Nim :2040740002
Prodi :Analisis Keuangan
Matkul :Praktikum penilaian Bisnis dan Agunan
Dosen :Cyntia Anggi Maulina,S.T,M.M
Cash ratio bank BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dapat bervariasi tergantung pada
kondisi keuangan dan kebijakan manajemen risiko dari masing-masing bank BPR.
Namun, secara umum, bank BPR di Indonesia memiliki persyaratan minimum rasio likuiditas
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu:
1. Rasio Likuiditas Primer (Primary Liquidity Ratio/PLR) sebesar 20%
2. Rasio Likuiditas Sekunder (Secondary Liquidity Ratio/SLR) sebesar 25%
Rasio likuiditas ini mengacu pada jumlah dana yang tersedia dalam bentuk kas dan investasi
yang mudah dicairkan dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek yang harus segera
dibayar oleh bank. Namun, perlu diingat bahwa cash ratio bukan satu-satunya faktor yang
menentukan kesehatan keuangan sebuah bank. Terdapat juga faktor-faktor lain seperti
kualitas aset, leverage ratio, dan lainnya yang perlu diperhatikan.
Secara umum, Bank Umum di Indonesia juga memiliki persyaratan minimum rasio
likuiditas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu:
1. Rasio Likuiditas Primer (Primary Liquidity Ratio/PLR) sebesar 15%
2. Rasio Likuiditas Sekunder (Secondary Liquidity Ratio/SLR) sebesar 20%
Namun, setiap bank umum dapat memiliki cash ratio yang berbeda-beda tergantung pada
kebijakan manajemen risiko dan kondisi keuangan masing-masing bank. Sebagai contoh,
beberapa bank umum memiliki cash ratio yang lebih tinggi dari persyaratan minimum Bank
Indonesia untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk menghadapi situasi yang
tidak terduga atau meningkatnya permintaan nasabah untuk menarik dana.
Ketika bank rush terjadi, bank dapat mengalami masalah likuiditas dan kebangkrutan, yang dapat
menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi nasabah dan perekonomian secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi bank untuk membangun kepercayaan masyarakat dan menjaga
keseimbangan keuangan agar terhindar dari bank rush.