Anda di halaman 1dari 49

Case Report Session

HAND FOOT AND MOUTH


DISEASE (HFMD)
PRESEPTOR
dr. Afdal, Sp.A, M.Biomed
dr. Suarni H.M
dr. Florensia Wahyuni

Hasbiyetil Husni 1740312603


Wafya Melosi Ramschie 1740312291
BAB 1 PENDAHULUAN
HFMD

• penyakit menular yang umum terjadi pada anak-


anak, disebabkan infeksi virus (genus enterovirus).
• Self-limiting, namun sebagian kecil bisa komplikasi-
die.

• 1957-Kanada.
• Sering disebut Flu Singapura karena gejalanya
yang mirip dengan flu dan saat itu banyak terjadi
kasus dan kematian akibat penyakit ini di Singapura.
HFMD

• Berpotensi menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB)


karena penyebarannya yang sangat mudah.

• Dua dekade terakhir wabah HFMD telah


didokumentasikan di negara-negara Pasifik Barat.

• Penyakit HFMD di Indonesia sendiri masih belum


mendapat perhatian besar karena umumnya penyakit
ini ringan dan dapat sembuh sendiri.
Batasan Masalah
• meliputi definisi, epidemiologi, etiologi,
patogenesis, gambaran klinis, diagnosis,
penatalaksanaan, dan laporan kasus
HFMD.
Tujuan Penulisan
• menambah pengetahuan penulis tentang
HFMD.
Manfaat Penulisan
• studi kepustakaan yang merujuk dari
berbagai literatur dan laporan kasus dari
hasil anamnesis dan pemeriksaan.
TINJAUAN
BAB 2 PUSTAKA
Hand, foot, and mouth disease (HFMD)
atau penyakit tangan, kaki, dan mulut
merupakan penyakit menular yang umum
terjadi pada anak-anak,
terutama disebabkan genus enterovirus,
ditandai dengan erupsi kulit pada tangan,
kaki, atau bokong dan bisul atau lepuh di
mulut dengan atau tanpa disertai demam.
EPIDEMIOLOGI
• Wabah HFMD di dunia sejak awal 1970-an
(terkait dengan infeksi EV71).
• Anak-anak adalah yang paling sering terke
na.
• Dilaporkan epidemi yang meluas di wilayah
Pasifik Barat.
• 2008-2015: Cina, terdapat 13 juta kasus
HFMD, termasuk 123.261 kasus parah dan
3.322 kematian.
EPIDEMIOLOGI
• Sekitar 10-15 juta pertahunnya di Amerika
Serikat.
• Indonesia  masih belum mendapat perha
tian besar karena umumnya ringan dan
dapat sembuh sendiri.
• Penelitian Susanti (2014)  lebih rentan di
derita oleh anak-anak berumur di bawah 5
tahun, tidak berpengaruh terhadap perbeda
an jenis kelamin.
ETIOLOGI
Coxsackievirus tipe 16
(CVA16):
 sebagian besar kasus
Penyebab:
infeksi virus
genus entero
Enterovirus 71 (EV-71)
virus
sebagian kecil
menyebabkan komplikasi
PATOGENESIS

Penderita Orang lain

• Menular melalui kontak langsung Virus bertahan selama 1-3 minggu


• Tempat virus ditemukan: dalam sekresi pernapasan (sal
• Paling sering: iva dan/ atau lendir hidung) dan
dalam tinja selama 2-8 minggu
- daerah hidung dan tenggorokan setelah infeksi primer  penularan
- cairan melepuh masih dapat terjadi meskipun
- tinja orang yang terinfeksi individu yang sakit sudah pulih.
GAMBARAN KLINIS

• Masa inkubasi singkat, yaitu 1 - 3 hari antara paparan


hingga munculnya gejala awal (demam dan malaise),
dan umumnya berlangsung sekitar 5-7 hari.
• Gejala awal
demam, nafsu makan berkurang, sakit tenggorokan,
dan malaise. Pada kasus yang jarang bisa disertai mu
ntah (biasanya disebabkan EV71).
GAMBARAN KLINIS

• 1 -2 hari kemudian dapat muncul luka di mulut yang


khas. Kemudian muncul bintik-bintik merah kecil
yang berkembang menjadi lepuh di mulut, telapak tan
gan, telapak kaki, dan lebih jarang pada lengan dan ka
ki.
Lesi di mulut
Lesi di tangan dan kaki
Lesi di tangan, kaki, dan mulut
DIAGNOSIS

• Pada umumnya tidak diperlu-


Anamnesis kan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan
fisik
DIAGNOSIS

• Diagnosis banding:
herpetik gingivostomatitis, skabies, varisela, dan
campak
TATALAKSANA

• Simptomatik.

• Tidak ada agen antivirus yang spesifik untuk etiologi


HFMD.

• Antibiotik tidak diindikasikan.


TATALAKSANA

Tatalaksana yang dilakukan antara lain:


• Demam dapat diobati dengan antipiretik.
• Nyeri dapat diobati dengan acetaminophen atau ibupro-
fen dosis standar
• Pastikan asupan cairan yang memadai untuk mencegah
dehidrasi.
• Hidrasi intravena mungkin diperlukan jika pasien menga-
lami dehidrasi sedang hingga berat atau jika susah asup
an oral.
• Intravena imun globulin (IVIG) telah dicoba sebagai tera-
pi untuk pasien yang sakit parah atau pasien yang lebih
tua dengan imunokompromi  keberhasilan bervariasi.
PENCEGAHAN

• Walaupun vaksin untuk mencegah penyakit ini belum


ada tapi risiko penularan penyakit dapat dicegah dengan
perilaku hidup sehat.

• Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi.


• Cuci tangan yang benar, sebelum makan, setelah mem-
bersihkan tinja, setelah menyentuh barang.
• Jaga kebersihan dan membersihkan barang-barang
yang terkontaminasi.
• Tidak membuang ludah dan tidak menyentuh mulut dan
mata sembarangan.
• Menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin.
PROGNOSIS

• Prognosis tergolong baik.


• Self-limiting disease, umumnya sembuh dalam waktu
7-10 hari.
• Tujuan pengobatan simptomatik.
• Komplikasi paling sering terjadi pada kasus infeksi EV
71.
LAPORAN
BAB 3 KASUS
z
Identitas Pasien
Nama An. A
Umur 6 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Aia Pacah
Pekerjaan Di bawah umur
Tanggal Pemeriksaan 02 September 2019
KELUHAN UTAMA

Muncul bintik kemerahan pada kedua


telapak kaki dan tangan sejak 3 hari
yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Muncul bintik kemerahan pada kedua telapak kaki dan tangan pa
sien, awalnya bintik merah ini muncul 3 hari yang lalu di telapak
tangan, lalu semakin lama bintik merah semakin banyak dan mun
cul juga di kedua telapak kaki. Bintik kemerahan dirasakan gatal,
tidak terasa panas dan nyeri.
• Demam sejak 4 hari yang lalu, tidak tinggi. Demam tidak disertai
kejang, mual dan muntah disangkal. Ibu anak mengatakan anak
mengalami sariawan sehingga anak lebih malas makan, juga me
ngalami batuk dan pilek sejak 4 hari yang lalu. Batuk tidak berda
hak dan pilek mengeluarkan cairan warna putih.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Anak susah makan semenjak sakit.
• BAB dan BAK biasa.
• Menurut ibu pasien, adik pasien dan tetangga pasien juga menga
lami keluhan serupa.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.


Pasien dikatakan sudah pernah menderita cacar air sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Adik kandung pasien juga mengeluhkan keluhan yang serupa


dengan pasien.
RIWAYAT ATOPI
• Riwayat bersin-bersin pagi hari >5x tidak ada.
• Riwayat asma tidak ada.
• Riwayat mata merah, gatal, dan berair tidak ada.
• Riwayat kaligata tidak ada.
• Riwayat alergi makanan dan obat tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan umum Sakit sedang
Kesadaran Komposmentis kooperatif
Tekanan darah Tidak diperiksa
Frekuensi nadi 84 x/menit
Frekuensi napas 18 x/menit
Suhu 37,8°C
Berat badan 20 kg
Tinggi badan 121 cm
z PEMERIKSAAN FISIK

Kepala Dalam batas normal


Mata Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
Leher Kelenjar getah bening leher tidak
teraba pembesaran
Thoraks Dalam batas normal
Abdomen Dalam batas normal
Ekstremitas Dalam batas normal
z PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis
• Regio palmar manus dan palmar pedis sinistra dan
dekstra  Makula dan papul eritem, bentuk bulat, di
ameter 0,2-0,5 cm, distribusi diskret, batas tegas.

• Regio palatum molle  ulkus soliter, bentuk bulat,


diameter 0,5 cm, tepi rata, batas tegas, mukosa se
kitar eritem.
z PEMERIKSAAN FISIK
• Status Venereologikus : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Kelainan Selaput : Tidak ada kelainan
• Kelainan Rambut : Tidak ada kelainan
• Kelainan Kuku : Tidak ada kelainan
• Kelainan Kelenjar Limfe : Tidak ada kelainan
DIAGNOSIS

• Pemeriksaan Penunjang: Tidak dilakukan

• Diagnosis: HFMD

• Diagnosis banding: Morbili


Manajemen  Preventif:
• Jangan berganti-gantian pakaian dan handuk dengan
orang yang terkena HFMD.
• Vesikel jangan dipecahkan karena bisa menyebabkan
infeksi sekunder.
• Meningkatkan kekebalan tubuh dengan mengonsumsi ma
kanan bergizi yang mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, sayur- sayuran, buah-buahan.
• Sebaiknya anak istirahat di rumah untuk pemulihan dan
pencegahan penularan lebih luas.
Manajemen  Preventif:
• Menjaga kebersihan anak seperti mencuci tangan sebe
lum dan sesudah makan.
• Anak tetap diberikan makanan dan minuman yang cukup
untuk mencegah kekurangan cairan. Sebaiknya anak dibe
rikan makanan halus yang mudah ditelan seperti bubur
atau roti selama mulut terasa perih.
Manajemen  Promotif:
• Menganjurkan untuk membawa pasien ke posyandu dan
melakukan imunisasi secara lengkap.
• Menganjurkan ibu untuk mengobati anggota keluarga de-
ngan keluhan serupa.
Manajemen  Kuratif:
• Salicyl talk 2x1 sehabis mandi
• CTM 3x2mg
• Paracetamol 3x250mg

Manajemen  Rehabilitatif:
• Kontrol teratur ke puskesmas.
PROGNOSIS

• Quo ad sanationam : Bonam


• Quo ad vitam : Bonam
• Quo ad functionam : Bonam
• Quo ad kosmetikum : Bonam
BAB 4 DISKUSI
• Telah diperiksa seorang pasien perempuan,
6 tahun, pada tanggal 02 September 2019 di
Poli Anak Puskesmas Air Dingin Padang dengan
keluhan utama muncul bintik kemerahan
pada telapak tangan dan kaki sejak 3 hari
yang lalu.
Pasien didiagnosis dengan Hand Foot and Mouth
Disease (HFMD).

Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan


anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis didapatkan bahwa: • Sesuai dengan gejala
klinis HFMD.
• Bintik kemerahan pada kedua telapak ka
ki dan tangan pasien.
• Awalnya bintik merah ini muncul 3 hari
yang lalu di telapak tangan, lalu semakin
lama bintik merah semakin banyak dan
muncul juga di kedua telapak kaki.
• Bintik kemerahan dirasakan gatal, tidak
terasa panas dan nyeri.
• Sariawan.
• Demam tidak tinggi.
• Batuk pilek.
Pemeriksaan status lokalis: • Sesuai dengan tanda kli
nis dari HFMD.
Regio palmar manus dan palmar
pedis sinistra dan dekstra  Makula
dan papul eritem, bentuk bulat, diam
eter 0,2-0,5 cm, distribusi diskret,
batas tegas.
Manajemen tatalaksana pada pasien ini dilakukan dalam bentuk pro
motif, preventif, kuratif,dan rehabilitatif.

salicil talk  mengurangi rasa gatal


Medikamentosa
parasetamol  antipiretik
dan CTM  antihistamin
Prognosis pada umumnya bonam, self-limiting.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai