Anda di halaman 1dari 22

DISLOKASI

SHOULDER
1. DEFINISI

Dislokasi shoulder adalah cidera


pada persendian yang mana kepala
tulang (caput humeri) lepas atau
bergeser dari mangkoknya
(cavitas glenoidalis).
Dislokasi Sendi Bahu
1. Dislokasi anterior
(dislokasi preglenoid,
subkorakoid, dan
subklavikuler)

 kelainan yang tersering


ditemukan  jatuh dengan
out stretched hand atau
trauma pada scapula sendiri
dan anggota gerak dalam
posisi rotasi lateral.
Dislokasi anterior

Pemeriksaan radiologis  tanda khas


berupa light bulb karena adanya rotasi
interna humerus.
Dislokasi Sendi Bahu

2. Dislokasi posterior

 Jarang ditemukan 
karena trauma langsung
pada sendi bahu dalam
keadaan rotasi interna.
 Pada gambaran klinis :
1. Nyeri tekan
2. Benjolan di bagian
belakang sendi.
gambaran
radiologi
dislokasi
posterior
sendi bahu.
Dislokasi Sendi Bahu

3. Dislokasi inferior
atau luksasi erekta

Kaput humerus
mengalami jepitan di
bawah glenoid dimana
lengan mengarah ke
atas
gambaran
radiologi dislokasi
inferior sendi
bahu.
Etiologi
 Dislokasi anterior disebabkan oleh adanya
trauma dengan mekanisme abduksi,
ekstensi, dan rotasi eksternal, seperti pada
pemain voli.
 Dislokasi posterior disebabkan rotasi interna
adan adduksi yang berat.
 Dislokasi inferior sangat jarang, tetapi
merupakan kondisi yang serius, biasanya
pada trauma kecelakaan bermotor.
PATOFISOLOGI
 Terlepasnya caput humeri dari cavitas
gleoidalis akan menyebabkan hilangnya
continuitas normal sendi glenohumeral
yang mengakibatkan gangguan atau
kerusakan pada otot-otot rotator cuff.
Kerusakan jaringan tersebut akan di ikuti
dengan kerusakan dari pembuluh darah,
yang menimbulkan pembengkakan
(oedema).
 Akibat dari tidak dilakukannya gerakan selama
beberapa minggu sehingga adanya kelemahan
otot akibat dari kontraksi otot yang menurun.
Selain itu adanya nyeri akibat sirkulasi darah di
daerah tersebut terlambat. Selain itu cairan
yang ada di persendian menjadi menumpuk
karena tidak dapat diserap dengan cepat, jika
keadaan ini berlangsung terus dalam waktu yang
lama maka cairan itu akan semakin mengental
dan lama kelamaan akan terbentuk jaringan
fibrous yang akhirnya terjadilah perlengketan
terhadap struktur jaringan ikat persendian.
TANDA DAN GEJALA

1.Nyeri (nyeri tekan dan nyeri gerak)


2.Spasme otot
3.Keterbatasan gerak sendi (stiff
joint)
4. Gangguan fungsional
Diagnosis
 Anamnesis: terdapat riwayat trauma yang jelas.
 Look: terlihat adanya penonjolan akromion, bahu
menjadi rata, penonjolan kepala humerus, lengan
abduksi, dan rotasi eksterna.
 Feel: kepala humerus teraba, periksa adanya
gangguan fungsi sensori dan motorik dari
muskulokutaneus dan saraf radial.
 Move: ROM terbatas karena nyeri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 CT-Scan  untuk menilai dan mengevaluasi
pola fraktur intrartikular.
 MRI  Untuk mengevaluasi ligamen dan
kerusakan jaringan lunak sekitar sendi.
 Foto Polos  untuk menujukkan patah tulang
dan arah dislokasi
TATALAKSANA
1. Metode Stimson
Metode ini sangat baik. Caranya penderita
dibaringkan tertelungkup sambil bagian
lengannya yang mengalami dislokasi,
keluar dari tepi tempat tidur,
menggantung ke bawah. Kemudian
diberikan beban yang diikatkan pada
lengan bawah dan pergelangan tangan,
biasanya dengan dumbbell dengan berat
tergantung dari kekuatan otot si
penderita. Si penderita disuruh rileks
untuk beberapa jam, kemudian bonggol
sendi akan masuk dengan sendirinya.
 Manipulasi Skapula. Posisi bisa dilakukan secara
telungkup, operator menekan skapula dan asisten
menarik lengan seperti traksi dengan beban pada
manuver stimson. Pada posisi duduk, asisten
mendorong skapula dan operator melakukan
penarikan pada lengan.
 Metode traksi dan kontertraksi. Intervensi
dilakukan dengan harus banyak diberi
sedasi dan di anestesi dan dalam posisi
telentang. Tarikan perlahan-lahan pada
lengan dengan bahu yang sedikit
berabduksi, sementara itu asisten
melakukan traksi-lawan yang kuat pada
bahu
 Paska reduksi dislokasi bahu dilakukan
pemasangan mitella dengan fiksasi bahu
agar tidak bisa melakukan abduksi selama 3
minggu.
TERAPI OPERATIF
Indikasi :
1. Tindakan reposisi tertutup gagal
2. Fraktur tidak stabil dan tidak dapat dipertahankan
dengan reposisi tertutup
3. Cedera traumatik multiple
4. Adanya luka pada pembuluh darah dan saraf
Kontraindikasi :
1. Infeksi lokal atau sistemik
2. Kondisi pasien yang tidak dapat dioperasi atau
dianastesi
3. Kualitas buruk jaringan lunak pada daerah sekitar fraktur
Diagnosa Banding
1. Fraktur Clavikula
2. Fraktur Kolumna humeri
3. Fraktur humerus proksimal
KOMPLIKASI
1) Atropi otot
Atropi otot terjadi karena kurangnya darah sebagai pembawa nutrisi
keotot-otot disekitar persendian dan lengan bawah serta tidak
adanya pergerakan dalam waktu yang lama, maka otot-otot
mengalami pengecilan.
2) Kelemahan pada otot
Dengan mengistirahatkan otot-otot dalam waktu yang lama akan
menyebabkan kekuatan otot tersebut menjadi berkurang.
3) Perubahan postur
Akibat dari terjadinya dislokasi shoulder mengakibatkan adanya
perubahan postur pada tubuh yaitu kyposis dan scoliosis. Kyposis
terjadi karena adanya kelemahan otot-otot disekitar shoulder.
Sehingga penderita lebih cenderumg bungkuk ke depan, sedangkan
scoliosis terjadi akibat penderita menghindari rasa nyeri sehingga
penderita sering memiringkan tubuhnya kesisi yang sakit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai