Anda di halaman 1dari 21

Analisis Risiko Kredit

Antara Bank Syariah dan


Bank Konvensional
Jurnal Acuan :
Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk
in Islamic Banks and Conventional Banks

Oleh :
Waebrorheem Waemustafa and Suriani Sukeri

Tahun 2015
Annisa Rahmi
Haerani Habibah
Mutia Anisa
Ria Yuniar
Silmi Zidni
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyelidiki faktor-faktor yang menentukan
risiko kredit antara bank syariah dan
konvensional
Risiko kredit adalah suatu risiko kerugian yang
disebabkan oleh ketidak mampuan (gagal bayar)
dari debitur atas kewajiban pembayaran
utangnya baik utang pokok maupun bunganya
ataupun keduanya.
pembentukan risiko kredit
kebijakan kredit yang tidak tepat
praktik pemberian pinjaman yang buruk
kapasitas kelembagaan yang terbatas
tingkat bunga yang tidak menentu
manajemen yang buruk
hukum yang tidak tepat
pinjaman langsung
perizinan bank besar-besaran
risiko modal rendah dan risiko likuiditas
kelemahan dalam penilaian kredit
penjaminan kredit yang buruk
praktik pemberian pinjaman yang buruk
pengawasan yang tidak memadai oleh bank sentral
campur tangan pemerintah dan pengetahuan yang tidak memadai tentang peminjam.
• risiko kredit terjadi pada pembiayaan
Murabahah bank syariah
• likuiditas berkontribusi pada sejumlah
kegagalan di bank syariah dan bank
konvensional
Hipotesis
Ha: ada pengaruh signifikan determinan spesifik
bank dan makroekonomi pada risiko kredit bank
syariah dan bank konvensional.
Metodologi
Analisis Regresi Multivariat diterapkan pada
sampel 15 bank konvensional dan 13 Bank Islam
di Malaysia.
Variabel
• ISCON (Islamic Concept)
• RSF (Risky Sector Finance)
• REGCAP (Regulatory Capital)
• Size
• RWA (Risk Weighted Assets)
• EM (Equity Multiplier)
• Liquid
• Inflation
Hasil
• faktor spesifik bank dan faktor ekonomi makro
secara kolektif menjelaskan 44,7% dan 67,2% dari
variasi risiko kredit bank syariah dan bank
konvensional di Malaysia
• variabel signifikan terkait dengan risiko kredit
untuk bank syariahadalah ISCON, keuangan
sektor berisiko (RSF) dan REGCAP
• inflasi adalah satu-satunya variabel eksternal
yang secara signifikan terkait dengan risiko kredit
bank konvensional selama periode studi 2000-
2010
Temuan menunjukkan bahwa bank syariah harus
mendiversifikasi portofolio pembiayaannya di
berbagai ISCON daripada kebanyakan di BBA.
ISCON :
ISCON menunjukkan hubungan positif dan
signifikan terhadap risiko kredit. ). Ini
menunjukkan bahwa risiko kredit terutama
dihasilkan dari ISCON. Dalam studi Rosly (2011)
ditemukan bahwa pembiayaan Murabahah di
Bank Syariah berkontribusi terhadap risiko kredit
ketika pembayaran pembelian ditunda ke masa
depan.
RSF :
• RSF adalah penyumbang risiko kredit kedua
terbesar untuk bank syariah, bank syariah
rentan mengalami risiko kredit dari eksposur
pembiayaan mereka ke sektor ekonomi.
• Namun RSF, tidak muncul sebagai penentu
signifikan risiko kredit untuk bank
konvensional.
REGCAP:
• Regulator Capital atau REGCAP adalah variabel
terbesar ketiga yang menunjukkan hubungan
signifikan positif terhadap risiko kredit bagi
bank syariah.
• Sebaliknya REGCAP bank konvensional
menunjukkan negatif signifikan terhadap
risiko kredit, ini menunjukkan bahwa perilaku
pengambilan risiko bank konvensional
dipengaruhi oleh REGCAP karena semakin
rendah modal semakin tinggi risiko kredit
Size:
• Bank syariah yang menunjukkan positif tetapi
tidak signifikan terhadap risiko kredit dalam
model gabungan.
• Size menunjukkan negatif signifikan terhadap
risiko kredit bank konvensional. bahwa risiko
kredit bank konvensional berkurang seiring
dengan meningkatnya REGCAP dan size portofolio
aset mereka.
• Basel II mengharuskan bank untuk meningkatkan
REGCAP mereka jika ukuran aset berisiko dan
profil risiko mereka besar.
RWA:
• ATMR bukan penentu signifikan risiko kredit
untuk bank syariah meskipun ada hubungan
positif.
• ATMR untuk bank konvensional menunjukkan
risiko kredit yang positif dan signifikan.
EM:
• EM menunjukkan hubungan negatif yang
signifikan dengan risiko kredit untuk bank
konvensional. Bank konvensional
menggunakan lebih banyak hutang untuk
dikonversi menjadi aset untuk pembiayaan
• bank syariah menunjukkan positif tetapi tidak
ada hubungan signifikan antara EM dan risiko
kredit.
Liquid:
• Liquid menunjukkan hubungan signifikan negatif
dengan risiko kredit untuk bank konvensional.
Semakin tinggi likuiditas, semakin rendah
eksposur risiko kredit. bank konvensional
meningkatkan likuiditas dan kinerjanya melalui
sekuritisasi daripada mempertahankan aset
likuid.
• Bank syariah menunjukkan hubungan positif
tetapi tidak signifikan dengan risiko kredit mereka
Inflation:
• Tingkat inflasi negatif dan signifikan terhadap
risiko kredit untuk bank konvensional.
• sedangkan dalam kasus bank syariah, negatif
tetapi tidak signifikan terhadap risiko kredit.
• hasil regresi dari model gabungan
menunjukkan bahwa tidak ada variabel
ekonomi makro yang secara signifikan
mempengaruhi risiko kredit bank syariah
Kesimpulan
• menunjukkan hanya empat dari empat belas
variabel menunjukkan perbedaan yang tidak
signifikan antara bank syariah dan bank
konvensional misalnya, DTAR, DER, MGT dan
ROA.
• tidak ada perbedaan dalam hal solvabilitas,
leverage, efisiensi manajemen dan profitabilitas
antara bank syariah dan bank konvensional
sementara CR, RSL, LLP, LEV, REGCAP, SIZE,
KEUANGAN, RWA, EM dan LIQUID.
• REGCAP (-) untuk bank konvensional (+) bank
syariah, ukuran (+) untuk bank konvensional (-)
Bank syariah, DER (+) untuk bank konvensional (-)
bank syariah, EM (-) untuk bank konvensional (+)
bank syariah dan likuid (-) untuk bank
konvensional (+) bank syariah. Dibikin tabelllll!
• baik bank syariah dan bank konvensional
menunjukkan tanda koefisien inflasi negatif, dan
M3 berpengaruh negatif signifikan terhadap
risiko kredit untuk bank syariah dan bank
konvensional
• model gabungan untuk bank syariah
menunjukkan bahwa tiga dari empat belas
variabel signifikan terhadap risiko kredit misalnya,
RSF, REGCAP dan ISCON sementara variabel
ekonomi makro tidak signifikan dalam model
gabungan.
• ada variabel lain yang secara unik mempengaruhi
risiko kredit bank syariah sebagaimana dibuktikan
dalam ISCON yang variabel baru diuji dalam
penelitian ini menunjukkan ukuran efek terbesar
pada pembentukan risiko kredit di bank syariah

Anda mungkin juga menyukai