Anda di halaman 1dari 64

RISET OPERASI

(Research Operation)
IRWANSYAH, HP. 0812 804 3603
Pengantar
EKMA 4413 RO, membahas beberapa
metode kuantitatif, yang dapat digunakan
pimpinan untuk pengambilan keputusan,
atau memecahkan masalah-masalah
Operasional.

EKMA 4413 RO, menggunakan pendekatan


kuantitatif.
Pendahuluan
Pada Modul-1 ini, akan dibahas yakni salah satu
metode kuantitatif dalam RO adalah menghitung
probablilitas terjadinya suatu peristiwa.

Apabila Anda selesai mempelajari EKMA 4413 RO


Anda diharapkan:
1. Kegunaan RO untuk pengambilan keputusan.
2. Maksud dari probabilitas.
3. Cara menghitung besarnya probabilitas terjadinya
suatu peristiwa (pendekatan klasik, frekuensi,
binomial, poisson).
4. Kurva normal, luas kurva normal, & penggunaannya.
Pendahuluan
Analisis kuantitatif (konsep-konsep dalam Mat,
Stat, Akuntansi, dst.), dikembangkan membentuk
suatu model yg dipakai utk. memecahkan masalah.

Tuj. RO adalah mencari pemecahan masalah secara


Optimal dengan mengingat tujuan, dan keterbatasan
yang ada.

Optimal berarti “sebaik-baiknya”, “yg paling kita


Kehendaki”, Jikalau biaya atau pengorbanan, tentu
saja diminimumkan.
Skema Proses Pengambilan Keputusan

Identifikasi Masalah

Mengumpulkan Data
atau
Analisis Data
atau
Penemuan Alternatif-Alternatif
Pemecahan Masalah
atau

Pemilihan Alternatif

Pelaksanaan

Terus Dilaksanakan
Kedudukan RO

Kedudukan RO dalam ilmu sosial, yakni


sebagai pembantu alat analisis data yang
diperlukan utk. pengambilan keputusan.

Hasil pemecahan optimal dalam RO, hanyalah


suatu pertimbangan yang bersifat kuantitatif.
Namun masih ada hal-hal lain yang bersifat
Kualitatif yang sulit diukur dengan angka
(tetapi juga harus dipertimbangkan).
Probabilitas
Pendekatan cara menghitung probabilitas:
1. Pendekatan teoritis (klasik).
a. Uang logam, yg dilempar ke atas.
b. Dadu yg memiliki 6 permukaan simetris.
c. Suatu kotak yg berisi 2 gundu merah, dan
3 gundu putih. Jika diambil secara random,
maka probabilitasnya adalah 3/(2 + 3) = 3/5
= 0,6.

2. Pendekatan frekuensi (eksperimental)


Probabilitas suatu peristiwa dihitung berdasarkan
pengalaman, kejadian atau hasil yg pernah terjadi.
Probabilitas
Contoh 1.
Misal, uang logam yg dilempar 100 kali, maka
diperoleh 48 kali permukaan A tampak di atas.
Dan muncul permukaan B 52 kali. Maka diperoleh
probabilitas permukaan A = 48/100 = 0,48.
Sementara probabilitas permukaan B = 52/100 = 0,52.

Contoh 2.
Misal, Dadu yg dilempar 60 kali, maka jika permukaan
No. 1 diperoleh 9 kali. Sehingga P1 = 9/60 = 0,15.
Bila permukaan No. 2 diperoleh 12 kali. Sehingga
P2 = 12/60 = 0,20. Begitu seterusnya.
Probabilitas
Diantara kedua pendekatan teoritis/klasik &
frekuensi, mana yg terbaik? Jawabannya,
sama baiknya.

Pendekatan teoritis/klasik, akan menghasilkan


probabilitas dengan tepat (jika penelitian, dan
pengolahan datanya teliti).

Sementara pendekatan frekuensi, akan


menghasilkan probabilitas semakin tepat (jika
sampel penelitian yang digunakan semakin banyak).
Hub. Antara Peristiwa Satu
dengan Peristiwa yg lain.

Dapat bersifat hub.:


1. Mutually Exclusive (saling asing,
atau saling meniadakan).
2. Independent atau bebas, dan
3. Conditional atau bersyarat.
Hub. Antara Peristiwa Satu
dengan Peristiwa yg lain.
Contoh: 1. Mutually Exclusive (saling asing, atau
saling meniadakan). Jika kesebelasan X menang
dalam final sepak bola, maka TIDAK MUNGKIN,
Kesebelasan Y, juga menang.

Hub. Ini ditunjukkan dengan rumus berikut ini.

1. Probabilitas peristiwa A & B, terjadi semua, atau


bersama-sama. ---- P (A & B) = 0

2. Probabilitas terdapat salah satu dari peristiwa


A & B yang terjadi. P (A & B) ---- PA + PB
Hub. Antara Peristiwa Satu
dengan Peristiwa yg lain.
Bila sebuah Dadu yg simetris dilemparkan ke atas, maka
probabilitas diperoleh setiap permukaan = 1/6

Sehingga probabilitas permukaan No. 1 & No. 2, tampak di atas,


maka = P (permukaan 1, dan permukaan 2, tampak di atas) = 0

Cermati contoh 1. Probabilitas peristiwa A & B, terjadi


semua, atau bersama-sama. ---- P (A & B) = 0

Sehingga probabilitas permukaan No. 1 & No. 2, tampak di atas,


maka = P (permukaan 1, dan permukaan 2, tampak di atas) =
1/6 + 1/6 = 2/6

Cermati contoh 2. Probabilitas terdapat salah satu dari peristiwa


A & B yang terjadi. P (A & B) ---- PA + PB
Hub. Antara Peristiwa Satu
dengan Peristiwa yg lain.
Contoh: 2. Independent atau bebas.

Jikalau peristiwa A terjadi, peristiwa B boleh terjadi,


dan boleh juga tidak terjadi.

Jikalau peristiwa B terjadi, peristiwa A boleh terjadi,


dan boleh juga tidak terjadi.

Maka hal ini berarti, “TIDAK SALING MENGIKAT”


dan boleh terjadi dengan bebas.
Maka rumus yg digunakan adalah:
P (A dan B) = P (A) x P (B)
Hub. Antara Peristiwa Satu
dengan Peristiwa yg lain.
Contoh: 3. Hub. Conditional atau bersyarat
Terjadinya suatu peristiwa didahului oleh peristiwa
bersyarat.

Misalnya: Bayi dilahirkan (peristiwa A). Sementara


peristiwa B, probabilitas menjadi dewasa.

Sehingga probabilitas peristiwa bersyarat (peristiwa


A), biasanya ditulis P(A). Lalu untuk peristiwa B,
probabilitas menjadi dewasa, dan selamat, biasanya
ditulis P(B/A).
Hub. Antara Peristiwa Satu
dengan Peristiwa yg lain.
Contoh: 3. Hub. Conditional atau bersyarat
Andaikata seorang bayi dapat dilahirkan dengan
selamat dengan probabilitasnya = 0,8.
Jika sudah dilahirkan, dan dapat menjadi dewasa
P(B/A) = 0,90.

Jawabannya, jika probabilitas bayi itu dapat


dilahirkan dengan selamat, dan bisa hidup menjadi
dewasa = P (A dan B) = P (A) x P (B/A) = 0,80 x 0,90 =
0,72
Distribusi Probabilitas

Misalnya, terdapat data keluarga-keluarga yang


beranak 3 di suatu daerah. Ternyata setiap
terjadi kelahiran, probabilitas perempuan (P) = 0,30.
Dg. demikian probabilitas laki-laki (L) = 1,00 – 0,30 =
0,70.

Anak yg dimiliki kemungkinannya, bisa semuanya


laki-laki (L, L, L), mungkin anak pertamanya
Perempuan (P). Lalu anak ke-2, dan ke-3, laki-laki (L).
Dan seterusnya.
Distribusi Probabilitas
Untuk alternatif ke-1, semua anaknya laki-laki
(L, L, L) = P (1L) x P (2L) x P (3L) = 0,7 x 0,7 x 0,7 =
0,343

Untuk alternatif ke-2, anak ke-1 perempuan (P).


Anak ke-2 laki-laki (L). Dan anak ke-3 laki-laki (L).
Komposisinya adalah P, L, L = P (1P) x P (2L) x P (3L)
= 0,3 x 0,7 x 0,7 = 0,147

Begitu seterusnya ................


Tabel 1.1.
Alternatif Jenis Kelamin Anak, yang Dimiliki,
Dan probabilitasnya
Alterna Anak ke- …... Anak
Probabilitas
tif I II III Perempuan
1 L L L 0 0,7 X 0,7 X 0,7 = 0,343
2 L L P 1 0,7 X 0,7 X 0,3 = 0,147
3 L P L 1 0,7 X 0,3 X 0,7 = 0,147
4 P L L 1 0,3 X 0,7 X 0,7 = 0,147
5 L P P 2 0,7 X 0,3 X 0,3 = 0,063
6 P L P 2 0,3 X 0,7 X 0,3 = 0,063
7 P P L 2 0,3 X 0,3 X 0,7 = 0,063
8 P P P 3 0,3 X 0,3 X 0,3 = 0,027
Jumlah 1,000
Histogram
Berdasarkan sebaran data dalam contoh soal
sebelumnya, distribusi probabilitas mendapat
jumlah anak perempuan tampak pada Tabel 2
di bawah ini, dan dapat digambarkan Histogramnya.

Kelas Jumlah Anak Perempuan Probabilitas


1 0 0,343
2 1 0,441
3 2 0,189
4 3 0,027
1,000
Histogram
0,5

0,4
0,441
0,3
0,343
0,2
0,027
0,1
0,189

0 1 2 3 4
Distribusi Binomial

Menghitung probabilitas setap alternatif seperti


pada contoh, dilakukan dengan cara yang cukup
panjang. Guna mempermudah, kita dapat
menghitung probabilitas itu dengan menggunakan
Rumus berikut.

n! X n-x
P (X, n) = --------------- . P . Q
X ! (n – x) !
Penjelasan Faktorial (!)

Dalam matematika, faktorial dari bilangan asli n


adalah hasil perkalian antara bilangan bulat positif
yang kurang dari atau sama dengan n. Faktorial ditulis
sebagai n! dan disebut n faktorial.
Secara umum dapat dituliskan sebagai:
n ! = n . (n - 1). n . (n - 2). n . (n - 3) . . . . . . . . . 3 . 2 . 1

Sebagai contoh, nilai dari adalah 7 ! adalah


7.6.5.4.3.2.1
Kurva Normal
Adalah kurva yang belahan kirinya (50%) simetri,
dengan belahan bagian kanannya (50%).

Atas dasar kurva normal inilah, biasanya dilakukan


analisis statistik.

Untuk mencari luas kurva normal antara µ s.d. titik


Batas yang kita kehendaki, mohon dicari dulu nilai
Z-nya normal. Untuk mencari luas yang kita kehendaki,
Tinggal menyesuaikan.

Dalam kurva normal, terjadi ketentuan


sebagai berikut.
Kurva Normal

1. Banyaknya data yang besarnya antara µ - σ


s.d. µ + σ = 68%

2. Banyaknya data yang besarnya antara µ - 2 σ


s.d. µ + 2 σ = 95%

3. Banyaknya data yang besarnya antara µ - 3 σ


s.d. µ + 3 σ = 99%
Kurva Normal
Kurva normal adalah kurva yang simetris yaitu
belahan kanannya = belahan kirinya, hanya saja
bentuknya terbalik. Luas di bawah lengkung
(kurva) itu luasnya 100%. Sehingga belahannya
terbagi menjadi masing-masing 50%.

Untuk mencari luas kurva antara µ s.d. titik


batas yang kita kehendaki. Cari dulu nilai Z-nya,
dengan rumus Z = (X - µ)/ σ.
Kemudian luasnya dapat dicari dalam kurva
normal. Untuk mencari luas, yang kita
kehendaki, tinggal menyesuaikan.
Modul-2, Teori Keputusan

Dalam pengambilan keputusan


itu, kita harus menentukan
pilihan yang terbaik, yaitu
pilihan yang dapat mendatangkan
manfaat terbesar atau pengorbanan
yang sekecil-kecilnya.
Modul-2, Teori Keputusan

Dalam mengambil keputusan, dibedakan dalam


dua keadaan yaitu pengambilan keputusan:
1. Keadaan yang pasti, dan
2. Keadaan yang belum tentu.

Dalam keadaan yang pasti, maksudnya apabila


semua informasi untuk pengambilan keputusan
itu akan benar-benar terjadi (sesuai dengan
perkiraan semula).
Modul-2, Teori Keputusan

Pengambilan keputusan dalam keadaan yang


belum tentu, maksudnya apabila suatu
keadaan ketika yang diperkirakan belum tentu
terjadi benar (mungkin terjadi, dan mungkin
tidak terjadi).

Dalam keadaan yang belum tentu ini, dibagi


dalam dua macam yaitu:
1. Keadaan yang mengandung risiko.
2. Keadaan yang tidak pasti/uncertain.
Modul-2, Teori Keputusan

Dalam keadaan yang mengandung


risiko, informasi itu yang belum tentu
Diketahui probabilitasnya.

Sementara itu, dalam keadaan yang


tidak pasti itu, informasi itu yang kita
miliki belum tentu terjadi, dan tidak
diketahui probabilitasnya.
Modul-2, Teori Keputusan
Misalnya, terdapat perusahaan memasang
iklan di surat kabar, maka penjualan akan
naik. Dimungkinkan menaik ke 25%, 50%,
75%, atau 100%, dengan probabilitas sebagai
berikut.
No. Kenaikan Penjualan Probabilitas
1 25% 0,20
2 50% 0,40
3 75% 0,30
4 100% 0,10
Modul-2, Teori Keputusan

Dalam mengambil keputusan,


harus diketahui terlebih dahulu:
1) tujuan,
2) alternatif-alternatif tindakan,
3) risiko,
4) hasil yang diharapkan, dan
5) kriteria pemilihannya agar bisa
diperoleh hasil yang terbaik.
Modul-2, Teori Keputusan

Atas dasar data-data, maka


dilakukan pengambilan
keputusan yang tepat dalam
keadaan:
1. pasti,
2. mengandung risiko, dan
3. tidak pasti.
Modul-2, KB-1, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan Pasti
Dalam keadaan yang pasti, kita memiliki
informasi yang pasti akan terjadi.
Dengan cara ini, bisa dilakukan dengan:
1. Tujuan tunggal, yaitu hanya 1 tujuan saja
yakni dengan memaksimumkan
meminimumkan suatu hal. Misalnya, laba
atau biaya.
2. Bisa pula dengan tujuan ganda, yaitu
memaksimumkan meminimumkan beberapa
hal. Misalnya, memaksimumkan laba, volume
penjualan, dan kualitas hasil produksi
sekaligus.
Modul-2, KB-1, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan Pasti
Contoh Soal 2.1.
Berdasarkan Tabel 2.1. di bawah, terdapat 2 hal yang
harus dipertimbangkan untuk memilih keputusan yang
tepat, yaitu 1) penurunan harga jual (setelah dipakai),
dan 2) biaya pemeliharaan setiap tahun.

Tujuan kita adalah memilih waktu penggantian yang


bisa meminimumkan jumlah dari kedua macam
pengorbanan perusahaan itu (penurunan harga, dan
biaya pemeliharaan).

Tahun Ke- 1 2 3 4
Harga Jual 3.000 2.600 2.000 1.600
Biaya Pemeliharaan 500 800 1.000 2.200
Modul-2, KB-1, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan Pasti
Cara menjawabnya, adalah dengan mencari
alternatif jangka waktu penggantian yang
meminimumkan biaya rata-ratanya.
Perhitungannya, dapat dicermati pada Tabel
2.2. di bawah ini.
Tahun Ke- 1 2 3 4
Harga Jual 3.000 2.600 2.000 1.600
Penurunan harga mesin 2.000 2.400 3.000 3.400
Biaya Pemeliharaan (Kumulatif) 500 1.300 2.300 4.500
Jumlah 2.500 3.700 5.300 7.900
Rata-rata Per Tahun 2.500 1.850 1.766.670 1.975
Modul-2, KB-1, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan Pasti
Berdasarkan nilai biaya rata-rata
setiap tahunnya, penggantian setiap 3
tahun sekali akan bisa meminimumkan
jumlah penurunan harga mesin, dan
biaya pemeliharaan yaitu 1.766.670
lebih murah daripada alternatif yang
lainnya. Karena itu, maka
keputusannya kita memilih
penggantian mesin setiap 3 tahun
sekali.
Modul-2, KB-1, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan Pasti
Contoh Soal 2.2.

Pengukuran hasil relatif, tidak menggunakan


hasil absolut.

Suatu perusahaan akan meningkatkan


volume penjualannya, dengan salah satu dari
usaha-usaha seperti 1) advertensi, 2)
potongan harga, 3) undian berhadiah, 4)
personal selling. Adapun jumlah anggaran
yang tersedia maksimum sebesar
100.000.000.
Jumlah anggaran maksimum perusahaan dalam suatu kegiatan
Rp100.000.000,- Kalau melakukan advertency dengan biaya
Rp50.000,- akan menaikkan volume penjualan Rp600.000,-
Kalau memberikan potongan harga bisa menaikkan volume
penjualan Rp700.000, Pemberikan undian berhadiah bisa
dinaikkan penjualan dengan Rp500.000,- dan kalau
mengadakan personal selling bisa menaikkan penjualan dengan
Rp1.000.000,-
Pertanyaan : meningkatkan volume penjualan, tetapi besar
biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing kegiatan itu tidak
sama dan cara yang tepat untuk mencari persentase atau
perbandingan hasil biaya.
Tabel 2.3 (Persentase Kenaikan Penjualan dari Biaya Promosi)

Tindakan Biaya (Ribuan Kenaikan Volume % tase kenaikan


Rp) Penjualan (Ribuan Rp) Penjualan
Advertency 50 600 1.200
Potongan harga 40 700 1.750
Undian berhadiah 30 500 1.670
Personal selling 70 1.000 1.430
?
Persentase kenaikan penjualan untuk advantency dihitung :
kenaikan volume penjualan dibandingkan dengan biaya
yang dikeluarkan dikalikan dengan 100%.
(Rp600.000 : Rp50.000) X 100% = 1.200%

Apabila melakukan potongan harga dapat dihitung:


(Rp700.000 : Rp40.000) X 100% = 1.750%

Yang mendatangkan persentase kenaikan volume penjualan


tertinggi adalah alternatif kedua pemberian potongan
harga, sebesar 1.750% dari biaya yang dikeluarkan.
Suatu perusahaan akan memasang iklan untuk menaikkan
volume penjualan, menaikkan laba usaha, dan menaikkan
harga sahamnya di pasar modal. Periklanan ini akan
dimuat pada salah satu dari 4 surat kabar, yaitu surat kabar
A, B, C, dan D. Bobot untuk setiap kenaikan yaitu kenaikan
Penjualan = 2
kenaikan laba = 4
Kenaikan harga saham = 1
Biaya pemasangan iklan di setiap media dan kenaikan jumlah
penjualan, kenaikan jumlah laba serta kenaikan harga saham
Seperti terlihat dalam tabel
Biaya Iklan, Kenaikan penjualan, kenaikan laba dan kenaikan
harga saham. (dalam ribuan Rupiah)
Surat Kabar Biaya Iklan Kenaikan Kenaikan laba Kenaikan
penjualan harga saham
A 500 5.000 2.000 500

B 400 4.500 1.800 400

C 900 9.900 5.400 700

D 600 6.000 2.400 420


Pertanyaan:

Berapa persentase kenaikan tiap-tiap hasil dari biaya iklan?

Untuk harian A: 2 (1.000) + 4 (400) + 1 (100) = 3.700


Untuk harian B : 2 (1.125) + 4 (450) + 1 (100) = 4.150
Untuk harian C : 2 (1.100) + 4 (600) + 1 (78) = 4.678
Untuk harian D : 2 (1.000) + 4 (400) + 1 (70) = 3.670
Persentase kenaikan penjualan, laba, dan harga saham dari
biaya iklan
Persentase kenaikan dibanding biaya iklan
Surat Jumlah
kabar Volume bobot
Laba Harga saham
penjualan
A 1.000 400 100 3.700
B 1.125 450 100 4.150
C 1.100 600 78 4.678
D 1.000 400 70 3.670
Ternyata diantara ke-4 surat kabar itu yang mendatangkan nilai
jumlah persentase terbesar adalah surat kabar C
Untuk Pemahaman Materi,
Perhatikan dan kerjakan bersama-sama
Modul-2, KB-2, Pengambilan Keputusan
dalam Keadaan yang Belum Tentu

A. Pengambilan keputusan dalam keadaan


yang mengandung risiko
adalah keadaan yang disertai dengan informasi
yang tentu, tetapi bisa diketahui probabilitas
terjadinya. Misalnya, suatu perusahaan akan
menentukan perluasan pabrik atau tidak.
Modul-2, KB-2, Pengambilan Keputusan dalam
Keadaan yang Belum Tentu

1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan


Besar nilai harapan untuk tiap2 alternatif bisa dihitung:
dengan menjumlahkan hasil perkalian probabilitas dengan
hasil dikurangi dengan biaya atau pengorbanannya.

RUMUS :
a
NH i   Pij xij (i = 1,2,…m)
j 1
Modul-2, KB-2, Pengambilan Keputusan dalam
Keadaan yang Belum Tentu
Seorang pengusaha sirkus bulan ini akan mengadakan
pertunjukan di salah satu dari kota-kota, yaitu Medan,
Surabaya, dan Ambon. Kalau keadaan cuaca bulan ini
baik, maka laba yang diperoleh kalau mengadakan
pertunjukan di Medan sebesr Rp50.000.000,- di Surabaya
Rp40.000.000,- dan di Ambon Rp60.000.000,- tetapi
kalau keadaan cuaca tidak baik maka, laba yang akan
diperoleh kalau diselenggarakan di Medan
Rp10.000.000,- di Surabaya Rp30.000.000,- dan di Ambon
Rp5.000.000,- Probabilitas cuaca baik = 0,60 dan
probabilitas jelek 0,40. Hitung nilai harapan masing-
masing kota!
Tabel 2.7.
Nilai Harapan dari Pertunjukan Sirkus (Dalam Jutaan Rp)

Kota Cuaca Baik Cuaca Buruk Nilai Harapan


P = 0,60 P = 0,40
Medan 50 10 0,6(50) + 0,4(10) = 34
Surabaya 40 30 0,6(40) + 0,4(30) = 36
Ambon 60 5 0,6(60) + 0,4(5) = 38
Keputusan untuk pemilihan daerah yang mempunyai nilai
harapan tertinggi adalah daerah AMBON.
B.Pohon Keputusan
Perhatikan contoh soal 2.3.
1. Kalau membeli mesin besar
2. Kalau membeli mesin kecil
3. Kalau permintaan meningkat
4. Kalau permintaan tidak meningkat.
Gambar 2.1
Pohon Keputusan untuk Pembelian Mesin
1.000.000
800.000
200.000

Permintaan tidak naik P = 0,25


700.000
700.000

400.000
100.000
300.000
Modul-2, KB-2, Pengambilan Keputusan dalam
Keadaan yang Belum Tentu

Hasil:
Yang memberikan nilai harapan
terbesar adalah dengan MEMBELI
MESIN BESAR, yaitu sebesar
Rp.800.000,-
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti
Dalam pengambilan keputusan keadaan yang
tidak pasti, kemungkinannya bisa saja
terjadi, ATAU bisa saja juga tidak terjadi.
Akan tetapi probabilitasnya tidak dapat
diketahui. Karena itu, biasa disebut model
uncertain, yang akan kita bahas dalam KB-3
ini yaitu:
1. Maximax (optimistic).
2. Maximin (maximistic).
3. Createrion of realism (hurwich).
4. Equally likely (Laplace).
5. Minimax regret.
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti

Tabel 2.9. Keputusan Maximax.


Pilihan Favourable Unfavourable
Investasi Market Market Maximum
mendirikan
Pabrik Besar 200.000 - 180.000 200.000
Maximax
Pabrik Kecil 100.000 - 20.000 100.000
Tidak 0 0 0
Mendirikan
Pabrik
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti

Kebijakan maximax, biasanya


digunakan oleh investor atau
pengambil keputusan yang bersifat
optimis. Investor yakin bahwa
usahanya kebanyakan akan berhasil.
Biasanya decision maker semacam ini,
senang bekerja keras, tidak mudah
menyerah, dan selalu mencari peluang
yang cenderung mungkin terjadi.
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti

Strategi Maximinvestor

Atau pengambil keputusan bersifat


konservatif (adalah tidak menyukai dan tidak
menerima perubahan atau ide-ide baru atau
kolot), atau selalu berhati-hati yaitu memilih
alternatif yang hasilnya paling besar diantara
hasil minimum setiap alternatif. Meskipun
dalam keadaan jelekpun, masih ‘lumayan’.
Apalagi jika keadaannya lebih baik, itu akan
semakin baik.
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti

Tabel 2.10
Hasil Maximin

Pilihan Favourable Unfavourable


Investasi Market Market Maximum
mendirikan
Pabrik Besar 200.000 - 180.000 200.000
Maximax
Pabrik Kecil 100.000 - 20.000 100.000
Tidak 0 0 0
Mendirikan (Maximin)
pabrik
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti
Strategi Criterion of Realism =
Hurwicz criterion.

Pada model ini, pemilihan keputusan


didasarkan pada “rata-rata tertimbang”, dari
hasil yang diharapkan. Timbangan yang
digunakan bobot sebesar α (alfa). Semakin
besar α berarti kita semakin memperhatikan
keadaan pertama (dalam contoh favourable
market). Besarnya α ditentukan oleh
pengambil keputusan sesuai dengan keadaan
yang diahadapinya.
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti
Tabel 2.11.
Menghitung weighted averages keuntungan yang
diperoleh dengan metode criterion of realism
Pilihan Favourable Unfavourable Weighted
Investasi Market Market Average
mendirikan α (alfa) = 0,8
Pabrik Besar 200.000 - 180.000 124.000
Realism
Pabrik Kecil 100.000 - 20.000 100.000
Tidak
Mendirikan 0 0 0
pabrik
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti
Prosedur strategi criterion of realism.

1. Setiap alternatif (dalam contoh pemilihan pabrik),


ditentukan hasilnya melalui weighted averages dengan
bobot = α (alfa). Dalam contoh α (alfa) = 0,80
2, Berdasarkan data yang tersedia, “rata-rata tertimbang”
keuntungan mendirikan pabrik besar adalah: 0,80 x Rp.
200.000,00 + 0,20 (- 180.000,00) = Rp. 124.000,00
3. Rata-rata tertimbang, mendirikan pabrik kecil adalah:
0,80 x Rp. 100.000,00 + 0,20 (20.000,00) = Rp. 76.000,00
4. Rata-rata keuntungan, tidak mendirikan pabrik = 0 (nol).
5. Lakukan pemilihan alternatif mendirikan pabrik yang rata-
rata tertimbangnya, tertinggi yaitu Rp. 124.000,00 yakni
pada pabrik besar.
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti
Metode Equaly Likely (Laplace)
Tabel 2.12
Rata-rata keuntungan dengan metode equaly
Likely
Pilihan Favourable Unfavourable Rata-rata
Investasi Market Market Keuntungan
mendirikan
Pabrik Besar 200.000 - 180.000 10.000
Pabrik Kecil 100.000 - 20.000 40.000
(Equaly Likely)
Tidak
Mendirikan 0 0 0
pabrik
Modul-2, KB-3, Pengambilan
Keputusan dalam Keadaan yang
Tidak Pasti
Prosedur metode equaly Likely

1. Setiap alternatif investasi, hitunglah rata-rata hasil atau


keuntungan pada alternatif pertama favourable market,
dengan hasil atau keuntungan dari unfavourable market.
2, Oleh karena itu, rata-rata keuntungan membangun
pabrik besar adalah: (Rp. 200.000,00 - Rp. 180.000,00) / 2
= Rp. 10.000,00
3. Rata-rata keuntungan, mendirikan pabrik kecil adalah:
(Rp. 100.000,00 – Rp. 20.000,00) / 2 = Rp. 40.000,00
4. Rata-rata keuntungan, tidak mendirikan pabrik = 0 (nol).
5. Lakukan pemilihan alternatif yaitu mendirikan pabrik
kecil, karena rata-rata keuntungannya paling besar yaitu
Rp. 40.000,00
Untuk Pemahaman Materi,
perhatikan dan kerjakan bersama-sama
PEMAHAMAN MATERI:
Kerjakan Tes Formatif

Anda mungkin juga menyukai