Anda di halaman 1dari 44

SELAMAT DATANG

PESERTA PENATARAN WASIT JURI


PENCAK SILAT
SOSIALISASI
PERATURAN PERTANDINGAN

IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA


HASIL MUNAS XIII – 2012

OLEH
DJONI MUSTARI
WASIT JURI INTERNASONAL

HASIL REVISI TANGGAL 30 AGUSTUS 2013


SELAMAT DATANG
PESERTA PENATARAN
WASIT JURI DAN PELATIH TINGKAT CABANG

PERATURAN IPSI HASIL MUNAS XIII - 2012


DIREVISI Agustus 2013

Oleh,
Djoni mustari
Wasit juri internasinal

Makassar,9 Agustus 2017


PENDAHULUAN
Pertandingan Pencak Silat Ikatan Pencak Silat Indonesia [IPSI] dilakukan berdasarkan
PERSAUDARAAN dan JIWA KESATRIA dengan menggunakan
UNSUR – UNSUR BELADIRI, SENI dan OLAHRAGA PENCAK SILAT dan MENJUNJUNG
TINGGI

Prasetya Pesilat Indonesiasss


Pertandingan dimainkan sesuai dengan ketentuan kategori yang diatur dalam
PERATURAN PERTANDINGAN dan dipimpin oleh pelaksana teknis pertandingan yang sah

Kategori pertandingan Pencak Silat terdiri dari


= Kategori Tanding
= Kategori Tunggal
= Kategori Ganda
= Kategori Regu
PRASETYA PESILAT INDONESIA

1. KAMI PESILAT INDONESIA ADALAH WARGA NEGARA YANG BERTAQWA KEPADA


TUHAN YANG MAHA ESA
2. KAMI PESILAT INDONESIA ADALAH WARGA NEGARA YANG MEMBELA DAN
MENGAMALKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR 1945.
3. KAMI PESILAT INDONESIA ADALAH PEJUANG YANG CINTA BANGSA DAN TANAH
AIR INDONESIA.
4. KAMI PESILAT INDONESIA ADALAH PEJUANG YANG MENJUNJUNG TINGGI
PERSAUDARAAN DAN PERSATUAN BANGSA.
5. KAMI PESILAT INDONESIA ADALAH KESATRIA YANG SENANTIASA MENGEJAR
KEMAJUAN DAN BERKEPRIBADIAN INDONESIA.
6. KAMI PESILAT INDONESIA ADALAH KESATRIA YANG SENANTIASA MENEGAKKAN
KEBENARAN, KEJUJURAN DAN KEADILAN.
7. KAMI PESILAT INDONESIA ADALAH KESATRIA YANG TAHAN UJI DALAM
MENGHADAPI COBAAN DAN GODAAN.
TUJUAN

PENGERTIAN
PEMAHAMAN
PERATURAN
PERTANDINGAN

PENERAPAN
SAMA SAMA
PERATURAN PERTANDINGAN
KATEGORI TANDING

Kategori TANDING adalah ; kategori pertandingan yang


menampilkan 2 [dua] orang pesilat dari kubu yang berbeda
.
Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur
pembelaan dan serangan yaitu
menangkis/mengelak/mengena/menyerang pada sasaran
dan menjatuhkan lawan; penggunaan taktik dan teknik
bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang,
menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan
kekayaan teknik jurus, untuk mendapatkan nilai terbanyak.
KETENTUAN PERTANDINGAN
dan
KETENTUAN TENTANG UMUR SERTA BERAT BADAN

1. Penggolongan Pertandingan Pencak Silat Menurut Umur dan


Jantina Untuk Semua Kategori terdiri atas;
Golongan USIA DINI/ANAK-ANAK/TUNAS HARAPAN , umur 10 -12 tahun
Untuk Putra dan Putri

PRA REMAJA/ diatas 12 - 14 tahun

REMAJA diatas l4 - 17 tahun

DEWASA diatas 17 - 35 tahun

Master I umur 35 - 45 tahun dan


Master II diatas 45 tahun [Master acara tersendiri]
• 2. KEBENARAN UMUR PESILAT dibuktikan dengan AKTE KELAHIRAN / IJAZAH / PASPOR
• yang asli foto copy yang telah disahkan berpedoman pada bulan PERTANDINGAN DI
• MULAI , kecuali ada ketentuan lain sepanjang tidak melanggar penggolongan umur
• peserta.

• 3. PEMBAGIAN KELAS MENURUT BERAT BADAN


• a. Tidak ada toleransi, dilakukan 15 menit sebelum pertandingan [sesuai jadwal]
• berpakaian PENCAK SILAT [kering, tanpa sabuk, tanpa pelindung kemaluan dan
• pelindung sendi].
• b. Penimbangan hanya 1 x harus disaksikan oleh kedua official, Petugas Penimbangan
• [ditugaskan oleh panitia] dan kedua official harus menanda tangani formulir.

• 4. PEMERIKSAAN KETERAGAN KESEHATAN.
• Setiap Peserta harus membawa SURAT KETERANGAN SEHAT Yang sah yaitu, yang di
• keluarkan oleh DOKTER dari INSTANSI RUMAH SAKIT /PUSKESMAS yang berwenang
• [paling lama l bulan sebelum pelaksanaan pertandingan ]
• Panitia dapat MEREKOMENDASIIKAN dokter/Rumah Sakit tertentu untuk dilakukan CHECK
• KESEHATAN di Negara/Kota, biaya ditanggung tim yang bersangkutan.


5. KATEGORI DAN KELAS PERTANDINGAN
1. USIA DINI
= Untuk Putra.
1. Kelas A 26 - 28 kg.
2. Kelas B diatas 28 - 30 kg.
dst.
16. Kelas P di atas 56 kg - 58 kg, dengan selisih 2 kg.
17. Kelas Bebas , diatas 56 -. 60 kg.
= Untuk Putri.
1. Kelas A 26 - 28 kg.
2. Kelas B diatas 28 - 30 kg.
dst
16. Kelas P diatas 56 - 58 kg, dengan selisih 2 kg.
17. Kelas Bebas diatas 56 - 60 kg.

= Ditambah dengan kategori TGR putra putri.


2. PRA REMAJA.
= Untuk Putra.
1. Kelas A 30 - 33 kg.
2. Kelas B diatas 33 - 36 kg.
dst
14. Kelas N diatas 69 - 72 kg.dengan selisih 3 kg.
15. Kelas Bebas diatas 69 - 75 kg
= Untuk Putri
1. Kelas A 30 - 33 kg.
2. Kelas B diatas 33 - 36 kg.
dst.
14. Kelas N diatas 69 - 72 kg.
15. Kelas Bebas diatas 69 - 72 kg.

= Ditambah dengan kategori TGR putra putri.


3. REMAJA.
= Untuk Putra , 1. Kelas A 39 - 43 kg
2. Kelas B diatas 43 - 47 kg.
dst.
12. Kelas L diatas 83 - 87 kg
13. Kelas Bebas diatas 87 - 99 kg.

= Untuk Putri , 1. Kelas A 39 - 43 kg.


2. Kelas B diatas 43 - 47 kg.
dst.
10. Kelas J diatas 75 - 79 kg
11. Kelas Bebas diatas 79 - 91 kg
Demikian seterusnya dengan selisih 4 [empat] kg.

= Ditambah dengan kategori TGR putra putri.


4. D e w a s a.
= Untuk Putra. 1. Kelas A 45 - 50 kg.
2. Kelas B . Diatas 50 - 55 kg.
dst.
10. Kelas J . Diatas 90 - 95 kg.
11. Kelas Bebas diatas 85 kg.

= Untuk Putri . 1. Kelas A 45 - 50 kg.


2. Kelas B. Diatas 45 - 50 kg.
dst.
6. Kelas F. Diatas 70 - 75 kg.
7. Kelas Bebas diatas 65 kg.

Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh se
orang PESILAT sesuai dengan Kategori/golongan dan jenis klamin.
5 . Master I - II

= Putra. 1. Kelas A. 45 - 50kg.


2. Kelas B. Diatas 50 - 55 kg.
dst.
10. Kelas J. Diatas 90 - 95 kg.
11. Kelas Bebas diatas 85 kg.

= Putri. 1. Kelas A. 45 - 50 kg.


2. Kelas B. Dlatas 50 - 55 kg.
dst.
6. Kelas F. Diatas 70 - 75 kg.
7. Kelas Bebas diatas 65 kg.

Semua kategori Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat di


ikuti oleh Seorang Pesilat sesuai dengan Golongan dan jenis
Kelamin.
PERLENGKAPAN GELANGGANG dan PERTANDINGAN

KP
1. Gelanggang.

2. Perlengkapan Gelanggang.
KETENTUAN BERTANDING
KATEGORI TANDING

1. Perlengkapan
Bertanding

Pakaian Boleh
Menggunakan
Pelindung
Pelindung Joint Taping,
Sendi,Tungkai,
Kemaluan Pel. Gigi
Jengan
2. Sistem dan Tahapan Pertandingan.

= Menggunakan sistem Gugur, kecuali ditentukan lain


oleh IPSI.
= Tahapan Pertandingan, Penyisihan, Seperampat final
Semi final, Final tergantung pada jumlah peserta,
berlaku untuk semua kelas.
= Setiap kelas minimal diikuti 2 [dua] peserta.

3. Babak Pertandingan dan Waktu.

3.1 Untuk Usia Dini , Pra Remaja


= Dilangsungkan dalam 3 [tiga] babak.
= Diantara babak istirahat 1 [satu] menit.
= Tiap babak terdiri dari 1,5 [satu setengah] menit.
Lanjutan.

3.2 Untuk Remaja dan Dewasa.s


= Dilangsungkan dalam 3 [tiga] babak.
= Setiap babak terdiri dari 2 [dua] menit bersih.
= Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 [satu] menit.

3.3 Master I dan II


= Pertandingan dilangsungkan selama 3 [tiga] babak.
= Setiap babak terdiri atas l,5 [satu setengah] menit.
= Diantara babak waktu istirahat 1 [satu] menit.
4. Pendamping Pesilat

Pakaian Memberi
Dua orang Pencak arahan
Silat
5. Tata Cara Pertandingan.

a. Persiapan dimulainya Pertandingan, diawali masuknya WJ dari sebelah


kanan Ketua Pertandingan . Sebelum memasuki Gelanggang WJ memberi
hormat dan melapor tentang akan dimulainya Pelaksanaan tugas kepada
Ketua Pertandingan.
b. Sebelum Pertandingan dimulai, Wasit akan memeriksa setiap Pesilat yang
bertanding disudut masing-masing. Setiap Pesilat yang akan bertanding se -
telah mendapat isyarat dari Wasit, memasuki gelnggang dari sudut masing-
masing, kemudian memberi hormat kepada pendamping, Wasit dan KP, se-
lanjutnya pesilat diwajibkan melakukan rangkaian GERAK JURUS PERGURU
AN 5 - 10 gerakan kemudian kedua pesilat kembali mengambil tempat di -
sudut yang telah ditentukan.

c. Untuk memulai pertadingn, Wasit memanggil kedua Pesilat, seterusnya ke 2


pesiilat berjabatan tangan, memberi peringatan tentang peraturan dan siap
untuk memulai pertandingan.
d. Setelah Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dengan isyarat tangan
kanan, Wasit memberi aba-aba kepada ke dua pesilat untuk memulai per -
tandingan.
e. Pada waktu istirahat antar babak, pesilat harus kembali kesudut masing -
masing.
f. Selain Wasit dan kedua Pesilat, tidak seorangpun berada dalam gelanggang
kecuali atas permintaan Wasit.

g. Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali kesudut masing-masing atau
Wasit memanggil kedua pesilat pada saat keputusan pemenang yang akan di -
umumkan dan pemenang diangkat tangannya oleh wasit, dilanjutkan dengan
memberi hormat kepada Ketua Pertandingan.

h. Selesai pemberian hormat, kedua pesilat saling berjabat tangan dan meninggal
kan gelanggang diikuti oleh wasit dan para Juri yang akanberkumpul dihadapan
KP untuk memberi hormat dan melaporkan berakhirnya pelaksanaan tugas
kepada KP. Wasit dan Juri, setelah melaporkan meninggalkan gelanggang dari
sebelah kiri Ketua pertandingan.
6. Ketentuan
Bertanding.

6. 1 Aturan Bertandin.

= Pesilat saling berhadapan dengan Menggunakan unsur Pembelaan dan


Serangan Pencak Silat yaitu menangkis/mengelak, mengenakan sasaran
dan menjatuhkan lawan, menerapkan kaidah Pencak Silat serta mema -
tuhi aturan - aturan yang ditentukan.

KAIDAH adalah Dalam mencapai prestasi teknik, Seorang Pesilat harus


mengembangkan pola bertanding yang dimulai dari, sikap
pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap lawan dan koor
dinasi dalam melakukan serangan/pembelaan serta kembali ke-
sikap pasang.
Lanjutan.

= Pembelaan dan Serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal/
pasang , pola langkah, serta adanya koordinasi yang baik dalam melakukan
serangan dan pembelaan. Setelah melakukan serangan/pembelaan harus
kembali kepada sikap awal/pasang dengan tetap menggunakan pola langka
Wasit akan memberikan aba-aba LANGKAH jika seorang Pesilat tidak mela
kukan teknik Pencak Silat yang semestinya.

= Serangan beruntung yang dilakukan oleh seorang Pesilat harus tersusun dgn
teratur dan berangkai dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyak
nya 6 [enam] teknik serangan. Pesilat yang melakukan rangkaian serang bela
lebih dari 6 teknik serangan akan diberhentikan oleh wasit.
Serangan terus menerus dengan menggunakan teknik serangan tangan yang
sama dinilai satu serangan.

= Serangan yang dinilai adalah serangan yang mengenai sasaran yang sah dengan
mengunakan KAEDAH, MANTAP dan BERTENAGA.
6.2 Aba- Aba Pertandingan
= Aba- aba BERSEDIA digunakan dalam persiapan sebagai peringatan bagi
Pesilat dan seluruh Aparat Pertandingan bahwa Pertandingan akan segera
dimulai.
= Aba - aba MULAI digunakan tiap Pertandingan dimulai dan akan dilanjutkan
bisa pula dengan isyarat.
= Aba - aba BERHENTI digunakan untuk menghentikan Pertandingan.
= Aba - aba PASANG, LANGKAH dan SILAT digunakan untuk pembinaan.
= Pada awal dan akhir pertandingan setiap babak ditandai dengan
pemukulan gong.

6.3 sasaran.

Sasaran sah Yang dinilai adalah “BADAN” yaitu bagian tubuh kecuali leher
keatas dan dari pusat ke kemaluan.
Dada, Perut [pusat keatas], Rusuk kiri dan kanan, Punggung atau belakang
badan [kecuali serangan langsung keseluruh tulang belakang].
Bagian bawah tungkai [pergelangan kaki kebawah] dapat dijadikan sasaran
antara dalam usaha menjatuhkan tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasar
an perkenaan.
6.4 LARANGAN.

6.4.1 Pelanggaran Berat.

a. Menyerang bagian badan yang tidak sah yaitu , LEHER, KEPALA serta
bawah pusat hingga kemaluan, serangan langsung keseluruh tulang
belakang, paha dan tungkai bagian atas.
b. Usaha mematahkan Sendi secara langsung.
c. Sengaja melemparkan lawan keluar gelanggang .
d. Membenturkan/menghantukkan kepala dan menyerang dengan kepala
e. Menyerang lawan sebelum aba-aba MULAI dan setelah aba-aba ber -
henti dari WASIT menyebabkan lawan cedera.

f. Menggumul, mengigit, mencakar, mencengkeram dan menjambak


[menarik rambut/ jilbab].
g. Menentang, menghina, merangkul, mengeluarkan kata-kata yang tidak
sopan, meludahi, memancing-mancing dengan suara berlebihan kepada
lawan maupun terhadap APARAT PERTANDINGAN [DT, KP, DWJ, WJ,dan
lain lain petugas] serta kepada Penonton.
H. Menghempas lawan dengan sengaja [dalam/luar gelanggang] btanding.
i. Memegang, menangkap, atau merangkul sambil melakukan serangan.
6.4.2 Pelanggarangan Ringan.

a. Tidak menggunakan salah satu unsur Kaidah.


b. Keluar Gelanggang [satu kaki keluar gelanggang] lebih dari 1 x
c. Merangkul lawan dalam proses Pembelaan.
d. Melakukan serangan dengan teknik sapuan depan/belakang,
guntingan sambil merebahkan diri lebih dari 1 [satu] kali dalam 1
. [satu] babak dengan tujuan mengulur-ulur waktu.
e. Berkomunikasi dengan orang luar,pendamping [isyarat,perkataan]
f. Kedua Pesilat pasif atau bila salah satu Pesilat pasif lebih dari 5
[lima] detik.
g. Berteriak berlebihan selama bertanding.
h. Lintasan serangan yang salah.
i. Mendorong dengan sengaja yang mengakibatkan Pesilat/ lawan
nya keluar garis bidang laga.
j. Pesilat dengan sengaja membalikkan badan membelakangi lawan.
k. Taktik yang mengulur waktu [melepaskan ikatan sabuk, membuka
/melepaskan ikatan rambut, mendapat hitungan dari wasit].
6.5 KESALAHAN TEKNIK PEMBELAAN

a. Serangan yang sah dengan lintasan dan serangan yang benar, jika karena
kesalahan TEKNIK PEMBELAAN lawannya yag salah [elakan yang menuju pada
lintasan serangan], tidak dinyatakan sebagai PELANGGARAN.
b. Jika Pesilat yang kena serangan tersebut CEDERA maka wasit segera memang
gil dokter. Jika dokter memutuskan Pesilat tersebut TIDAK FIT, maka ia dinyata
kan KALAH TEKNIK.
c. Jika Pesilat yang kena serangan tersebut menurut dokter FIT, DAN TIDAK dapat
segera bangkit, wasit langsung melakukan HITUNGAN TEKNIK.

6.6 HUKUMAN
Tahapan dan Bentuk Hukuman

1. Teguran.
= Diberikan apabila Pesilat melakukan pelanggaran ringan yang diulangi dalam
babak yang sama, setelah melalui 1 [satu] kali Pembinaan.
= Tegoran dapat diberikan langsung apabila Pesilat melakukan pelanggaran
berat yang menyebabkan lawan tidak cedera.
2. PERINGATAN

a. Peringatan I, bila Pesilat melakukan ;


= Pelanggaran berat yang menyebabkan lawan cedera.
= Mendapat Teguran yang ke 3 [tiga] akibat pelanggaran ringan.
Setelah PERINGATAN I, masih dapat diberikan TEGURAN terhadap pelanggaran
ringan yang lain dalam babak yang sama.

b. Peringatan II.
= Diberikan bila Pesilat kembali melakukan Pelanggaran Berat setelah
Peringatan I [pertama].
Setelah PERINGATAN II, masih dapat diberikan TEGURAN terhadap pelanggaran
ringan yang lain dalam babak yang sama.

c. Peringatan III.
Diberikan bila Pesilat kembali mendapat HUKUMAN PERINGATAN setelah
Peringatan II, dan langsung dinyatakan DISKUALIFIKASI.
Peringatan III harus dinyatakan oleh wasit.
Lanjutan.

d. Diskualifikasi, bila Pesilat.

= Mendapat Peringatan setelah Peringatan II.


= Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh unsur - unsur kesengajaan
dan bertentangan dengan norma SPORTIVITAS.

= Melakukan Pelanggaran Berat dengan hukuman PERINGATAN I, atau minimal


TEGURAN I dan lawan CEDERA, tidak dapat MELANJUTKAN PERTANDINGAN
atas keputusan DOKTER PERTANDINGAN.
= Setelah penimbangan 15 menit sebelum pertandingan, BERAT BADANNYA
tidak sesuai dengan kelas yang diikuti.

= Pesilat terkena DOPING.


Pesilat yang gagal dalam test DOPING akan di DISKUALIFIKASI. Medali, Serti
fikat dan segala jenis Penghargaan harus dikembalikan kepada Panitia
Penyelenggara.
= Pesilat tidak dapat menunjukkan Surat Keterangan Sehat sebelum Pertan -
dingan Pertama dimulai [untuk seluruh Kategori].
7. Penilaian

A. Ketentuan Nilai:

Nilai Prestasi Teknik.


Nilai 1 Serangan dengan tangan yang masuk pada sasaran, tanpa ter -
halang oleh tangkisan, hindaran atau elakan lawan.
Nilai 1 + 1 Berhasil menggagalkan serangan lawan, diikuti dengan serangan
balik dengan Tangan.
Nilai 2 Serangan dengan kaki yang masuk pada sasaran tanpa
Terhalang.
Nilai 1 + 2 Berhasil menggagalkan serangan lawan, diikuti dengan serang
an balik denganKaki.
Nilai 3 Teknik serangan Langsung yang berhasil menjatuhkan lawan.
Nilai 1 + 3 Berhasil menangkap serangan lawan, diikuti dengan keberhasil
an Menjatuhkan lawan.
B. Kelayakan Teknik Nilai. [ Pemberian nilai/mata]

Pemberian Nilai hanya ada pada Perkara berikut ;


A. Tangkisan/elakan/menahan yang disertai dengan Serangan balik yang sah.
B. Serangan dengan Tangan yang sah
C. Serangan dengan Kaki yang sah.
D. Jatuhan yang sah

A + Tangkisan/elakan/menahan, berhasilnya Pesilat menggagalkan serangan lawan


dengan teknik-teknik Pembelaan yang segera diikuti dengan seranganbalik yang
masuk pada sasaran seperti serangan dengan tangan,kaki atau jatuhan yang
bermula dengan tangkapan.
Catatan :
Nilai 1 untuk tangkisan/elakan/menahan, sedangkan serangan masuk dinilai se-
suai dengan serangannya: tangan 1, kaki 2, jatuhan 3.

B + Serangan Tangan, segala bentuk serangan yang bertenaga, mantap dan masuk
pada sasaran [tumbungan hadapan/dari bawah/dari atas, sikuan]- 1 mata/nilai
lanjutan

C+ Serangan Kaki, Segala bentuk serangan yang bertenaga, mantap dan masuk pada
sasaran [Tendangan hadapan/belakang/juring/sabit/sereng/tunjang], 2 mata

D+ Jatuhan, Segala cara menjatuhkan yang berjaya menjatuhkan lawan sehingga


bagian tubuh [dari lutut keatas] menyentuh matras dengan persyaratan berikut
3 mata/nilai. ;

a. Menggunakan teknik serangan langsung seperti sapuan/ungkitan/guntingan/


tangkapan dan buangan yang sah.
b. Menangkap anggota tubuh lawan sebagai langkah Pembelaan semasa diserang
dan menjatuhkan dengan Dorongan atau sapuan [tidak boleh menjatuhkan
dengan SERANGAN LANGSUNG].

c. Menjatuhkan lawan menggunakan teknik Jatuhan dengan cara tidak ikut ter
jatuh.
d. Tangkapan atau Pegangan dibenarkan selama 5 detik, sebelum Wasit mem -
hentikan pergelutan.
e. Teknik sapuan, ungkitan, kaitan dan gungtingan tidak boleh Didahului dengan
menggumul tubuh lawan, tetapi dapat dibantu dengan Dorongan atau
Sentuhan.

f. Serangan balas dibolehkan apabila usaha menjatuhkan melalui teknik Sapuan


gagal, Lawan dapat mengelak diri dari serangan, boleh menyerang l x pada
sasaran yang sah dalam tempo l detik dengan tidak menggunakan berat badan
Nilai akan diberikan berdasarkan pada teknik serangan balik yang digunakan.

E. Lain lain Teknik dalam Pertandingan.


Serangan bersamaan/serentak-cobaan menjatuhkan yang dilakukan
oleh kedua-dua pesilat secara bersamaan dimana seorang atau kedua –
dua pesilat terjatuh, jatuhan tersebut akan dinilai seperti :

= Jika salah satu tidak dapat bangkit akan diadakan Hitungan Teknik.
= Jika keduanya tidak segera bangkit, maka hitungan diadakan untuk keduanya.
= Jika kedua duanya gagal bangkit setelah hitungan 10, kemenangan akan dikira
mengikut nilai yang telah didapati.
= Jika berlaku pada awal babak, dimana nilai belum diperoleh atau catatan nilai
sama banyak, maka penentuan kemenangan akan dibuat mengikut ketetapan
Bab II pasal 9 ayat 6.7.4.a2-iv and v [tiada ulang tanding].
F. Jatuh Sendiri, Jika Pesilat terjatuh sendiri bukan karena serangan lawan, jika
tidak dapat bangkit diberikan kesempatan dalam waktu 10 hitungan [10 “]
dengan hitungan. Jika tidak dapat melakukan pertandingan dinyatakan kalah
Teknik.

G. Tangkapan.

1. Tangkapan sebagai proses jatuhan dinyatakan gagal jika,


+ Proses jatuhan lebih dari 5 [lima] detik atau terjadi seret-menyeret atau gumul
menggumul.
+ Ikut terjatuh waktu melakukan teknik jatuhan.

2. Jika dalam proses tangkapan kaki, Pesilat yang ditangkap melakukan pegangan
pada bahu dan Pesilat yang menangkap dapat menjatuhkan lawannya dalam
waktu 5 [lima] detik sebelum Wasit memberikan aba-aba BERHENTI jatuhan
dinyatakan sah.

3. Jika rangkulan tersebut terlalu kuat hingga menyentuh leher atau kepala yang
menyebabkan keduanya terjatuh , Pesilat yang merangkul diberikan
TEGURAN.
H. Jatuhan.
=. Teknik jatuhan yang berakibat lawannya jatuh, yaitu jika bagian tubuh
menyentuh matras dari garis bidang tanding kedalam , jatuhan sah.
=. Jika jatuhan berada didalam bidang tanding dan Pesilat menggeser keluar
dari bidang tanding, jatuhan dinyatakan sah.

=. Serangan sah yang menyebabkan lawan jatuh tidak dapat bangkit atau nanar
yang dilakukan di dalam bidang tanding dan bergeser keluar gelanggang,
dalam jatuhan dinyatakan sah dan Pesilat diberi kesempatan dalam batas
waktu 10 detik untuk kembali melakukan pertandingan [maka Wasit melaku
kan hitungan]. Jika Pesilat tidak dapat melanjutkan Pertandingan maka di -
nyatakan KALAH MUTLAK.

=. Serangan sah yang dilakukan dalam bidang tanding, menyebabkan lawan jatuh
diluar bidang tanding dan tidak bangkit/nanar, maka Wasit melakukan
hitungan hingga 10. Jika Pesilat tidak dapat melanjutkan Pertandingan
maka Pesilat bersangkutan dinyatakan KALAH TEKNIK.
=. Bila lawan dapat melakukan antisipasi TERHADAP teknik tangkapan [menahan
memegang, menarik kaki yang tertangkap] atau melakukan serangan balik
secara sah [menumbuk/memukul, menggunting dan lain lain] sehingga lawan
yang menangkap jatuh, maka jatuhan dinyatakan sah.

8. Nilai Hukuman.

Pengurangan Nilai Hukuman ;

* Nilai - 1 [kurang satu] bila Pesilat mendapat Teguran I.


* Nilai - 2 [ kurang dua] bila Pesilat mendapat Teguran 2.
* Nilai - 5 [kurang tiga] bila Pesilat mendapat Peringatan I.
* Nilai - 10 [kurang sepuluh] bila Pesilat mendapat Peringatan II
9. Penentuan Kemenangan
Menang Angka

Keputusan Tambah
Hukuman Prestasi
Juri 1 Babak

Penilaian Juri
Berat Badan
ditampilkan di Diundi KP
( 15” )
Papan Nilais
b. Menang Teknik
Pemenang diumumkan sebagai Menang Teknik jika,

Atas Permintaan Pesilat Keputusan Dokter


Pertandingan [120”]

Pendampin Pesilat Keputusan Wasit


10.Menang Mutlak

Penentuan Menang Mutlak ialah bila lawan jatuh karena serangan yang
sah dan tidak dapat bangkit segera dan atau nanar, maka setelah hitungan
Wasit ke 10 [sepuluh] dan tidak dapat berdiri tegak denga sikap pasang.

11.Menang WMP .

Wasit Menghentikan Pertandingan


Karena pertandingan tidak seimbang.

12.Menang Undur Diri

Lawan tidak muncul di gelanggang setelah mendapat panggilan ke 3


dengan interval selama 30 “ setiap panggilan. Kecuali ada pemberitahuan
dari Tim Manager tentang pengunduran Pesilat.
13. Menang Diskualifijasi

Lawan Medapat
Peringatan III
Pelanggaran Berat [ - Jiwa
Sportifitas
Keputusan Dokter
Pertandingan [120 “]

Keterangan Sehat
[Dokter]
Kelebihan Berat Badan
SP KP DT

MENEJER

PROSES PENGAJUAN KEBERATAN


TERIMA KASIH

SAMPAI JUMPA

Anda mungkin juga menyukai