KEMUNGKINAN
DAMPAK
BURUK BAYI
YANG TIDAK
DIBERI ASI
EKSKLUSIF
Dampak, jika tidak melindungi anak
(korban)……
Kematian
Menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak
Mempengaruhi kesehatan anak
Mempengaruhi kemampuan untuk
belajar dan kemauannya untuk
bersekolah.
Mengakibatkan anak lari dari
rumah. Hal tersebut menjadikan
anak lebih rentan terhadap pada
resiko-resiko lain a.l. trafiking
Menghancurkan rasa percaya diri
anak
Dapat mengganggu
kemampuannya untuk menjadi
orang tua yang baik di kemudian
hari, dll 15 Pedoman Pelatihan
SPA Modul 1.2
Dampak Kekerasan bagi
Masyarakat
Dilanggengkannya rantai “lingkaran setan” kekerasan
◦ korban menjadi korban lagi di rumah dan masyarakat
◦ korban menjadi pelaku (sebagai orangtua, sebagai pasangan)
◦ Korban menjadi pelaku kekerasan di masyarakat (kadang antisosial)
Kab Semarang
Temanggung
Purbalingga Banjarnegara
Jawa Barat
Jawa Timur
Cilacap Wonosobo Salatiga Sragen
Kota Mgl
Banyumas Mage
Boyolali
l
Kab. Mgl S
Surakarta
Kebumen
a Klaten RKaranganyar
Purworejo Magelan K
Sukoharjo
ng
g
DI. Yogyakarta
Wonogiri
Keterangan :
: Lebih dari 100
kasus
: 50 – 100 kasus
Korban Kekerasan
Menurut Jenis Kelamin : 263 438 495 487 134
• Laki – laki 219 358 404 390 28
Anak 44 80 91 97 106
Dewasa
1.921 2.204 1.971 2.044 509
• Perempuan 816 1.054 981 1060 221
Anak 1.105 1.150 990 984 288
Dewasa
B Korban Kekerasan
Menurut Kelompok
Umur : 1.035 1.412 1.385 1.450 327
• Anak 1.149 1.230 1.081 1.081 316
• Dewasa
DATA KEKERASAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN
2013-2017
TAHUN
URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017
*Tw II
C Pelaku Kekerasan
• Laki – laki 1.817 1.848 * 2.207 2.309 517
Anak - - 613 626 84
Dewasa 1.594 1.683 433
22
JENIS KEKERASAN YANG DIALAMI KORBAN 2013-2017
TAHUN
URAIAN 2017
2013 2014 2015 2016
*Tw II
26,96% iseng/mainan/jail/becanda.
9,57% diajak teman/orang lain.
6,96% ingin tau/agar tidak galau/penasaran/coba-
coba.
3,48% karena nafsu.
Selain hal ini ada juga beberapa penyebab lain yang
dituliskan oleh anak-anak misalnya: karena pelaku
genit, karena anak akrab dengan orang tersebut, ingin
berbagi, kurang kasih sayang, agar merasa senang,
gangguan jiwa, untuk lucu-lucuan, pengaruh
globalisasi/lingkungan, dan diajak oleh teman.
Tingginya Angka
Kekerasan pada Anak
Holistik ,
Selama Integratif,
ini Pelibatan
Parsial,
semua Pihak,
Segmentatif, Berkelanjutan,
Sektoral
PERATURAN DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH
NOMOR 3 TAHUN 2009
TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
KORBAN KEKERASAN BERBASIS
GENDER DAN ANAK
PELAYANAN
KPK2BGA
TERPADU
1. PENCEGAHAN KEKERASAN
2. PEMULIHAN, PEMULANGAN
DAN REINTEGRASI SOSIAL 1. ADVOKASI KEBIJAKAN
3. PERLINDUNGAN HUKUM 2. PENGAWASAN
4. KOORD DAN KERJASAMA 3. MEDIASI
5. PENINGK PARTISIPASI 4. MONEV
6. MONEV
5 KERANGKA KERJA PPT/P2TP2A
Dinas Dinas
Pendidikan Sosial
Peradi, LSM,
Ormas,
Penanganan Dinas
Or.Keagamaan
Tenaga
, Akademisi
Korban Kerja
Dinas
APH
Kesehatan
RSUD/RSJD
PERATURAN DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN
PERLINDUNGAN ANAK
PERATURAN DAERAH JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
PENDEKATAN
BERBASIS SISTEM
PELAYANAN TERPADU
ORTU, KELUARGA,
ORTU, KELUARGA, LEMBAGA
MASYARAKAT,
PENDIDIKAN, PEMERINTAH,
LEMBAGA PENDIDIKAN, LEMBAGA KESEJAHTERAAN
PANTI SOSIAL, MASY, DLL
PEM KAB/KOTA, DLL SOSIAL ANAK
Bagaimana Bagaimana
lembaga keterlibatan
pendidikan masyarakat
melakukan dlm upaya
upaya pencegahan?
pencegahan?
- Sosl ttg Bahaya Pornografi, Narkoba, Miras,
Trafficking
- Pelibatan laki-laki dlm pencegahan Kkkrs Thdp Anak
- Sosl perlindungan perdagangan orang
- Sosl Pencegahan Kkrs anak dan Pemmenuhan Hak
Anak.
- Pelth pengasuhan anak bg ayah
- Pembentukan relawan ayah hebat
- Kampanye gerakan ayah hebat PPPM
- Dll
- Sosl ttg pencegahan Kkrs thd anak dan perempuan
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
sosl bahaya narkoba
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pembinaan guru TK
- Advokasi pendampingan korban kkrs Anak.
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
media
- Dll
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
Gerakan Aisyiah Cinta Anak (GACA)
- Sosl Pencegahan Kkrs anak melalui pengajian rutin
- Advokasi pencegahan Kkkrs Thdp Anak di rumah
singgah
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pembinaan keluarga sakinah
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pemdidikan pra nikah
- Dll
- Pelatihan Pra Nikah.
- Pelatiuhan kesehatan reproduksi
- Fosum diskusi keluarga ttg pola asuh anak
- Sosl UU nomor 1 tahun 2016 ttg perubahan kedua 23
tahun 2002 ttg perlindungan anak.
Dll
- Sosl Pencegahan Kkrs anak melalui tokoh agama
- Forum diskusi keluarga ttg pola pengasuhan anak.
- Pemetaaan daerah yg banyak kasus kkrs Thdp Anak
- Dll
- Pembuatan modul pencegahan dan penanganan kkrs
Thdp Anak
- Pelatihan SMART PARENTING bagi orang tua
- Pelatihan pencegahan Kkkrs Thdp Anak dilingkungan
sekolah/PAUD
- TOT pencegahan Kkkrs Thdp Anak
- Dll
- Sosl , orientasi dan penyuluhan ttg perlindungan anak
- Sosl peraturan terkait perlindungan anak di
lingkungan bayangkari
- Promosi pencegahan kkrs Thdp Anak melalui
majalah/buletin.
- TOT pencegahan Kkkrs Thdp Anak dilingkungan
bayangkari
- Dll
- Sosl peraturan terkait perlindungan anak dan
kekerasan di lingkungan Persit Kartika candra
- Promosi pencegahan kkrs Thdp Anak melalui
majalah/buletin.
- TOT pencegahan Kkkrs Thdp Anak dilingkungan persit
kartika candra
- Sosl bahaya narkoba, dan pornografi
- Sosl pencegahan kkrs thd anak thd guru TK, SD, PAUD
- Dll
- Sosl peraturan terkait perlindungan anak di daerah
- Sosl pencegahan kkrs Thdp Anak di daerah.
- Pelatihan penanganan Kkkrs Thdp Anak
- Save home KOWANI
- Pengintegrasian pencegahan kkrs thd anak melalui
FGD dan TOT ttg bahaya narkoba dan pornografi
- Dll
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
Seminar KDRT dan kkers anak
- Sosl narkoba
- Pengintegrasian Pencegahan Kkrs anak melalui
seminar dampak IT
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pelatihan ketrampilan bg masyarakat rusunnawa
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pemdidikan ttg daur ulang sampah untuk anak SD ,
SMP
- Dll
- Sosl pencegahan kekerasan thd anak smpai tingkat
kelurahan.
PENCEGAH- PENGURAN
AN -GAN
RESIKO
RESPON KASUS
Perlindungan
P2TP2A Anak Berbasis
Berbasis Masy Masy
1.Berdasarkan kebutuhan masyarakat atau
masyarakat merasakan adanya kebutuhan PA
2.Masyarakat mendukung program PA ditandai
dengan :
a. memiliki kemauan dan menyediakan diri sebagai
relawan / pioneer
b. menyumbang dana untuk pelaksanaan program
c. menyediakan waktu
3.Memiliki dedikasi, militansi dan dapat diandalkan
4.Menciptakan jaringan kerjasama dengan unsur
masyarakat lain
5.Menciptakan jaringan kerjasama dengan LSM,
organisasi profesi, lembaga pemerintah dalam
menjalankan program pencegahan dan
penanganan Kekerasan, Eksploitasi, Perlakuan
salah dan Penelantaran (K E P P).
Definisi operasional :
Masalah adalah sesuatu yang
dirasakan tidak mengenakan bagi
masyarakat
PEPATAH: apakah mereka ada di
hatimu?
1. Seorang ayah atau ibu sering memaki-maki,
memukul anaknya yang berdampak buruk pada
perkembangan psikis / mental anak hingga dewasa
2. Kedua orang tua bekerja dan mengakibatkan
pengabaian terhadap anak mereka dan berdampak
pada tumbuh kembang anak
3. Anak terlantar sebagai akibat dari korban perceraian
orang tua
4. Orangtua tidak melatih anak berpandangan dalam
kehidupan keluarga, pandangan anak tidak
dipertimbangkan dengan baik oleh orang tua
5. Anak yatim piatu
6. Anak yang mengasuh adiknya
7. Anak putus sekolah pada usia sekolah
8. Anak sering mengeluarkan kata-kata kotor
dalam pergaulan
9. Anak melakukan kekerasan terhadap anak lain
10. Anak yang dipaksa/dibiarkan bekerja oleh kedua
orang tuanya dan berdampak pada lemahnya
konsentrasi anak dalam belajar
11. Orangtua yang memiliki kegemaran
menyabung ayam, berjudi, minum miras dan
berdampak pada ketidakstabilan emosi orang
tua dalam mengasuh anak
12. Orang dewasa / warga masyarakat yang
memperlakukan anak dimasyarakat tersebut
secara kasar
13. Anak yang dieksploitasi sebagai pengguna
narkoba dan atau dieksploitasi sebagai
pengedar narkoba
14. Pergaulan bebas di masyarakat sekitarnya
15. Penyalahgunaan teknologi informasi (TI) oleh
anak
16. Anak yang melakukan pencurian
17. Anak korban kekerasan, eksploitasi seksual
18. Anak yang tidak mampu membayar biaya
penunjang pendidikan (diluar BOS)
Permasalahan :
Selama ini lembaga/individu tersebut tidak/kurang
dilibatkan dalam isu perlindungan anak
Siapa yang bertanggungjawab melakukan koordinasi?
Tidak perlu membuat lembaga baru karena lembaga-
lembaga tersebut mewakili kewajiban negara dan
individu mewakili tanggungjawab baik sebagai profesi
maupun warga negara
Perlu pelatihan intensive terhadap mereka dan
dampingan untuk melaksanakan program SPA berbasis
masyarkat
1. mengambil langkah –langkah dan menetapkan
pedoman untuk melarang dan mengakhiri semua
bentuk hukuman tidak manusiawi atau bentuk
kekejaman lain atau perlakuan merendahakan
2. membuat program/aksi mencegah kekerasan di
sekolah ( guru terhadap anak, anak terhadap anak),
keluarga ( orangtua terhadap anak, anggota keluarga
lainnya terhadap anak ) dan fasilitasi pembentukan
“Peer Educator” diantara orangtua/pengasuh
3. kampanye nilai-nilai anti kekerasan dan peningkatan
kesadaran
4. meningkatkan kemampuan semua pihak yang bekerja
dengan anak untuk mencegah, mendeteksi dan
merespon kekerasan terhadap anak
5. menjamin partisipasi anak & menghormati
pandangan anak dalam semua aspek pencegahan –
respon dan monitoring dan reporting kekerasan
terhadap anak ditingkat masyarakat
6. peningkatan kesadaran tentang dampak buruk
terhadap kegagalan melindungi anak dari
kekerasan, perlakuan salah dan exploitasi
7. promosi pencegahan, penguatan dukungan dan
layanan serta sistem peradilan yang secara khusus
mengutamakan keadilan restoratif ditingkat
masyarakat
8. Pedoman mekanisme ditingkat masyarakat untuk
melindung anak dari penyiksaan dan bentuk kekejaman
lainnya atau tidak manusiawi atau perlakuan
merendahkan dan hukuman badan termasuk terhadap
anak-anak yang hidup dalam situasi sosial yang merugikan
& berisiko, anak yatim, terlantar, anak korban perceraian,
anak pekerja migran, anak jalanan, anak yang hidup di
kantong kemiskinan serta memfasilitasi untuk menjamin
mereka mengakses pendidikan, kesehatan dan layanan
sosial yang layak
9. menciptakan mekanisme untuk perlindungan khusus dan
bantuan bagi anak tanpa pengasuh utama
10. melindungi anak dari praktek adopsi dan
orangtua angkat yang illegal, exploitatif atau tidak
selaras dengan kepentingan terbaik bagi anak
11. memerangi dan mencegah exploitasi anak/remaja
dalam produksi dan trafiking narkoba
12. perlindungan dari dampak buruk informasi yang
tidak layak
13. penegakkan disiplin anak di sekolah harus
menghormati martabat anak
• Sistem kerjasama yang terdiri dari elemen masyarakat
(pemerintah, masyarakat dan anak) saling terkait,
terintegrasi dan mendukung satu sama lainnya dalam
upaya menciptakan masyarakat yang aman baik bagi anak
dari segala tindakan kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah
dan diskriminasi.
• Partisipasi dan keterlibatan elemen masyarakat
(pemerintah, masyarakat dan anak) (pemerintah,
masyarakat dan anak) dalam upaya memberikan
perlindungan anak di tingkat Desa/Kelurahan dalam wadah
kelembagaan yang ada di Tingkat Desa/Kelurahan
• Hal ini dapat dilakukan melalui sebuah pelembagaan yang
di bentuk oleh masyarakat, berdasarkan kebutuhan
masyarakat dan dalam rangka membantu pemerintah desa
dalam penyelenggaran perlindungan anak contoh : KPAD,
Jaringan Perlindungan Anak (JPA), BASKOM ( Berbasis
Komunitas), PAWONMAK, PTPAS dll.
PEMDES
PERWAKILAN
KELOMPOK GURU
ANAK
Kelembagaan
Perlindungan
Anak
Desa/Kel
LEMBAGA DESA (
PKK, Karang KOMITE
Taruna, BPD,
LKMD, LMD Dll ), SEKOLAH
Kader posyandu
TOKOK
MASY,
AGAMA
Pencegahan (Prevention)
Respon atau bantuan terhadap korban
kekerasan
Reintegrasi Sosial dan rehabilitasi
Pengawasan (Monitoring)
Koordinasi dalam penguatkan sistem rujukan
(referral system)
Advokasi kebijakan anggaran dan perubahan
perilaku di Desa/Kabupaten
Partisipasi anak atau keterlibatan anak di
KPAD
1. Pencegahan : dengan melakukan promosi
dan kampanye perlindungan anak kepada
masyarakat tentang penyebab dan bentuk
kekerasan, melakukan deteksi dan intervensi
sejak dini, mencegah perkawinan usia dini
dll.
Pertemuan dilakukan secara formal
maupun non formal, promosi melalui
berbagai media (Kesenian local, Teater,
Sticker, Baliho, Aksi Damai, Mading dll ).
KPAD memiliki mekanisme layanan
pengaduan dan penangnan kekerasan
anak dan SOP ( Standar Operasianal
Pelayanan ). Berkontribusi kepada
pelaporan tepat waktu dan merujukkan
kasus dugaan kekerasan terhadap anak
kepada layanan perlindungan anak yang
relevan.
• Reintegrasi Sosial pelayanan yang ditujukan untuk
memulihkan dan megembangkan kemampuan
seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar
dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
KPAD memberikan pemahaman tentang
perlindungan anak ke dalam nilai nilai kehidupan
bermasyarakat supaya anak anak menjadi aman
dan nyaman (Reintegrasi) diterima kembali dalam
kehidupan masyarakat.
• Rehabilitasi Sosial : upaya penyatuan kembali
korban dengan pihak keluarga, keluarga
pengganti, atau masyarakat yang dapat
memberikan perlindungan dan pemenuhan
kebutuhan bagi korban. Dalam konteks
Rehabiltasi secara mendasar dimiliki KPAD lebih
baik namun harus diperankan oleh ahlinya jika
sudah tingkat lanjut atau dalam kondisi tertentu
bagi anak anak yang menjadi korban.
KPAD melakukan pemantauan, pengawasan
terhadap penyelenggaraan Perlindungan
Anak; pengawasan program perlindungan
anak dan situasi kondisi anak anak di
wilayah masing masing sebagai mitra
pemerintah Desa.
Banyak kasus kekerasan tak teridentifikasi karena
ditutupi oleh pelaku atau keluarga atau anak tak
berani mengungkapkan.
Luka fisik, dapat diobati. Luka akibat KtA berbeda
dengan luka akibat kecelakaan, luka akibat
kekerasan memerlukan penanganan lebih lanjut:
◦ Pemulihan dampak psikososial
◦ Mencegah dari pengulangan
KEKERASAN FISIK
Memar, luka, cedera pada bagian tubuh yang
tak dapat dijelaskan. Kadang berkelompok di
sekitar lengan atas, paha bagian luar
Luka bakar dengan batas luka yang jelas (mis:
tanda bekas setrika, atau benda panas
tertentu)
bekas sundutan rokok
Tanda bekas gigitan manusia
Tulang patah
Kulit melepuh
KEKERASAN FISIK
Perubahan perilaku/bahasa tubuh:
◦ Orangtua takut ketika ditanyai
◦ “menghindar” ketika didekati atau disentuh
◦ Tidak mau ganti baju
◦ Depresi
◦ Menarik diri
KEKERASAN EMOSI/PSIKHIS/VERBAL
Tanda Fisik
◦ Sakit atau gatal di organ genital
◦ Luka, infeksi, atau pendarahan di sekitar organ
genital
◦ Infeksi seksual menular
◦ Tak nyaman, sakit ketika jalan atau duduk
◦ Hamil
KEKERASAN SEKSUAL