Anda di halaman 1dari 15

Introgasi, pengakuan bersalah, dan deteksi

kebohongan
UNTUNG SUBROTO
Kekuatan pengakuan bersalah

 Polisi
- Menemukan pelaku
- Mengumpulkan bukti
- Analisis yang cermat di TKP dan saksi
- Mendapatkan pengakuan bersalah dari tersangka
Penelitian

 Seberapa sering introgasi berakhir dengan pengakuan bersalah,


39% hingga 48% tersangka mengaku bersalah penuh ketika
diwawancarai oleh polisi, dan 13% sampai 16% tersangka lain
membuat pernyataan yang kacau atau pengakuan yang parsial
Alasan Polisi lebih menyukai pengakuan bersalah
dibadingkan bukti-bukti lain

 (1) menghemat waktu (pengumpulan bukti, analisa bukti,


menanyakan saksi waktunya dapat dipercepat)
 (2) pengakuan bersalah adalah hal yang terdekat yang dapat
diperoleh penuntut untuk menguatkan tuduhan
Penelitian Saul Kassin dan Katherine Neumann (1997)

 Pengakuan bersalah menyebabkan angka keputusan bersalah


menjadi 73% dibandingkan bukti kuat kedua (saksi mata)
 Pengakuan bersalah dinilai lebih memberatkan dibanding bukti-
bukti lain
Perkembangan teknik introgasi

 Kekerasan fisik langsung (1930) memukul dengan gagang


senjata, membakar dengan rokok, menggunakan aliran listrik,
memelintir buah zakar, menjambak dll
 1931  penyiksaan fisik terselubung  memasukkkan wajah ke
dalam toilet, menungkan air dalam hidung
 Siksaan fisik biasanya disertai dengan deprivasi, isolasi dan
intimidasi
 1961  pengakuan bersalah tidak diakui kalau diperoleh dengan
cara pemaksaan
 1993  good cop and bad cop
Perkembangan teknik introgasi

 1996  tersangka diberi hak konstitusional untuk tidak bicara dan


mendapatkan pengacara dalam proses introgasi
 30 tahun terakhir polisi menggunakan berbagai macam
kebohongan kreatif dan trik-trik taaterikal untuk membujuk
tersangka untuk mengaku bersalah
 Saat ini mulia digunakan teknik psikologis untuk mendapatkan
pengakuan bersalah
Introgasi modern

 Petugas membaca manual teknik introgasi


 Mendapatkan pelatihan tentang cara mendapatkan pengakuan
bersalah
 Memperhatikan aspek introgasi  ruangan, pertanyaan yang
diajakukan, perilaku nonverbal tersangka, merespon pertanyaan,
tersangka yang pasif dan menantang
9 langkah introgasi (Inbau, Reid, Buckly, jayne 2001)

 Langkah 1 : interogator menghadapi tersangka dengan ringkasan


tindak kejahatan dan bukti-bukti  yang menunjukkkan kalau
tersangka terlibat dalam satu kejahatan
 Langkah 2 : Interogator menawarkan berbagai kemungkinan
excuses (alasan yang dapat dimaklumi) untuk tindak kejahatan
yang dimaksud oleh tersangka misalnya menyatakan ia sebagai
pesuruh atau kaki tangan atau korban
 Langkah 3 : memotong pernyataan tersangka yang berusaha untuk
mengingkari keterlibatanya dalam tindak kejahatan
 Langkah 4 : mengatasi penjelasan yang ditawarkan tersangka
untuk mendukung pengingkarannya, misalnya saya nggak punya
pistol untuk membunuh
 Langkah 5 : mengembalikan fokus perhatian tersangka yang telah
menarik diri (karena proses yang intensif dan panjang)
 Langkah 6 : tersangka biasanya mulai menyerah, interogator
disarankan untuk mempertahankan kontak mata, dan
mengarahkan tersangka untuk mengaku bersalah
 Langkah 7 : menyusun sebuah isu menjadi sebuah pilihan, misalnya
melakukan pembunuhan dengan alasan yang kuat atau tanpa
alasan yang kuat
 Langkah ke 8 : mendapatkan pengakuan bersalah penuh
 Langkah ke 9 : tanda tangan pernyataan
Maksimalisasi dan minimalisasi

 Mak : menekankan kekuatan bukti-bukti yang memberatkan


terdakwa dengan mengatakan padanya bahwa hukuman akan
sangat berat jika terdakwa tidak mengakui kejahatannya
 Min : mengatakan bahwa kejahatan dapat dipahami dan
dibenarkan
Pengakuan bersalah palsu

 Biasanya diperoleh dari orang-orang yang


- Lemah dan rentan terhadap tekanan
- Muda dan kurang pengalaman
- Mudah didominasi
- Pengaruh obat-obatan
- Submisif terhadap penguasa
- Memiliki kecerdasan rendah, mengalami gangguan jiwa, kurang
tidur, ketakutan
Deteksi kebohongan dengan poligraf

 Poligraf  alat deteksi kebohongan  William M Marston psikolog


 Trial by ordeal
 Cara kerja  perubahan teknan darah dengan ukuran tertentu
dapat mendeteksi apakah orang sedang berbohong atau tidak
 Juga sering digunakan untuk bidang lain misalnya rekruitmen
Alat alternatif

 The guilty knowlegde test (GKT)


 Teknik untuk mengukur pengetahuan yang biasanya hanya diketahui
oleh orang yang bersalah)
 Mendeteksi apakah seseorang mengetahui hal-hal yang biasanya
diketahui oleh pelaku kejahatan
 Logikanya  orang yang bersalah akan mengetahui TKP dan hal-hal
lain tentang kejahatan tersebut dibandingkan orang yang tidak
bersalah
 contoh pertanyaan : MR X baru seperti yang kita ketahui baru saja
terbunuh, bagaimanakah Mr X dibunuh (a) ditikam (b) ditengelamkan
(c) ditembak (d) diracun (e)ditabrak (f) digorok
 Pertanyaan lain tentang posisi mayat, letak mayat, pakaian korban dll
Masa depan deteksi kebohongan

 Awal  tekanan darah, detak jantung, pernafasan  +


kelembaban kulit
 Kemajuan tekonologi  modulasi suara, pelebaran pupil mata,
ketegangan otot-otot wajah, aktifitas syaraf di otak (dilihat dengan
alat elektronik)
 Sampai saat ini tidak ada respon spesifik yang mengindikasikan
orang berbohong

Anda mungkin juga menyukai