Anda di halaman 1dari 26

I

“PABRIK SODIUM NITRATE DARI SODIUM HYDROXIDE DAN


NITRIC ACID DENGAN PROSES SINTETIK
KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN”

REYNA RAHMA (17031010059)


ALIFIA RIZKY (17031010066)
NOLA DWI (17031010079)
HARISHUL ULUM (17031010083)

PARALEL B
LATAR BELAKANG

Sodium nitrat atau juga disebut caliche, saltpeter dan soda niter. Sodium nitrat terbesar
didunia berada di gurun Atacama Chili yang ditambang hingga tahun 1940-an. Selain di daerah
Atacama Chilii , sodium nitrat juga terdapat didaerah Pedro de Valdivia dan Pampa Blanca.
Kebutuhan sodium nitrat di Indonesia cukup besar. Namun Indonesia masih mengimpor
sodium nitrat dari negara lain. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak memiliki tambang sodium
nitrat dan tidak adanya pabrik sodium nitrat.
Berdasarkan pada kenyataan inilah maka industri sodium nitrat akan mempunyai
prospek yang cukup baik di Indonesia. Jangkauan pemasaran sodium nitrat di Indonesia cukup
memadai, mengingat Indonesia merupakan negara yang sedang mengembangkan industrinya dan
sodium nitrat mempunyai berbagai kegunaan yang dapat dipakai dalam berbagai industri-industri
lain. Sehingga kebutuhan sodium nitrat di Indonesia untuk keperluan industri-industri masih
terus meningkat.
SEJARAH PERKEMBANGAN
PABRIK
Pengiriman pertama natrium nitrat dengan nama "Chile saltpeter" ke Eropa tiba di Inggris
pada tahun 1820 atau 1825, tetapi tidak mendapatkan pembeli dan dibuang ke laut untuk
menghindari bea cukai. Seiring dengan waktu, garam ini menjadi bisnis yang menguntungkan (pada
tahun 1859, Inggris sendiri mengkonsumsi 47.000 metrik ton). Chili berperang melawan
persekutuan Peru dan Bolivia dalam Perang Pasifik 1879-1884 serta mengambil alih tambang-
tambang terkaya. Pada tahun 1919, Ralph Walter Graystone Wyckoff menentukan struktur kristal
menggunakan kristalografi sinar-X. Sedangkan di Indonesia belum dapat memproduksi sodium
nitrate sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan sodium nitrate di Indonesia masih dilakukan dengan
import dari negara lain
BAHAN BAKU

Natrium Hidroksida Asam Nitrat

Sifat Kimia Sifat Kimia


Sifat Fisika • Merupakan basa kuat
• Merupakan asam
Rumus moleku l: NaOH
• Natrium hidroksida Sifat Fisika monobasik kuat.
mampu larut dengan Rumus molekul : HNO3
Berat molekul : 40 g/mol • Asam nitrat dapat
dengan air , methanol Berat molekul : 63,02
Bentuk : padat bereaksi dengan
dan juga etanol g/mol
Warna : putih
• Natrium tidak mampu Titik didih : 860C semua logam
Titik didih : 13900C Titik
larut dalam dietil eter Titik beku : - 420C kecuali emas,
beku : 318,40C
dan pelarut non polar. Bentuk : cair iridium, platinum,
Warna : putih rhodium, tantalum
Densitas : 1,502 g/ml dan titanium.
PRODUK

Natrium Nitrat atau Sodium


Nitrate

Sifat Fisika
Rumus molekul : NaNO3
• Berat molekul : 85,01
g/mol Sifat Kimia
• Titik didih : 3800C Mudah larut dalam air,
• Titik beku : 3080C gliserol, amoniak dan
• Bentuk : kristal alkohol.
• Warna : putih
• Densitas : 2,257
g/ml
• Panas laten : 5355 kal/mol
KAPASITAS PRODUKSI
Kebutuhan sodium nitrat di Indonesia cukup besar. Namun Indonesia
masih mengimpor sodium nitrat dari negara lain

Data kebutuhan sodium nitrat di Indonesia

Tahun Jumlah Import


(ton/tahun)
2012 7.986,723
2013 7.460,585
2014 8.081,978
2015 8.521,005
2016 8.425,686
2017 11.043,108 Sumber : Biro Pusat Statistik, 2019
PENENTUAN KAPASITAS TAHUN 2019 REGRESI LINIER
Dapat digunakan metoda Regresi Linier (Peters : 760) untuk mencari a = = 8111,228

kebutuhan sodium nitrate seulosa pada tahun 2023 : = 2013,5


xy
x i y i 
y=a+b( – ) b= n
x 
2 x 
2

n
Dimana : 16.108  64.890
130.676.85 0 
b= 8 = 504,55
a=
32.433.500 
16.108 2

8
xy
x i y i 
b= n
x 
2 x 
2 Dari perhitungan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut :
y=a+b( – )
n
y = 8111,228+ 504,55 (x- 2013,5)
Keterangan :
y = 504,55x – 1007805
= rata-rata x
= rata-rata y Contoh Perhitungan untuk tahun 2023 :
y = 496,07 (2023) – 990.725,717
n = jumlah data yang diobservasi
y = 12.904,553 ton/tahun
PENENTUAN KAPASITAS TAHUN 2019 METODE REGRESI
LINEAR
Tabel Perhitungan persamaan kebutuhan sodium nitrate di
Indonesia

N X Y XY X2

1 2010 6.209 12.480.385 4.040.100

2 2011 7.162 14.401.960 4.044.121

3 2012 7.987 16.069.287 4.048.144

4 2013 7.461 15.018.158 4.052.169

5 2014 8.082 16.277.104 4.056.196

6 2015 8.521 17.169.825 4.060.225

7 2016 8.426 16.986.183 4.064.256

8 2017 11.043 22.273.949 4.068.289

∑ 16.108 64.890 130.676.850 32.433.500


PEMILIHAN LOKASI PABRIK

PEMASARAN
FAKTOR UTAMA AIR
LISTRIK DAN
Keputusan untuk menentukan UTILITAS BAHAN
lokasi pabrik dari suatu BAKAR
perusahaan adalah sangat IKLIM DAN
penting, karena akan ALAM
mempengaruhi kedudukan SEKITAR
perusahaan dalam persaingan TRANSPORTA
dan menentukan kelangsungan SI
hidup perusahaan TENAGA
FAKTOR KHUSUS KERJA
KARAKTERISTIK
LOKASI
PERATURAN
UU
FAKTOR UTAMA

1. TRANSPORTASI
Masalah transportasi perlu dipertimbangkan agar
kelancaran pembekalan (supply) bahan baku dan
penyaluran produk akan dapat terjamin dengan biaya 2. UTILITAS
serendah mungkin dan dalam waktu singkat. Karena itu • AIR
perlu diperhatikan fasilitas – fasilitas yang ada, seperti : • LISTIK DAN BAHAN BAKAR
• Jalan raya yang dilalui mobil • IKLIM DAN ALAM SEKITAR
• Jalan kereta api
• Sungai yang dapat dilayari kapal dan perahu
• Adanya pelabuhan dan lapangan udara ( bandara )
FAKTOR KHUSUS

1. TRANSPORTASI
Masalah transportasi perlu dipertimbangkan agar
2. TENAGA KERJA
kelancaran pembekalan (supply) bahan baku dan
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
penyaluran produk akan dapat terjamin dengan biaya
• Mudah atau tidaknya mendapatkan tenaga kerja
serendah mungkin dan dalam waktu singkat. Karena itu
yang diinginkan
perlu diperhatikan fasilitas – fasilitas yang ada, seperti :
• Keahlian dan pendidikan tenaga kerja yang tersedia
• Jalan raya yang dilalui mobil
• Tingkat penghasilan tenaga kerja di daerah tersebut
• Jalan kereta api
• Sungai yang dapat dilayari kapal dan perahu
• Adanya pelabuhan dan lapangan udara ( bandara )
FAKTOR KHUSUS

3.SITE
KARAKTERISTIK
LOKASI 4. PERATURAN PER-UU
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi Hal – hal yang perlu ditinjau :
adalah : • Ketentuan – ketentuan mengenai daerah tersebut
• Apakah daerah tersebut merupakan lokasi bebas • Ketentuan mengenai jalan umum yang ada
sawah, rawa, bukit dan sebagainya • Ketentuan mengenai jalan umum bagi industri di
• Harga tanah dan fasilitas lainnya daerah tersebut
• Masalah lingkungan
• Apakah merupakan pedesaan atau perkotaan
• Fasilitas rumah, sekolah dan tempat ibadah
Faktor – faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik sodium nitrat :
PEMILIHAN LOKASI PABRIK
PEMASARAN TRANSPORTASI TENAGA KERJA

Cilegon merupakan kawasan Kawasan industri Cilegon


industri yang potensial sebagai Kawasan industri Cilegon terletak di daerah Jawa dan
daerah pemasaran. Banyak dekat dengan pelabuhan laut Jabotabek yang syarat dengan
industri – industri yang Merak telah ada sarana lembaga pendidikan formal
menggunakan sodium nitrat, transportasi jalan raya, maupun non formal dimana
seperti industri pembuatan sehingga mempermudah banyak dihasilkan tenega kerja
pupuk, pembuatan kalium sistem pengiriman bahan baku ahli maupun non ahli, sehingga
nitrate, dan obat-obatan. dan produk. tenaga kerja mudah
didapatkan.
TATA LETAK PABRIK Keterangan :
2 = Pos Keamanan
3 = Parkir
4 = Taman
5 = Timbangan Truk
6 = Pemadam Kebakaran
7 = Bengkel
8 = Kantor
9 = Perpustakaan
10 = Kantin
11 = Poliklinik
12 = Mushola
13 = Ruang Proses
14 = Ruang Kontrol
15 = Laboratorium
16 = Unit Pengolahan Air
17 = Unit Pembangkit Listrik
18 = Unit Boiler
19 = Storage Produk
20 = Storage Bahan Baku
21 = Gudang
22 = Utilitas
23 = Daerah Perluasan
TATA LETAK PERALATAN

Keterangan Tata Letak Peralatan Proses :


1. F-110 : Gudang NaOH
2. M-120 : Tangki pelarutan NaOH
F-110 M-120
3. F-130 : Gudang HNO3
F-366
S-320
4. M-140 : Tangki pengencer HNO3
5. R-210 : Reaktor
R-210 V-310
6. V-310 : Evaporator
H-330 7. S-320 : Crystallizer
8. H-330 : Centrifuge
F-130
M-140
B-340 B-350 C-360 9. B-340 : Rotary Dryer
10. B-350 : Rotary cooler
11. C-360 : Ball mill
12. F-366 : Silo NaNO3
BAB II
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
MACAM – MACAM PROSES

Proses Shank
Proses Guggeinheim Proses Sintesis
PROSES SHANK

Bahan baku berasal dari garam hasil penambangan (garam Chile) yang mengandung
NaNO3. Proses shank dimulai dengan memasukkan potongan garam chile yang berukuran 10 in
ke dalam stage tunggal menjadi potongan garam yang berukuran 1,5 sampai 2 in. Alat penghancur
yang berisi potongan garam dimasukkan ke dalam tabung dari baja yang lebar, masing-masing
memuat 75 ton dan alat tersebut dilengkapi dengan koil sebagai pemanas uap air. Sepuluh tabung
yang bentuknya sama dipakai untuk proses leaching. Prosesnya meliputi including loading, leaching,
washing dan unloading. Hasil pemurnian akan melalui mother liquor dari unit kristalisasi dan
diperoleh 450 gram Natrium nitrat perliter. Hasil yang terakhir dimana telah melewati lubang-
lubang lain diperoleh 700 gram per liter. Pada prinsipnya proses utamanya adalah proses
pemurnian dari garam hasil penambangan dimana zat-zat selain NaNO3 dikurangi kadarnya
sehingga diperoleh NaNO3 dengan kadar ± 60%
PROSES GUGGEINHEIM

Proses ini telah dikenal karena proses Shank kurang efisien dalam ekstraksi dan pemakaian
bahan bakar. Pada awal tahun 1920 Guggeinheim Brothers mengembangkan proses leaching dengan
temperatur rendah berdasarkan dua prinsip penting yaitu :
• Jika proses leaching dilakukan pada temperatur rendah 40°C hanya natrium nitrat yang terekstraksi,
impuritas lainnya sebagai natrium sulfat dan natrium klorida tidak terekstraksi.
• Jika proses leaching pada saat awal berisi garam proteksi maka yang dihasilkan adalah CaSO4, MgSO4
dan K2SO4, garam NaNO3 yang terlarut sedikit. NaSO4 didalam proses akan pecah dan natrium
nitrat yang dihasilkan atau terekstraksi akan lebih banyak.
Pada prinsipnya proses Guggenheim sama dengan proses Shank, hanya alatnya lebih
disempurnakan, yaitu melalui proses crushing, leaching, filtering, cristalising dan graining, sehingga kadar
NaNO3 lebih besar, yaitu ±85%.
PROSES SINTESIS

Pembuatan sodium nitrate dengan proses Shank dan proses Guggenheim memang
sangat mudah untuk dilakukan dan proses yang terjadi tidak terlalu rumit. Hanya saja hal itu
memungkinkan jika dilakukan didaerah yang memiliki kandungan sodium nitrat yang cukup
banyak dan mudah diambil seperti di Chili (Amerika Latin). Namun jika pembuatan sodium
nitrat didaerah yang kurang begitu banyak kandungan sodium nitratnya, maka satu-satunya
cara dengan menggunakan proses sintetik. Macam-macam proses sintesis antara lain:
URAIAN PROSES

Pada Pra Rancangan Pabrik ini, produksi Natrium Nitrat (NaNO3) dari natrium
hidroksida dan asam nitrat dengan menggunakan proses sintesis, dilakukan dalam
beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Reaksi (Reaction Step)
2. Tahap Pemurnian (Purification Step)
3. Tahap Pengkristalan (Crystallization Step)
4. Tahap Pemisahan (Separation Step)
5. Tahap Pengeringan ( Drying Step)
Uraian Proses
1 Tahap Reaksi
Larutan asam nitrat 53% dialirkan ke dalam reaktor, pada saat yang sama larutan
sodium hidroxide 40% juga diumpankan ke dalam reaktor. Di dalam reaktor terjadi reaksi
penentralan pembentukan senyawa sodium nitrat dan air dengan konversi mendekati 100%
pada kondisi operasi 60°C dan 1 atm. Reaksi yang terjadi sangat eksotermis yaitu keluar
panas maka untuk menjaga suhu operasi tetap 60°C diperlukan pendinginan dengan
mengalirkan air pendingin melalui coil yang dimasukan ke dalam reactor. Sedangkan reaktor
yang digunakan adalah reaktor alir tangki berpengaduk (RATB).
2 Tahap Pemurnian
Hasil reaksi dimasukan ke dalam evaporator untuk dipekatkan. Proses pemurnian dilakukan dengan menguapkan
sebagian air yang terikut dari reaktor pada suhu 100°C.
3 Tahap Pengkristalan
Larutan jenuh sodium nitrat ini kemudian diumpankan ke dalam crystallizer dengan cara pendinginan dengan suhu
pendingin 30°C. Pada suhu tersebut ada sebagian sodium nitrat yang tidak larut. Sodium nitrat yang tidak larut inilah yang
membentuk kristal.
4 Tahap Pemisahan
Slurry dari crystallizer ini kemudian dialirkan ke dalam centrifugal filter. Filtrat (mother liquor) keluar centrifugal filter
direcycle ke dalam evaporator, sedangkan padatan/cake dikeringkan di dalam rotary dryer.
5 Tahap Pengeringan
Tahap kelima yaitu proses drying untuk mengurangi kadar air pada kristal sodium nitrat. Padatan/cake dari centrifugal
filter dikeringkan di dalam rotary dryer sehingga diperoleh kristal sodium nitrat (NaNO3) dengan kadar 99,5%. Selanjutnya
dilakukan proses screening untuk menyaring dan homogenisasi ukuran kristal sodium nitrat.
ALASAN PEMILIHAN PROSES INI

Dari beberapa proses pembuatan natrium nitrat di atas, maka dipilih


pembuatan natrium nitrat dengan Proses Sintesis, dikarenakan pada proses sintesis
kadar NaNO3 yang dihasilkan lebih tinggi dari proses Shank dan Gugenheim, yaitu
±90 – 99%. Pada proses ini dipilih bahan baku NaOH dan HNO3 karena tidak
menghasilkan banyak produk samping. Dengan bahan baku NaOH dan HNO3 yang
direaksikan dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) pada kondisi operasi
yang optimal dengan suhu 60°C, tekanan 1 atm, perbandingan molar NaOH : HNO3
= 1 : 1. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi netralisasi, karena adanya reaksi
antara ion hidrogen dari asam dengan basa membentuk reaksi :
NaOH(l) + HNO3(l) NaNO3(l) + H2O(l)

Anda mungkin juga menyukai