Anda di halaman 1dari 50

‫بسم اللھ الرحمن الرحيم‬

STANDARISASI DAN NORMALISASI


2.1. Standarisasi ukuran kertas gambar
Ukuran Pokok :
Ukuran pokok kertas gambar luasnya 1 m2 yang kita sebut A0

A0
Y = X . √2

X . √2

Gambar 2.1. Ukuran kertas gambar A0


Untuk mendapatkan ukuran panjang dan lebar kertas gambar itu digunakan
persamaan sebagai berikut :
x : y = x : x 2 atau
x:y =1 : 2

Rusa ukuran pokok kertas gambar A0 adalah 1 m2.


Dengan menyelesaikan dua buah persamaan tersebut di atas kita dapatkan :
X = 0,841 m atau 841 mm
Y = 1,189 m atau 1189 mm
Ukuran pokok kertas gambar luasnya 1 m2 kita sebut A0 (A nol).
Dengan dibaginya A0 menjadi dua bagian sama besar kita dapatkan ukuran kertas
gambar yang lebih kecil yaitu A1 (A satu).
Indek angka satu pada ukuran kertas A1 artinya sama dengan A0 dibagi satu kali.
Dengan dibaginya A1 menjadi dua bagian sama besar kita dapatkan ukuran
yang lebih kecil yaitu A2 (A dua).
Dua pada A2 artinya sama dengan A0 dibagi 2 kali.
Selain itu masih ada ukuran-ukuran lain yang lebih kecil dengan jalan selalu
dibagi menjadi 2 bagian sama besar.
Pada umumnya ukuran kertas gambar yang selalu dipakai dalam gambar
teknik adalah ukuran A4 s/d Ab disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran gambar
yang akan digambarkan.
Standar ukuran kertas gambar :

Ukuran kertas X Y b a
A0 841 1189 10 20
A1 594 841 10 20
A2 420 594 10 20
A3 297 420 10 20
A4 210 297 5 15
A5 148 210 5 15

2.2. Garis tepi kertas gambar

Setiap gambar kerja yang digambarkan dalam kertas gambar selalu


mempunyai garis tepi. Pada sisi sebelah kiri kita buat 20 mm untuk ukuran kertas
gambar A3 s/d A0 dan 15 mm untuk ukuran A4 s/d A5, sedang sisi-sisi yang lain
tergantung dari ukuran kertas gambar itu sendiri.
2.3. Pengaturan garis tepi, Ruang gambar dan Kelapa gambar

Contoh kertas ukuran A0.

Dibeli dari toko

X>
841
A0

Y > 1189

Gambar. 2.2.
Ukuran Lebih

x x
`
b
x
x

b
Ruang gambar
a

Kepala gambar
x
Ukuran
x lebih
b
x x

Garis Tepi
Ukuran lebih Garis bingkai

Gambar. 2.3.

Ukuran lebih biasanya untuk meletakkan isolasi, bila kertas gambar di bentangkan
dimeja gambar agar kertas gambar tidak menggulung diri.
2.4. Kepala gambar (Etiket gambar)

Kepala Gambar Tipe A

30 40 64 46

Skala 1: 1 Digambar : Keterangan


15 Satuan : inchi NIM :

Tanggal : Diperiksa : M. Budi N. Rahman

10 Teknik Mesin UMY (Nama Gambar)


C.1.01
Kertas

50 16
84 30

180

Gbr . 2. 7 Kepala Gambar


TUGAS 1
Kepala Gambar Tipe B
2.4. Kepala gambar (Etiket gambar)
(1). Kepala gambar (etiket gambar), diletakkan dikanan bawah dari kertas gambar.
(2). Kepala gambar berisi penjelasan singkat dari gambar kerja.
(3). Adapun isinya secara umum sebagai berikut:
- No. bag = Nomor Bagian
Artinya nomor dari masing-masing komponen baik yang terdapat pada
gambar susunan maupun terdapat dalam gambar rinci.
- Jumlah :
Artinya banyaknya masing-masing komponen yang terdapat pada unit
mesin yang bersangkutan.
- Nama-nama :
Artinya nama dari masing-masing komponen atau suku cadang yang
terdapat pada unit mesin yang bersangkutan. (unit mesin yang digambar).
- Bahan :
Komponen (suku cadang) yang ebrsangkutan dibuat dari bahan apa ?.
Bahan dapat berupa : baja, besi tuang, knoct, plastic dan lain-lain.
(4). Komponen tersebut biasanya dibuat oleh pabrik khusus. (tertentu).
(5). Komponen sejenis itu biasanya disebut komponen standar (Normalisasi)
Contoh-contoh Komponen standar :
Mur, Baut, paku keeling, pasak, bantalan dan lain-lain.
(6). Komponen standar (Normalisasi)
Artinya komponen tersebut dibuat oleh pabrik manapun bentuk dan
ukurannya sama.
(7). Komponen standar (Normalisasi)
Dibuat dengan produksi missal karena itu harga jual bias lebih murah.
Komponen standar (Normaaslisasi), biasanya terdapat dalam pasaran bebas.
(8). Cara membuat gambar kerja komponen standar :
Dalam gambar susunan, komponen standar harus digambarkan. Sedangkan
dalam gambar rinci, komponen standar tidak perlu digambar. Sedangkan
penjelasan gambar susunan maupun gambar rinci akan dibahas tersendiri.
(9). Peringatan :
Dapat diisi sebagai berikut :
Missal : disimpan di gudang A.
(10). Kekasaran permukaan : μm
μm = mikro meter
1 μm = 1/1000 μm
Kekerasan permukaan, untuk masing-masing komponen biasanya tidak
sama atau mungkin sama. Kekerasan permukaan bidang komponen
tergantung dari fungsinya.
Di dalam gambar kerja, biasanya dinyatakan dengan lambing-lambang tanda
penjelasan.
Misal : N3? = pekerjaan halus sekali
N3
? = Pekerjaan kasar sekali
Menngenai tanda pengerjaan nanti akan dibahas tersendiri.
(11). Lambang tanda pengerjaan.
Digambar sebagai berikut :

S. P. A S. P. E

Gambar. 2.4

Lambang tanda pengajaran itu memberi petunjuk kepada kita, bahwa harus
memberi gambar kerja berdasarkan sistem proyeksi yang tercantum dalam
kepala gambar tersebut.
Yaitu sistem proyeksi Amerika (S.P.A) atau Sistem Proyeksi Eropa (S.P.E).
* Toleransi ukuran dalam μm :
Menjelaskan bahwa semua ukuran yang terdapat pada gambar dan bila pada
ukuran tersebut diberi toleransi , maka satuan toleransi ukuran dalam μm.
Contoh
φ50  30 Ø = lambing diameter
50 mm = diameter Nominal
+ 30 μm = ukuran batas terbesar
- 30 μm = Ukuran batas terkecil
(termasuk toleransi).

Satuan panjang : mm
Artinya semua ukuran yang terdsapat pada gambar dengan satuan panjang mm.
Tetapi satuan mm tersebut tidak perlu dicantumkan dalam gambar.
Contoh : suatu persegi panjang mempunyai panjang 40 mm dan lebar 20 mm.
Maka cara menggambar dan memberi ukuran seperti gambar dibawah ini :
40

20

Tanggal :
Diisi tanggal ; bulan dan tahun kapan tugas gambar itu diberikan.
Digambar :
Di isi dengan nama mahasiswa yang bersangkutan.
NRP = Nomor Pokok
Di isi dengan nomor pokok mahasiswa yang bersangkutan

Di lihat :
Di isi nama assisten atau nama dosen pembimbing yang bersangkutan.

Peringatan :
Di isi peringatan untuk mahasiswa misalkan pengumpulan tugas gambar di undur
satu minggu paling lambat 30 Nopember 1999.
Y.T.S :
Nama perusahaan atau Instansi yang membuat gambar. Atau nama sekolah
dimana mahasiswa yang esangkutan kuliah.

Poros Engkol atau Mesin Perajang Daun Tembakau


Poros Engkol :
Nama suatu komponen mesin yang hanya terdiri dari satu komponen saja karena
itu mengajukan kepala gambar tipe A. (gambar satu komponen).

Mesin Perajang Daun Tembakau


Nama unit mesin yang akan digambar, dan unit mesin ini terdiri dari banyak kom-
ponen (± 25 buah komponen). Karena itu kepala gambar menggunakan yang tipe
B.
Tinggi kepala gambar = tinggi tipe A ditambah dengan {9 + 7 (25)} mm
Nomor :
Di isi nomor dari tugas gambar yang dibuat.
Misal : Ø1 = Tugas gambar pertama
Ø2 = Tugas gambar kedua, dst.
Format.
Di isi ukuran kertas gambar yang digunakan untuk membuat gambar kerja
tersebut.

Skala :
Maksudnya gambar kerja dibuat dengan skala berapa.
Misal : skala tetap ? skala : 1: 1.
Skala diperkecil ? skala : 1: 5
Skala diperbesar ? skala : 5 : 1
2.5. Standarisasi skala gambar
Skala gambar itu telah ditentukan acara standar. Ada tiga macam bentuk
skala gambar :
1. Skala tetap (skala penuh) 1 : 1
Artinya besar gambar sama dengan besar bendanya. Contohnya suatu balok
dengan ukuran panjang 60 m

D C

45

30
A
B
60

Gambar 2.9

Gambar Pandangan Tunggal


(Gambar tiga dimensi)
Untuk menggambar bidang persegi panjang ABCD dengan skala penuh
digambarkan sebagai berikut :
C
D

45

A
60

Gambar 2. 10

Skala Diperkecil :

Skala : 1:1 1 : 20
1 : 2,5 1 : 50
1:5 1 : 100
1 : 10 1 : 200
dst
Skala diperkecil digunakan (dipilih )bila benda yang digambar cukup besar.
Sehingga bila digambar dengan skala penuh, ekrtas gambar tidak cukup. Pada
skala diperkecil gambar lebih kecil dari bendanya.
Contoh : Suatu persegi panjang, dengan panjang 100 mm dan lebar 80 mm
digambar dengan skala 1 : 4.

Bendanya
80

Gambar.2. 11

Persegi panjang tersebut digambar dengan skala : 1 : 4 (diperkecil)


100

Gambar menjadi lebih


80
kecil dari bendanya, tetapi
Ukurannya tetap.

Skala diperbesar :
- Pada skala diperbesar, gambar dibuat lebih besar dari bendanya.
- Skala diperbesar, biasanya digunakan untuk membuat gambar benda yang kecil.
- Meskipun gambarnya diperbesar, ukurannya dibuat tetap.
Skala diperbesar :
Skala : 2 : 1 25 : 1
5 :1 50 : 1
10 : 1 100 : 1

Skala : 5 : 1 artinya gambar diperbuat 5 kali, tetapi ukuran tetap.


Contoh : Suatu pesegi panjang dengan ukuran panjang 10 mm dan lebar 5 mm.
Digambar dengan skala : 10 : 1

10

Gambar 2.12
2. 6. Standarisasi Layout (tata letak) gambar kerja dalam kertas gambar.

Apabila anda akan membuat gambar kerja dari suatu benda kerja dalam
keadaan terakit dan gambar rinci (detail), maka cara mengaturnya sebagai
berikut :
a. Gambar susunan digambar di kiri atas kertas gambar.
b. Kepala gambar di gambar dibagian kanan bawah.
c. Gambar rinci (detail) diletakkan antara gambar susunan dan kepala gambar.

Sedang jarak satu dengan yang lain, antara gambar rinci dengan gambar rinci,
gambar rinci dengan kepala gambar, gambar rinci dengan gambar susunan,
gambar rinci dengan garis bingkai. Gambar diusahakan agar sama. Hal
tersebut dibuat agar gambar kerja menjadi rapi.
Untuk komponen (suku cadang) yang standar, dalam gambar susunan perlu
digambar sedang dalam gambar susunan perlu digambar. Komponen (suku
cadang) yang standar biasanya terdapat dalam pasaran bebas. Jadi dapat
dibeli dipasaran (toko).
Komponen standar, biasanya diproduk oleh pabrik khusus dalam produksi
missal sehingga harganya dapat agak murah.
Gambar Susunan (gambar rakitan)

Adalah gambar yang terdiri dari beberapa komponen (baik komponen


standar maupun komponen yang dibuat) yang dirakit satu dengan yang lain.

Syarat-syarat membuat gambar susunan


a) Gambar susunan harus jelas, artinya semua komponen yang dirakit harus
tampak.
b) Gambar susunan diberi nomor bagian secara teratur dan berurutan. Tujuan
agar mudah dibaca (dicari).
c) Gambar susunan, diletakkan dikiri atas kertas gambar. (gambar susunan
dan gambar rinci digambar dalam satu kertas).
d) Nomor bagian harus dihubungkan dengan garis dengan komponen yang
dimaksudkan.
Catatan: Gambar praktek (gambar Lapangan) kadang- kadang tidak menurut
aturan seperti si atas.
Gambar Rinci atau detail :

Adalah gambar yang terdiri dari masing-masing komponen atau suku


cadang kecuali komponen yang standar (tidak perlu digambar dalam gambar
rinci).

Syarat-syarat membuat gambar Rinci


a) Gambar Rinci harus jelas
b) Posisi gambar rinci diusahakan sama dengan posisi saat dirakit
c) Gambar rinci diberi nomor bagian sesuai dengan nomor bagian yang
terdapat dalam gambar susunan.
d) Gambar rinci diberi ukuran lengkap termasuk toleransi.
e) Gambar rinci diberi tanda pengerjaan.
Gambar rinci digambar antara gambar susunan dan kepala gambar, bila gambar
susunan dan gambar rinci digambar dalam satu kertas gambar.
1
PA
PM PS km

2
+
+
+
+

+
+

3
2

4 PM
+
+

3
6

7
+
+

6 PM
PS . kn

Skala : 5: 1
+
+

 5

P. M
Pada gambar tersebut, merupakan contoh gambar susunan dan gambar
rinci yang digambar dalam satu kertas gambar.
Rakitan benda tersebut terdiri dari lima buah komponen yang dihubungkan
satu dengan yang sambungan baut sekrup. Semua komponen benda tersebut
dibuat dari bahan kayu kecuali sekerup penghubung (penyambung).
Baut sekrup no 1 terdiri dari 4 buah, baut sekrup no 4 terdiri dari 8 buah,
baut sekrup no 7 terdiri dari 1 buah. Baut sekrup no 1; 4 dan no 7, termasuk
komponen Normal. Oleh karena itu dalam gambar rinci tidak perlu digambar.
Komponen dengan no bagian 6 diperbesar dengan skala : 5 : 1.
Sedangkan komponen lainnya dan gambar susunan dengan skala 1 : 1.
Komponen nomor bagian 3, jumlahnya 2 buah pada halaman berikutnya gambar
susunan dan gambar rinci digambar dalam bentuk gambar tiga dimensi.
Dalam gambar tersebut, merupakan contoh unit mesin (kran) yang
digambar dalam bentuk gambar tiga dimensi (gambar pandangan tunggal) baik
berupa gambar susunan maupun gambar rinci (detail).
Dalam contoh tersebut gambar susunan maupun terdiri dari 6 bagian
dengan nama-nama sebagai berikut :
1. Rumah katup
2. dudukan katup
3. katup
4. Tutup katup
5. Ujung tap
6. Mur

Sedangkan dalam gambar rinci (agambar detail) hanya ada 5 komponen


dan komponen dengan nomor bagian (6) tidak digambar. Hal ini berarti bahwa
komponen dengan nomor bagian 6 (mur) merupakan komponen standar
(normalisasi). Jadi dapat dibeli di took dan lebih murah dari pada membuat
sendiri.
2.7. Standarisasi Huruf dan Angka
Penulisan huruf teknik telah distandarisasi oleh I.S.O (International
Organization for Standarization). Untuk semua dokumen – dokumen teknik
dianjurkan menggunakan huruf-huruf standar ini.

Posisi huruf :
Posisi huruf menurut standar ISO boleh tegak lurus dan juga boleh memiring
kekanan 15o.

Ukuran-ukuran huruf dalam mm

Tinggi huruf besar 3,5 5 7 10 14


Tinggi huruf besar 2,5 3,5 5 7 10
Jarak antara huruf 0,7 1 1,4 2 2,8
Jarak tiap baris minimum 5 7 10 14 20
Jarak suku kata minimum 1,5 2,1 3 4,2 6
Tebal huruf dan angka 0,35 0,5 0,7 1 1,4
Tinggi huruf kecil, c = 0,7h
Jarak antar huruf , a = 0,2h
Jarak minimum antar kata, e = 0,6h
Jarak minimum antar baris, b = 1,4h
Tebal huruf , d = 0,1h.
Lebar huruf = 0,5h s.d. 0,7h, kecuali
i, l, m dan w
Adapun macam-macam huruf yang umum dipakai pada menggambar
teknik sebagai berikut :
- Tipe A : d = h/14
- Tipe B : d = h/10
Dimana h = tinggi huruf
d = tebal huruf h

d
Baik tipe huruf A maupun tipe huruf B mempunyai bentuk huruf besar (capital)
dan huruf kecil. Sedangkan menurut posisinya huruf tegak dan huruf miring
(kemiringannya 60o). Gambar ini menunjukkan langkah-langkah membuat huruf.
Gbr. 4. 11 Huruf tegak tipe A
Gbr. 4. 12. Huruf tegak tipe B
Gbr. 4.13 Huruf miring tipe A
Gbr. 4.14 Huruf miring tipe B
Gbr 4.15
2.8 Standarisasi garis gambar
Huruf /Angka normal tipe B

Tinggi huruf besar 2,5 3,5 5 7 10 14 20


Jarak antara baris 3,5 5 7 10 14 20 28
Jarak antara huruf 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 4
Tinggi huruf kecil 1,8 2,5 3,5 5 7 10 14
Tebal huruf/angka 0,25 0,25 0,5 0,7 1 1,4 2
2.8 Standarisasi garis gambar
Lihat Gmbar Macam Garis Contoh – contoh penggunaan

A 0,5 Garis Tebal Garis benda yang langsung terlihat,


(0,7) garis tepi.

B 0,25 Garis Tipis Garis penunjukkan ukuran


(0,35) Grs. Arsir, Grs. Pembantu
Garis Luar benda yg berdekatan
Garis untuk penampang yg diputar.

Garis Tipis Batas bagian pandangan benda atau


(bebas) irisan yang tidak tepat pada garis
sumbu.
C

Garis gores tipis Garis benda yang terhalang/tidak


(Strip – strip) langsung terlihat.
D 0,25
(0,35) Garis Gores Tipis
Gores panjang
E Garis Sumbu / Simetri
dengan gores
pendek Garis Lintasan
diantaranya

F 0,25/0,5 Garis gores strip Garis untuk memotong penampang


(0,35/0,7) panjang – pendek
tebal pada ujung-
ujungnya

G 0,5 Garis tebal (Strip Garis untuk menunjukkan permukaan yg


(0,7) titik) akan mendapatkan tambahan pengerjaan
Tebal garis-garis gambar harus ditentukan menurut besar ukuran gambar. Jadi
penggambaran pada selembar kertas gambar perbandingan garis-garis gambar
harus seimbang.
A. Garis Tebal = garis gambar
Digunakan untuk :
A1 garis batas pandangan benda yang langsung kelitan.
A1

A1

A1

A1

A1

A2 garis tepi kertas gambar


A3 garis bingkai
A4 batas kepala gambar
A2

A3 Ruang gambar
A2
A4 A4

Kepala gambar

A3

B. Garis Tipis : Digunakan untuk :


B1 = Garis penunjuk ukuran
B2 = Garis aisir
B3 = Garis Bantu
B4 = Batas penampang yang diputar
B5 = Garis luar benda yang berdekatan
B6 = Garis dasar ulir
Contohnya :

B1

B3 B2 B6

B2

Penampang yang diputar


berbentuk profil y.
B4
C. Garis Tipis Bebas :
Digunakan : C1 = batas potongan lokal.

C2 = garis potong yang menghilangkan sebagian benda

Ø1

C1

(A) (B) (C)


(A) = gambar pandangan tunggal
(gambar tiga dimensi).
(B) = PM dari benda A.
(C) = PM dari benda A dan dibuat potongan lokal pada bagian yang berlubang.

Bagian atas

dihilangkan
Bagian atas

C2
C2
Bagian bawah
Bagian bawah

D. Garis Putus-putus :
Digunakan :
1. Menyatakan batas pandangan benda yang tidak tampak (D1).
Contoh pandangan muka dari silinder berongga (misal pipa).
D1

E. Garis Tipis (strip titik) :


Digunakan sebagai :
E1 . garis senter (garis sumbu)
E2 . garis simetri
E3 . garis yang menunjukkan bagian yang dapat bergerak.
E4 . Lingkaran jarak.
E1

E1

E1

Lingkaran Silinder

E4

L.j = Lingkaran jarak.

L.j

Lingkaran jarak = L.j.


Adalah tempat kedudukan pusat lubang baut.
E3

A1

A bergerak ke kiri menjadi A1


E3 = garis yang menunjukkan pergerakan benda A berpindah menjadi benda A1
(kedudukan baru).

F. Garis strip titik strip tebal pada ujung-ujungnya :


Ujung-ujungnya :
Digunakan :
F1 sebagai bidang potong.

Contoh : F1

A S R A

Bidang potong =
bid. PQRS

P Q
A A

Pot A - A
G. Garis strip titik (Tebal). 0,6 atau 0,8
0,6 0,6

Digunakan :
G1 = Garis untuk menunjukkan permukaan yang akan mendapatkan tambahan
pengerjaan.

Contoh tambahan pengerjaan


Permukaan bidang benda kerja setelah selesai dikerjakan misalnya.
a) Dikeraskan
b) Dicat
c) Dilapisi anti karat
d) Dikrom
Leher poros G1

Permukaan leher
Poros poros dikeraskan

Anda mungkin juga menyukai