Anda di halaman 1dari 69

STATISTIK PARAMETRIK

Mustamin
L/O/G/O
Statistik parametrik

Statistik PARAMETRIK : berhubungan dengan


inferensi statistik yang membahas parameter-
parameter populasi; jenis data interval atau rasio;
distribusi data normal atau mendekati normal.
Analisis statistik bergantung pada

 Pernyataan penelitian/ tujuan/ hipotesis


 Skala pengukuran
 Metode sampling
 Besar sampel
Jenis-Jenis Uji Parametrik
Syarat Uji Parametrik

Untuk uji parametrik, terdapat tiga syarat yang perlu


diperhatikan yaitu:

1. Skala pengukuran variabel


Skala pengukuran variabel harus variabel numerik
2. Sebaran data: sebaran data harus normal
 Data tidak berpasangan ----> data masing-masing
kelompok
 Data berpasangan ----> selisih antar kelompok
 Pada hipotesis korelatif ----> paling tidak satu
variabel normal
3. Varians data
Syarat Uji Parametrik

Varians data:

1. Kesamaan varians tidak menjadi syarat untuk uji


kelompok yang berpasangan
2. Kesamaan varians adalah syarat tidak mutlak untuk 2
kelompok tidak berpasangan artinya, varians data boleh
sama boleh juga berbeda.
3. Kesamaan varians adalah syarat mutlak untuk > 2
kelompok tidak berpasangan artinya varians data harus /
wajib sama.
Uji Alternatif parametrik

Jika data dengan skala numerik tidak memenuhi syarat untuk


uji parametrik, maka digunakan uji alternatif

(misalnya sebaran data tidak normal), maka dilakukan uji non


parametrik
yang merupakan alternatif dari uji parametriknya.

Lihat tanda panah pada tabel Uji hipotesis.

Alternatif uji t berpasangan adalah Uji Wilcoxon.


Alternatif uji t tidak berpasangan adalah uji Mann-Whitney.
Alternatif uji anova berpasangan adalah Uji Friedman.
Alternatif uji anova tidak berpasangan adalah Uji Kruskal-
Wallis.
4) Jika judul penelitian perbedaan maka uji statistik yang digunakan adalah uji paired T Test (Uji T berpasangan ) dan uji independent T
Test (Uji T Tidak berpasangan). Uji One way anova, Uji Repeated Anova
 Uji paired T Test (Uji T berpasangan ) digunakan jika:
 Data Numerik
 Data terdistribusi normal
 Data berpasangan
 Jumlah Kelompok yaitu 2 kelompok
 Jika data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji alternatifnya yaitu uji Wilcoxon
 Cara membacanya yaitu jika nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sebelum dan sesudah
diberikan intervensi
 uji independent T Test (Uji T Tidak berpasangan) digunakan jika:
 Data numeric
 Data terdistribusi normal
 Data tidak berpasangan
 Jumlah kelompok yaitu 2 kelompok
 Jika data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji alternatifnya yaitu uji Mann Whitney
 Cara membacanya yaitu jika nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara kelompok 1
(kontrol) dengan kelompok 2 (intervensi)
 Uji One way anova digunakan jika:
 Data numeric
 Data terdistribusi normal
 Data tidak berpasangan
 Jumlah kelompok yaitu lebih dari 2 kelompok
 Jika data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji alternatifnya yaitu uji Kruskal-Wallis
 Uji Repeated anova digunakan jika:
 Data numeric
 Data terdistribusi normal
 Data berpasangan
 Jumlah kelompok yaitu lebih dari 2 kelompok
 Jika data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji alternatifnya yaitu uji Friedman
Langkah-langkah penggunaan tabel uji
hipotesis…

• Identifikasi skala pengukuran variabel


• Tentukan jenis hipotesis
• Identifikasi berpasangan/tidak berpasangan
• Identifikasi jumlah kelompok
• Identifikasi persyaratan uji parametrik dan non
parametrik
• Untuk variabel kategorikal, identifikasi apakah
dapat dibuat tabel silang. Kalau bisa, tentukan jenis
tabel silangnya.
Skala pengukuran variabel…

Numerik…
• Berat badan : 65 kg, 70 kg.
• Kadar Hb : 12, 14
• Kadar gula darah : 120

Kategorik…

• Berat Badan : Normal, overweight,


obes, dst
• Kadar Hb : Anemia, Normal.
• Gula darah : Normal, Tinggi,
Hipotesis…

Hipotesis adalah pernyataan


keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya
menggunakan data/informasi
yang dikumpulkan melalui
sampel
Perumusan hipotesis…

• Merupakan kalimat deklaratif


• Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan analitik
• Konsisten dengan pertanyaan penelitian
• Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama
• Mengandung suatu prediksi
• Harus dapat diuji

Pertanyaan penelitian : Hipotesis :

Apakah terdapat hubungan Terdapat hubungan antara


antara merokok dengan merokok dengan hipertensi
hipertensi ?
Hipotesis…

Hipotesis Merupakan hipotesis yang


nol (H0) menyatakan TIDAK ADA
hubungan /TIDAK ADA
perbedaan antar variabel

Hipotesis

Merupakan hipotesis yang


Hipotesis menyatakan ADANYA
alternatif
hubungan /ADANYA perbedaan
antar variabel

www.themegallery.com
Hipotesis nol & alternatif…

Hipotesis nol…
TIDAK TERDAPAT perbedaan
bermakna Tekanan Darah Systolik
antara sebelum dan setelah minum
seduhan daun Maja.

Hipotesis alternatif…
TERDAPAT perbedaan bermakna
Tekanan Darah Systolik antara sebelum
dan setelah minum seduhan daun Maja.
Hipotesis…

Hipotesis Merupakan hipotesis yang


komparatif menyatakan ada atau tidak
adanya PERBEDAAN antar
variabel

Hipotesis

Merupakan hipotesis yang


Hipotesis menyatakan ada atau tidak
korelatif
adanya HUBUNGAN antar
variabel

www.themegallery.com
Hipotesis komparatif & korelatif…

Hipotesis komparatif…
Terdapat perbedaan bermakna Tekanan
Darah Systolik sebelum dan setelah
meminum seduhan daun Maja.

Hipotesis korelatif…

Semakin banyak meminum seduhan daun


Maja, semakin rendah tekanan darah
sistolik atau
Terdapat korelasi antara konsumsi seduhan
daun Maja dengan tekanan darah.
(diketahui seberapa besar efek daun Maja
terhadap tekanan darah sistolik)
Jenis hipotesis

Anda harus mengetahui apa yang


dimaksud dengan hipotesis
komparatif/asosiatif dan hipotesis korelatif.
Pada tabel uji hipotesis, jenis hipotesis
dibagi menjadi dua yaitu komparatif/
asosiatif dan korelatif.
Untuk membedakannya, perhatikan contoh
sebagai berikut:
1. Pertanyaan penelitian untuk
hipotesis komparatif /asosiatif:
Apakah terdapat perbedaan rerata kadar gula darah
antara kelompok yang mendapat pengobatan
glibenklamid dan kelompok plasebo?

Apakah terdapat hubungan antara kadar gula darah


dengan jenis pengobatan yang diterima (glibenklamid
dan plasebo)?

Apakah terdapat perbedaan terjadinya kanker paru


antara perokok dan bukan perokok?

Apakah terdapat hubungan antara perilaku merokok dan


terjadinya kanker paru?
2. Pertanyaan untuk hipotesis korelasi

Berapa besar korelasi antara kadar trigliserida dan kadar


gula darah?

Dengan mengamati secara seksama contoh pertanyaan


penelitian untuk masing-masing jenis hipotesis, Anda
sudah mengetahui perbedaan jenis hipotesis tersebut.
Apa perbedaan hipotesis asosiatif / komparatif
dengan hipotesis korelatif ?
Definisi

Association: " that is the value of one variable tend


to be higher or alternativelly lower for higher value
of other variable".

Correlation: "correlation is the method to measure


the degree of association“.

Hipotesis asosiatif menjawab apakah antara dua


atau lebih variabel terdapat hubungan atau tidak,

Hipotesis korelatif akan mengukur berapa besar


Hubungannya.
Kesepakatan :

Supaya terminologi yang dipergunakan sama :

Correlation diterjemahkan menjadi korelasi


sedangkan association diterjemahkan menjadi
hubungan.

Hipotesis komparatif pada dasarnya sama


dengan hipotesis asosiatif (perhatikan
contoh di atas).
Istilah Satu dan Dua:

Anda harus mengetahui apa yang


dimaksud berpasangan dan tidak
berpasangan,

Serta yang dimaksud dengan 1 kelompok,


2 kelompok dan > 3 kelompok.
Berpasangan & tdk berpasangan…

Berpasangan…
• Subyek penelitian yg sama
Contoh :

Tidak berpasangan…

• Subyek penelitian berbeda


Contoh :
• Kelompok perokok dan bukan
perokok yang diukur tekanan
darahnya
Definisi
Berpasangan dan tidak berpasangan
Dua atau lebih kelompok data dikatakan berpasangan
apabila data berasal dari subyek yang sama atau subyek
yang berbeda yang telah dilakukan matching.

Dua atau lebih kelompok data dikatakan tidak


berpasangan apabila data berasal dari subyek yang
berbeda tanpa prosedur matching.

Buatlah contoh data yang terdiri dari lebih dari


2 kelompok berpasangan dan lebih dari 2 kelompok
yang tidak berpasangan.
Ilustrasi Tiga: dua kelompok tidak
berpasangan
Anda mengukur tekanan darah subyek penelitian.
Subyek penelitian tersebut berasal dari dua kelompok, yaitu
kelompok daerah rural dan kelompok daerah urban.

Data tekanan darah kelompok rural adalah satu kelompok


data sedangkan data tekanan darah kelompok urban adalah
kelompok data yang lain.

Dengan demikian, dari segi jumlah, anda punya dua kelompok


data.

Sedangkan dari segi berpasangan, anda mempunyai


kelompok data yang tidak berpasangan karena individu dari
kedua kelompok data tersebut berbeda
Ilustrasi Empat: dua kelompok
berpasangan
Ada sekelompok mahasiswa yang diukur berat badannya
sebanyak dua kali, yaitu pada Bulan Januari 2013 dan
Bulan Februari 2013.
Data berat badan mahasiswa pada Bulan Januari adalah
satu kelompok data.
Berat badan mahasiswa pada Bulan Februari adalah
sekelompok data lagi.
Dari segi jumlah, anda mempunyai dua kelompok data
(yaitu berat badan rnahasiswa pada Bulan Januari dan
Februari).
Dari segi berpasangan, Anda mempunyai kelompok data
yang berpasangan karena individu dari kedua kelompok
data adalah individu yang sama.
Ilustrasi Lima: kelompok berpasangan karena
matching
Ilustrasi sama dengan ilustrasi pertama. Anda mengukur tekanan
darah subyek penelitian yang berasal dari dua kelompok, yaitu
kelompok daerah perkotaan dan kelompok daerah perdesaan .

Dalam prosedur pemilihan subyek penelitian, anda melakukan


proses matching, yaitu setiap subyek dari kelompok perkotaan
dicarikan pasangannya yang mempunyai karakteristik yang sama
dengan subyek dari kelompok perdesaan .

Dengan demikian, dari segi jumlah, anda punya dua


kelompok data.

Sedangkan dari segi berpasangan, Anda mempunyai kelompok data


yang berpasangan karena ada proses matching.
Jumlah kelompok…

2 kelompok…
Contoh :
•Kelompok perokok dan bukan
perokok yang diukur tekanan
darahnya

> 2 kelompok…

Contoh :
• Klp perokok yg menghabiskan 1
bgks/hari, klp perokok yg
menghabiskan 2 bgks/hr, dan bukan
perokok, yang diukur tekanan
darahnya
Bagaimana mengetahui set data
memiliki sebaran normal?
• Anda dapat mengetahui set data
memiliki sebaran normal atau tidak
dengan dua metode yaitu metode
deskriptif dan metode analitik.

• Rincian serta penjelasan kedua metode


tersebut dapat dilihat pada tabel sbb :
• Bagaimana mengetahui dua buah data atau lebih
mempunyai varians yang sama atau tidak?

• Uji varians (Leuvene test of varians) digunakan untuk


mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data
mempunyai varians yang sama atau tidak.

• Jika uji varians menghasilkan nilai p>0,05, maka


varians dari data yang diuji adalah sama
Slide contoh soal
L/O/G/O
Contoh kasus…

Pada penelitian mengenai efektifitas obat A dalam


menurunkan tekanan darah, pengukuran tek.
darah pertama dilakukan sebelum 25 org sampel
meminum obat A, dan pengukuran kedua
dilakukan setelah sampel yg sama meminum
obat A. Ingin diketahui perbedaan tek. darah
sebelum dan setelah mengkonsumsi obat A.
Uji hipotesis yg tepat ?

• Identifikasi skala pengukuran variabel


Tek. darah  numerik
• Tentukan jenis uji hipotesis
Perbedaan tek. darah  komparatif
• Identifikasi berpasangan/tidak berpasangan
25 org diukur sebelum & sesudah 
berpasangan
• Identifikasi jumlah kelompok
Sebelum & sesudah  2 klp

“Uji T Berpasangan”
Contoh kasus…

Pada penelitian mengenai pengaruh konsumsi


garam pada peningkatan tek. darah, pengukuran
tek. darah dilakukan pada mahasiswa 2009 yg
dilarang mengkonsumsi garam, mahasiswa 2010
yg mengkonsumsi 10 mg/hr, dan mahasiswa
2011 yg mengkonsumsi 20 mg/hr. Ingin diketahui
perbedaan tek. darah antara sampel-sampel tsb.
Uji hipotesis yg tepat ?

• Identifikasi skala pengukuran variabel


Tek. darah  numerik
• Tentukan jenis uji hipotesis
Perbedaan tek. darah  komparatif
• Identifikasi berpasangan/tidak berpasangan
Mahasiswa 2009, 2010, & 2011  tidak
berpasangan
• Identifikasi jumlah kelompok
Mahasiswa 2009, 2010, & 2011  3 klp

“Uji One Way ANOVA”


Definisi

• Standar Deviasi adalah parameter ukuran


penyebaran satu set data numerik, merupakan
variabilitas nilai-nilai terhadap rerata.

• Varians adalah parameter ukuran penyebaran satu


set data numerik yang secara matematis merupakan
kuadrat standar deviasi.

• Sebaran Normal adalah disttibusi nilai yang sesuai


dengan kurva Gaussian, dimana 68% nilai berada
pada simpang baku-1 sampai dengan 1 dan 95% nilai
pada simpang baku -2 sampai dengan 2.
Istilah Keenam

Anda harus memahami apa yang dimaksud dengan tabel


silang.

Pada tabel uji hipotesis, dijelaskan bahwa untuk uji


hipotesis komparatif untuk varibel ordinal sama dengan
uji untuk variabel nominal bila dapat dibuat dalam bentuk
tabel silang (tabel Baris kali Kolom).
• Bagaimana mengetahui dua buah data atau lebih
mempunyai varians yang sama atau tidak?

• Uji varians (Leuvene test of varians) digunakan untuk


mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data
mempunyai varians yang sama atau tidak.

• Jika uji varians menghasilkan nilai p>0,05, maka


varians dari data yang diuji adalah sama
RESUME UJI HIPOTESIS

• Sampai sejauh ini Anda sudah


memahami berbagai istilah yang harus
Anda ketahui untuk menentukan uji
hipotesis yang sesuai dengan set data
yang Anda miliki dengan menggunakan
tabel uji hipotesis.
• Kuliah berikut akan lebih membantu
Anda untuk memahami alur pemikiran
menuju hipotesis yang sesuai.
Pemaparan akan diklasifikasikan
menjadi lima bagian.
1. Resume hipotesis komparatif skala pengukuran
numerik
2. Resume hipotesis komparatif skala pengukuran ordinal
3. Resume hipotesis komparatif skala pengukuran ordinal
dan nominal dalam bentuk tabel B kali K tidak
berpasangan
4. Resume hipotesis komparatif skala pengukuran ordinal
dan nominal dalam bentuk tabel B kali K berpasangan
5. Resume hipotesis korelatif
NILAI P DAN INTERVAL KEPERCAYAAN

Anda menggunakan dua cara untuk menarik kesimpulan


pada uji hipotesis yaitu dengan menghitung nilai p dan
menghitung nilai confidenece interval (interval
kepercayaan).

Nilai p
Apa yang dimaksud dengan nilai p, hipotesis nol dan
hipotesis alternatif:
NILAI P DAN INTERVAL KEPERCAYAAN

1. Hipotesis (H) adalah pernyataan sebagai jawaban


sementara atas pertanyaan penelitian yang harus dijawab
secara empiris.

2. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menunjukkan tidak


ada perbedaan antar kelompok atau tidak ada hubungan
antara variabel atau tidak ada korelasi antar variabel.

3. Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis kebalikan dari


hipotesis nol, yang akan disimpulkan bila hipotesis nol ditolak.

4. Interpretasi yang lengkap untuk nilai p adalah sebagai


berikut "besarnya kemungkinan hasil yang diperoleh atau
hasil yang lebih ekstrim diperoleh karena faktor peluang, bila
hipotesis nol benar".
Interval Kepercayaan

1. Interval kepercayaan (IK) menunjukkan taksiran


rentang nilai pada populasi yang dihitung dengan
nilai yang diperoleh pada sampel.

2. Sebagaimana untuk menghitung nilai p, perhitungan


IK mempunyai rumus tersendiri untuk masing-masing uji
hipotesis.
Hubungan nilai p dengan interval kepercayaan

1. Nilai p dengan IK menghasilkan kesimpulan


yang konsisten.

Bila nilai p menghasilkan kesimpulan yang


bermakna, maka IK akan memberikan
kesimpulan yang bermakna juga.
Begitu juga sebaliknya. Hanya saja, informasi
yang diberikan keduanya berbeda.
2. Konsistensi nilai p dengan nilai IK adalah pada
contoh sebagai berikut:
a. Bila pada uji hipotesis komparatif perhitungan
nilai p < 0,05 ("secara statistik bermakna") maka
pada perhitungan IK, nilai 0 tidak akan tercakup di dalam
nilai intervalnya ("secara statistik bermakna").

b. Bila pada perhitungan rasio odds atau risiko


relatif perhitungan nilai p < 0,05, maka pada perhitungan
IK, nilai 1 tidak akan tercakup di dalam intervalnya.
3. Nilai p memberikan informasi peluang untuk
memperoleh hasil yang diobservasi bila hipotesis nol
benar,
Sedangkan IK memberikan informasi perkiraan rentang
nilai parameter pada populasi
Perhitungan nilai p dan IK dengan SPSS

1. SPSS akan secara otomatis menghitung nilai p untuk


semua uji hipotesis.

2. Untuk beberapa uji hipotesis, SPSS menyajikan nilai


IKnya. Dengan demikian, untuk beberapa uji Anda harus
menghitung sendiri nilai IK
PENGANTAR PROSEDUR PEMILIHAN UJI HIPOTESIS UNTUK 2
VARIABEL (ANALISIS BIVARIAT)

Pada prinsipnya, uji hipotesis dilakukan untuk


menentukan apakah terdapat perbedaan atau
hubungan pada sampel benar-benar ada atau hanya
kebetulan ada akibat pengambilan sampel.

Output uji hipotesis adalah probabilitas seorang


peneliti untuk memperoleh hasil pada sampel sama
dengan di populasi atau lebih ekstrim jika hipotesis
nol benar.
Dalam melakukan uji hipotesis, diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut
Analisis bivariat (dependen numerik):
UJI HIPOTESIS VARIABEL INDEPENDEN KATEGORIK DUA
KELOMPOK

Seperti yang telah dijelaskan dalam pemilihan uji


statistik untuk menguji hipotesis sebelumnya, untuk
variabel dependen numerik dengan variabel
independen kategorik bergantung pada jumlah
kelompok, berpasangan atau tidak berpasangan dan
parametrik atau non parametrik.

Khusus untuk uji bivariat variabel dependen numerik


dan variabel kategorik dua kelompok, maka
pemilihan uji statistik berdasarkan tabel di bawah ini
:
Y o u r B u s i n e s s C o m p a n y s l o g a n i n h e r e

www.themegallery.com L/O/G/O
E N T R I K U E S I O N E R D E N G A N N A M A :
D A T A S E T M A T E R N A L . s a v

PAIRED SAMPLE T-TEST


L/O/G/O
Kasus

• Seorang peneliti ingin mengetahui rerata


perbedaan peningkatan fungsi kognitif
sebelum dan setelah diberikan intervensi
brain gym. Peneliti merumuskan
pertanyaan sebagai berikut: “ Apakah
terdapat perbedaan fungsi kognitif
sebelum dan setelah diberikan intervensi
brain gym?”. Dengan kesalahan tipe
satu 5%, kesalahan tipe dua 20%
(Jumlah sampel 32)
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Melakukan uji distribusi normal pada data
numerik, dengan hipotesa :

Ho = Data berdistribusi normal


Ha = Data berdistribusi tidak normal
Nilai a = 0,05 CI = 95%

Untuk uji normalitas data, dapat digunakan


uji Shapiro wilk
Metode untuk Mengetahui Data
Terdistribusi Normal

www.themegallery.com
Lakukan Uji Normalitas Data

www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
No. Parameter Hasil Kriteria Kesimpulan
Normal
1. Koefisien 28,7% < 30% normal
varian
2. Rasio 0,14 -2 s.d 2 Normal
Skewness
3. Rasio Kurtosis 0,006 -2 s.d 2 Normal

6 Shapiro-Wilk P >0,05 Nilai p > 0,05 Normal

www.themegallery.com
Lakukan uji paired t test

www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Uji Beda Rerata Peningkatan Fungsi Kognitif Sebelum dan Setelah diberikan intervensi brain gym

Fungsi Kognitif Correlation p

Sebelum Setelah Selisih

Kelompok 1 20,58 ± 2,840 27,18 ± 1,402 6,6 ± 1,903 0,805 < 0,001
(timing 10 menit/latihan,
frekuensi 3 kali seminggu)

www.themegallery.com
E N T R I K U E S I O N E R D E N G A N N A M A :
D A T A S E T M A T E R N A L . s a v

PAIRED SAMPLE T-TEST


L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai