A0
Y = X . √2
X . √2
Ukuran kertas X Y b a
A0 841 1189 10 20
A1 594 841 10 20
A2 420 594 10 20
A3 297 420 10 20
A4 210 297 5 15
A5 148 210 5 15
X>
841
A0
Y > 1189
Gambar. 2.2.
Ukuran Lebih
x x
`
b
x
x
b
Ruang gambar
a
Kepala gambar
x
Ukuran
x lebih
b
x x
Garis Tepi
Ukuran lebih Garis bingkai
Gambar. 2.3.
Ukuran lebih biasanya untuk meletakkan isolasi, bila kertas gambar di bentangkan
dimeja gambar agar kertas gambar tidak menggulung diri.
2.4. Kepala gambar (Etiket gambar)
30 40 64 46
50 16
84 30
180
S. P. A S. P. E
Gambar. 2.4
Lambang tanda pengajaran itu memberi petunjuk kepada kita, bahwa harus
memberi gambar kerja berdasarkan sistem proyeksi yang tercantum dalam
kepala gambar tersebut.
Yaitu sistem proyeksi Amerika (S.P.A) atau Sistem Proyeksi Eropa (S.P.E).
* Toleransi ukuran dalam μm :
Menjelaskan bahwa semua ukuran yang terdapat pada gambar dan bila pada
ukuran tersebut diberi toleransi , maka satuan toleransi ukuran dalam μm.
Contoh
φ50 30 Ø = lambing diameter
50 mm = diameter Nominal
+ 30 μm = ukuran batas terbesar
- 30 μm = Ukuran batas terkecil
(termasuk toleransi).
Satuan panjang : mm
Artinya semua ukuran yang terdsapat pada gambar dengan satuan panjang mm.
Tetapi satuan mm tersebut tidak perlu dicantumkan dalam gambar.
Contoh : suatu persegi panjang mempunyai panjang 40 mm dan lebar 20 mm.
Maka cara menggambar dan memberi ukuran seperti gambar dibawah ini :
40
20
Tanggal :
Diisi tanggal ; bulan dan tahun kapan tugas gambar itu diberikan.
Digambar :
Di isi dengan nama mahasiswa yang bersangkutan.
NRP = Nomor Pokok
Di isi dengan nomor pokok mahasiswa yang bersangkutan
Di lihat :
Di isi nama assisten atau nama dosen pembimbing yang bersangkutan.
Peringatan :
Di isi peringatan untuk mahasiswa misalkan pengumpulan tugas gambar di undur
satu minggu paling lambat 30 Nopember 1999.
Y.T.S :
Nama perusahaan atau Instansi yang membuat gambar. Atau nama sekolah
dimana mahasiswa yang esangkutan kuliah.
Skala :
Maksudnya gambar kerja dibuat dengan skala berapa.
Misal : skala tetap ? skala : 1: 1.
Skala diperkecil ? skala : 1: 5
Skala diperbesar ? skala : 5 : 1
2.5. Standarisasi skala gambar
Skala gambar itu telah ditentukan acara standar. Ada tiga macam bentuk
skala gambar :
1. Skala tetap (skala penuh) 1 : 1
Artinya besar gambar sama dengan besar bendanya. Contohnya suatu balok
dengan ukuran panjang 60 m
D C
45
30
A
B
60
Gambar 2.9
45
A
60
Gambar 2. 10
Skala Diperkecil :
Skala : 1:1 1 : 20
1 : 2,5 1 : 50
1:5 1 : 100
1 : 10 1 : 200
dst
Skala diperkecil digunakan (dipilih )bila benda yang digambar cukup besar.
Sehingga bila digambar dengan skala penuh, ekrtas gambar tidak cukup. Pada
skala diperkecil gambar lebih kecil dari bendanya.
Contoh : Suatu persegi panjang, dengan panjang 100 mm dan lebar 80 mm
digambar dengan skala 1 : 4.
Bendanya
80
Gambar.2. 11
Skala diperbesar :
- Pada skala diperbesar, gambar dibuat lebih besar dari bendanya.
- Skala diperbesar, biasanya digunakan untuk membuat gambar benda yang kecil.
- Meskipun gambarnya diperbesar, ukurannya dibuat tetap.
Skala diperbesar :
Skala : 2 : 1 25 : 1
5 :1 50 : 1
10 : 1 100 : 1
10
Gambar 2.12
2. 6. Standarisasi Layout (tata letak) gambar kerja dalam kertas gambar.
Apabila anda akan membuat gambar kerja dari suatu benda kerja dalam
keadaan terakit dan gambar rinci (detail), maka cara mengaturnya sebagai
berikut :
a. Gambar susunan digambar di kiri atas kertas gambar.
b. Kepala gambar di gambar dibagian kanan bawah.
c. Gambar rinci (detail) diletakkan antara gambar susunan dan kepala gambar.
Sedang jarak satu dengan yang lain, antara gambar rinci dengan gambar rinci,
gambar rinci dengan kepala gambar, gambar rinci dengan gambar susunan,
gambar rinci dengan garis bingkai. Gambar diusahakan agar sama. Hal
tersebut dibuat agar gambar kerja menjadi rapi.
Untuk komponen (suku cadang) yang standar, dalam gambar susunan perlu
digambar sedang dalam gambar susunan perlu digambar. Komponen (suku
cadang) yang standar biasanya terdapat dalam pasaran bebas. Jadi dapat
dibeli dipasaran (toko).
Komponen standar, biasanya diproduk oleh pabrik khusus dalam produksi
missal sehingga harganya dapat agak murah.
Gambar Susunan (gambar rakitan)
2
+
+
+
+
+
+
3
2
4 PM
+
+
3
6
7
+
+
6 PM
PS . kn
Skala : 5: 1
+
+
5
P. M
Pada gambar tersebut, merupakan contoh gambar susunan dan gambar
rinci yang digambar dalam satu kertas gambar.
Rakitan benda tersebut terdiri dari lima buah komponen yang dihubungkan
satu dengan yang sambungan baut sekrup. Semua komponen benda tersebut
dibuat dari bahan kayu kecuali sekerup penghubung (penyambung).
Baut sekrup no 1 terdiri dari 4 buah, baut sekrup no 4 terdiri dari 8 buah,
baut sekrup no 7 terdiri dari 1 buah. Baut sekrup no 1; 4 dan no 7, termasuk
komponen Normal. Oleh karena itu dalam gambar rinci tidak perlu digambar.
Komponen dengan no bagian 6 diperbesar dengan skala : 5 : 1.
Sedangkan komponen lainnya dan gambar susunan dengan skala 1 : 1.
Komponen nomor bagian 3, jumlahnya 2 buah pada halaman berikutnya gambar
susunan dan gambar rinci digambar dalam bentuk gambar tiga dimensi.
Dalam gambar tersebut, merupakan contoh unit mesin (kran) yang
digambar dalam bentuk gambar tiga dimensi (gambar pandangan tunggal) baik
berupa gambar susunan maupun gambar rinci (detail).
Dalam contoh tersebut gambar susunan maupun terdiri dari 6 bagian
dengan nama-nama sebagai berikut :
1. Rumah katup
2. dudukan katup
3. katup
4. Tutup katup
5. Ujung tap
6. Mur
Posisi huruf :
Posisi huruf menurut standar ISO boleh tegak lurus dan juga boleh memiring
kekanan 15o.
d
Baik tipe huruf A maupun tipe huruf B mempunyai bentuk huruf besar (capital)
dan huruf kecil. Sedangkan menurut posisinya huruf tegak dan huruf miring
(kemiringannya 60o). Gambar ini menunjukkan langkah-langkah membuat huruf.
Gbr. 4. 11 Huruf tegak tipe A
Gbr. 4. 12. Huruf tegak tipe B
Gbr. 4.13 Huruf miring tipe A
Gbr. 4.14 Huruf miring tipe B
Gbr 4.15
2.8 Standarisasi garis gambar
Huruf /Angka normal tipe B
A1
A1
A1
A1
A3 Ruang gambar
A2
A4 A4
Kepala gambar
A3
B1
B3 B2 B6
B2
Ø1
C1
Bagian atas
dihilangkan
Bagian atas
C2
C2
Bagian bawah
Bagian bawah
D. Garis Putus-putus :
Digunakan :
1. Menyatakan batas pandangan benda yang tidak tampak (D1).
Contoh pandangan muka dari silinder berongga (misal pipa).
D1
E1
E1
Lingkaran Silinder
E4
L.j
A1
Contoh : F1
A S R A
Bidang potong =
bid. PQRS
P Q
A A
Pot A - A
G. Garis strip titik (Tebal). 0,6 atau 0,8
0,6 0,6
Digunakan :
G1 = Garis untuk menunjukkan permukaan yang akan mendapatkan tambahan
pengerjaan.
Permukaan leher
Poros poros dikeraskan