Anda di halaman 1dari 101

Royal Progress International Hospital

Terbesar dan Terbaik di Jakarta Utara


www.royalprogress.com
Rumah Sakit Royal Progress berlantai
delapan, memiliki daya tampung 200 tempat
tidur, terdiri dari VIP, Kelas I, II & III

Royal Progress International Hospital


Terbesar dan Terbaik di Jakarta Utara
www.royalprogress.com
MAKNA
WARNA
Coklat Muda (shade
orange) menggambarkan
stabilitas, bobot dan
keanggunan
Hijau adalah warna yang
menenangkan dan
menyegarkan, merupakan
simbol dari pertumbuhan
yang berlandaskan pada
optimisme, harmoni dan
keseimbangan

Biru adalah warna yang


menciptakan nuansa damai
dan menyejukkan,
mempunyai makna
spiritualitas dan kesabaran

Illustrasi symbol logo:


Mengillustrasikan motto kami “Melayani dengan penuh cinta kasih”, tangan biru
dan tangan hijau menggambarkan dua tangan yang memeluk.
SEJARAH
Sejarah RS Royal Progress
29 Juni 1990
Didirikan oleh Bapak Ir. Bambang Sumantri

18 Desember 1991
Diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Bpk dr. Adhiyatma MPH.

1 Maret 2007
Rumah Sakit Medika Gria berubah nama menjadi Royal Progress
International Hospital yang dikukuhkan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.07.06/III/192/07
Tanggal 17 Juli 2007

30 Oktober 2009
Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.07.06./III/4437/09, menjadi Rumah Sakit Royal Progress
VISI
Meningkatkan kualitas kehidupan lahir batin manusia
secara seimbang beserta lingkungan hidupnya sejalan
dengan waktu

MISI
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna
(preventif, promotif, kuratif & rehabilitatif) yang
berkualitas tinggi, berstandar internasional dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan
Organisasi Rumah Sakit

Dirut

Komite
Komite Medik Keperawatan
dan Kebidanan

Panitia/Tim SPI

Dir Yan & Op Dir Keu Dir Pemasaran


Organisasi Rumah Sakit

Direktur Pelayanan & Operasional

Manajer Manajer
Manajer Manajer
Manajer Umum Pelayanan Op&Building Manajer IT
Pelayanan Medis Keperawatan
Penunjang Medis Maintanance

Dir Keuangan

Manajer Manajer
Keuangan SDM
Organisasi RS

Dir
Pemasaran

Manajer Yan Manajer National Sales Kepala Unit


Manajer Sales
Pelanggan Marketing Manajer Pembelian
PELAYANAN ● Penyakit Dalam
Kardiologi, Endokrinologi, Nefrologi, Ginjal &
SPESIALIS & Hipertensi, Infeksi & Penyakit Tropik
SUB SPESIALIS ● Penyakit Anak
● Penyakit Bedah
Digestif, Orthopaedi, Bedah Syaraf, Urologi,
Bedah Plastik
● Obstetri dan Ginekologi
● Penyakit Syaraf
● Penyakit Mata
● Penyakit THT
● Gigi dan Bedah Mulut
● Penyakit Kulit & Kelamin
●Medical Check Up
PELAYANAN KESEHATAN
RS Kelas B
• Instalasi Rawat Jalan:
 Spesialis, Sub Spesialis,
 Medical Check Up (MCU)
 Hemodialisa

• Instalasi Rawat Inap


• Instalasi Gawat Darurat
• Instalasi Rawat Intensif:
ICU / NICU
• Instalasi Kamar Operasi
• Instalasi Rehabilitasi Medik
• Instalasi Laboratorium
• Instalasi Radiologi
• Instalasi Farmasi
• Instalasi Gizi
PELAYANAN KESEHATAN

Melayani:
 BPJS
 BPJS
Ketenagakerjaan
(Trauma Center)
 Askes
Pemeriksaan  Ekhokardiografi
Diagnostik  Radiologi
 CT-Scan
 Endoskopi
 Treadmill & stress test
 USG 2 & 4 Dimensi
 Elektro Ensephalografi
 Kolposkopi
 Spirometri
 Audiometri
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN
INSTALASI RAWAT JALAN
• Endoskopi • Pengambilan darah, pemasangan infus, injeksi
(sal.cerna,THT) IM/IV/SC/IC
• EKG • Pemasangan catheter,NGT,gips
• Audiometri • Tindakan dengan lokal anestesi/ sedasi ringan, rawat
luka, jahit luka
• Spirometri
• Sirkumsisi konvensional atau dengan smart clamp
• Nebulizer
• Pungsi/aspirasi, spooling, Plebotomi
• Treadmill
• Hidrotubasi
• EEG
• Papsmear
• Cauterisasi
• Pengambilan preparat PA, biopsi
• USG
• Vaksinasi
• Kolposkopi
• Tindakan perawatan gigi ( patologik dan estetik)
• Autorefraktometer
• Tindakan estetik ( peeling, PRP, laser darah )
• Akupunktur, Chiropractice, Bio-E
• Pelayanan konsultasi dokter spesialis dan
subspesialis
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN
INSTALASI RAWAT INTENSIF

• Penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung atau


gagal napas yang memerlukan ventilator mekanik
dan monitoring ketat
• Perawatan pasien pasca craniotomy dan operasi
golongan khusus/besar
• Penatalaksanaan pasien MCI akut
• Monitoring pasien yang menggunakan obat-obatan
inotropik dengan titrasi srynge pump
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN
INSTALASI KAMAR OPERASI

• Operasi orthopedi • Bedah anak


• Arthroscopy • Bedah syaraf
• Laparascopy • Operasi chataract dengan
• Bedah umum Phacoemulsi
• Bedah digestif • Bedah THT
• Bedah vaskular • Bedah plastik dan kosmetik
• Bedah digestif • Bedah urology
• Bedah obstetri dan ginekologi
• Bedah thorak dan kardiovaskular
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN
INSTALASI RAWAT INAP LANTAI II DAN V

• Case manager ( pemberi edukasi untuk pasien)


• Pelayanan perawatan inap penyakit dalam,bedah,anak, syaraf,
jantung, geriatri, paru,THT, mata
• Ruang isolasi
• Tindakan perawatan luka, punksi ascites,WSD, suction,
nebulizer, O2, tranfusi darah,pengambilan sampling darah
• Pemasangan NGT, infus, Catheter, EKG
• Bantuan Hidup Dasar
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN
INSTALASI RAWATA INAP LANTAI III

• Perawatan inap pasien tindakan obstetri (partus normal , sectio


caesarea)
• Perawatan inap pasien tindakan ginekologi ( Curettage,
Hydrotubasi, kehamilan non infeksius)
• Pemeriksaan CTG,USG
• Pelayanan antenatal care dan antenatal class ( Senam hamil,
edukasi ASI, IMD, PMK )
• Pelayanan post natal care dan postnatal class ( memandikan
bayi, perawatan tali pusat, manajemen laktasi, edukasi tanda
bahaya ibu dan bayi )
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN
INSTALASI RAWATA INAP LANTAI III

• Perawatan inap pasien tindakan obstetri (partus normal , sectio caesarea)


• Perawatan inap pasien tindakan ginekologi ( Curettage, Hydrotubasi,
kehamilan non infeksius)
• Pemeriksaan CTG,USG
• Pelayanan antenatal care dan antenatal class ( Senam hamil, edukasi ASI,
IMD, PMK )
• Pelayanan post natal care dan postnatal class ( memandikan bayi, perawatan
tali pusat, manajemen laktasi, edukasi tanda bahaya ibu dan bayi )
• Pelayanan rawat gabung
• Kamar bayi : Perawatan bayi lahir normal/SC, fototerapi untuk
hiperbilirubinemia
• NICU : bayi level II dan level III
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN

INSTALASI HEMODIALISA KLINIK KITTY

• Hemodialisa rawat inap • Fisioterapi


• Hemodialisa rawat jalan • Terapi wicara
untuk pasien non infeksius, • Terapi edukasi
Hepatitis B dan C, Pasien
• Okupasi terapi
tamu/traveling, pasien
pindahan dari RS lain • Pelayanan psikologi
• Hemodialisa cito/ on call
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN

MEDICAL CHECK UP ROYAL SPORT


MEDICINE CENTRE
• Pelayanan MCU pasien umum, pasien
perusahaan rekanan dan asuransi • Fisioterapi rawat jalan dan
• Paket-paket MCU sesuai kebutuhan rawat inap
(MCU karyawan, siswa sekolah, • Gymnasium
masuk sekolah, MCU lengkap) • Pelayanan sport massage
• Pemeriksaan fisik dengan dokter • TENS
umum atau dan dokter spesialis • Pelayanan ultrasound
• Pemeriksaan penunjang diagnostik • Aspirasi cairan sendi, aff
MCU : BMI, EKG, TMT, Visus, hecting, wound toilet,
Audiometri, Spirometri, injeksi obat
Rontgen,USG, laboratorium
• Pembacaan hasil MCU
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN
INSTALASI RADIOLOGI INSTALASI LABORATORIUM
• Rontgen konvensional • Pelayanan laboratorium dan
(rontgen tulang, foto polos)
• Rontgen dengan kontras ( BNO pemeriksaan setiap hari
IVP,HSG, colon inloop, OMD, selama 24 jam
appendicogram, fistulografi, • Pelayanan Home service
uretrocysogram) (dengan perjanjian)
• USG
• CT scan 16 slide kontras dan • Pemeriksaan berupa ;
non kontras hematologi lengkap, kimia
• Rontgen dental darah,urin dan
• Mobile X-Ray faeces,petanda imun dan
• Pelayanan radiologi diagnostik serologi, hemostatis
24 jam
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN

INSTALASI FARMASI INSTALASI GIZI

• Pelayanan ,pengantaran, • Pelayanan makan pasien


pengkajian obat di rawat jalan, disesuaikan kebutuhan nutrisi
dan rawat inap pasien ( makanan vegetarian )
• Edukasi dan konseling farmasi • Konsultasi ahli gizi pasien
untuk pasien rawat jalan dan rawat jalan dan rawat inap
rawat inap • Catering diet
• Rekonsiliasi obat yang • Catering event
digunakan pasien • Cafetaria untuk pengunjung
• Monitoring efek samping obat
PELAYANAN YANG DAPAT DILAKUKAN

INSTALASI
REKAM MEDIS CUSTOMER SERVICE

• Pelayanan pengaduan dan


• Pendaftaran pasien UGD, rawat keluhan pasien rawat jalan dan
jalan, rawat inap rawat inap
• Pelayanan administrasi pasien • Pelayanan dokter perjanjian
umum, asuransi, dan rekanan • Fasilitator pelayanan pasien
rumah sakit kondisi khusus ( penerjemah
bahasa, pelayanan kerohanian,
• Pelepasan informasi rekam pasien dengan keterbatasan
medis fisik/kondisi khusus )
KETENAGAAN

Jenis tenaga yang ada Jumlah Jenis tenaga yang ada Jumlah
Apoteker 6
Dokter umum 19
Perawat S1 Keperawatan 14
Dokter gigi 5
Perawat D-3 98
Dr. Spesialis Bedah 4 Perawat Lain 1
Dr. Spesialis Penyakit Dalam 5 Teknisi Radiografer 8
Dr. Spesialis Anak 3 Analis Laboratorium 12
Dr. Spesialis Obsgin 6 Asisten Apoteker 33
Dr. Spesialis Patologi Klinik 1 Juru Resep 4
Fisioterapis 5
Dr. Spesialis Patologi Anatomi 1
Staf Administrasi 21
Dr. Spesialis Radiologi 3
Staf Keuangan 42
Dr. Spesilais Anestesi 4
Staf Teknik / IPSRS 13
Dr. Spesialis lain 24 TPK 34
Jumlah 75 Staf Gizi 27
Staf Rekam Medis 14
Staf Registrasi 30
Staf Umum 14
Security 20
Customer Service 17
Djoti - Atmodjo Jumlah Pegawai 413
KETENAGAAN

15%
45%
23%

17%

488 orang

Dokter Keperawatan Tenaga Kesehatan Lain Non Nakes

Djoti - Atmodjo
Produktivitas Rumah Sakit

Pelayanan Jumlah/thn Jumlah/thn


Pelayanan

Rawat Jalan 83.906 Lab Patologi Klinik 21969


Rawat Inap 5938
Lab PA-Sitologi 1043
IGD 14.111
Intensif : ICU 20 Lab Mikrobiologi -

Intensif : HCU 99 Farmasi 271180


PICU / NICU 11 Rehab.medis 194
Bedah kecil 165
BOR 60-70% %
Bedah sedang 217
ALOS 2,71
Bedah besar 1040
Bedah khusus 97 TOI 3,16
Radiologi 6321

Djoti - Atmodjo
Pasal 36

Setiap Rumah Sakit harus


menyelenggarakan tata
kelola Rumah Sakit dan
tata kelola klinis yang baik.

Djoti - Atmodjo
Royal Progress International Hospital
Terbesar dan Terbaik di Jakarta Utara
Royal Progress International Hospital
Terbesar dan Terbaik di Jakarta Utara
Pasal 40: UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit

Dalam upaya peningkatan mutu


pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala
minimal 3 (tiga) tahun sekali
Crosby :
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
yang telah ditetapkan
Deming :
Mutu adalah apapun yang menjadi kebutuhan
dan keinginan konsumen

Djoti - Atmodjo
Organisasi dalam mutu
DIREKTUR RS

PANITIA PENINGKATAN
MUTU DAN KOMITE MEDIK
KESELAMATAN PASIEN

UNIT KERJA
36
Donabedian’s Quality Framework

Structure Process Outcome

❁ SDM Asuhan/ Pengukuran


❁ Fasilitas pelayanan
pasien

37
Direktur bersama governing body
 Menetapkan indikator mutu unit
pelayanan
 Menetapkan pengukuran mutu
pelayanan klinis prioritas

38
UNIT KERJA : Instalasi Kamar Bedah

RUANG LINGKUP : Kamar bedah

NAMA INDIKATOR : Angka infeksi luka operasi

DASAR PEMIKIRAN : Operasi bersih yang memenuhi prosedur


standard tidak menimbulkan infeksi luka
operasi

DEFINISI INDIKATOR : Angka infeksi luka operasi pada pasien


pasca operasi bersih

KRITERIA :
Inklusi : Pasien operasi bersih, termasuk operasi cito

Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien infeksi luka operasi bersih

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh pasien operasi bersih dalam


periode waktu yang sama dengan lama
perawatan post operatif sama dengan atau
lebih dari lima hari

STANDARD : 2%

KETERANGAN : -
39
Setiap indikator agar dibuat profilnya atau gambaran singkat
tentang indikator tersebut namun tidak terbatas pada :
a) judul indikator;
b) definisi operasional;
c) tujuan dan dimensi mutu;
d) dasar pemikiran/alasan pemilihan indikator;
e) numerator, denominator, dan formula pengukuran;
f) metodologi pengumpulan data;
g) cakupan data;
h) frekuensi pengumpulan data;
i) frekuensi analisis data;
j) metodologi analisis data;
k) sumber data;
l) penanggung jawab pengumpul data; dan
m) publikasi data
40
PENGUMPULAN DATA

 Manual Sensus
harian

 Sistem
informasi

 Survei

Djoti Atmodjo 41
No. Besaran/Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Jumlah kejadian infeksi 2
jarum infus
2. Jumlah pemasangan 10
infus
3. Jumlah pasien dengan
dekubitus
4. Jumlah pasien tirah
baring total
5. Jumlah infeksi luka
operasi
6. Jumlah operasi bersih

Infeksi jarum infus timbul dalam waktu 3 x 24 jam


Dekubitus terjadi dalam waktu 2 x 24 jam

Djoti - Atmodjo
No. Nama Pasien Datang Layani <5’ >5’
1. Tn. A 09.05 09.08 v
2. Ny. B 11.16 11.23 v
3. Nn. C 23.10 23.12 v

Jumlah

Response time gawat darurat < 5 menit

Djoti - Atmodjo
Masalah ?
Cause and Effect ( Fish Bone) Diagram

Lingkungan SDM Fasilitas

Masalah

Pelanggan Prosedur
• What changes • Obyective
are to be made • Questions/Predictions
• Next cycle • Plan to carry out cycle
(Who, what, where
and when)

ACT PLAN

• Compare
STUDY DO
analysis of data • Carry out plan
• Compare data to • Docoment
prediction problems and
• Summarise what observations
wass learned • Begin analysis
dr Luwi - PMKP 14 Jan 46
How an organization operates as an open system

Structure Process Outcome

Djoti Atmodjo
GOVERNING
BODY

DIREKTUR Prioritas

Pengukuran:
UNIT KERJA  Kejadian
 Indikator
Ka Unit
Staf Unit
Penanggung Pengumpula
Jawab Data n data
PENGUKURAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RS

Pengukuran Mutu Pengukuran Utama Pengumpulan Data


dan Keselamatan • 10 klinis, 9 Manajemen, • Unit Kerja / Panitia
Pasien RSRP 6 SKP, 5 ILM
• Jumlah 120 pengukuran

Analisa Validasi Data


• Bandingkan dengan • Unit VS PMKP
Rekomendasi Standar, tren, RS lain

Tindak lanjut
Djoti - Atmodjo
Indikator Mutu Pelayanan (1)
• Angka Penolakan Makanan
• Angka Keterlambatan Penyediaan Makanan Pada Pasien baru dengan waktu > 15 menit
• Angka Keterlambatan Penyediaan Makanan pada Pasien Rawat Inap, dengan waktu > 15 menit
• Angka Kesalahan Pemberian Makanan
• Angka Daya Terima Makanan
• Angka keterlambatan penyerahan obat jadi pada pasien IRJA > 8 menit
• Angka keterlambatan penyerahan obat racik pada pasien IRJA > 30 menit
• Angka ketidakcocokan stok fisik obat dengan stok di komputer
• Angka kekurangan input data obat ke komputer
• Angka kesalahan input data obat ke komputer
• Angka penolakan hasil expertise
• Angka keterlambatan penyerahan hasil foto
• Angka keterlambatan foto ruangan > 15’
• Angka pengulangan pemeriksaan radiologi
• Angka keterlambatan pengembalian RM rawat inap
• Angka ketidaklengkapan RM rawat inap
• Angka rawat ulang
• Angka kejadian no RM lebih dari satu (Angka kejadian penomoran ganda)
• Angka ketidaklengkapan RM rawat jalan
• Angka ketidaklengkapan laporan operasi
• angka ketidaklengkapan persetujuan tindakan kedokteran
• Angka keterlambatan penyediaan RM di Rawat jalan
• angka ketidaklengkapan laporan anastesi
Indikator Mutu Pelayanan (2)
• Angka keterlambatan kedatangan dokter > 15'
• Angka pasien dengan Dekubitus
• Angka Infeksi Pemasangan Transfusi Darah
• Angka keterlambatan konsultasi
• Angka penundaan operasi > 30' untuk operasi cito
• Angka keterlambatan dimulainya operasi>30' untuk operasi elektif
• Angka keterlambatan pelayanan gawat darurat
• Angka kematian di IGD
• angka keterlambatan menjawab konsul pasien rawat inap
• Angka keterlambatan penyediaan darah untuk operasi elektif
• Angka keterlambatan pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi
• Angka kematian ibu karena persalinan
• Angka infeksi Nosokomial
• Angka pneumonia pada pasien dengan penggunaan ventilator di RS
• Angka Infeksi Luka Operasi
• Angka ketidaktersediaan Alat Pelindung Diri (APD)
• Angka keterlambatan penyerahan hasil lab
• Angka kerusakan sampel
• Angka ketidakpercayaan hasil laboratorium
• Angka keterlambatan penyediaan darah untuk operasi
• Angka penemuan pasien baru TB BTA positif
• Angka keberhasilan pengobatan
pelayanan klinis prioritas


o
o

o
o
o
o
52
pelayanan klinis prioritas



53
urgency, seriuosness, dan growth
skor skala 1-5
INDIKATOR U S G JUMLAH
Pelayanan pasien stroke 3 3 4 10
Pelayanan pasien serangan
jantung 3 3 2 8
Pelayanan pasien hemodialisis 4 4 5 13
Pelayanan kegawatan
maternal 3 3 2 8
Pelayanan pasien operasi 5 5 5 15 1
Pelayanan kegawatan
anak/dewasa 2 3 4 9
Pelayanan kefarmasian 4 5 4 13

Pelayanan pasien operasi


Pelayanan pasien operasi
pelayanan klinis prioritas




57
AREA KLINIS
Asesmen
 Angka ketidak lengkapan asesmen awal dokter
di rawat jalan
 Angka ketidak lengkapan asesmen awal
perawat di rawat jalan
 Angka ketidak lengkapan asesmen awal dokter
di rawat inap
 Angka ketidak lengkapan asesmen awal
perawat di rawat inap
 Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen pra
anestesi
 Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang
nyeri
 Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang
pasien risiko jatuh 58
AREA KLINIS
Pelayanan Laboratorium
 Angka keterlambatan pemeriksaan hasil
laboratorium rutin
 Angka keterlambatan pemeriksaan cito AGD
untuk ICU
 Angka pengulangan pengambilan sampel darah
 Angka kerusakan sampel darah
 Kejadian tidak dilaporkannya nilai kritis
 Kejadian identifikasi hasil laboratorium
 Kejadian kesalahan penyampaian hasil
laboratorium

59
AREA KLINIS
Pelayanan Radiologi
 Angka keterlambatan penyerahan hasil
pemeriksaan radiologi tanpa kontras
 Angka pengulangan pemeriksaan radiologi
 Angka penolakan ekspertis
 Kejadian kesalahan ekspertis

60
AREA KLINIS
Prosedur Bedah
 Angka penundaan operasi elektif
 Angka keterlambatan pelaksanaan operasi
elektif
 Angka ketidak lengkapan surgical check list
 Angka ketidak lengkapan dokumen site marking
 Kejadian tidak dilaksanakannya penandaan
lokasi operasi pada operasi organ 2 sisi

61
AREA KLINIS
Penggunaan antibiotik dan obat lainnya
 Angka pemberian antibiotika ganda
 Kejadian pemberian antibiotika > 1
 Kejadian pemberian antibiotika profilaksis
menjadi terapeutik
 Kejadian pemberian terapi polifarmasi
 Kejadian pemberian obat di luar formularium

62
AREA KLINIS
Medication error
 Kejadian kesalahan penyiapan obat rawat jalan
 Kejadian kesalahan penyiapan obat rawat inap
 Kejadian kesalahan penyiapan obat pada
double check
 Kejadian salah dosis dalam resep
 Kejadian kesalahan baca resep

63
AREA KLINIS
Penggunaan anestesi dan sedasi induksi
 Angka ketidak lengkapan asesmen pra anestesi
 Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen pra
anestesi
 Angka ketidak lengkapan monitoring status
fisiologis saat operasi atau pemulihan
 Kejadian tidak dilaksanakannya monitoring
status fisiologis pemberian sedasi
 Kejadian tidak dilaksanakannya monitoring
status fisiologis tindakan bedah tanpa anestesi
umum

64
AREA KLINIS
Penggunaan darah dan produk darah
 Kejadian kesalahan penyedian darah
 Kejadiaan perbedaan golongan darah PMI
dengan crossmatch
 Kejadian tidak digunakannya darah yang
diminta
 Angka keterlambatan penyediaan darah untuk
pasien SC (> 1 jam)

65
AREA KLINIS
Rekam medis
 Angka keterlambatan penyediaan rekam medis
rawat jalan
 Angka ketidak lengkapan rekam medis rawat
inap
 Angka ketidak lengkapan ringkasan rawat jalan
 Angka ketidak lengkapan rekam medis
 Angka ketidak lengkapan ringkasan pulang
 Kejadian tidak adanya ringkasan pulang
 Kejadian tidak adanya ringkasan rawat jalan

66
AREA KLINIS
PPI
 Angka infeksi jarum infus
 Angka infeksi kateter
 Angka infeksi daerah operasi
 Angka infeksi pneumonia pada penggunaan
ventilator
 Kejadian didapatkannya biakan kuman dalam
alat yang telah disterilkan

67
Indikator yg dipilih terkait dengan upaya manajemen meliputi :
a. pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting
untuk memenuhi kebutuhan pasien; (IAM 1)
b. pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan; (IAM 2)
c. manajemen risiko; (IAM 3)
d. manajemen penggunaan sumber daya; (IAM 4)
e. harapan dan kepuasan pasien dan keluarga; (IAM 5)
f. harapan dan kepuasan staf; (IAM 6)
g. demografi pasien dan diagnosis klinis; (IAM 7)
h. manajemen keuangan; (IAM 8)
i. pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat
menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga
pasien dan staf. (IAM 9)

dr Luwi - PMKP 14 Jan 68


AREA MANAJEMEN
PENGADAAN SEDIAAN FARMASI
 Kejadian kekosongan obat emergency di IGD
 Kejadian tidak tersedianya kebutuhan pasien
ICU
 Kejadian tidak tersedianya obat emergency di
kamar operasi
 Kejadian tidak tersedianya alkes sesuai
kebutuhan pasien

69
AREA MANAJEMEN
PELAPORAN
 Kejadian keterlambatan RL
 Kejadian keterlambatan laporan obat narkotik

70
AREA MANAJEMEN
MANAJEMEN RISIKO
 Kejadian staf tertusuk benda tajam
 Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen ulang
pasien rawat inap dengan risiko jatuh
 Kejadian ketidak pahaman staf dalam proses
dekontaminasi bahan berbahaya

71
AREA MANAJEMEN
MANAJEMEN SUMBER DAYA
 Angka efektifitas penggunaan alat canggih
 Kejadian listrik padam > 7 detik di area kritis

KEPUASAN PASIEN
 Survei kepuasan pelayanan unit kerja
 Survei kepuasan asuhan dokter, perawat dan
nakes lainnya

KEPUASAN STAF
 Survei kepuasan staf RS

72
AREA MANAJEMEN
DEMOGRAFI
 Pola pendidikan pasien, termasuk yang buta
huruf
 Pola bahasa yang digunakan pasien
 Pola kondisi pasien dengan hambatan fisik
dalam berkomunikasi
 Pola 10 diagnosis atau kondisi pasien
terbanyak yang dirawat

MANAJEMEN KEUANGAN
 Kejadian keterlambatan pengajuan klaim
asuransi atau BPJS
 Rasio keuangan
 Angka piutang yang tidak tertagih

73
AREA MANAJEMEN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DARI KEJADIAN YANG
DAPAT MENIMBULKAN MASALAH BAGI KESELAMATAN
PASIEN, KELUARGA PASIEN DAN STAF
 Pola pemahaman staf dalam penangan
bencana
 Pola pemahaman staf dalam melaksanakan
cara cuci tangan yang benar

74
PENGUKURAN KEPATUHAN
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran I Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi
Sasaran V Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI Pengurangan risiko pasien jatuh
PENGUKURAN PELAYANAN BEDAH
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran I Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi
Sasaran V Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI Pengurangan risiko pasien jatuh
PENGUKURAN PELAYANAN BEDAH
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran I Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi
Sasaran V Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI Pengurangan risiko pasien jatuh
PENGUKURAN PELAYANAN BEDAH
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran I Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi
Sasaran V Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI Pengurangan risiko pasien jatuh
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
IDENTIFIKASI PASIEN
 Survei pelaksanaan identifikasi sebelum pemberian
obat
 Survei pelaksanaan identifikasi sebelum
pengambilan spesimen
 Kejadian ketidak lengkapan identitas pada gelang
pasien
 Kejadian kesalahan identitas pada gelang pasien

PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF


 Kejadian ketidak lengkapan verifikasi the read back
process
 Survei pemahaman staf dalam komunikasi the read
back process
 Kejadian tidak dilaporkannya hasil nilai kritis

79
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
HIGH ALERT MEDICATION
 Kejadian kesalahan label pada obat LASA
 Kejadian tidak adanya label high alert pada obat
high alert di unit kerja (IGD, ICU, kamar
operasi)

KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,


TEPAT-PASIEN OPERASI
 Kejadian ketidak lengkapan formulir penandaan
lokasi operasi
 Angka ketidak lengkapan surgical safety check
list

80
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
HAND HYGIENE
 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum
pemeriksaan pasien oleh dokter
 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum
pemeriksaan pasien oleh perawat/bidan

PASIEN RISIKO JATUH


 Survei pemahaman pasien tentang risiko jatuh
 Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen ulang
pasien bedah dengan risiko jatuh
 Kejadian tidak terpasangnya gelang pada
pasien bedah dengan risiko jatuh
 Kejadian tidak terpasangnya bed rail pada
pasien bedah dengan risiko jatuh
81
Keselamatan pasien (patient safety) :

Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien


lebih aman.
Sistem tsb meliputi :
asesmen risiko
identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien
pelaporan dan analisis insiden
kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya
implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko
Keselamatan pasien
Infeksi
Gedung/fasilitas
Keselamatan kerja
MANAJEMEN RISIKO
DI RUMAH SAKIT
THE RISK MANAGEMENT PROCESS

Building Commitment

Risk Identification

Risk Analysis

Risk Intervention

Communication
Standardization
Identifikasi Risiko
• Tujuan :
untuk melihat kejadian (events) yang ada dan yang mungkin
terjadi di sebuah organisasi (rumah sakit), yang dapat
menimbulkan kerugian dimasa yang akan datang.
• Hal yang perlu diperhatikan : ketersediaan data yang akurat,
keterbukaan, kejujuran dan proporsional.
• Diperlukan sistem yang dapat menyediakan data dan budaya
yang mengarah pada keterbukaan dan kejujuran.
• Teknik : brainstorming, survey, wawancara, informasi historis,
ataupun kelompok kerja.
Analisis Risiko
• Metode : “Matriks Grading Risiko”.
• Penilaian dengan matriks grading risiko adalah suatu
metode analisis kualitatif untuk menentukan derajat risiko
suatu kejadian (event) berdasarkan 2 hal yaitu : dampak
dan probabilitas (frekuensi)
• Dampak : merupakan gambaran tentang kerugian (losses)
atau akibat yang ditimbulkan pada pasien akibat adanya
suatu kejadian (events), mulai dari tidak ada cedera sampai
meninggal. Dampak juga menggambarkan konsekuensi
negatif dari sebuah kejadian (events)
• Probabilitas : menggambarkan tingkat kemungkinan
kejadian atau tingkat keseringan kejadian.
Penilaian Dampak
Tingkat
Kategori Deskripsi
risiko
1 Tidak signifikan Tidak ada cidera dan kerugian
2 Minor Cidera ringan dan dapat diatasi dengan pertolongan
pertama
3 Moderat Cidera sedang, berkurangnya fungsi motorik / sensorik /
psikologi atau intelektual yang bersifat reversibel dan
dapat memperpanjang perawatan
4 Mayor Cidera luas, kehilangan fungsi motorik / sensorik /
psikologi atau intelektual yang bersifat irreversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit
5 Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit
Penilaian Probabilitas

Tingkat
Deskripsi
risiko
1 Sangat jarang terjadi (> 5 tahun sekali)
2 Jarang terjadi ( > 2-5 tahun sekali)
3 Mungkin terjadi (1-2 tahun sekali)
4 Sering terjadi (beberapa kali dalam 1 tahun)
5 Sangat sering terjadi (tiap hari / tiap minggu /
tiap bulan)
Matriks Grading Risiko

Proba Dampak
bilitas 1 2 3 4 5

5 Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

4 Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

3 Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

2 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim

1 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim


Pengelolaan dan Pengendalian
Risiko
No. Tingkat Tindakan
1 Ekstrim Dilakukan root cause analysis (RCA) paling lama 45 hari,
membutuhkan tindakan segera dan perhatian sampai ke
Direktur
2 Tinggi Dilakukan root cause analysis (RCA) paling lama 45 hari,
analisis dengan detail dan memerlukan tindakan segera
serta membutuhkan perhatian top manajemen
3 Moderate Dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu.
Manajer / pimpinan klinis menilai dampak terhadap
biaya dan kelola risiko
4 Rendah Dilakukan investasi sederhana paling lama 1 minggu,
yang diselesaikan dengan prosedur rutin.
Opsi Perlakuan Risiko
Klasifikasi Jenis Pengendalian
Menghindari 1 Menghentikan kegiatan
risiko 2 Tidak melakukan kegiatan
Mengurangi 1 Membuat Kebijakan/SPO (pembuatan dan
risiko pembaruan prosedur, standar dan check-list);
2 Mengganti atau membeli alat;
3 Mengembangkan sistem informasi (IT),
pelatihan penyegaran bagi personil, seminar,
4 pembahasan kasus;
Melaksanakan prosedur (pengadaan, perbaikan
dan pemeliharaan bangunan dan instrumen
yang sesuai dengan persyaratan; pengadaan
bahan habis pakai sesuai dengan prosedur dan
persyaratan.

Mentransfer 1 Asuransi
risiko 2 Alih dayakan pekerjaan
Menerima
risiko

INSIDEN Risk Identification
Kejadian tersumbatnya saluran napas yang berakibat bradikardi
• Kejadian kesalahan setting ventilator
• Kejadian kesalahan identifikasi kegawat daruratan
• Kejadian pasien jatuh
• Kejadian Infus Blong
• Kejadian Kesalahan pemberian obat
• Kejadian kesalahan cara pemberian Obat
• Kejadian kesalahan pencampuran Obat
• Kejadian Kesalahan Sampling
• Kejadian Kesalahan Identifikasi pasien pada saat pengambilan sampel
• Kejadian kesalahan persiapan operasi
• Kejadian luka bakar akibat buli-buli panas
• Kejadian kesalahan golongan / jenis darah transfusi
• Kejadian kesalahan pemberian informasi harga kesehatan
• Kejadian ketidaktepat-an teknik pengambilan sample darah
• Kejadian Luka Bakar akibat pemasangan BicNat (100 cc)
• Kejadian Kesalahan Pemakaian alat Pemeriksaan
• Kejadian kesalahan penyediaan sampel
• Kejadian kesalahan menginput hasil
• Kejadian kesalahan pengoperasian alat
• Kejadian kesalahan pencampuran reagen
INSIDEN Risk Identification

• Kejadian kesalahan mencetak hasil


• Kejadian kesalahan golongan darah
• Kejadian kesalahan jenis darah
• Kejadian kesalahan reaksi transfusi darah
• Kejadian kesalahan menyampaikan hasil
• Kejadian kesalahan pengambilan sample
• Kejadian kesalahan pasien
• Kejadian kesalahan identifikasi pasien
• Kejadian kesalahan jenis operasi
• Kejadian kesalahan posisi
• Kejadian tertinggalnya kain kasa
• Kejadian tertinggalnya instrumen
• Kejadian operasi tanpa spesialis anestesi
• Kejadian operasi dengan kekurangan darah
• Kejadian konsultasi durante operasi
• Kejadian perluasan operasi
• Kejadian kesalahan diagnosis pra operasi
• Kejadian luka bakar akibat pemakaian alat diathermy
• Kejadian luka akibat terapi dingin
Alur Pelaporan Insiden (Internal): Paling
lambat 2x 24 jam
Djoti Atmodjo
Upaya PONEK

 Pembentukan Tim PONEK


 Pelatihan kegawatan obstetrik dan neonatal
 Peningkatan pelayanan level 2 dan 3
 Pelayanan rawat gabung
 Upaya peningkatan ASI melalui IMD dan ASI
eksklusif
 Metode kanguru untuk BBLR
SASARAN I.PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN
PENINGKATAN KESEHATAN IBU

KEGIATAN HOME CARE


NO URAIAN JUMLAH
Apr-15 Mei 2015 Juni 2015
1 Pasien Home Care 0 0 0

PERAWATAN METODE KANGURU


NO URAIAN JUMLAH
Apr-15 Mei 2015 Juni 2015
1 Bayi BBLR 2 11 3
2 PMK Continous 0 0 0
3 PMK Intermiten 0 0 0
4 Tidak PMK 0 0 0

KEGIATAN RAWAT GABUNG


NO URAIAN JUMLAH
Apr-15 Mei 2015 Juni 2015
1 Rawat Gabung
Rawat Gabung Penuh 0 0 59
Rawat Gabung Partial 61 62 8
Tidak Rawat Gabung 8 12
2 IMD
IMD 61 63 59
Tidak IMD 8 19 8
3 Pemberian ASI
Asi Eksklusif 50 59 52
ASI/PASI 18 14 15
Upaya Pelayanan TB

 Pembentukan Tim TB
 Pelatihan pelayanan TB
 Peningkatan fasilitas
pelayanan TB
 Kerjasama dengan
Dinas Kesehatan
Terima kasih atas
perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai