Anda di halaman 1dari 21

FORUM KESEHATAN DESA

(FKD)

Oleh :
Dyah Retno CW.
FORUM KESEHATAN DESA (FKD)

Merupakan wadah partisipasi bagi masyarakat dalam


mengembangkan pembangunan kesehatan ditingkat Desa
atau Kelurahan untuk merencanakan, menetapka, koordinasi
dan penggerak kegiatan serta monitoring evaluasi
pembangunan kesehatan di Desa.
Forum Kesehatan Desa terdiri dari:
1. Kepala Desa dengan perangkatnya termasuk RT,
RW
2. Badan perwakilan desa (BPD) dengan fungsi
elemenya
3. TP PKK sebagai organisasi masyarakat

4. Lembaga sosial/swadaya masyarakat sebagai


organisasi peduli kesehatan yang diharapkan
mampu memfasilitasi atau pendampingan
kepentingan masyarakat
5. Kader, tokoh masyarakat, tokoh agama

6. Perwakilan kelompok tertentu sesuai potensi desa


(unsur pemuda, dunia usaha, tenaga kesehatan di
desa dll)
4 Komponen Forum Kesehatan Desa :
1. Komponen kegiatan gotong royong masyarakat
untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan
2. Komponen upaya kesehatan yang dilaksanakan
oleh masyarakat
3. Komponen pengamatan dan pemantauan
(surveilans) termasuk deteksi dini dan faktor resiko
masalah kesehatan oleh masyarakat
4. Komponen pembiayaan kesehatan oleh masyarakat
secara mandiri
Fungsi Forum Kesehatan Desa (FKD) sebagai
wadah:
1. Mengembangkan sistem kesehatan desa (meliputi:
kegiatan gotong royong masyarakat, upaya
kesehatan, pengamatan dan pemantauan
kesehatan , pembiayaan kesehatan
2. Merumuskan dan memecahkan masalah
kesehatan di desa.
Tugas FKD antara lain
1. Menyusun kebijakan

2. Mengumpulkan informasi dan menggali potensi


dengan Survey Mawas Diri (SMD)
3. Memadukan potensi dan kegiatan di desa

4. Merencanakan (Identifikasi masalah & sebab


masalah, identifikasi potensi, menyusun pemecahan
masalah dan kesepakatan bersama , menetapkan
dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
5. Koordinasi

6. Penggerak, pembinaan, dan pengembangan


kegiatan
7. Monitoring evaluasi kegiatan desa

8. Penghubungan berbagai kepentingan


Indikator keberhasilan Forum Kesehatan Desa

1. Ada forum yang melaksanakan tugas


2. Ada rencana pembangunan kesehatan hasil SMD
dan MMD (minimal tahunan)
3. Ada kebijakan bidang kesehatan
4. Ada kegiatan rapat rutin
5. Rencana kegiatan terlaksana
6. Ada dukungan secara terlaksana
1. KEGIATAN GOTONG - ROYONG MASYARAKAT

Bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat,


mencegah dan mengendalikan faktor resiko masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan,
serta kesiap-siagaan mengatasi masalah kesehatan
yang terjadi atau mungkin terjadi
Bentuk kegiatan gotong-royong masyarakat di desa siaga
antara lain :
1. Gerakan kebersamaan perbaikan lingkungan
a. Pembangunan sarana air bersih
b. Jumat bersih, PSN atau Gerakan 3 M
c. Pembuatan saluran pembuangan air limbah
d. Jambanisasi, perbaikan rumah sehat, dll
2. Gerakan mendukung kelompok rentan (bumil risti, balita risti)
3. Ambulance Desa
4. Penggalangan donor darah
5. Pemanfaatan pada upaya kesehatan masyarakat yang ada
6. Gerakan pengendalian faktor resiko penyakit dan masalah kesehatan
7. Gerakan pengendalian bancana dan faktor resiko
8. Paguyupan penderita Tb Paru
9. Penggalakan Tananaman Obat Keluarga (TOGA)
2. UPAYA KESEHATAN
Sasaran upaya kesehatan adalah ibu maternal, bayi,
balita, remaja, WUS dan masyarakat. Pelaksana
upaya kesehatan adalah kader atau tokoh yang
ditunjuk.
Upaya kesehatan yang dilaksanakan masyarakat
dan kader kesehatan di Desa siaga meliputi :
1. Upaya-upaya promotif :
a. penyuluhan kesehatan oleh masy untuk masy
b. Pola asuh dan pola makan yang baik
c. kebersihan perorangan dan lingkungan
2. Upaya preventif
a. Pemantauan kesh secara berkala (balita, ibu
hamil, remaja, pekerja, usila)
b. Imunisasi
c. Deteksi dini faktor resiko dan pencegahanya
Bentuk kegiatan upaya kesehatan dalam Desa Siaga
yang diharapkan dapat terorganisasi dalam sistem
kesehatan Desa, antara lain :
1. Penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat
desa dengan memanfaatkan jejaring potensi di desa
2. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesh
balita
3. Pemantauan kesehatan secara berkala
4. Upaya kesehatan masyarakat atau tempat ibadah
5. Abatisasi, pemeriksaan kualitas air dan kaporisasi sumur
secara berkal atau situasi tertentu
6. Deteksi dini kasus, masalah kesehatan dan faktor resiko
(maternal bayi, balita, penyakit termasuk masalah gizi).
7. Pertolongan pertama pada kecelakaan atau
kegawatdaruratan
8. Pengembangan sistem rujukan oleh masyarakat
Indikator keberhasilan upaya kesehatan oleh
masyarakat antara lain :
1. Ada kegiatan UKBM
2. Kader aktif dan mampu melaksanakan upya
kesehatan dengan baik
3. Kegiatan UKBM berjalan rutin/berkesinambungan
4. Peningkatan rujukan masypada pelayanan
kesehatan yang ada (hasil deteksi dini, persalinan
nakes di PKD)
5. Peningkatan cakupan UKBM
3. PENGAMATAN DAN PEMANTAUAN (SURVEILANS)
Surveilans adalah kegiatan pengamatan dan pemantauan
secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau
masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi risiko
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan tersebut.

Tujuan pengamatan dan pemantauan (surveilans) oleh


masyarakat agar tercipta sistem kewaspadaan dan kesiap-siagaan
dini masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya penyakit dan
masalah kesehatan , bencana kegawat-daruratan kesehatan yang
akan mengancam dan merugikan masyarakat, sehingga dapat
dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan secara
efektif dan efisien
Sasaran kegiatan surveilans adalah seluruh kejadian
yang berkaitan :
1. Masalah kesehatan ibu, bayi dan balita
2. masalah gizi masyarakat
3. Masalah penyakit
4. Faktor resiko termasuk masalah lingkungan (air
bersih, air limbah, jamban, sampah, perumahan),
berkembangnya perilaku hidup dikalangan warga yang
merugikan kesehatan
5. masalah bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
termasuk faktor resikonya.
Langkah untuk melaksanakan surveilans :
1. Memahami secara dini tanda-tanda penyakit,
masalah gizi, masalah kesehatan lainya dengan
faktor resiko dan masalah bencana serta kegawat-
daruratan kesehatan dan faktor resikonya
2. Mengumpulkan fakta, data, informasi yang terkait
dengan masalah kesehatan, bencana, kegawat-
daruratan kesehatan dan faktor resikonya
3. Melakukan pencatatan dan analisis sebagai upaya
kewaspadaan dini dan menyusun tindak lanjut
untuk mencegah dan mengatasi masalah yang ada.
Indikator keberhasilan pengamatan dan
pemantauan oleh masyarakat :
1. Ada catatan dan pelaporan
2. Ada penanggungjawab pengamatan dan pemantauan
3. Ada pemanfaatan catatan dan informasi
4. PEMBIAYAAN KESEHATAN
adalah upaya pembiayaan yang berasal dari, oleh,
dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasar
atas gotong royong dalam rangka peningkatan
kesehatan (meliputi: promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif), dan berbagai kegiatan untuk mengatasi
masalah kesehatan, bencana, dan kegawat-daruratan
kesehatan serta faktor resikonya
Bentuk – bentuk pembiayaan kesehatan :
1. Tabulin/dasolin untuk ibu bersalin

2. Arisan jamban, jendela, ventilasi untuk penyehatan


perumahan dan lingkungan
3. Iuran kelompok pemakai air

4. Dana posyandu untuk PMT dan kegiatan


pelaksanaan posyandu
5. Dana sehat, JPKM

6. Dana sosial keagamaan (BAZIS) untuk masyarakat


kurang mampu
7. Jimpitan melalui RT atau RW, dana sosial dasa
wisma dan PKK dll
Langkah dalam pembiayaan kesehatan:
1. Pengalokasian atau pemanfaatan pembiayaan
kesehatan
2. Identifikasi sumber dana yang sudah ada dan yang
akan dikembangkan
3. Cara pengelolaan dan pembelanjaan perlu kejelasan
dalam hal mekanisme pengumpulan dana,
kesepakatan pengelolaan dan sistem kontrol
4. Kesiapan keluarga dan masyarakat dan
berpartisipasi dalam pembiayaan kesehatan yang
telah dan akan dikembangkan
Indikator keberhasilan pembiayaan kesehatan:
1. Dana terhimpun, masyarakat yang berpartisipasi
dalam pembiayaan kesehatan meningkat
2. Pengalokasian tepat sasaran sesuai berbagai
kebutuhan kesehatan (promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif)
3. Pengelolaan dan pemanfaatan tertib, mudah, lancar

4. Berkesinambungan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai