Anda di halaman 1dari 32

PERTEMUAN/SESI 1:

PENGANTAR
PERPAJAKAN
INTERNASIONAL
Oleh:
Dr. Ahmad Beny Rias, SE, Ak., MM, CA
PERPAJAKAN INTERNASIONAL
POKOK-POKOK BAHASAN

1. Pengertian
2. Perpajakan Internasional Indonesia
3. Dimensi Perpajakan Internasional
4. Tujuan Perpajakan Internasional
5. Manfaat perpajakan internasional sebagai
alat kebijakan ekonomi
PENGERTIAN

PERPAJAKAN INTERNASIONAL:
- Traditionally refers to treaty provision relieving
international double taxation
- In broader terms, it includes domestic legislation
covering foreign income of residents (worldwide
income) and domestic income of non residents.
[IBFD International Tax Glossary 5th Ed. 2005]
PENGERTIAN

PERPAJAKAN INTERNASIONAL:

“…the international aspects of the


income tax laws of particular
countries.”

[Brian Arnold, International Tax Primer, 1995]


PENGERTIAN
Pengalaman Professor Reuven S. Avi-Yonah (pakar
Perpajakan Internasional):
Semasa ia masih mahasiswa, mengambil mata kuliah “US
International Taxation” di Universitas , menyangka mata kuliah
itu berisi peraturan internasional tentang perpajakan. Namun
ternyata:
- Peraturan internasional tentang perpajakan itu tidak ada.
- Mata kuliah US International Taxation membahas aspek
internasional dalam aturan pajak penghasilan di
Amerika.
[Reuven S. Avi-Yonah, US International Taxation, 2002]
PENGERTIAN
Dari beberapa referensi tentang Pengertian
Perpajakan Internasional, terdapat elemen-elemen
penting:
1. Ketentuan perpajakan domestik suatu negara (bukan
aturan internasional tentang perpajakan),
2. Yang mempunyai aspek mengatur transaksi internasional
(lintas negara/jurisdiksi),
3. Umumnya hanya mencakup perlakuan perpajakan atas
penghasilan atau modal, dan
4. Termasuk tax treaty (Perpajakan Internasional bukan berarti Tax
Treaty saja, Treaty adalah bagian dari Perpajakan Internasional).
PERPAJAKAN INTERNASIONAL INDONESIA

Apa pengertian Perpajakan Internasional


Indonesia?
Gunakan pengertian dan elemen Perpajakan internasional sebelumnya

1. Ketentuan perpajakan
?
domestik Indonesia
2. Yang mempunyai aspek
internasional
?
3. Hanya mencakup perlakuan
perpajakan atas penghasilan ?
4. Termasuk tax treaty.
?
PERPAJAKAN INTERNASIONAL INDONESIA

Pengertian Perpajakan Internasional Indonesia:


•Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan dan aturan-aturan
pelaksanaannya:
– Peraturan Pemerintah,
– Peraturan Menteri Keuangan,
– Peraturan Dirjen Pajak,
•yang mengatur perlakuan pajak atas:
– penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diperoleh Subjek Pajak
luar negeri, dan
– Penghasilan yang diperoleh subjek pajak dalam negeri
•termasuk tax treaty antara Indonesia dengan 58 negara mitra
PERPAJAKAN INTERNASIONAL INDONESIA

Diskusikan:

1. Apakah Indonesia mengenakan


Pajak atas Modal?

2. Relevankah Perpajakan Internasional


untuk Pajak Konsumsi (PPN/VAT)?
PERPAJAKAN INTERNASIONAL INDONESIA

Perpajakan Internasional Indonesia dalam UU PPh:


Subjek Pajak Pasal 2 dan Pasal 3
Objek Pajak Pasal 4 ayat (1),
Pasal 5 ayat (1), dan
Pasal 26 ayat (1), (2), dan (4)
Menghitung PPh terutang Pasal 16,
Pasal 17, dan
Pasal 26
Kredit Pajak Luar Negeri Pasal 24
Anti Penghindaran Pajak Pasal 18
Tax Treaty Pasal 32A
10
DIMENSI PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Residence
Principle

2 3
Luar Negeri
Extra
Perpajakan Territorial
Internasional
Penghasilan
1 4
Dalam Negeri Perpajakan Perpajakan
Domestik Internasional
Source
Principle

Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri


DIMENSI PERPAJAKAN INTERNASIONAL
• Hak kedaulatan negara untuk mengenakan pajak.
• Terdapat “connecting factors” antara Negara dengan suatu
transaksi/peristiwa ekonomi yang menimbulkan penghasilan.
• UU pajak menerapkan dua prinsip berdasarkan “connecting factors”
tersebut:
1. Residence Principle (Azas Residensi):
• Hak Negara mengenakan pajak kepada seseorang (individu atau
badan) karena terdapat “personal attachment”, seperti: residensi,
domisili, kewarganegaraan, tempat pendirian, tempat kedudukan
manajemen.
• Worldwide Income
2. Source Principle (Azas Sumber):
Hak Negara mengenakan pajak kepada seseorang (individu atau badan)
karena terdapat “economic attachment” yaitu penghasilan yang
bersumber di Negara tersebut.
12
DIMENSI PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Negara S Negara sumber


Diskusikan:
Dimensi dan prinsip pemajakan apa yang
X Co. diterapkan agar Negara S dapat
mengenakan pajak atas dividen itu?
Penyetoran
Modal Negara S

Dividen Negara D

Negara D  Negara domisili


Diskusikan:
Dimensi dan azas pemajakan apa yang
Ali diterapkan agar Negara D dapat
mengenakan pajak atas dividen itu?

13
DIMENSI PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Aspek Dimensi Pajak
Internasional Taxing the Residents Taxing the Non-Residents
Subjek Pajak SP DN SP LN BUT SP LN non BUT
Objek Pajak Pasal 4 ayat (1) minus Pasal 5 ayat (1) a, b, Pasal 26 ayat (1),
ayat (3) dan c (2) , dan (4)
Pengurang Pasal 6 dan 9 Pasal 5 ayat (2)
minus ayat (3),
Pasal 6
Menghitung Pajak Pasal 16 ayat (1), (2), Pasal 16 ayat (3) Pasal 26 ayat (1),
dan (4) (2) , dan (4)
Tarif Pajak Pasal 17 ayat (1) a/b Pasal 17 ayat (1) b Pasal 26 ayat (1),
(2) , dan (4)
Penghilangan Pasal 24
Pajak Berganda
Pelunasan Pajak Self Assessment & Self Assessment & Withholding
Withholding Withholding

14
ASPEK INTERNASIONAL UU PPH
Elemen utama Pajak Internasional Indonesia:
Subjek Pajak Pasal 2 dan Pasal 3
Objek Pajak Pasal 4 ayat (1),
Pasal 5 ayat (1), dan
Pasal 26 ayat (1), (2), dan (4)
Menghitung PPh terutang Pasal 16,
Pasal 17, dan
Pasal 26
Kredit Pajak Luar Negeri Pasal 24
Anti Penghindaran Pajak Pasal 18
Tax Treaty Pasal 32A
15
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL

1. Penerimaan Negara
2. Mewujudkan keadilan pemajakan
a. Keadilan Horizontal
b. Keadilan Vertikal
3. Menciptakan iklim investasi yang baik
untuk mengundang masuknya investor
asing
4. Mendukung daya saing investor lokal yang
berinvestasi di luar negeri
16
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Penerimaan Negara bagi Indonesia


PPh Pasal 26

PPh Pasal 21 Diskusikan:


Bagaimana jenis pajak ini
menjadi area perpajakan
PPh Pasal 23 internasional?

17
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Keadilan Pemajakan
Keadilan horizontal:
Subjek pajak yang memperoleh jumlah
penghasilan yang sama menanggung beban
pajak yang sama.

Keadilan vertikal:
Subjek pajak yang memperoleh penghasilan
yang lebih besar akan menanggung beban pajak
yang lebih besar.
18
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Keadilan Horizontal
Bila Ali dan Budiman memperoleh penghasilan yang
besarnya sama, bagaimana perlakuan pajak
internasional yang memenuhi keadilan horizontal?

Dividen
$1000 Luar Negeri

Dalam Negeri

$1000
Gaji

Ali
Budiman
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Keadilan Vertikal
Bila Budiman memperoleh penghasilan yang lebih besar
daripada Ali, bagaimana perlakuan pajak internasional
yang memenuhi keadilan vertikal?

Dividen
$700 Luar Negeri

Dalam Negeri

$1000
$800
Gaji
Bunga

Ali
Budiman
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Iklim investasi yang baik untuk mengundang


investasi asing
– Perlakuan perpajakan yang non diskriminatif
– Pengenaan pajak hanya atas penghasilan yang
bersumber dari negara host (negara tempat
berinvestasi)
– Penghindaran pajak berganda
– Penyelesaian sengketa perpajakan, dsb.

21
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Mendorong daya saing investor domestik


yang berinvestasi ke luar negeri
– Penghindaran pengenaan pajak berganda di
dalam negeri (seperti: kredit pajak luar negeri)
– Penghindaran pengenaan pajak berganda di
luar negeri
– Perlindungan dari perlakuan perpajakan yang
diskriminatif di luar negeri,dsb.

22
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI

Dengan menerapkan ketentuan


perpajakan internasional yang
netral/tidak netral untuk:
1. Mempengaruhi arus modal
2. Mempengaruhi arus pergerakan
manusia
3. Mempengaruhi penyediaan jasa
23
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI

MEMPENGARUHI ARUS MODAL


Capital Export Neutrality
Modal domestik akan menanggung beban pajak
yang sama dimanapun modal tersebut
ditanamkan (di dalam negeri atau di luar negeri).
Bagaimana ketentuan perpajakan mewujudkan
netralitas tersebut? (Kerangka pikir dalam elemen Subjek
Pajak, Objek Pajak, Cara Menghitung Pajak, Cara Melunasi Pajak)

24
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI

Capital Exporting Neutrality:


bila berinvestasi di DN atau LN, beban pajaknya sama.

Bank
XYZ
Capital
Luar Negeri

Dalam Negeri
Bank Capital

ABC

Ali
Capital Export Neutrality
Ali mempunyai modal Rp 10 miliar yang hendak diinvestasikan dengan pilihan:
1. Investasi dalam negeri: imbalan Rp 1 milar/tahun, pajak dalam negeri 35%
2. Investasi di luar negeri: imbalan Rp 1 miliar/tahun. Pajak di luar negeri 5%.
Perhitungan beban pajak:
Pajak dari investasi di dalam negeri:
30% x Rp 1 milar = Rp 300 juta
Pajak dari investasi di luar negeri:
30% x Rp 1 miliar (worldwide income) = Rp 300 juta
Dikurangi: kredit pajak luar negeri = Rp 50 juta (5% x Rp 1 miliar)
Pajak dibayar di dalam negeri = Rp 250 juta
Total beban pajak = Rp (250 + 50) juta = Rp 300 juta
Catatan:
Capital export neutrality dijaga dengan: (i) penerapan worldwide income dalam
penentuan objek pajak, (ii) penerapan tarif pajak yang sama atas penghasilan
luar negeri dan dalam negeri, dan (iii) penerapan metode kredit pajak untuk
menghilangkan dampak pajak berganda.
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI

MEMPENGARUHI ARUS MODAL


Mendistorsi Capital Export Neutrality untuk:
1. Mendorong keluar modal domestik
2. Menahan keluar modal domestik
Dengan cara mengubah ketentuan
perpajakan pada Subjek Pajak, Objek Pajak,
Cara Menghitung Pajak, atau Cara Melunasi
Pajak.

27
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI

MEMPENGARUHI ARUS MODAL


Capital Import Neutrality
Modal asing dari manapun asalnya akan
menanggung beban pajak yang sama bila
ditanamkan di suatu negara.
Bagaimana ketentuan perpajakan mewujudkan
netralitas tersebut? (Kerangka pikir dalam elemen Subjek
Pajak, Objek Pajak, Cara Menghitung Pajak, Cara Melunasi Pajak)

28
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI

Capital Importing Neutrality:


Netral: bila kepada semua investor asing dikenakan pajak sama.
Investor Jerman Investor Jepang

Pajak di Pajak di
Jerman: Jepang:
15% 41%

Capital Capital Luar Negeri

Indonesia

Hasil Investasi
Hasil Investasi

PPh Pasal 26: 20%


Capital Import Neutrality
Investor dari Negara A dan Negara B menempatkan modal saham dalam jumlah
yang sama pada sebuah PT di Indonesia. Hasil dividen yang diperoleh masing-
masing pemegang saham adalah Rp 1 miliar.

Pengenaan pajak di Indonesia berdasarkan UU PPh:


Investor A atau Investor B: 20% x Rp 1 miliar = Rp 200 juta.
Catatan: Kedua investor menanggung beban pajak sama di Indonesia, artinya
UU PPh mempunyai fitur capital import neutrality.

Bila antara Indonesia dan Negara A terdapat tax treaty, namun tidak dengan
Negara B:
Menurut tax treaty Indonesia dan Negara A, penghasilan dividen dikenakan
pajak di Indonesia tidak melebihi 10%. Akibatnya, pajak yang ditanggung
investor B lebih besar dari investor A.
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI

MEMPENGARUHI ARUS MODAL


Mendistorsi Capital Import Neutrality untuk:
1. Mendorong masuk investor asing dari negara
tertentu
2. Mencegah masuk investor asing dari negara
tertentu
Dengan cara mengubah ketentuan perpajakan
pada Subjek Pajak, Objek Pajak, Cara Menghitung
Pajak, atau Cara Melunasi Pajak.

31
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai