Pendahuluan
Ketika ginjal mengalami kerusakan maka ginjal tidak
dapat membersihkan tubuh dari sisa-sisa metabolisme.
Sisa-sisa metabolisme dan kelebihan air menumpuk
dan lama kelamaan menjadi banyak di dalam darah
yang disebut uremia.
Gagal ginjal kronik berarti kehilangan fungsi ginjal yang
bisa terjadi secara cepat atau lambat dalam beberapa
tahun. End Stage Renal Disease (ESRD) terjadi ketika
ginjal mengalami kerusakan tahap akhir, dimana ginjal
tidak dapat bekerja dengan baik untuk menjaga
keseimbangan zat-zat kimia tubuh yang diperlukan
untuk hidup. Pada saat ini pasien memerlukan dialysis
sebagai terapi pengganti.
Terapi pengganti fungsi ginjal
(dialysis) :
Hemodialisis (HD)
Peritoneal Dialisis (PD :
– Acute Peritoneal Dialisis (PD Acute)
– Kronis Peritoneal Dialisis (CAPD)
Continous:Terus menerus selama 24 jam
Ambulatory:Bebas bergerak
Peritoneal:Peritoneum sebagai membran semi
permeable
Dialysis:Membersihkan tubuh dari zat sisa-sisa
metabolisme dan kelebihan cairan.
Fungsi dialysis :
Mengeluarkan produk-produk sisa
metabolisme
Mengeluarkan kelebihan air
Membantu menjaga keseimbangan zat-
zat kimia tubuh
Peritoneal Dialisis
Peritoneal dialysis adalah suatu proses
dialysis di dalam rongga perut yang
bekerja sebagai penampung cairan
dialysis, dan peritoneum sebagai
membrane semi permeable yang
berfungsi sebagai tempat yang dilewati
cairan tubuh yang berlebihan & solute
yang berisi racun yang akan dibuang.
Anatomi Membran Peritoneum
Rongga Peritoneum
Rongga peritoneum adalah bagian dari perut yang
membungkus organ-organ, seperti lambung, ginjal,
usus, dll. Di dalam rongga perut ini terdapat banyak sel-
sel darah kecil (kapiler) yang berada pada satu sisi dari
membran peritoneum dan cairan dialysis pada sisi yang
lain.
Rongga peritoneum berisi + 100ml cairan yang
berfungsi untuk lubrikasi / pelicin dari membran
peritoneum. Pada orang dewasa normal, rongga
peritoneum dapan mentoleransi cairan > 2 liter tanpa
menimbulkan gangguan.
Anatomi Membran Peritoneum
Membran Peritoneum
Membran peritoneum merupakan lapisan tipis
bersifat semi permeable. Luas permukaan +
1,55m2 yang terdiri dari 2 bagian, yaitu:
Bagian yang menutupi / melapisi dinding
rongga perut (parietal peritoneum), + 20% dari
total luas membran peritoneum.
Bagian yang menutup organ di dalam perut
(vasceral peritoneum), + 80% dari luas total
membran peritoneum.
Total suplai darah pada membran peritoneum
dalam keadan basal + 60 – 100 ml/mnt.
Prinsip Dasar PD
Intervensi :
Kaji tingkat Nyeri
Perhatikankeluhgan nyeri pada daerah bahu
Tinggikan kepela tempat tidur pada Interval tertentu
Dorong penggunaan teknik relaksasi
Berikan analgetik sesuai indikasi
3. Resiko tinggi pola napas efektif pola napas
berhubungan dengan keterbatasan
pengembangan diafragma
Intervensi :
Awasi frekuensi/upaya pernapasan
Auskultasi paru, perhatikan penurunan atau bunyi nafas
atventisius, contoh gemericik
Perhatikan kateter, jumlah dan warna sekresi
Tnggikan kepala tempat tidur, tingkatkan latihan nafas
dalam dan batuk
Berikan analgetik sesuai indikasi
4. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan
dengan kateter dimasukkan kedalam rongga
peritoneal
Intervensi:
Biarkan Pasien mengosongkan kandung kemih
sebelum pemasangan kateter
Benamkan kateter/selang dengan plester
Perhatikan adanya bahan fekal dalam dialisat
Hentikan dialysis bila ada bukti perforasi usus