Anda di halaman 1dari 53

Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Hukum
Universitas Muria Kudus
Bahan, Sumber Informasi dan Referensi:
•P.J. Supratiknjo, Hukum Perdata, Hukum Benda, Fakultas hukum UNDIP, Semarang, 1981
•Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Benda, Liberty, Yogjakarta, 1980
•Kho Tjay Sing, Hukum Perdata, Hukum Benda, Fakultas Hukum UNDIP, 1980
•J. Satrio, Hukum Jaminan Hak-hak Jaminan Kebendaan, Citra Aditya Bakti, Bandung 1996
•Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Jaminan, Buku ke I dan ke II Mandar Maju,
Bandung.
•Subekti, Aneka Perjanjian, Alumni, Bandung
•Perundang-undangan tentang jaminan :
a)KUHPerdata ( Gadai dan Penanggungan Utang ),
b)UU No 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan,
c)UU No 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
PERUBAHAN PENTING DALAM
HUKUM BENDA
 Lahirnya UUPA (UU N0. 5 Th 1960, LN 1960 No. 104)
berlaku 24 Sept 1960  dicabut bk II KUH Pdt
sepanjang mengenai bumi, air serta kekayaan alam yg
terkandung di dalamnya, kecuali ketentuan-2
mengenai hipotek. Krn UUPA mengatur juga ruang
angkasa, maka ketentuan tsb di KUH Pdt juga
dianggap dicabut. Bk II KUH Pdt yg mengatur benda:
Ps 499 – 829 dan Ps 1131 - 1232
LANJUTAN
 Gagasan Baru  KUH Pdt tak dianggap lagi sbg UU,
ttp hanya sbg “dokumen” : KUH Pdt Barat telah
diadatkan  hanya ketentuan2 dlm KUH Pdt yg
benar-2 hidup sbg hkm dan tdk bertentangan dgn jiwa
kemerdekaan,haluan negara dan tata hkm nasional
Indonesia dianggap masih berlaku
LANJUTAN
 Berlakunya UUHT atas Hukum Pertanahan
Nasional dan akibat-akibatnya thd Buku II
KUHPerdata
 UUHT No.4 Tahun 1996 → merupakan realisasi
pasal 51 UUPA;
 Hak Tanggungan dpt dibebankan pada:
- Hak Milik → pasal 25 UUPA
- Hak Guna Usaha → pasal 36 UUPA
- Hak Guna Bangunan → pasal 39 UUPA
LANJUTAN
Pasal 57 UUPA sebelum berlaku UUHT → tetap berlaku
ketentuan Hipotik dan Creditverband
Staablad 1908 – 542 diubah Staablad 1937 – 190.
dgn berlakunya UUHT → tercipta unifikasi penentuan
tentang jaminan:
Di bidang perundang-undangan:
a. berlakunya UUHT → seperti yg diatur dlm pasal 51
UUPA
b. tdk berlakunya ketentuan CV : S. 1908 – 542
S. 1937 – 190
c. pasal 25 UUHT
 Pembedaan Hak dalam Hk Perdata :
 Hak Perorangan (persoonlijk recht)
 Hak Kebendaan (zaelijk recht)
 Hak Perorangan timbul dr suatu perikatan. Hak ini
memberi hak kpd pihak yg satu (kreditor) utk
memperoleh prestasi dr pihak yg lain (debitor).
 Prestasi : kewajiban debitor utk memberi, berbuat atau
tidak berbuat sesuatu.
 Benda bukan objek langsung dr hak perorangan, krn
objek hak perorangan adalah prestasi
HAK KEBENDAAN
 Memberi kekuasaan langsung atas suatu benda
 Hak kebendaan mengadakan hub antara seorang
(subjek hk) dengan suatu benda, sedang hak
perorangan antara kreditor thd debitor
 Hak perorangan berlaku thd orang tertentu (debitor),
sedang hak kebendaan berlaku terhadap siapapun
LANJUTAN
Hak Kebendaan bersifat
mutlak (absolut) sehingga dpt
dipertahankan thd siapapun
Hak perorangan bersifat
relatif karena hanya berlaku
untuk orang tertentu saja.
 Hak itu mempunyai akibat (gevolg) atau droit de suit
artinya hak itu mengikuti benda ditangan siapapun
benda itu berada
 Di tangan siapapun juga benda itu dapat dituntut
kembali oleh yg mempunyai hak kebendaan atas
benda tsb.
 Penuntutan kembali tsb disebut: REVINDIKASI.
 Revindikasi merupakan sifat utama kebendaan,
tetapi tidak ada dlm hak perorangan.
 Dalam Hak perorangan yg ada adalah hak minta
ganti kerugian
 A meminjamkan arloji pada B, benda itu dicuri C dan
C menjual pada D, dst
 Hal tsb: A dapat menuntut (merevindikasi) arloji tsb
kpd D atau kepada pemakai seterusnya di mana arloji
tsb berada
 Hal tsb jika diterapkan akan mempersulit lalu lintas
hukum, terutama terhadap benda bergerak yang tidak
atas nama
 X menjual almari pada Y, shg Y mempunyai hak
perorangan thd X. Sebelum almari diserahkan, Y
belum mempunyai hak kebendaan . Jika X tdk
menyerahkan almari pd Y maka ia hanya boleh minta
ganti kerugian pd X.
 Pd umumnya hakim menjatuhkan putusan kepada
Tergugat berupa kewajiban membayar sejumlah uang
 Jika tdk dibayar, keputusan boleh dijalankan dgn
menyita barang dan menjualnya, bisa juga dgn
penyanderaan (gijzeling)
 Hakim dpt menghukum Terggat utk melarang
perbuatan-2 ttt, jika dilanggarnya maka ia hrs
membayar sejumlah uang utk tiap-2 kali melanggar
larangan itu (uang paksa = dwangsom)
 Hak kebendaan yg paling luas: hak eigendom
yaitu hak atas bendanya sendiri
 Pembatasannya adalah sbgmana dlm Ps 570 KUH
Pdt
 Hak kebendaan lain selain hak eigendom:
 Hak utk menikmati benda orang lain, spt hak pakai, hak
nikmat hasil
 Hak-2 atas bendanya orang lain sbg jaminan utk
melunasi suatu piutang, spt hak gadai (pand), fidusia,
hak tanggungan dan hipotek
 Atas suatu benda mungkin ada 2 orang yg
mempunyai hak:
 Hak eigendom (pemilik) tetap menjadi eigenaar,
tetapi haknya telah dikurangi dgn hak pakai hasil, shg
selama hak pakai hasil berlangsung, eigenaar tak
berhak memakai bendanya dan memungut hasilnya
 Selama itu hak eigendom sebenarnya kosong krn itu
dinamakan “blote” eigendom (“eigendom yg
ditelanjangi”, “eigendom kosong” atau “eigendom
belaka”
 Yg berhak memakai dan memungut hasilnya bukan
eigenaar
Ada dua hak :
 Hak kebendaan
 Hak perorangan
Di luar KUH Pdt ada jenis hak ketiga
yang bersifat mutlak dan bersifat
monopolistis, ttp tdk atas suatu
benda, spt: hak cipta, hak merek, dll,
 Pengertian
 Benda bagian, bunga dan benda
penolong
 Membeda-bedakan Kebendaan
 Ps 499 KUH Pdt: kebendaan adl tiap-tiap barang
(=benda) dan hak yg dpt menjadi objek dr hak
eigendom, yaitu yg dpt dimiliki oleh seorang atau
subjek hkm lain
 Ada benda yg tdk dpt dimiliki: udara, sinar matahari,
air laut  bukan benda dlm arti hkm. Ttp udara dgn
frekuensi ttt dlm tabung atau cilinder  kebendaan
 Lawan objek hkm adalah subjek hkm yaitu orang
atau badan hkm yg dpt memiliki barang atau hak tsb
 Ps 467 KUH Pdt : digunakan dlm arti kepentingan, juga
dlm Ps 1354 KUH Pdt
 Ps 1792 KUH Pdt : digunakan dlm arti perbuatan hukum
 Ps 115 HIR : dipakai dlm arti perkara (di muka pengadilan)
 Dalam buku II KUH Pdt : dipakai dlm 2 arti:
○ Dlm arti benda yg bertubuh (berwujud) : ps 500, ps 608 KUH Pdt
○ Dlm arti bagian dr harta kekayaan yaitu benda-2 yg bertubuh dan
tdk bertubuh (hak-2, spt piutang, hak cipta, merek: Ps 499, 503 dll
 Kebendaan diartikan sesuatu yg dpt dikuasai
oleh dan mempunyai harga utk seseorang
 Kebendaan diartikan sbg benda bertubuh dan
benda yg tidak bertubuh
 Istilah benda atau barang digunakan dlm arti
benda yg bertubuh
 Benda tak bertubuh dipakai istilah kebendaan
tak bertubuh, benda tak bertubuh, atau hak
 Kebendaan adlh bertubuh jika berwujud
(lichamelijk)
 Tak bertubuh adlh hak-2, spt hak atas merek,
piutang, segala hak utk menuntut sesuatu
 Cara membedakan ini penting antara lain bagi
penyerahan
 Cara penyerahan, cara menggadaikannya kebendaan
bergerak yg bertubuh dan tak bertubuh berbeda.
 Saham-2 atau obligasi (surat-2 hutang) “aan toonder”
(tdk atas nama)  bertubuh/tdk?
 Pasal 500 KUH Pdt  sgl apa yg krn perlekatan
menjadi kesatuan dgn benda lain, mrpk bagian dr
benda itu
 Rumah kecil pada lapangan tennis yg digunakan
untuk ganti pakaian mrp benda bagian, sedang
lapangan tennis adl benda utama.
 Hasil krn alam:
1) hasil tumbuh timbul dr tanah sendiri tanpa
pekerjaan orang (Ps 502 ayat 1 sub 1)
2) sgl apa yg mrpk hasil dari atau dilahirkan leh
binatang-2 (Ps 502 ayat 1 sub 1)
 Hasil krn pekerjaan orang yaiu hasil dr tanah yg
hanya diperoleh krn pekerjaan orang (Ps 502 ayat 2)
 Hasil perdata (karena hukum): Ps 502 ayat (2)
menyebutkan uang sewa, bunga uang dll  atau
hasil dr modal yg dpt diterima secara berkala (Ps 502
ayat 3) karena diperjanjikan atau demi hukum
 Hasil-hasil tsb dianggap sbg benda bagian selama:
 Hasil-2 itu sepanjang mengenai hasil tanah
 Masih melekat pd tanah (Ps 500)
 Sepanjang mengenai hasil perdata, masih belum bisa
ditagih (kecuali ditentukan lain oleh UU atau
perjanjian)
 Hasil-hasil tsb stlh terlepas dr tanah atau stlh dpt
ditagih mrpk benda tersendiri
 Pembagian hasil-2 ke dlm 3 jenis tsb penting bagi hak
pakai dan hak nikmat hasil (lihat Ps 762, 763)
Benda-2 yg secara ekonomis mrpk
kesatuan dgn benda lain ttp tdk
berlekat dgn benda lain itu
Contoh: Kunci dr almari, kursi dr
gedung bioskop,dll
 Bertubuh dan tak bertubuh (Ps 503)
 Dapat dan tak dapat dihabiskan (Ps 505)
 Bergerak dan tak bergerak (Ps 504)
 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan:
 Barang-barang yg sudah ada dan yg akan ada
 Barang-2 yg akan ada: yg absolut dan yg relatif
○ Yg absolut: brg-2 yg pd suatu saat sama sekali belum ada,
misal panen yg akan datang
○ Yg relatif: brg-2 yg pd saat itu sdh ada ttp bagi orang-2 ttt blm
ada, misal: brg yg sdh dibeli belum diserahkan
Ada barang yg dpt diperdagangkan
dan yg tdk dpt diperdagangkan
Barang-2 yg dpt dibagi dan tdk dpt
dibagi
 Seorang pewaris dlm testamennya memberikan sbg
hibah wasiat (legat) “semua benda bergerak yg
bertubuh”
 Menurut pdpt Legataris (penerima hibah wasiat) 
termasuk benda bergerak yang bertubuh adalah saham-
2 dan obligasi-2 (efek-efek) “aan toonder”
 Pdpt ini ditentang ahli waris dr pembuat testamen
 Hakim memutuskan bahwa kebendaan tsb adalah hak-2
dg demikian berarti benda bergerak yg tak bertubuh.
Surat-2 saham dan obligasi hanya mrpk srt bukti bagi
hak-2 tsb
 Benda dikatakan dapat habis jika krn dipakai menjadi
habis. Contoh: makanan, arang, kayu bakar
 Uang dianggap sbg benda yg dpt dihabiskan, krn habis
apbl dipakai / dikeluarkan
 Cara membedakan adlh penting bagi hak pakai atau
hak nikmat hasil (Ps 757) dan pd maatschaap (Ps 1631)
 Ada benda-2 yg bilamana dipakai tdk habis, lambat
laun menjadi kurang, spt: pakaian (Ps 765)
 Pembedaan ini sangat penting
 Cara penyerahannya berbeda
 Kebendaan tak bergerak didaftarkan  jika
dipindahtangankan hrs balik nama
 Benda bergerak yg bertubuh pd umumnya tak ada
pendaftaran (kecuali kapal-2 dengan bobot 20 m3 atau
lebih
 Penyerahan benda bergerak yg bertubuh dan tdk atas
nama  dgn mengulungkan (ps 612) benda itu oleh
tangan yg satu kpd tangan yg lain
 Sbg Jaminan kebendaan bergerak  digadaikan,
sedang benda tak bergerak  dihipotikkan
 Pembedaan ini juga penting dlm hkm keluarga  ps
124 ayat 3, 150.
 Perhatikan Ps 1963, 1977 KUH Pdt
 Perbedaan benda bergerak dan tdk bergerak tdk hanya
mengenai benda yg bertubuh melainkan juga yg tak
bertubuh
 Dibagi dalam 3 golongan:
1. Kebendaan tak bergerak krn sifatnya (Ps. 506)
2. Kebendaan tak bergerak krn peruntukannya (Ps. 507)
3. Kebendaan tak bergerak karena ketentuan UU (Ps. 508)
 Sub 1 dan 2  benda bertubuh, sedang sub 3 tak
bertubuh (hak-hak)
 Benda tak bergerak yg terpenting: tanah
 Benda yg menurut sifatnya tak bergerak sebenarnya
hanya tanah dan apa yg geologis terikat dgn tanah
(yaitu barang-2 tambang selama barang-2 itu belum
dikeluarkan dr tanah)
 Dianggap benda tak bergerak:
 benda-2 yg dgn akarnya menancap dlm tanah
 Benda-2 yg didirikan atas tanah dan tertancap dlm
pekarangan atau terpaku dlm bangunan rumah
1. Tanah dan segala apa yg scr geologis terikat dgn
tanah. Yaitu harta tambang(Ps. 506 sub 1 dan 3),
harta karun (Ps 587) bukan benda tak bergerak
2. Hasil-hasil alam dr tanah, spt pohon-2, tanaman
ladang yg belum dipetik (Ps 506 sub 3), kayu-2
tebangan kehutanan selama belum ditebang (Ps.
506 sub 4)
3. Segala apa yg didirikan atas tanah (Ps 506 sub 1).
Ikatan dgn tanah hrs kuat, ada fundamennya
4. Segala apa yg terikat dgn tanah atau dgn bangunan di
atas tanah itu. Ps 506 sub 5: pipa-pipa dan got-got air.
Cagak lampu, cagak telpon termasuk juga.
 Perlu diperhatikan: Hukum barat atas tanah telah
dicabut UUPA, shg berlaku hk adat yg tdk
mengadakan pembedaan antara benda bergerak dan
takbergerak, melainkan hanya tanah dan benda-benda
lain. Scr formil: tanah tak dpt dinamakan benda tak
bergerak.
 Adalah benda yg menurut sifatnya mrpk benda-2
bergerak, ttp yg oleh pemiliknya dihubungkan dgn
benda tak bergeraknya utk dipakai selamanya guna
benda tak bergerak itu (Ps 507 ayat 1 dan anak kalimat
setelah sub 4)
 Ps 507 sub 1 – 3 menyebut benda-2 yg dianggap sbg
benda tak bergerak krn peruntukannya: Barang-2
 Dalam pabrik
 Dalam rumah-2 tinggal
 Dalam kepemilikan rumah
 Apakah suatu benda mrpk suatu benda tak bergerak
krn peruntukannya atau tidak adalah penting a.l.:
 bagi kontrak-2 utk memindahtangankan benda-2 tak
bergerak, apbl kedua belah pihak tdk diperincikan
apkh yg menjadi objek dr kontrak-2 itu,
 bagi hipotik utk mengetahui apakah yg dibebani oleh
hipotik ( sekarang Hak Tangungan )
 Adalah hak-2 dan tuntutan dr mana
objeknya adalah benda tak bergerak
 Perincian di Ps 508 KUH Pdt:
baca !!!
 Ps 506 – 508 telah diketahui apa yg termasuk
kebendaan tak bergerak
 Ps 509 dst  rumusan tentang benda bergerak
 Jika ada pertentangan antara ketentuan di bab III dan
bab IV maka yg dipakai adalah bab III
 Sgl kebendaan yg menurut Ps 506 – 508 tdk termasuk
benda tak bergerak, maka adalah kebendaan bergerak
1. Benda bergerak krn sifatnya (Ps 509 dan 510 KUH
Pdt)
 Benda yg dpt berpindah atau dipindahkan : benda
bergerak krn sifatnya (Ps 509)
 Rumusan ps 509 terlalu luas, krn tdk semua benda yg
dpt berpindah dan dipindahkan adlh benda bergerak,
misalnya: perkakas dr pabrik. Banyak benda-2 yg
disebutkan di ps 507 dapat berpindah dan
dipindahkan ttp benda itu mnrt ps 507 adalah tak
bergerak krn peruntukannya
2. Benda bergerak krn kttn UU (Ps 511 KUH Pdt)
 Kebendaan bergerak dr golongan ini
adalah kebendaan yg tak bertubuh
yaitu hak-2 dan tuntutan-2
 Kebendaan bergerak krn kttn UU
adalah hak-2 dan tuntutan-2 yg tak
dianggap sbg kebendaan tak bergerak
krn ketentuan UU
Bezit (penguasaan / hak mengusai)
Levering (penyerahan)
Verjaring (daluwarsa/lampau waktu)
Bezwaring (jaminan)
Terhadap barang bergerak berlaku
pasal 1977 KUH Perdata
Bezitter benda bergerak adalah
sebagai eigenaar
Bezitter atas Barang tidak bergerak
tidak eigenaar
Penyerahan benda bergerak
dengan penyerahan secara
nyata
Penyerahan benda tak bergerak
dengan balik nama
 Benda bergerak tak mengenal verjaring
 Benda tak bergerak mengenal verjaring
 Benda bergerak dengan pand (gadai) dan
fidusia
 Benda tak bergerak dengan hipotik dan
hak tanggungan
 Adalah hak mutlak atas sesuatu benda di mana hak itu
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda
dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga
 Ciri-ciri hak kebendaan:

1. Mrpk hak yg mutlak (dpt dipertahankan thd


siapapun juga)

2. Memp zaaksgevolg /droit de suit (hak


yg mengikuti) artinya hak itu terus mengikuti
bendanya dimanapun
3. Mana yg lebih dulu terjadinya adlh lebih tinggi dr
pd yg kemudian

4. Mempunyai droit de preference (hak lebih


dulu)

5. Mempunyai wenang hak gugat  gugat


kebendaan
6. Kemungkinan memindahkan juga berlainan
Ada hak-hak perorangan yang mempunyai sifat hak
kebendaan:
1. mempunyai sifat absoluut  Pasal 1365 KUH
Perdata
2. Mempunyai sifat mengikuti bendanya,
misal hak sewa
3. Memp sifat prioritas  penyewa pertama
berhadapan dengan penyewa kedua
 Dgn berlakunya UUPA maka sebagian dr buku II telah
dicabut
 Dgn UUPA :
 Tidak ada lagi tanah-2 eropah dan tanah-2 yang
berdasarkan hukum adat
 Hanya ada satu tanah saja yaitu tanah Indonesia yg
berdasarkan hk adat
 Hk adat tdk iadakan perbedaan atr benda bergerak dan
tdk bergerak
 Pembedaan ini tdk penting bagi hkm benda ttp
penting bagi hk perikatan, yaitu pjj penitipan barang,
pinjam pakai, dan pinjam mengganti
 Dpt diganti atau tdk tergantung pd sifat-2nya
terutama pd maksud pihak-2 ybs
 Barang-2 yg dpt diganti mirip dgn barang-2 yg krn
pemakaiannya menjadi habis, ttp sebenarnya tdk
sama. Barang-2 yg krn pemakaian habis sll dpt diganti,
ttp barang-2 yg dpt diganti tdk sll dpt habis krn
pemakaian. Mas murni dpt diganti dgn mas murni
lain, ttp tdk habis krn pemakaian
 Dlm arti yuridis, benda hanya dpt
dibagi, apbl pembagian dpt dilakukan
dgn cara demikian, shg bagian-2nya
masih mempunyai sifat-2 yg sama dgn
sifat-2 seluruh benda, dan harganya
tidak menjadi berkurang
 Misal: sejumlah uang, beberapa karung
kedelai
 Jika A (penjual) membuat kontrak jual beli meja dgn
B, ada 3 kemungkinan:
1. A sudah memiliki meja itu
2. A masih harus membeli meja tsb dr X
3. Meja tsb sama sekali bekum ada
 Dalam hal sub 1  jual beli mengenai benda yg sdh
ada
 Dalam hal sub 2 dan 3  jual beli mengenai benda yg baru
akan ada di kemudian hari.
 Dalam hal sub 2  subjektif/relatif dan dlm hal sub 3 
objektif/mutlak/absolut

Anda mungkin juga menyukai