Anda di halaman 1dari 17

EKOLOGI HUTAN

ANALISIS VEGETASI
HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT (HPGW)
K E LO M P O K : A n d h i ka E . B.
B a ga s H a y ka l A .
D i ka Fe b r i a n s y a h
Egin Nopian
F u rq o n Pe r m a n a
Nur Azizah
Salma Istiqomah
T B. S y a e p u d i n J a y a d i r e z a
Ta u f i k R a m d a n
Hutan Pendidikan Gunung Walat
(HPGW)

HPGW adalah kawasan hutan Negara yang ditetapkan oleh Menteri


Kehutanan melalui SK Menhut No. 188/Menhut-II/2005 Jo SK Menhut
No. 702/Menhut-II/2009 sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus (KHDTK) sebagai Hutan Pendidikan dan Pelatihan yang
pengelolaannya diserahkan kepada Fakultas Kehutanan IPB. seluas
359 ha terletak di Kecamatan Cibadak dan Cicantayan, Kabupaten
Sukabumi, berjarak sekitar 50 km dari Bogor.
EKOLOGI

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari struktur


dan dinamika sistem organisme serta
lingkungannya baik yang hidup maupun yang
tidak hidup. Hal ini juga dapat di artikan sebagai
suatu sistem di definisikan sebagai kumpulan
komponen - komponen yang saling berinteraksi
TUJUAN

Adapun tujuan dari praktek lapangan ini


adalah untuk menganalisa vegetasi, yaitu
vegetasi hutan tingkat semai, pancang, tiang dan
pohon di kawasan Hutan Pendidikan Gunung
Walat.
PENGERTIAN ANALISIS VEGETASI

 Soerianegara 1988, Analisa vegetasi adalah cara mempelajari struktur

atau penyebaran dan komposisi atau susunan jenis vegetasi atau

masyarakat tumbuh-tumbuhan dan satuan yang akan diselidiki tegakan

hutan yang merupakan asosiasi yang kongkrit

 Warasito (1986) dalam Kurnilawati (1999) mengatakan bahwa informasi

mengenai komposisi jenis dan bentuk vegetasi ini diperlukan untuk

mengambil keputusan dalam melakukan kegiatan-kegiatan berikutnya

dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang baru saja dilalui.


Analisa vegetasi dilaksanakan dalam penelitian ekologi untuk
memperoleh informasi-informasi yang meliputi :

 Keadaan hutan itu sendiri seperti luas areal, jenis dan komposisi,
keliling/diameter pohon, keadaan pertumbuhan dan keadaan
tumbuhan bawah.

 Keadaan lapangan dan tanah dimana hutan itu tumbuh seperi


topografi, jenis dan sifat tanah serta geologi.

 Keterangan-keterangan lain mengenai keadaan transfortasi, sosial


ekonomi masyarakat disekitar hutan, iklim dan lain-lain
Untuk keperluan analisa vegetasi perlu dibedakan tingkatan
pertumbuhan tanaman menurut Kusmana (1995) adalah sebagai berikut :

 Tingkat semai (seedling) yaitu tumbuhan dari mulai kecambah sampai


tinggi 1,5 meter.

 Tingkat pancang (sapling) yaitu permudaan yang tingginya lebih dari


1,5 meter, dengan diameter tumbuhan kurang dari 10 cm.

 Tingkat tiang (pole) yaitu pohon muda yang memiliki diameter pohon
10 – 20 cm.

 Pohon dewasa (tree) yaitu pohon yang memiliki diameter lebih dari 20
cm.
KEANEKARAGAMAN JENIS

 Keanekaragaman jenis adalah ukuran yang menyatakan


variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi
oleh jumlah jenis dan kelimpahan relatif dari masing-masing
jenis. (Haryanto, 1983).

 Jumlah jenis disuatu daerah ditentukan oleh kecepatan


kepunahan jenis dan kecepatan imigrasi atau masuknya jenis
kedalam daerah tersebut. (Soemarwoto, 1997).
METOD0LOGI

 Waktu dan Tempat : Selasa 18 Desember 2018, di


Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kecamatan
Cibadak dan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.

 Alat dan Bahan : Pita Meter, Meteran, Tali Rafia,


Patok, Tally Sheet, Alat Tulis

 Metode yang di gunakan : Garis berpetak


HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis vegetasi di Hutan


Pendidikan Gunung Walat didapatkan hasil pohon yang
paling dominan adalah pohon Puspa dan Jomolok
karena di dalam plot tersebut homogen
Di a met er Ti n g g i
No Uku ra n Pl o t J en is LBDS
( cm) ( m)

1 2 x 2 Cecengekan
2 5 x 5 Jamolok 8

Jamolok 12

Jamolok 15,8

Jamolok 12,2

Jamolok 9

Jamolok 7

Jamolok 6

3 10 x 10 Puspa (Schimawallichii) 13,05 7,5 133,6

Puspa (Schimawallichii) 11,03 8 95,5

4 20 x 20 Puspa (Schimawallichii) 49,3 20 1907,9

Puspa (Schimawallichii) 33,7 18 891,5

Pinus (Pinus merkusii) 26,7 18 559,6

Puspa (Schimawallichii) 38,2 25 1145,5

Pinus (Pinus merkusii) 51,5 20 2082


PLOT 1 Puspa(Schimawallichii) 34,3 15 923,5
PLOT 2

Ukuran Diameter Ti n g g i
No Jenis LBDS
Plot (cm) (m)

1 2 x 2 - - - -

2 5 x 5 Jamolok 2,15

Jamolok 3,2

Jamolok 2,85

3 10 x 10 - - - -

4 20 x20 Puspa (Schimawallichii) 45,2 16,5 1603,7


Puspa
(Schimawallichii) 51,6 14,85 2090,1
PLOT 3

Ukuran Diameter Ti n g g i
No Jenis LBDS
Plot (cm) (m)
1 2 x 2 Harendong bulu
2 5 x 5 Jamolok 5
3 10 x 10 - - - -
Puspa
4 20 x20 (Schimawallichii) 35,03 33 963,27
Puspa
(Schimawallichii) 40,92 24 1314,44
Puspa
(Schimawallichii) 60,5 28 2873,29
Puspa
(Schimawallichii) 44,58 35 1560,09
Puspa
(Schimawallichii) 38,21 39 1146,1
Puspa
(Schimawallichii) 47,77 28 1791,34
Sket lapangan
ANVEG
 Praktikum analisis vegetasi hutan alam dilakukan dengan pembuatan petak
contoh ukuran 20 x 20 meter. Pada petak tersebut mengambil data pohon
meliputi tinggi dan diameternya. Data yang telah didapatkan selanjutnya di
olah untuk mendapatkan luas bidang dasar pohon (LBDS).

 Metode yang digunakan dalam analisis vegetasi ini adalah garis berpetak.
Metode ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan
dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat dalam
teknik ini bisa memberikan informasi yang baik karena komunitas vegetasi
yang diteliti bersifat homogen.petak contoh ini dapat mewakilkan semua
jenis vegetasi yang ada.
SIMPULAN

 Dari hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa


tidak banyak ditemukan jenis tanaman untuk tingkat semai.
Diameter tertinggi untuk tingkat pohon = 60,5 cm dan jenis
tanaman yang lebih dominan yang ada pada hutan tersebut
adalah jenis Puspa dan Jomolok.
SARAN

Sebaiknya sebelum melakukan kegiatan


praktikum lapang diharapkan mahasiswa lebih
mengetahui keragaman jenis pohon yang ada di
daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai