Bahan Awal
1. Penggunaan bahan sebelum diverifikasi
(memperoleh hasil pengujian) hendaklah tidak
dilakukan.
2. Sumber, asal dan kesesuaian bahan awal
hendaklah ditetapkan dengan jelas.
3. Banyak tahapan dalam pembuatan produk
biologi dilakukan secara aseptis. Bahan yang
digunakan hendaklah dalam kondisi steril.
Lot Benih dan Sistem Bank Sel
1. Jumlah subkultur dan penggandaan benih induk / bank sel induk menjadi
lot benih kerja / bank sel kerja hendaklah ditetapkan dan dituangkan
dalam protap berdasarkan hasil studi yang menjamin keamanan produk
biologi yang dihasilkan.
2. Untuk mencegah perubahan sifat yang tidak diinginkan yang terjadi
karena subkultur berulang-ulang atau pelipatgandaan generasi,
pembuatan obat produk biologi dengan biakan mikroba, propagasi biakan
sel pada embrio dan hewan hendaklah berdasarkan sistem lot benih
induk dan lot benih kerja dan/atau bank sel.
3. Lot benih dan bank sel hendaklah diuji secara regular untuk memantau
kualitas, keamanan dan adanya cemaran.
4. Jumlah generasi (pelipatgandaan, pasase) antara lot benih atau bank sel
dan produk jadi hendaklah konsisten dengan dokumen persetujuan
(dossier) izin edar
5. Pembuatan lot benih dan bank sel hendaklah dilakukan di bawah aliran
udara laminar bio-hazard (kelas A) dengan latar belakang minimal kelas C.
6. Lot benih dan biakan sel hendaklah disimpan pada dua
tempat berbeda dengan dua sumber listrik berbeda pula.
7. Ruang penyimpanan hendaklah selalu terkunci. Keluar-
masuk personil dan barang hendaklah tercatat.
8. Hanya personil yang diberi wewenang diizinkan untuk
menangani bahan ini dan penanganan tersebut
hendaklah dilakukan dalam pengawasan seorang
penanggung jawab.
9. Semua wadah dari bank sel induk atau bank sel kerja dan
lot benih hendaklah ditangani dengan cara yang sama
selama penyimpanan.
10. Bukti stabilitas dan pemulihan lot benih dan bank sel
hendaklah didokumentasikan.
Prinsip Kerja
1. Media yang disimpan sebagai stok hendaklah ditetapkan masa
kadaluwarsanya dengan mengacu pada data stabilitas dari sifat
kemampuan memacu pertumbuhan.
2. Pemindahan bahan awal atau kultur ke dan dari fermentor adalah salah
satu sumber kontaminasi yang paling potensial.
3. Sentrifugasi dan pencampuran produk yang mengandung mikroba hidup
hendaklah dilakukan secara tertutup dalam ruang bersih yang memenuhi
tingkat biosafety tertentu sesuai risiko mikroba yang ditangani.
4. Media biakan hendaklah disterilisasi langsung di fermentor dengan
menggunakan tehnik SIP.
5. Untuk mencegah pencampuran produk yang sudah diinaktivasi atau
yang sudah tidak infektif dengan yang masih aktif atau infektif, proses
inaktivasi hendaklah dilakukan di ruang terpisah dengan unit pengendali
udara terpisah dan diberi penandaan yang jelas.
6. Sifat memacu pertumbuhan yang dimiliki media biakan hendaklah
dibuktikan.
7. Penambahan bahan atau biakan ke dalam fermentor dan tangki lain
serta pengambilan sampel hendaklah dilakukan secara hati-hati dalam
kondisi yang terkendali untuk menghindarkan pencemaran.
8. Sentrifugasi dan pencampuran produk apat menyebabkan
pembentukan partikel aerosol, oleh karena itu tindakan
pengungkungan (containment) perlu dilakukan untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme hidup.
9. Jika memungkinkan, media biakan hendaklah disterilisasi di tempat
10. Hendaklah diberikan perhatian pada validasi proses penghilangan
virus atau proses inaktivasi.
11. Tindakan khusus hendaklah dilakukan pada saat proses penghilangan
atau inaktivasi virus untuk mencegah risiko pencemaran ulang produk
yang sudah ditangani dengan produk yang belum ditangani.
12. Peralatan yang digunakan untuk kromatografi hendaklah
dikhususkan hanya untuk pemurnian satu produk dan hendaklah
disterilisasi atau disanitasi di antara bets yang akan dilakukan
PENGAWASAN MUTU