PENGANTAR
PERPAJAKAN
INTERNASIONAL
Oleh:
Dr. Ahmad Beny Rias, SE, Ak., MM, CA
PERPAJAKAN INTERNASIONAL
POKOK-POKOK BAHASAN
1. Pengertian
2. Perpajakan Internasional Indonesia
3. Dimensi Perpajakan Internasional
4. Tujuan Perpajakan Internasional
5. Manfaat perpajakan internasional sebagai
alat kebijakan ekonomi
PENGERTIAN
PERPAJAKAN INTERNASIONAL:
- Traditionally refers to treaty provision relieving
international double taxation
- In broader terms, it includes domestic legislation
covering foreign income of residents (worldwide
income) and domestic income of non residents.
[IBFD International Tax Glossary 5th Ed. 2005]
PENGERTIAN
PERPAJAKAN INTERNASIONAL:
1. Ketentuan perpajakan
?
domestik Indonesia
2. Yang mempunyai aspek
internasional
?
3. Hanya mencakup perlakuan
perpajakan atas penghasilan ?
4. Termasuk tax treaty.
?
PERPAJAKAN INTERNASIONAL INDONESIA
Diskusikan:
Residence
Principle
2 3
Luar Negeri
Extra
Perpajakan Territorial
Internasional
Penghasilan
1 4
Dalam Negeri Perpajakan Perpajakan
Domestik Internasional
Source
Principle
Dividen Negara D
13
DIMENSI PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Aspek Dimensi Pajak
Internasional Taxing the Residents Taxing the Non-Residents
Subjek Pajak SP DN SP LN BUT SP LN non BUT
Objek Pajak Pasal 4 ayat (1) minus Pasal 5 ayat (1) a, b, Pasal 26 ayat (1),
ayat (3) dan c (2) , dan (4)
Pengurang Pasal 6 dan 9 Pasal 5 ayat (2)
minus ayat (3),
Pasal 6
Menghitung Pajak Pasal 16 ayat (1), (2), Pasal 16 ayat (3) Pasal 26 ayat (1),
dan (4) (2) , dan (4)
Tarif Pajak Pasal 17 ayat (1) a/b Pasal 17 ayat (1) b Pasal 26 ayat (1),
(2) , dan (4)
Penghilangan Pasal 24
Pajak Berganda
Pelunasan Pajak Self Assessment & Self Assessment & Withholding
Withholding Withholding
14
ASPEK INTERNASIONAL UU PPH
Elemen utama Pajak Internasional Indonesia:
Subjek Pajak Pasal 2 dan Pasal 3
Objek Pajak Pasal 4 ayat (1),
Pasal 5 ayat (1), dan
Pasal 26 ayat (1), (2), dan (4)
Menghitung PPh terutang Pasal 16,
Pasal 17, dan
Pasal 26
Kredit Pajak Luar Negeri Pasal 24
Anti Penghindaran Pajak Pasal 18
Tax Treaty Pasal 32A
15
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
1. Penerimaan Negara
2. Mewujudkan keadilan pemajakan
a. Keadilan Horizontal
b. Keadilan Vertikal
3. Menciptakan iklim investasi yang baik
untuk mengundang masuknya investor
asing
4. Mendukung daya saing investor lokal yang
berinvestasi di luar negeri
16
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
17
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Keadilan Pemajakan
Keadilan horizontal:
Subjek pajak yang memperoleh jumlah
penghasilan yang sama menanggung beban
pajak yang sama.
Keadilan vertikal:
Subjek pajak yang memperoleh penghasilan
yang lebih besar akan menanggung beban pajak
yang lebih besar.
18
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Keadilan Horizontal
Bila Ali dan Budiman memperoleh penghasilan yang
besarnya sama, bagaimana perlakuan pajak
internasional yang memenuhi keadilan horizontal?
Dividen
$1000 Luar Negeri
Dalam Negeri
$1000
Gaji
Ali
Budiman
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Keadilan Vertikal
Bila Budiman memperoleh penghasilan yang lebih besar
daripada Ali, bagaimana perlakuan pajak internasional
yang memenuhi keadilan vertikal?
Dividen
$700 Luar Negeri
Dalam Negeri
$1000
$800
Gaji
Bunga
Ali
Budiman
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
21
TUJUAN PERPAJAKAN INTERNASIONAL
22
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI
24
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI
Bank
XYZ
Capital
Luar Negeri
Dalam Negeri
Bank Capital
ABC
Ali
Capital Export Neutrality
Ali mempunyai modal Rp 10 miliar yang hendak diinvestasikan dengan pilihan:
1. Investasi dalam negeri: imbalan Rp 1 milar/tahun, pajak dalam negeri 35%
2. Investasi di luar negeri: imbalan Rp 1 miliar/tahun. Pajak di luar negeri 5%.
Perhitungan beban pajak:
Pajak dari investasi di dalam negeri:
30% x Rp 1 milar = Rp 300 juta
Pajak dari investasi di luar negeri:
30% x Rp 1 miliar (worldwide income) = Rp 300 juta
Dikurangi: kredit pajak luar negeri = Rp 50 juta (5% x Rp 1 miliar)
Pajak dibayar di dalam negeri = Rp 250 juta
Total beban pajak = Rp (250 + 50) juta = Rp 300 juta
Catatan:
Capital export neutrality dijaga dengan: (i) penerapan worldwide income dalam
penentuan objek pajak, (ii) penerapan tarif pajak yang sama atas penghasilan
luar negeri dan dalam negeri, dan (iii) penerapan metode kredit pajak untuk
menghilangkan dampak pajak berganda.
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI
27
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI
28
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI
Pajak di Pajak di
Jerman: Jepang:
15% 41%
Indonesia
Hasil Investasi
Hasil Investasi
Bila antara Indonesia dan Negara A terdapat tax treaty, namun tidak dengan
Negara B:
Menurut tax treaty Indonesia dan Negara A, penghasilan dividen dikenakan
pajak di Indonesia tidak melebihi 10%. Akibatnya, pajak yang ditanggung
investor B lebih besar dari investor A.
ALAT KEBIJAKAN EKONOMI
31
SELESAI