Anda di halaman 1dari 94

PENCEGAHAN KEKERASAN

TERHADAP ANAK MELALUI


PARTISIPASI ORGANISASI
KEMASYARAKATAN DAN
KEAGAMAAN

DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK


PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
PROVINSI JAWA TENGAH
Apa yang menjadi mimpi setiap Keluarga?

Anak yang Sehat, Tumbuh


dan berkembang, Cerdas,
Ceria dan Berahklak Mulia
serta aktif berpartisipasi

Keluarga Yang Perempuan


Berkualitas Yang Berdaya
dan berkualitas
ANAK ???

SESEORANG YANG BELUM BERUSIA 18 TH


TERMASUK YG DALAM KANDUNGAN
HAK HIDUP DAN TUMBUH KEMBANG
UU NO. 23/2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
•Bertahan hidup: standar hidup
yang layak; papan, sandang,
makanan bergizi, pelayanan
kesehatan, penghidupan
yang layak,

LAHIR DENGAN HIDUP, AKTA


DAPAT MAKAN BERGIZI,
TIDAK SAKIT,
IMMUNISASI, SEKOLAH,
BERMAIN
•Tumbuh kembang: segala hal yang
memungkinkan anak tumbuh dan
berkembang secara penuh sesuai
dengan potensinya -> pendidikan,
bermain dan memanfaatkan waktu
luang, aktivitas sosial budaya,
akses thd informasi, dll
HAK PERLINDUNGAN
DILINDUNGI DARI:
KEKERASAN (KDRT,
PERKOSAAN, EKS-
PLOITASI SEKSUAL
KOMERSIAL, TRAFICKING,
DISKRIMINASI, DARI
SITUASI KONFLIK DAN
BENCANA, DAN
KEKERASAN LAINNYA
HAK BERPARTISIPASI

HAK DIDENGAR PENDAPATNYA, MENERIMA


DAN MENCARI INFORMASI, BERISTIRAHAT
BERGAUL DG ANAK SEBAYA, BERKREASI,
Definisi
Kekerasan
terhadap Anak
(KtA)

Setiap bentuk pembatasan, pembedaan, pengucilan dan


seluruh bentuk perlakuan yang dilakukan terhadap anak,
yang akibatnya berupa dan tidak terbatas pada
kekerasan fisik, seksual, psikologis dan ekonomi (bisa
dalam bentuk diskriminasi, perlakuan salah,
penelantaran, dll).
Sumber : Pasal 1 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 tahun 2013.
BENTUK-BENTUK KEKERASAN THD ANAK
MENURUT UU NO 23 TAHUN 2002:
Kekerasan Seksual, adalah
keterlibatan anak dalam kegiatan
seksual yang tidak dipahaminya.
Kekerasan Seksual dapat juga
berupa:
– Perlakuan tidak senonoh dari
orang lain
– Kegiatan yang menjurus pada
pornografi
– Perkataan-perkataan porno dan
tindakan pelecehan organ seksual
anak
– Perbuatan cabul dan persetubuhan
pada anak-anak yang dilakukan
oleh orang lain dengan tanpa
tanggung jawab
– Tindakan mendorong atau
memaksa anak terlibat dalam
kegiatan seksual yang melanggar
hukum seperti dilibatkannya pada
kegiatan prostitusi
• Kekerasan Fisik, tindakan yang
menyebabkan rasa sakit atau
potensi menyebabkan sakit yang
dilakukan oleh orang lain, dapat
terjadi sekali atau berulang kali,
berupa :
– Di pukul / tempeleng
– Di tendang
– Dijewer, dicubit
– Di lempar dengan benda-
benda keras
– Dijemur di bawah terik sinar
matahari
 Kekerasan Emosional, adalah
segala sesuatu yang dapat
menyebabkan terhambatnya
perkembangan emosional
anak.
◦ Kata-kata yang mengancam
◦ Menakut-nakuti
◦ Berkata-kata kasar
◦ Mengolok-olok anak
◦ Perlakuan diskriminatif dari
orang tua, keluarga, pendidik
dan masyarakat
◦ Membatasi kegiatan sosial
dan kreasi anak dan
lingkungannya
 Kekerasan Ekonomi
(Ekploitasi Komersial),
penggunaan tenaga anak
untuk bekerja dan kegiatan lain
demi keuntungan orangtua
atau orang lain, spt:
◦ menyuruh anak bekerja
secara berlebihan
◦ menjerumuskan anak pada
dunia prostitusi untuk
kepentingan ekonomi
• Tindak Pengabaian dan
Penelantaran, adalah ketidakpedulian
orangtua, atau orang yang
bertanggung jawab atas anak pada
kebutuhan mereka, seperti:
– Pengabaian pada kesehatan anak
– Pengabaian dan penelantaran pada
pendidikan anak
– Pengabaian pada pengembangan
emosi (terlalu dikekang)
– Penelantaran pada pemenuhan gizi
– Penelantaran dan pengabaian pada
penyediaan perumahan
– Pengabaian pada kondisi keamanan
dan kenyamanan
A p a ka h I b u ya n g Ti d a k
m e m b e r i ka n A S I E k s k l u s i f =
M e l a ku ka n Ke ke ra s a n ?

KEMUNGKINAN
DAMPAK
BURUK BAYI
YANG TIDAK
DIBERI ASI
EKSKLUSIF
Dampak, jika tidak melindungi anak
(korban)……
 Kematian
 Menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak
 Mempengaruhi kesehatan anak
 Mempengaruhi kemampuan untuk
belajar dan kemauannya untuk
bersekolah.
 Mengakibatkan anak lari dari
rumah. Hal tersebut menjadikan
anak lebih rentan terhadap pada
resiko-resiko lain a.l. trafiking
 Menghancurkan rasa percaya diri
anak
 Dapat mengganggu
kemampuannya untuk menjadi
orang tua yang baik di kemudian
hari, dll 15 Pedoman Pelatihan
SPA Modul 1.2
Dampak Kekerasan bagi
Masyarakat
Dilanggengkannya rantai “lingkaran setan” kekerasan
◦ korban menjadi korban lagi di rumah dan masyarakat
◦ korban menjadi pelaku (sebagai orangtua, sebagai pasangan)
◦ Korban menjadi pelaku kekerasan di masyarakat (kadang antisosial)

Dari mengalami atau mengamati, Anak belajar:


“Kekerasan adalah solusi bila menemui kesulitan dalam
mempengaruhi orang lain”
BAGAIMANA KONDISI Kekerasan
Terhadap Anak DI JATENG ?
Pesebaran Kasus Kekerasan
Pada Perempuan dan Anak di Jawa
Tengah
Tahun 2016 Jepara
Jepara
Pati
Rembang
Kudus
Kota Pekalongan Demak
Brebes Kota Tegal
Batang Blora
Pemalang Kota Semarang
Tegal Kab. Pklgn Kendal
Grobogan

Kab Semarang
Temanggung
Purbalingga Banjarnegara
Jawa Barat

Jawa Timur
Cilacap Wonosobo Salatiga Sragen
Kota Mgl
Banyumas Mage
Boyolali
l
Kab. Mgl S
Surakarta
Kebumen
a Klaten RKaranganyar
Purworejo Magelan K
Sukoharjo
ng
g
DI. Yogyakarta
Wonogiri

Keterangan :
: Lebih dari 100
kasus
: 50 – 100 kasus

: Kurang dari 50 kasus 18


9.823
Perempuan
& Anak
Korban
Dalam 4
Tahun
Terakir
Atau
7 Korban
SETIAP
HARI
Di Jateng
Usia Korban Kasus KtP dan KtA
DATA KEKERASAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN
2013-2017
TAHUN
URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017
*Tw II

A Jumlah Korban 2.184 2.642 2.466 2.531 643


Kekerasan

Korban Kekerasan
Menurut Jenis Kelamin : 263 438 495 487 134
• Laki – laki 219 358 404 390 28
Anak 44 80 91 97 106
Dewasa
1.921 2.204 1.971 2.044 509
• Perempuan 816 1.054 981 1060 221
Anak 1.105 1.150 990 984 288
Dewasa
B Korban Kekerasan
Menurut Kelompok
Umur : 1.035 1.412 1.385 1.450 327
• Anak 1.149 1.230 1.081 1.081 316
• Dewasa
DATA KEKERASAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN
2013-2017
TAHUN
URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017
*Tw II

C Pelaku Kekerasan
• Laki – laki 1.817 1.848 * 2.207 2.309 517
Anak - - 613 626 84
Dewasa 1.594 1.683 433

• Perempuan 149 151 * 175 158 43


Anak - - 54 49 6
Dewasa 121 109 37

22
JENIS KEKERASAN YANG DIALAMI KORBAN 2013-2017

TAHUN
URAIAN 2017
2013 2014 2015 2016
*Tw II

• Fisik 739 686 836 918 242


• Psikis 537 577 832 971 163
• Seksual 742 799 757 1.140 211
• Penelantaran 236 293 82 345 81
• Trafficking 24 16 20 28 5
• Eksploitasi 82 88 97 50 14
• KDRT 871 1.018 1.667 1.803 426
• Lainnya 88 83 394 93 24
Dari 1286 kasus yang terungkap terdapat 313
variasi penyebab terjadinya kekerasan fisik dirumah
menurut jawaban anak:

 29,4% anak tidak menuruti perintah (misalnya:


disuruh “sembahyang”, mandi, makan, belajar, tidur
dll).
 21,7% anak merasa dirinya nakal/bandel.
 10,87% anak membantah/ngeyel.
 5,4% anak merasa mendapat kekerasan fisik yang
disebabkan karena pelaku sedang
marah/tertekan/emosi/ jengkel/sebel tetapi mereka
tidak tahu harus melampiaskan kepada siapa
sehingga cenderung melampiaskan pada orang
terdekat dirumah.
Dari 795 kasus yang terungkap terdapat 371 variasi
penyebab terjadinya kekerasan verbal/emosional
dirumah menurut jawaban anak:

 25,61% tidak menuruti perintah (misalnya: tidak mau


belajar, tidak mau membelikan mie instan/rokok,
mencuci piring, dll).
 18,33% merasa dirinya bandel/nakal.
 14,29% anak merasa dirinya suka
membantah/”mengeyel”.
 Penyebab lain menurut anak antara lain: karena
pelaku membenci dirinya, ingin melihat dirinya
terhina, karena kalah lomba, anak mendapatkan
nilai jelek, merasa iri dengan diri si anak tersebut,
bahkan juga ada yang tertekan oleh keadaan.
Dari 244 kasus yang terungkap terdapat 115 variasi
penyebab terjadinya kekerasan seksual dirumah
menurut jawaban anak:

 26,96% iseng/mainan/jail/becanda.
 9,57% diajak teman/orang lain.
 6,96% ingin tau/agar tidak galau/penasaran/coba-
coba.
 3,48% karena nafsu.
 Selain hal ini ada juga beberapa penyebab lain yang
dituliskan oleh anak-anak misalnya: karena pelaku
genit, karena anak akrab dengan orang tersebut, ingin
berbagi, kurang kasih sayang, agar merasa senang,
gangguan jiwa, untuk lucu-lucuan, pengaruh
globalisasi/lingkungan, dan diajak oleh teman.
Tingginya Angka
Kekerasan pada Anak

Kuatnya Tidak Kebijakan Pengaruh Media


budaya Berkembangnya Hiburan yang tidak
Perlindungan
Budaya Assertive mendidik
patriarki pada Anak Anak yang
Anak dianggap
masih sektoral
sebagai komoditas Pola asuh keluarga Kebijakan sensor
Kebijakan
oleh orang tua tidak memberikan tayangan TV yang
perlindungan anak
ruang partisipasi pada masih longgar
yang belum
Ada diskriminasi anak mengakomodasi 5
antara anak laki- kluster hak anak Kurangnya kontrol
laki dan /pengawasan dari
perempuan Metode pendidik-an ortu/keluarga
yang masih Penegakan hukum
konvensional perlindungan anak Maraknya toko
Anak dianggap belum berjalan baik VCD/warnet/game
menjadi beban
online yang bisa
keluarga/Ortu
diakses anak-anak
Isu/program
Masih dipahami, perlindungan anak
kekerasan untuk belum dianggap
kepatuhan/ penting
kedisiplinan

Kurangnya promosi, kebijakan dan kepedulian para pengambil


kebijakan terhadap kerentanan anak
31
Di masa
datang

Holistik ,
Selama Integratif,
ini Pelibatan
Parsial,
semua Pihak,
Segmentatif, Berkelanjutan,
Sektoral
PERATURAN DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH
NOMOR 3 TAHUN 2009
TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
KORBAN KEKERASAN BERBASIS
GENDER DAN ANAK
PELAYANAN
KPK2BGA
TERPADU

1. PENCEGAHAN KEKERASAN
2. PEMULIHAN, PEMULANGAN
DAN REINTEGRASI SOSIAL 1. ADVOKASI KEBIJAKAN
3. PERLINDUNGAN HUKUM 2. PENGAWASAN
4. KOORD DAN KERJASAMA 3. MEDIASI
5. PENINGK PARTISIPASI 4. MONEV
6. MONEV
5 KERANGKA KERJA PPT/P2TP2A

KOORDIN UPAYA PERLINDUNGAN PENINGKATAN


ASI DAN PARTISIPASI
KERJASA MASYARAKAT
MA UPAYA PEMULIHAN DAN
REINTEGRASI SOSIAL
UPAYA PENCEGAHAN
PELAYANAN KORBAN
DI PPT PROVINSI JAWA TENGAH
 Layanan Pengaduan
 Layanan Medis
 Layanan Psikologis
 Bantuan dan Perlindungan
Hukum
 Layanan Shelter/Rumah
Aman
 Layanan Rehabilitasi Sosial
 Layanan Reintegrasi Sosial
BP3AKB

Dinas Dinas
Pendidikan Sosial

Peradi, LSM,
Ormas,
Penanganan Dinas
Or.Keagamaan
Tenaga
, Akademisi
Korban Kerja

Dinas
APH
Kesehatan

RSUD/RSJD
PERATURAN DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN
PERLINDUNGAN ANAK
PERATURAN DAERAH JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PENDEKATAN
BERBASIS SISTEM

PENGURANGAN RISIKO PENANGANAN KORBAN:


PENCEGAHAN: (SESUAI SPM):
KERENTANAN:
1. PERUMUSAN KEBIJAK 1. PENGADUAN SISTEM DATA
1. FAS. RISIKO
2. PENGUATAN PEM 2. REHAB MEDIS DAN
KERENTANAN
KAB/KOTA 3. REHAB SOSIAL INFORMASI
2. FAS. KEADILAN
3. PENINGK KESADARAN 4. BANTUAN HUKUM
RESTORATIF
ORTU, LEMBAGA, KLG, 5. PEMULANGAN DAN
3. PENGUATAN
LEMB. PROFESI REINTEGRASI
KAPASITAS MASY
4. PAND THD LEMB MASY

ANAK DI KELUARGA ANAK KORBAN KEKERASAN,


MISKIN, ANAK KORBAN EKSPLOITASI,
BENCANA, ANAK BERADA PENELANTARAN, DAN
SEMUA ANAK DI KLG LAIN, ANAK DI PERLAKUAN SALAH
PANTI,DLL

PELAYANAN TERPADU
ORTU, KELUARGA,
ORTU, KELUARGA, LEMBAGA
MASYARAKAT,
PENDIDIKAN, PEMERINTAH,
LEMBAGA PENDIDIKAN, LEMBAGA KESEJAHTERAAN
PANTI SOSIAL, MASY, DLL
PEM KAB/KOTA, DLL SOSIAL ANAK
Bagaimana Bagaimana
lembaga keterlibatan
pendidikan masyarakat
melakukan dlm upaya
upaya pencegahan?
pencegahan?
- Sosl ttg Bahaya Pornografi, Narkoba, Miras,
Trafficking
- Pelibatan laki-laki dlm pencegahan Kkkrs Thdp Anak
- Sosl perlindungan perdagangan orang
- Sosl Pencegahan Kkrs anak dan Pemmenuhan Hak
Anak.
- Pelth pengasuhan anak bg ayah
- Pembentukan relawan ayah hebat
- Kampanye gerakan ayah hebat PPPM
- Dll
- Sosl ttg pencegahan Kkrs thd anak dan perempuan
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
sosl bahaya narkoba
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pembinaan guru TK
- Advokasi pendampingan korban kkrs Anak.
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
media
- Dll
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
Gerakan Aisyiah Cinta Anak (GACA)
- Sosl Pencegahan Kkrs anak melalui pengajian rutin
- Advokasi pencegahan Kkkrs Thdp Anak di rumah
singgah
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pembinaan keluarga sakinah
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pemdidikan pra nikah
- Dll
- Pelatihan Pra Nikah.
- Pelatiuhan kesehatan reproduksi
- Fosum diskusi keluarga ttg pola asuh anak
- Sosl UU nomor 1 tahun 2016 ttg perubahan kedua 23
tahun 2002 ttg perlindungan anak.
Dll
- Sosl Pencegahan Kkrs anak melalui tokoh agama
- Forum diskusi keluarga ttg pola pengasuhan anak.
- Pemetaaan daerah yg banyak kasus kkrs Thdp Anak
- Dll
- Pembuatan modul pencegahan dan penanganan kkrs
Thdp Anak
- Pelatihan SMART PARENTING bagi orang tua
- Pelatihan pencegahan Kkkrs Thdp Anak dilingkungan
sekolah/PAUD
- TOT pencegahan Kkkrs Thdp Anak
- Dll
- Sosl , orientasi dan penyuluhan ttg perlindungan anak
- Sosl peraturan terkait perlindungan anak di
lingkungan bayangkari
- Promosi pencegahan kkrs Thdp Anak melalui
majalah/buletin.
- TOT pencegahan Kkkrs Thdp Anak dilingkungan
bayangkari
- Dll
- Sosl peraturan terkait perlindungan anak dan
kekerasan di lingkungan Persit Kartika candra
- Promosi pencegahan kkrs Thdp Anak melalui
majalah/buletin.
- TOT pencegahan Kkkrs Thdp Anak dilingkungan persit
kartika candra
- Sosl bahaya narkoba, dan pornografi
- Sosl pencegahan kkrs thd anak thd guru TK, SD, PAUD
- Dll
- Sosl peraturan terkait perlindungan anak di daerah
- Sosl pencegahan kkrs Thdp Anak di daerah.
- Pelatihan penanganan Kkkrs Thdp Anak
- Save home KOWANI
- Pengintegrasian pencegahan kkrs thd anak melalui
FGD dan TOT ttg bahaya narkoba dan pornografi
- Dll
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
Seminar KDRT dan kkers anak
- Sosl narkoba
- Pengintegrasian Pencegahan Kkrs anak melalui
seminar dampak IT
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pelatihan ketrampilan bg masyarakat rusunnawa
- Pengintegrasian pencegahan Kkkrs Thdp Anak melalui
pemdidikan ttg daur ulang sampah untuk anak SD ,
SMP
- Dll
- Sosl pencegahan kekerasan thd anak smpai tingkat
kelurahan.
PENCEGAH- PENGURAN
AN -GAN
RESIKO

RESPON KASUS
Perlindungan
P2TP2A Anak Berbasis
Berbasis Masy Masy
1.Berdasarkan kebutuhan masyarakat atau
masyarakat merasakan adanya kebutuhan PA
2.Masyarakat mendukung program PA ditandai
dengan :
a. memiliki kemauan dan menyediakan diri sebagai
relawan / pioneer
b. menyumbang dana untuk pelaksanaan program
c. menyediakan waktu
3.Memiliki dedikasi, militansi dan dapat diandalkan
4.Menciptakan jaringan kerjasama dengan unsur
masyarakat lain
5.Menciptakan jaringan kerjasama dengan LSM,
organisasi profesi, lembaga pemerintah dalam
menjalankan program pencegahan dan
penanganan Kekerasan, Eksploitasi, Perlakuan
salah dan Penelantaran (K E P P).
Definisi operasional :
Masalah adalah sesuatu yang
dirasakan tidak mengenakan bagi
masyarakat
PEPATAH: apakah mereka ada di
hatimu?
1. Seorang ayah atau ibu sering memaki-maki,
memukul anaknya yang berdampak buruk pada
perkembangan psikis / mental anak hingga dewasa
2. Kedua orang tua bekerja dan mengakibatkan
pengabaian terhadap anak mereka dan berdampak
pada tumbuh kembang anak
3. Anak terlantar sebagai akibat dari korban perceraian
orang tua
4. Orangtua tidak melatih anak berpandangan dalam
kehidupan keluarga, pandangan anak tidak
dipertimbangkan dengan baik oleh orang tua
5. Anak yatim piatu
6. Anak yang mengasuh adiknya
7. Anak putus sekolah pada usia sekolah
8. Anak sering mengeluarkan kata-kata kotor
dalam pergaulan
9. Anak melakukan kekerasan terhadap anak lain
10. Anak yang dipaksa/dibiarkan bekerja oleh kedua
orang tuanya dan berdampak pada lemahnya
konsentrasi anak dalam belajar
11. Orangtua yang memiliki kegemaran
menyabung ayam, berjudi, minum miras dan
berdampak pada ketidakstabilan emosi orang
tua dalam mengasuh anak
12. Orang dewasa / warga masyarakat yang
memperlakukan anak dimasyarakat tersebut
secara kasar
13. Anak yang dieksploitasi sebagai pengguna
narkoba dan atau dieksploitasi sebagai
pengedar narkoba
14. Pergaulan bebas di masyarakat sekitarnya
15. Penyalahgunaan teknologi informasi (TI) oleh
anak
16. Anak yang melakukan pencurian
17. Anak korban kekerasan, eksploitasi seksual
18. Anak yang tidak mampu membayar biaya
penunjang pendidikan (diluar BOS)
Permasalahan :
 Selama ini lembaga/individu tersebut tidak/kurang
dilibatkan dalam isu perlindungan anak
 Siapa yang bertanggungjawab melakukan koordinasi?
 Tidak perlu membuat lembaga baru karena lembaga-
lembaga tersebut mewakili kewajiban negara dan
individu mewakili tanggungjawab baik sebagai profesi
maupun warga negara
 Perlu pelatihan intensive terhadap mereka dan
dampingan untuk melaksanakan program SPA berbasis
masyarkat
1. mengambil langkah –langkah dan menetapkan
pedoman untuk melarang dan mengakhiri semua
bentuk hukuman tidak manusiawi atau bentuk
kekejaman lain atau perlakuan merendahakan
2. membuat program/aksi mencegah kekerasan di
sekolah ( guru terhadap anak, anak terhadap anak),
keluarga ( orangtua terhadap anak, anggota keluarga
lainnya terhadap anak ) dan fasilitasi pembentukan
“Peer Educator” diantara orangtua/pengasuh
3. kampanye nilai-nilai anti kekerasan dan peningkatan
kesadaran
4. meningkatkan kemampuan semua pihak yang bekerja
dengan anak untuk mencegah, mendeteksi dan
merespon kekerasan terhadap anak
5. menjamin partisipasi anak & menghormati
pandangan anak dalam semua aspek pencegahan –
respon dan monitoring dan reporting kekerasan
terhadap anak ditingkat masyarakat
6. peningkatan kesadaran tentang dampak buruk
terhadap kegagalan melindungi anak dari
kekerasan, perlakuan salah dan exploitasi
7. promosi pencegahan, penguatan dukungan dan
layanan serta sistem peradilan yang secara khusus
mengutamakan keadilan restoratif ditingkat
masyarakat
8. Pedoman mekanisme ditingkat masyarakat untuk
melindung anak dari penyiksaan dan bentuk kekejaman
lainnya atau tidak manusiawi atau perlakuan
merendahkan dan hukuman badan termasuk terhadap
anak-anak yang hidup dalam situasi sosial yang merugikan
& berisiko, anak yatim, terlantar, anak korban perceraian,
anak pekerja migran, anak jalanan, anak yang hidup di
kantong kemiskinan serta memfasilitasi untuk menjamin
mereka mengakses pendidikan, kesehatan dan layanan
sosial yang layak
9. menciptakan mekanisme untuk perlindungan khusus dan
bantuan bagi anak tanpa pengasuh utama
10. melindungi anak dari praktek adopsi dan
orangtua angkat yang illegal, exploitatif atau tidak
selaras dengan kepentingan terbaik bagi anak
11. memerangi dan mencegah exploitasi anak/remaja
dalam produksi dan trafiking narkoba
12. perlindungan dari dampak buruk informasi yang
tidak layak
13. penegakkan disiplin anak di sekolah harus
menghormati martabat anak
• Sistem kerjasama yang terdiri dari elemen masyarakat
(pemerintah, masyarakat dan anak) saling terkait,
terintegrasi dan mendukung satu sama lainnya dalam
upaya menciptakan masyarakat yang aman baik bagi anak
dari segala tindakan kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah
dan diskriminasi.
• Partisipasi dan keterlibatan elemen masyarakat
(pemerintah, masyarakat dan anak) (pemerintah,
masyarakat dan anak) dalam upaya memberikan
perlindungan anak di tingkat Desa/Kelurahan dalam wadah
kelembagaan yang ada di Tingkat Desa/Kelurahan
• Hal ini dapat dilakukan melalui sebuah pelembagaan yang
di bentuk oleh masyarakat, berdasarkan kebutuhan
masyarakat dan dalam rangka membantu pemerintah desa
dalam penyelenggaran perlindungan anak contoh : KPAD,
Jaringan Perlindungan Anak (JPA), BASKOM ( Berbasis
Komunitas), PAWONMAK, PTPAS dll.
PEMDES

PERWAKILAN
KELOMPOK GURU
ANAK

Kelembagaan
Perlindungan
Anak
Desa/Kel

LEMBAGA DESA (
PKK, Karang KOMITE
Taruna, BPD,
LKMD, LMD Dll ), SEKOLAH
Kader posyandu

TOKOK
MASY,
AGAMA
 Pencegahan (Prevention)
 Respon atau bantuan terhadap korban
kekerasan
 Reintegrasi Sosial dan rehabilitasi
 Pengawasan (Monitoring)
 Koordinasi dalam penguatkan sistem rujukan
(referral system)
 Advokasi kebijakan anggaran dan perubahan
perilaku di Desa/Kabupaten
 Partisipasi anak atau keterlibatan anak di
KPAD
1. Pencegahan : dengan melakukan promosi
dan kampanye perlindungan anak kepada
masyarakat tentang penyebab dan bentuk
kekerasan, melakukan deteksi dan intervensi
sejak dini, mencegah perkawinan usia dini
dll.
Pertemuan dilakukan secara formal
maupun non formal, promosi melalui
berbagai media (Kesenian local, Teater,
Sticker, Baliho, Aksi Damai, Mading dll ).
KPAD memiliki mekanisme layanan
pengaduan dan penangnan kekerasan
anak dan SOP ( Standar Operasianal
Pelayanan ). Berkontribusi kepada
pelaporan tepat waktu dan merujukkan
kasus dugaan kekerasan terhadap anak
kepada layanan perlindungan anak yang
relevan.
• Reintegrasi Sosial pelayanan yang ditujukan untuk
memulihkan dan megembangkan kemampuan
seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar
dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
KPAD memberikan pemahaman tentang
perlindungan anak ke dalam nilai nilai kehidupan
bermasyarakat supaya anak anak menjadi aman
dan nyaman (Reintegrasi) diterima kembali dalam
kehidupan masyarakat.
• Rehabilitasi Sosial : upaya penyatuan kembali
korban dengan pihak keluarga, keluarga
pengganti, atau masyarakat yang dapat
memberikan perlindungan dan pemenuhan
kebutuhan bagi korban. Dalam konteks
Rehabiltasi secara mendasar dimiliki KPAD lebih
baik namun harus diperankan oleh ahlinya jika
sudah tingkat lanjut atau dalam kondisi tertentu
bagi anak anak yang menjadi korban.
KPAD melakukan pemantauan, pengawasan
terhadap penyelenggaraan Perlindungan
Anak; pengawasan program perlindungan
anak dan situasi kondisi anak anak di
wilayah masing masing sebagai mitra
pemerintah Desa.
 Banyak kasus kekerasan tak teridentifikasi karena
ditutupi oleh pelaku atau keluarga atau anak tak
berani mengungkapkan.
 Luka fisik, dapat diobati. Luka akibat KtA berbeda
dengan luka akibat kecelakaan, luka akibat
kekerasan memerlukan penanganan lebih lanjut:
◦ Pemulihan dampak psikososial
◦ Mencegah dari pengulangan
KEKERASAN FISIK
 Memar, luka, cedera pada bagian tubuh yang
tak dapat dijelaskan. Kadang berkelompok di
sekitar lengan atas, paha bagian luar
 Luka bakar dengan batas luka yang jelas (mis:
tanda bekas setrika, atau benda panas
tertentu)
 bekas sundutan rokok
 Tanda bekas gigitan manusia
 Tulang patah
 Kulit melepuh
KEKERASAN FISIK
 Perubahan perilaku/bahasa tubuh:
◦ Orangtua takut ketika ditanyai
◦ “menghindar” ketika didekati atau disentuh
◦ Tidak mau ganti baju
◦ Depresi
◦ Menarik diri
KEKERASAN EMOSI/PSIKHIS/VERBAL

 Perubahan perilaku/bahasa tubuh:


◦ Perilaku neurotik spt: memainkan rambut,
menggerak-gerakkan bagian tubuh terus
◦ Tak mampu “bermain”
◦ Takut membuat kesalahan
◦ Gangguan bicara secara tiba-tiba
◦ Menyakiti diri sendiri
◦ Orangtua takut ketika ditanyai tentang
perilaku mereka
◦ Perkembangan kemampuan emosi yang
terlambat dibanding teman seusia
KEKERASAN SEKSUAL

 Tanda Fisik
◦ Sakit atau gatal di organ genital
◦ Luka, infeksi, atau pendarahan di sekitar organ
genital
◦ Infeksi seksual menular
◦ Tak nyaman, sakit ketika jalan atau duduk
◦ Hamil
KEKERASAN SEKSUAL

 Perubahan perilaku/bahasa tubuh:


◦ Perubahan mendadak dalam perilaku, mis: menjadi
agresif atau menarik diri
◦ Takut ketika ditinggal sendirian dengan orang atau
kelompok tertentu
◦ Mimpi buruk
◦ Pengetahuan tentang seks yang jauh melampaui
usia/tingkat perkembangannya
Jika KADER ORMAS /KEAGAMAAN atau
siapapun yakin ada tanda kekerasan :
 Periksa kondisi anak, perlukah layanan
darurat...misal: luka, ketakutan, kelaparan,
dll.
 Amankan, jika perlu pindahkan ke tempat
aman
 Fahami lebih lanjut masalah melalui anak,
keluarga, dan tetangga, atau sekolah,
masyarakat sekitar.
 Laporkan ke sistem penanganan masalah
yang ada di daerah sekitar (formal -
maupun informal).
Prinsip-prinsip
Pendampingan untuk perubahan perilaku tentang
Perlindungan Anak yang wajib dipahami oleh
lembaga/individu
1. Non-judgemental atau tidak menghakimi, tidak
menyalahkan atas kondisi yang dihadapinya.
2. Tidak memberi nasihat tetapi mengajak dialog atau
diskusi atas situasi kehidupan
3. Berhak menentukan keputusan atas nasibnya sendiri : jika
ada upaya perubahan perilaku maka bukan atas dasar
paksaan dari pihak lain tetapi atas dasar kesadaran
sendiri untuk melakukan perubahan.
4. Kerahasiaan-merahasiakan semua informasi yang
diperoleh dari dampingan, kecuali untuk pembahasan
kasus
5. Tidak menjanjikan sesuatu yang tidak pasti
6. Mendiskusikan dengan dampingan jika ada sesuatu yang
akan dilakukan
PEDOMAN SEKOLAH RAMAH ANAK DI
DEKLARASI KLA JAWA TENGAH

MODUL PELATIHAN BAGI PENDIDIK


SEBAYA UNTUK PENCEGAHAN
KEKERASAN TERHADAP ANAK.
KEBIJAKAN
PERCEPATAN
PERLINDUNGAN MODUL PELATIHAN BERBASIS
ANAK BERBASIS MASYARAKAT UNTUK PENCEGAHAN
KEKERASAN TERHADAP ANAK
MASY

PUSKESMAS RAMAH ANAK


HARAPAN ANAK-2 KITA
Anak yang Sehat, Tumbuh dan berkembang, Cerdas,
Ceria dan Berahklak Mulia serta aktif berpartisipasi
Ketupat argopuro menawi lepat nyuwun ngapuro
SIKLUS KdRT

Siklus kekerasan dalam KDRT


 Relasi Personal sering disertai dengan siklus kekerasan,
dengan pola berulang.Siklus kekerasan ini menyebabkan
korban terus mengembangkan harapan dan
mempertahankanrasa cinta atau kasihan, membuatnya
sulit keluar dari perangkap kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai