0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
79 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas implementasi Instruksi Presiden dan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang peningkatan koordinasi pengawasan obat dan makanan di daerah. Dokumen tersebut menjelaskan pembentukan tim koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta upaya peningkatan kerja sama antar instansi terkait untuk menjamin keamanan obat dan makanan bagi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas implementasi Instruksi Presiden dan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang peningkatan koordinasi pengawasan obat dan makanan di daerah. Dokumen tersebut menjelaskan pembentukan tim koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta upaya peningkatan kerja sama antar instansi terkait untuk menjamin keamanan obat dan makanan bagi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas implementasi Instruksi Presiden dan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang peningkatan koordinasi pengawasan obat dan makanan di daerah. Dokumen tersebut menjelaskan pembentukan tim koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta upaya peningkatan kerja sama antar instansi terkait untuk menjamin keamanan obat dan makanan bagi masyarakat.
TENTANG PENINGKATAN KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI DAERAH.
BIRO KESEJAHTERAAN RAKYAT
SETDA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 17 Desember 2018 DASAR HUKUM
1. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017
tentang Peningkatan Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan. Amanat INPRES : a. Mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk melakukan peningkatan efektivitas dan penguatan pengawasan obat dan makanan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. b. Meningkatkan koordinasi pengawasan obat dan makanan; c. Melakukan pengawasan bahan berbahaya dan penerbitan SIUP B2 untuk Pengecer Terdaftar Bahan Berbahaya (PT-B2) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; d. Melakukan pengkajian ulang terhadap penerbitan pengakuan pedagang besar farmasi cabang dan izin usaha kecil obat tradisional sesuai standar dan persyaratan; e. Melakukan sanksi administratif berupa : 1. pencabutan pengakuan pedagang besar farmasi cabang; 2. pencabutan izin usaha kecil obat tradisional; 3. pencabutan izin pengecer bahan berbahaya, berdasarkan rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan dan/atau Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 4. Menerapkan sistem informasi data base dan pelaporan pemberian pengakuan pedagang besar farmasi cabang dan izin usaha kecil obat tradisional dengan mengacu pada sistem informasi yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan dan/atau Badan Pengawas Obat dan Makanan; 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 tahun 2018 tentang Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah. Amanat Permendagri : a. Bab II, Kewenangan 1. Pasal 3 ayat (3) “Gubernur melakukan koordinasi pengawasan terhadap obat dan makanan di daerah Provinsi” 2. Pasal 4, gubernur berwenang melakukan : a. Pengawasan bahan berbahaya dan penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan Bahan Berbahaya untuk Pengecer Terdaftar Bahan Berbahaya sesuai ketentuan perundang- undangan. LANJUTAN................. b. Pengkajian ulang terhadap penerbitan pengakuan pedagang besar farmasi cabang dan izin usaha kecil obat tradisional sesuai dengan standar dan persyaratan. c. Penerapan sitem informasi database dan pelaporan pemberian pengakuan pedagang besar farmasi cabang dan izin usaha kecil obat tradisional dengan mengacu pada sistem informasi yang dikembangkan oleh Lembaga Pemerintah nonkementerian yang membidangi pengawasan obat dan makanan. d. Penyusunan perencanaan, program dan kegiatan Pengawasan Obat dan Makanan dalam dokumen perencanaan daerah b. Bab III, Tim Koordinasi 1. Pasal 5 ayat (1) : Pengawasan terhadap industri rumah tangga pangan dan sarana distribusi bahan berbahaya dilaksanakan oleh kepala daerah secara sendiri atau bersama sesuai ketentuan perundang-undangan. ayat (2) : Pengawasan secara bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim koordinasi daerah provinsi dan/atau kabupaten/kota. 2. Pasal 6, ayat (1) : Tim koordinasi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Gubernur. Ayat (2) : Keanggotaan tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai oleh Sekretaris Daerah Provinsi dan anggota sesuai dengan kebutuhan. TUJUAN 1. 1.Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2017 Memberikan 2. Peraturan perlindungan kepada Gubernur Jawa masyarakat dari Tengah Nomor penyalahgunaan obat 61 Tahun 2017 dan bahan berbahaya dalam obat dan makanan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 tahun 2018 IMPLEMENTASI
1. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun
2017 tentang Peningkatan Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan, ditetapkan : a. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 61 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal Provinsi Jawa Tengah. b. Keputusan Gubernur Nomor 440/138 Tahun 2017 tentang Pembentukan Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal Provinsi Jawa Tengah. C. Dilaksanakannya RAKOR tingkat provinsi dan kab/kota, keluaran : 1. Peningkatan koordinasi pembinaan & pengawasan obat dan makanan dengan semua sektor provinsi dan kabupaten/kota. 2. Memfasilitasi penguatan regulasi di tingkat Provinsi melalui penyusunan perda, pergub maupun surat keputusan Gubernur. 3. Mendorong penguatan koordinasi dan regulasi di daerah yaitu tersusunnya perda, perbub/perwal maupun keputusan bupati/walikota, melalui surat edaran Gubernur kepada Bupati/Walikota sebagai tindak lanjut Rakor yang dilaksanakan. d Terlaksananya kegiatan pembinaan dan pengawasan terkoordinasi dan terpadu langsung dilapangan, misalnya pengawsan obat dan makanan menjelang lebaran, Natal, Tahun Baru, termasuk kegiatan pemusnahan barang bukti sitaan. LANJUTAN..............
2. IMPLEMTASI DITERBITKAN PERMENDAGRI :
a. Dilaksanakannya pertemuan “Penguatan Satgas Melalui Pembentukan Tim Koordinasi Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Provinsi dan Kabupaten/Kota” (18 September 2018). b. Tindak lanjut hasil pertemuan, diterbitkannya Surat Edaran Gubernur kepada Bupati/Walikota se Jawa Tengah, dengan subtansi : 1. Kab/Kota utk membentuk tim koordinasi dengan berpedoman pada Permendagri No. 41 tahun 2018. 2. Kab/Kota yang sdh terbentuk Tim Satgas untuk disesuaikan nomenklaturnya sesuai Permendagri No. 41 tahun 2018 BAHAN DISKUSI
1. BERDASARKAN INPRES NOMOR 3 TAHUN 2017
a. Ditetapkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 61 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal Provinsi Jawa Tengah. b. Dibentuk Satgas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal Provinsi Jawa Tengah dengan Keputusan Gubernur Nomor 440/138 Tahun 2017. c. Ketua Satgas Kepala Balai Besar Obat dan Makanan Semarang d. Satgas meliputi bidang penangkalan dan pencegahan, bidang pengawasan dan penegakkan hukum. 2. BERDASARKAN PERMENDAGRI NO. 41 TAHUN 2018, diamanatkan : 1. Dibentuk Tim Koordinasi dengan Keputusan Gubernur. 2. Ketua Tim Koordinasi adalah SEKDA, anggota sesuai Lanjutan........
3. BERDASARKAN KETENTUAN TERSEBUT APAKAH :
a. Tim Satgas yang sudah terbentuk berdasarkan pergub perlu disesuaikan/diubah nomenklaturnya sesuai amanat Permendagri No. 41 tahun 2018. b. Atau Tim Satgas tetap berlaku tidak perlu diubah, kemudian dibentuk Tim Koordinasi sesuai Permendagri No. 41 tahun 2018, sehingga nantinya ada 2 tim yang keanggotaan sama dan mempunyai tugas yang sama pula yaitu pembinaan dan pengawasan obat dan makanan. c. Secara subtansi pengaturan dalam Inpres dan Permendagri sama, hanya dalam Permendagri lebih menekankan dibentuk Tim Koordinasi (Permendagri No. 41 th. 2018 sebagai tindak lanjut diterbitkannya Inpres No.3 th. 2017). KESIMPULAN 1. Masalah keamanan obat dan makanan adalah masalah bersama, perlu penanganan bersama antara pemerintah, pelaku usaha/produsen dan masyarakat selaku konsumen. 2. Kemitraan yg sinergis, terkoordinasi, terintegrasi dan berkelanjutan dgn stakeholder terkait mutlak dilakukan sebagaima amanat Inpres No. 3 tahun 2017 dan Permendagri No. 41 tahun 2018. 3. Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah dengan dukungan SKPD terkait, jika ditunjuk siap memfasilitasi pembentukan Tim Koordinasi Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan d Jawa Tengah . TERIMA KASIH