Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 6

S AT YA W I J AYA N TA R A
AY U N I N G T I A S
W I N DA D E S T R I L I A
N U RU L A R I FA H
Terorisme

Pengertian Dasar Hukum Bentuk-Bentuk Indikasi Seseorang


Terorisme Terorisme Terorisme Terpengaruh Teroris

Persebaran Teroris di
Faktor Munculnya Rekruitment
Jaringan Teroris Dalam dan Luar
Terorisme Anggota Baru Negeri

Mitigasi Bencana
Dampak Terorisme
Terorisme
A. PENGERTIAN TERORISME
• Menurut Terminologi
Istilah Terorisme berasal dari kata “teroris” dan terorisme berasal dari kata
latin “terrere” yang artinya membuat gemetar atau menggetarkan.
• Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Menurut Organisasi Konferensi Islam (OKI) menyatakan bahwa terorisme
mencakup segala tindakan kekerasan atau intimidasi –terlepas dari maksud
dan tujuan pelakunya—dengan tujuan untuk menjalankan rencana kriminal
(makar) secara personal atau kelompok dengan cara menciptakan rasa takut,
mengancam, merugikan atau membahayakan kehidupan, kehormatan,
kebebasan, keamanan dan hak-hak masyarakat, atau ancaman perusakan
lingkungan dan hak milik, baik umum maupun pribadi.
B. DASAR HUKUM TERORISME DI INDONESIA

Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme,
Bab I Ketentuan Umum :
1. Pasal 1 ayat 1
Diatur pada UU
2. Pasal 6
No. 15 Tahun
3. Pasal 8
2003
4. Pasal 9
5. Pasal 10
6. Pasal 11
7. Pasal 12
C. Bentuk-Bentuk Terorisme
Teror fisik,: peledakan, pemboman, penculikan,
bom bunuh diri, pembajakan dan seterusnya.

Secara umum Perang secara ideologi.

Irrational Terrorism. Teror yang motif dan tujuannya tidak masuk


akal sehat. Misalnya mengorbankan dirinya sendiri

Criminal Terrorism. Teror yang dilatarbelakangi motif atau tujuan


Berdasarkan berdarkan kepentingan kelompok
tujuan
Political terrorism. Teror yang bermotif politik.

Teror Nasional, yaitu teror yang ditujukan kepada pihak-pihak yang


Skala sasaran ada pada suatu wilayah
teror
Teror Internasional. Tindakan teror yang diktujukan kepada bangsa
atau negara lain
Sumber : BNPT
E. Faktor Munculnya Terorisme
Faktor penyebab struktural
Beberapa faktor struktural yang dikemukakan Bjorgo antara
lain ketidakseimbangan demografik, globalisasi, modernisasi
yang sangat cepat, transisi masyarakat, meningkatnya
individualisme .
Faktor penyebab fasilitator (akselerator)
Penyebab di level ini antara lain perkembangan media massa di
era modern, perkembangan transportasi, teknologi
persenjataan, lemahnya kontrol negara atas wilayahnya, dsb.
Faktor penyebab motivasional
Faktor ini berawal dari ketidakpuasan aktual (grievances)
yang dialami di tingkat personal, yang memotivasi seseorang
untuk bertindak
Faktor pemicu
Faktor pemicu dapat berupa terjadinya peristiwa yang
provokatif atau persitiwa politik tertentu atau tindakan yang
dilakukan oleh pihak musuh yang menimbulkan reaksi
tertentu.
F. Jaringan Teroris
• Iraq
• Syria
ISIS • Beberapa
Negara di
Asia
Tenggara

• Indonesia
• Singapura
• Brunei
Jamaah
Darrusalam
Islamiyah ( JI )
• Malaysia
• Thailand
• Filiphina
G. Rekruitment Anggota Baru

Tidak terlepas dari peran anggota keluarga, teman dekat, atau


hanya sekedar kenalan

Dari kepercayaan yang tinggi terhadap dirinya sendiri sehingga


mereka melakukan evaluasi dan penilaian terhadap orang lain
melalui perspektif diri mereka sendiri

Psikopatologi yaitu kondisi mental seseorang yang tidak stabil


sehingga mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan
secara berulang-ulang
H. Persebaran Teroris di Dalam dan Luar Negeri

Tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan


Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat,
Di Indonesia
dan Sulawesi. Ada di Jawa, Sumatera, Kalbar,
Kaltim, NTB, dan Sulawesi

• Irak
• India
• Afghanistan
• Yaman
• Nigeria
Di Luar Negeri • Somalia
• Pakistan
• Libya
• Suriah
• Thailand
I. Dampak Terorisme
• Rasa nasionalisme yang menurun
• Rasa was-was akan adanya kejahatan
terorisme,
Pengaruh negatif • Rasa saling tidak percaya antar umat
beragama,
• Pengaruh psikologis bagi para anak
muda Indonesia yang masih labil
emosinya,
• Gerakan melawan narasi terorisme
• Melakukan disengagement kepada anggota kelompok
radikal dan mantan teroris
Sebelum
• Melakukan progam deradikalisasi
• Membentuk lembaga seperti Bakorinda di tingkat
daerah

• Meningkatkan Kemanan instansi dalam pemerintahan


Mitigasi • Berkonsentrasi pada hal-hal yang bisa mengancam
Bencana Saat Terjadi objek vital
Terorisme • Bekerja sama dengan badan internasional
• Peran kesiapsiagaan nasional

• Melanjutkan kegiatan penanggulangan dan


pencegahan terorisme
• Meningkatkan kerja sama intelijen
Sesudah • Mempersempit ruang gerak pelaku kegiatan terorisme
• Melanjutkan upaya pengamanan tempat keramaian
umum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai