NERVOSA
ANOREKSIA NERVOSA
3. Dua subtipe
Tipe membatasi (restricting type) : menghindari makan
berlebihan, mereka biasanya menyediakan makan sendiri
Tipe makan berlebihan/mengeluarkan makanan kembali
(binge-eating/purging type) : makan dimana saja, akan tetapi
selesai makan ia akan segera memuntahkan makanannya atau
menggunakan laksatif/pencuci perut
TATALAKSANA
1. Rawat inap RS
Mengembalikan keadaan gizi pasien yaitu dehidrasi,
kelaparan, dan ketidakseimbangan elektrolit yang
dapat menyebabkan masalah serius hingga kematian
BB <20 persen berat badan idealnya disarankan untuk
rawat inap di rumah sakit, dan BB <30 persen berat
badan idealnya membutuhkan perawatan psikiatrik
antara 2-6 bulan
TATALAKSANA
Indikasi Darurat Indikasi Elektif
Kehilangan berat badan >30%
dalam 3 bulan Krisis keluarga
Gangguan metabolik berat Diagnosis banding kompleks
dengan nadi <40 denyut/menit,
suhu <36 C, tekanan darah
Perlu untuk membuktikan
sistolik <70 mmHg, serum penyangkalan dari pasien atau
kalium <2,5 nmol/L keluarga
Depresi berat atau risiko bunuh
diri
Psikosis
Diabetes mellitus tidak
terkontrol
Kegagalan pengobatan elektif
pada pasien rawat jalan
TATALAKSANA
2. Psikoterapi
Terapi perilaku-kognitif
Pasien diajarkan untuk mengawasi asupan makanan,
emosi dan perasaan, perilaku makan berlebihan dan
mengeluarkan kembali, serta masalah mereka didalam
hubungan interpersonal
TATALAKSANA
2. Psikoterapi
Psikoterapi dinamik
Fase pembukaan proses psikoterapi harus diarahkan
untuk membangun hubungan terapeutik. Pasien akan
mungkin merasakan interpretasi awal seolah-olah
seseorang mengatakan pada mereka apa yang benar-
benar mereka rasakan sehingga yang sebenarnya
dirasakan sendiri menjadi minimal dan tidak berlaku lagi
TATALAKSANA
2. Psikoterapi
Terapi Keluarga
TATALAKSANA
3. Farmakoterapi
Siproheptadin
Amitriptilin
Klorpromazin
PROGNOSIS
Pasien anoreksia nervosa tipe membatasi (restricting)
lebih kecil kemungkinannya untuk pulih daripada tipe
makan berlebih/mengeluarkan makanan kembali
(binge-eating/purging).
Adanya respons jangka pendek yang baik pada pasien
yang menjalani program terapi rumah sakit.
Beberapa pasien yang kembali mendapatkan berat
badan cukup, preokupasi terhadap makanan dan
berat badan sering berlanjut, hubungan sosial
memburuk, dan sering terjadi depresi
“INTOKSIKASI GANJA”
Narkotika Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan p
Narkoti
engembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta mempuyai potensi sa
ngat tinggi mengakibatkan ketergantungan
k a Narkotika Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan se
bagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam ter
api dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta potensi tinggi mengakibatkan ke
tergantungan
Ganja
Intoksikasi merupakan suatu kondisi yang timbul
akibat pemberian suatu senyawa psikoaktif dan
menyebabkan gangguan kesadaran, kognisi, persepsi,
penilaian, afek, perilaku, atau fungsi dan respons
psikofisiologis lainnya. Gangguan tersebut berkaitan
dengan efek akut dari suatu senyawa dan menghilang
atau berkurang dalam periode waktu tertentu, dengan
pemulihan yang sempurna, kecuali apabila terdapat
kerusakan jaringan atau komplikasi yang lain (WHO,
2019)
INTOKSIKASI
Manifestasi Anak Dewasa
Klinis Ataksia, hiperkinesis, lesu, Takikardia, peningkatan
tekanan darah atau
dan koma yang
Intoksikasi berkepanjangan,kantuk, hipotensi ortostatik (orang
euforia, lekas marah, efek tua), peningkatan RR,
Ganja simpatomimetik (e.g, injeksi konjungtiva, mulut
takikardia dan hipertensi) kering, nafsu makan
meningkat, nistagmus,
ataksia, bicara tidak jelas,
eksaserbasi akut pada
pasien dengan asma
Croche et al.,
2011
Kriteria Diagnosis
Disforia, perlu
menggali
riwayat
konsumsi obat
lain (Yash, 2018)
Thank You