pra Pemicuan
2. Pemicuan
3. Pasca Pemicuan
PRA PEMICUAN
a. Observasi kebiasaan BABS masyarakat,
b. Persiapan pemicuan dan menciptakan
suasana yang kondusif sebelum
pemicuan.
c. Persiapan teknis dan logistik.
PEMICUAN
a. Memahami elemen pemicuan dan faktor
penghambat pemicuan,
b. Memahami apa yang boleh dan tidak boleh
dalam pemicuan,
c. Komposisi tim pemicu.
d. Alat-alat utama partisipasi untuk pemicuan
e. Langkah-langkah pemicuan,
13
ELEMEN – ELEMEN PEMICUAN
HAL - HAL YANG ALAT PRA YANG DIGUNAKAN
HARUS DIPICU
RASA JIJIK  TRANSEC WALK
 HITUNG TINJA
 DEMO AIR YANG MENGANDUNG TINJA ( Air di gelas untuk di minum
dan Air di ember untuk :CUCI MUKA, KUMUR 2
SIKAT GIGI, CUCI PIRING, CUCI PAKAIAN, CUCI BERAS / WUDLU )

RASA MALU  TRANSSEC WALK ( MENG-EXPOSE PELAKU OD )


 FGD ( TERUTAMA UNTUK PEREMPUAN )
 PEMETAAN
TAKUT SAKIT FGD
 PERHITUNGAN JUMLAH TINJA

 PEMETAAN RMH WARGA TERKENA DIARE ( DATA DARI PUSKESMAS )

 ALUR KONTAMINASI

ASPEK AGAMA MENGUTIP HADITS / PENDAPAT ULAMA/PENDETA, YG RELEVAN


PERILAKU MNS YG DLRG AGAMA KARENA MERUGIKAN MNS ITU SENDIRI
PRIVACY/HARGA FGD ( TERUTAMA DENGAN PEREMPUAN )
DIRI CONTOH PERILAKU KUCING

KEMISKINAN MEMBANDINGKAN KOND DI DESA/DUSUN YG BERSANGKUTAN DGN


MASYARAKAT
“TERMISKIN” SEPERTI DI BANGLADESH ATAU INDIA
FAKTOR-FAKTOR
YANG MENGHAMBAT PEMICUAN
Hal-hal yang menjadi Solusi
penghambat pemicuan di
masyarakat
Kebiasaan dengan subsidi / Jelaskan dari awal bahwa kita tidak
bantuan punya apa-apa, kita tidak
membawa bantuan

Faktor gengsi; malu untuk Gali model-model jamban menurut


membangun jamban yang sangat masyarakat dan jangan
sederhana (ingin jamban memberikan 1 pilihan model
permanen) jamban

Tidak ada tokoh panutan Munculkan natural leader, jangan


mengajari dan biarkan masyarakat
mengerjakannya sendiri
11
“APA YANG HARUS DILAKUKAN (DO)
DAN DIHINDARI (DON’T)” DALAM CLTS
JANGAN LAKUKAN LAKUKAN
Menawarkan subsidi Memicu kegiatan setempat.
Dari awal katakan bahwa tidak akan pernah ada subsidi
dalam kegiatan ini. Jika masyarakat bersedia maka
kegiatan bisa dilanjutkan tetapi jika mereka tidak bisa
menerimanya, hentikan proses.
Mengajari/Menyuluh Memfasilitasi
Menyuruh membuat jamban Memfasilitasi masyarakat untuk menganalisa kondisi
mereka, yang memicu rasa jijik dan malu dan mendorong
orang dari BAB di sembarang tempat menjadi BAB di
tempat yang tetap dan tertutup.
Memberikan alat-alat atau petunjuk kepada Melibatkan masyarakat dalam setiap pengadaan alat
orang perorangan untuk proses fasilitasi.
Menjadi pemimpin, mendominasi proses Fasilitator hanya menyampaikan “ pertanyaan sebagai
diskusi. (selalu menunjukkan dan menyuruh pancingan” dan biarkan masyarakat yang
masyarakat melakukan ini dan itu pada saat berbicara/diskusi lebih banyak.
fasilitasi). (masyarakat yang memimpin).
Memberitahukan apa yang baik dan apa yang Membiarkan mereka menyadarinya sendiri
buruk
Langsung memberikan jawaban terhadap Kembalikan setiap pertanyaan dari masyarakat kepada
pertanyaan-pertanyaan masyarakat masyarakat itu sendiri, misalnya: “jadi bagaimana
sebaiknya menurut bapak/ibu?”
TIM PEMICU
Peran Tugas
Lead Facilitator Fasilitator utama, yang menjadi motor
(1 orang) utama proses fasilitasi, biasanya 1 orang

Co – Facilitator Membantu fasilitator utama dalam


(2 atau 3 orang) memfasilitasi proses sesuai dengan
kesepakatan awal atau tergantung pada
perkembangan situasi.
Content Recorder Perekam proses, bertugas mencatat
(1 atau 2 orang) proses dan hasil untuk kepentingan
dokumentasi / pelaporan program.
TIM PEMICU
Peran Tugas
Process Facilitator Penjaga alur proses fasilitasi, bertugas
( 1 orang) mengontrol agar proses sesuai alur dan waktu,
dengan cara mengingatkan fasilitator (dengan
kode-kode yang disepakati) bilamana ada hal-
hal yang perlu dikoreksi.
Environment Setter Penata suasana, menjaga suasana ‘serius’
( 2 orang) proses fasilitasi, misalnya dengan: mengajak
anak-anak bermain agar tidak mengganggu
proses (sekaligus juga bisa mengajak mereka
terlibat dalam kampanye sanitasi, misalnya
dengan: menyanyi bersama, meneriakkan
slogan, dsb.), mengajak berdiskusi, memisah
partisipan yang mendominasi atau
mengganggu proses dari kelompok, dsb.
PROSES PEMICUAN (CLTS)

15
PENCAIRAN SUASANA

Tujuan : Terciptanya suasana akrab antara fasilitator


dan masyarakat sehingga masyarakat akan terbuka
untuk menceritakan apa yang terjadi di kampung
tersebut.

Lakukan pencairan dengan permainan yang


menghibur, mudah dilakukan oleh masyarakat,
melibatkan banyak orang dan ada hubungannya
dengan CLTS.
Pencairan Suasana

17
IDENTIFIKASI PENGGUNA JAMBAN
ATAU CAKUPAN SANITASI

 Sepakati bersama tentang penggunaan kata BAB dan kotoran


manusia dengan bahasa setempat (misal “Ngising” untuk BAB
dan “Tai“ untuk kotoran manusia). Kata yang disepakati akan
digunakan selama proses pemicuan berlangsung
 Ajukan pertanyaan : “Di mana saja biasanya masyarakat BAB ?
 Jika ada yang menjawab di WC/jamban, minta peserta yang
sudah BAB di jamban untuk mengangkat tangannya (untuk
mengetahui seberapa banyak masyarakat yang hadir telah
memiliki WC/jamban)
 Ajukan pertanyaan: “Kenapa sebagian masyarakat masih BAB
di kebon/sawah atau tempat terbuka lainnya? (jawaban tidak
perlu dikomentari)
18
IDENTIFIKASI PENGGUNA JAMBAN
ATAU CAKUPAN SANITASI

19
MAPPING (PEMETAAN)
 Minta beberapa orang dari peserta untuk menggambar peta kampung
mereka.
 Mulai pembuatan peta dengan membuat batas kampung, jalan desa,
lokasi pemicuan, lokasi kebun, sawah, kali, lapangan, SPAL, balong ikan,
rumah penduduk (nama KK & jumlah anggota keluarga ditulis di kertas).
 Setelah semua rumah peserta yang hadir masuk dalam peta, minta
kepada semua peserta untuk mengambil bubuk/semen warna kuning,
kemudian minta mereka untuk meletakkan bubuk/semen tersebut sesuai
dengan lokasi dimana mereka biasa BAB. Jika sudah di jamban, maka
bubuknya diletakkan di lokasi rumah.
 Minta ke semua peserta untuk mengamati peta kampung mereka, apa
yang terjadi dengan kampung mereka yang dikepung oleh kotoran dan
minta mereka untuk bertepuk tangan.
 Ajukan pertanyaan kunci: Bagaimana perasaan kita kalau melihat
kampung kita seperti dalam peta? (Kembangkan ke pertanyaan-
pertanyaan berikutnya yang memicu rasa jijik, malu, harga diri dll.)
20
Mapping (Pemetaan)

21
TRANSECT WALK
 Ajak semua peserta untuk berjalan-jalan mengelilingi
kampung mereka. Tujuan perjalanan adalah lokasi-lokasi
dimana orang biasa BAB.

 Jika menemukan kotoran, beri bendera warna kuning dan


ajukan pertanyaan: Kotoran siapa ini ? Siapa saja yang tadi
malam atau tadi pagi BAB disini? Bagaimana perasaan kita
kalau melihat kotoran yang berserakan seperti ini?
(Kembangkan ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk
memicu rasa jijik, malu, takut sakit dll.)

22
TRANSECT WALK

23
MENGHITUNG VOLUME TINJA
 Hitung volume tinja mulai dari menghitung berapa jumlah KK dan
jiwa di kampung tersebut dan berapa kira-kira jumlah orang yang
masih BAB di sembarang tempat, berapa kali biasanya kalau BAB
dalam sehari, berapa banyak (kilo) sekali BAB. Lalu kalikan jumlah
tinja yang dikeluarkan per orang dengan jumlah jiwa yang masih
BAB di sembarang tempat. Hitung jumlah tinja dalam seminggu,
sebulan, setahun dst. Konversikan jumlah tinja dalam ukuran
karung beras, berapa karung dan berapa tinggi jika ditumpuk
seperti padi/ beras.

 Ajukan pertanyaan bagaimana perasaan mereka jika melihat tinja


sebanyak itu dan lari kemana saja tinja-tinja itu? (Kembangkan ke
pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk memicu rasa jiji, takut
sakit, rasa nyaman, rasa berdosa dll.)
MENGHITUNG VOLUME TINJA

25
ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL)

 Ajukan pertanyaan: Mungkinkah tinja yang kita keluarkan di


sembarang tempat bisa masuk masuk mulut kita? Jika mungkin
lewat mana dan apa saja? (pada proses ini jawab masyarakat
bisa langsung disampaikan lewat lisan atau mereka diminta
menggambarkan prosesnya dengan kertas/alat yang sudah
dipersiapkan)
 Tegaskan bahwa ternyata kita telah makan tinja yang kita
keluarkan sendiri dengan berbagai macam cara.
 Ajukan pertanyaan: Apa yang terjadi/apa akibatnya kalau kita
“makan” atau minum” tinja? (Kembangkan ke pertanyaan-
pertanyaan berikutnya untuk menguatkan bahwa ternyata kita
telah telah makan dan minum tinja yang kita keluarkan)

26
Memahami Interpretasi Data
(dasar : pemutusan mata rantai penularan penyakit akibat BABs)

Pencegahan dengan Perilaku Higienes


Pencegahan perilaku Sanitasi - Mencuci tangan dengan air mengalir dan pakai sabun
Akses ke Jamban Sehat - Pengelolaan dan penyediaan air bersih
- Dan perilaku higienes lainnya

27
SIMULASI AIR
YANG TERKONTAMINASI (Alt. 1)
 Siapkan 2 gelas air mineral yang masih disegel
 Minta salah seorang peserta untuk minum air tersebut dengan terlebih dahulu
menunjukkan bahwa air masih tersegel. Fasilitator juga melakukan hal sama
(minum air mineral kemasan)
 Minta 1 helai rambut kepada salah seorang peserta, kemudian tempelkan
rambut tersebut ke tinja yang sudah diambil saat transect, celupkan rambut
tersebut ke air mineral yang tadi diminum oleh peserta
 Minta peserta yang minum air tadi untuk meminum kembali air yang telah
diberi tinja. Minta juga peserta yang lain untuk meminumnya.
 Ajukan pertanyaan: Kenapa tidak yang ada berani minum?
 Ajukan pertanyaan lain untuk menguatkan bahwa air yang kita minum dari
rumah, makan yang kita makan sama tercemarinya seperti air tadi jika kita
masih BAB di sembarang tempat.

28
SIMULASI AIR
YANG TERKONTAMINASI (Alt. 2)
 Siapkan 1 ember air dari sumur milik warga atau dari sungai yang bersih
 Minta salah seorang peserta untuk mencuci muka dengan air tersebut.
Fasilitator juga melakukan hal sama (mencuci muka)
 Minta 1 helai rambut kepada salah seorang peserta, kemudian tempelkan
rambut tersebut ke tinja yang sudah diambil saat transect, celupkan rambut
tersebut ke air yang tadi digunakan untuk mencuci muka oleh peserta
 Minta peserta yang telah mencuci muka tadi untuk mencuci muka kembali
dengan air yang telah diberi tinja. Minta juga peserta yang lain untuk
melakukannya.
 Ajukan pertanyaan: Kenapa tidak ada yang berani melakukan?
 Ajukan pertanyaan lain untuk menguatkan bahwa air yang kita minum dari
rumah, makanan yang kita makan sama tercemarinya seperti air tadi jika
kita masih BAB di sembarang tempat.

29
SIMULASI AIR
YANG TERKONTAMINASI (Alt. 1)

30
PUNCAK PEMICUAN
 Ajukan terlebih dahulu pertanyaan tambahan: Apa dampak dari adanya tai
yang berserakan (MEMICU TAKUT SAKIT), bagaimana kalau kita tidak punya
jamban, kemudian kita ingin berak pada malam hari atau dalam kondisi sakit
atau hamil, bagaimana kalau ada ular (MEMICU RASA AMAN DAN NYAMAN),
bagaimana dengan kaum perempuan yang mungkin diintip orang? (MEMICU
PRIVASI/HARGA DIRI)
 Apakah BAB di sembarang tempat itu lebih banyak mendatangkan manfaat
atau lebih banyak kerugiannya?
 Apakah kita mau begini terus? Kalau tidak harus bagaimana?
 Adakah atau siapa yang mau berubah?
 Apa yang akan dilakukan setelah ini?
 Minta masyarakat yang mau berubah (membuat jamban) untuk ke depan
dan berikan apresiasi (tepuk tangan)
 Minta mereka (yang mau berubah) untuk menanda tangani ‘kontrak sosial’
(komitmen pembuatan jamban)
 Sepakati jadwal pertemuan berikutnya (RTL)
 Tutup pertemuan dengan ucapan terimakasih kepada masyarakat
31
PASKA PEMICUAN

a. Membangun ulang komitmen


b. Pilihan teknologi sanitasi untuk 5 pilar STBM,
c. Membangun jejaring layanan penyediaan
sanitasi
d. Pendampingan dan monitoring,
e. Menggali media promosi untuk perubahan
perilaku yang berkelanjutan.
Membangun Ulang Komitmen
1. Membentuk Komite CLTS/ Natural Leader
untuk Monitoring warga yang terpicu
2. Membuat RTL warga yang terpicu untuk
berubah perilaku (tidak BABS lagi)
3. Buat Peta Hasil Pemicuan untuk Monitoring
warga yang terpicu

33
Natural Leader

34
RTL Warga yang terpicu

35
Peta Hasil Pemicuan untuk Monitoring

36
Pendampingan & Monitoring

37

Anda mungkin juga menyukai