Anda di halaman 1dari 27

OLEH: MUTHMAINAH, dr., M.

Kes

! !

Dari kerangka teori/tinjauan pustaka kerangka konsep/kerangka pemikiran. Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan antara konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah penelitian atau hubungan antara variabel-variabel yang akan diamati (diukur) dalam penelitian. Konsep masih bersifat abstrak (tidak dapat diamati/diukur secara langsung) supaya dapat diamati/diukur dijabarkan dalam bentuk variabel-variabel. Kerangka konsep juga disebut dengan kerangka pemikiran yaitu alur pemikiran yang logis megenai hubungan antar variabel dalam penelitian yang disusun berdasarkan teori dalam tinjauan pustaka. Merupakan landasan untuk menyusun hipotesis.

Misalnya penelitian tentang pengaruh herbal x dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM. Herbal x Pemberian zat penginduksi DM pada tikus putih

Kandungan zat-zat kimiawi herbal x yang mempunyai efek hipoglikemik

Mekanisme kerja zat penginduksi DM

Mekanisme kerja zatzat kimiawi herbal x dalam menurunkan kadar gula darah

Kadar gula darah naik

Menurut arti kata hypo berarti belum dan thesis berarti dalil atau hukum Pernyataan tentang suatu dalil atau hukum yang belum teruji secara empiris. Dalam kaitannya dengan penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang masih perlu dibuktikan secara empiris. Sifat-sifat hipotesis:
Merupakan

kalimat pernyataan atau deklaratif adanya hubungan antara dua variabel atau lebih

Mengemukakan Merupakan

jawaban sementara terhadap masalah penelitian untuk dibuktikan secara empiris.

Memungkinkan

! !

Hipotesis kerja/hipotesis altrenatif (Ha) Hipotesis nihil/hipotesis nol (Ho)/hipotesis statistik Hipotesis satu ekor/satu sisi/satu arah Hipotesis dua ekor/dua sisi/dua arah

! !

Hipotesis yang bertujuan untuk meramalkan akibat-akibat yang akan terjadi dari suatu sebab. Hipotesis ini akan dibuktikan kebenarannya secara empiris. Contoh:

Jika pria mempunyai kebiasaan merokok, maka motilitas spermanya akan menurun. Motilitas sperma pria perokok lebih rendah daripada motilitas sperma pria bukan perokok. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan perilaku pemberian ASI.

Kebalikan dari hipotesis kerja. Hipotesis yang dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya perbedaan atau tidak adanya hubungan yang bermakna antara dua atau lebih variabel penelitian. Disebut pula hipotesis statistik, karena hipotesis ini digunakan untuk pembuktian analisis statistik. Contoh: Tidak ada perbedaan antara status gizi balita yang mendapat ASI, dengan status gizi balita yang tidak mendapat ASI sewaktu bayi. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan perilaku pemberian ASI.

Hipotesis satu ekor/satu arah/satu sisi adalah hipotesis yang arah hubungan antar variabelnya sudah jelas. Contoh: Radiasi sinar X dapat menurunkan kualitas sperma.

Hipotesis dua ekor/dua arah/dua sisi adalah hipotesis yang arah hubungan antar variabelnya belum jelas. Contoh:

Ada perbedaan antara status gizi balita yang mendapat ASI, dengan status gizi balita yang tidak mendapat ASI sewaktu bayi. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan perilaku pemberian ASI.

Tetapkan

dulu variabel-variabel penelitian berdasarkan rumusan masalahnya. teori-teori yang berhubungan dengan variabelvariabel yang akan diteliti secara mendalam. kajian teori tersebut bentuklah macam hubungan antar variabel sehingga logis/masuk akal.

Pelajari

Berdasarkan

Bagaimana hipotesis kerjanya?

Herbal x

Pemberian zat penginduksi DM pada tikus putih

Kandungan zat-zat kimiawi herbal x yang mempunyai efek hipoglikemik

Mekanisme kerja zat penginduksi DM

Mekanisme kerja zatzat kimiawi herbal x dalam menurunkan kadar gula darah

Kadar gula darah naik

Merupakan petunjuk bagi peneliti untuk menetapkan rancangan penelitian

Penetapan jenis penelitian (misal: eksperimental, non-eksperimental dsb). Penetapan populasi dan subjek penelitian (misal: kriteria persyaratan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel dsb). Penetapan instrumen penelitian (cara dan alat untuk pengukuran variabel). Pemilihan metode statistik yang sesuai untuk analisis dan pengujian hipotesis.

Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan diuji secara statistik ternyata hipotesis tersebut ditolak. Sebaliknya mungkin seorang peneliti merumuskan suatu hipotesis yang salah, tetapi setelah diuji secara statistik ternyata hipotesis tersebut diterima.

Kesalahan tipe I () menolak Ho ketika sesungguhnya Ho benar Kesalahan tipe II () menerima Ho ketika sesungguhnya Ho salah.

Kesalahan tipe I ()/taraf signifikansi/tingkat kemaknaan, yaitu besarnya risiko yang harus ditanggung peneliti untuk menolak Ho ketika sesungguhnya Ho benar. Kesalahan tipe I () adalah kesediaan peneliti untuk menerima besarnya peluang kesalahan jika hasil penelitian pada sampel diterapkan pada populasinya. Penetapan besanya taraf signifikansi tergantung pada keberanian/ kesediaan peneliti dalam menanggung risiko terhadap besarnya peluang kesalahan yang terjadi jika hasil penelitian pada sampel diterapkan pada populasinya. Besarnya taraf signifikansi, ditetapkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian, misalnya 0,05; 0,01 dsb.

Misalnya untuk penelitian-penelitian di bidang ilmu pendidikan digunakan taraf signifikansi 0,05, sedangkan untuk penelitian di bidang obat-obatan yang risikonya menyangkut jiwa manusia tentunya digunakan taraf signifikansi yang sangat kecil seperti 0,0001 sehingga besarnya risiko yang harus ditanggung peneliti terhadap besarnya peluang kesalahan yang terjadi jika hasil penelitian pada sampel diterapkan pada populasinya juga semakin kecil (tidak berakibat fatal) Contoh: apabila peneliti menetapkan pada penelitiannya taraf signifikansi 0,05 atau taraf kesalahan 5% atau taraf kepercayaan 95%, artinya apabila kesimpulan (yang diperoleh dari hasil analisis pada sampel) diterapkan pada populasinya yang terdiri dari 100 orang, akan cocok untuk 95 orang dan bagi 5 orang lainnya terjadi penyimpangan.

Landasan teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis sudah usang, atau tidak relevan isi rumusan hipotesis tidak tepat. Sampel yang digunakan tidak representatif (hal ini dapat terjadi karena sampel terlalu kecil, atau teknik sampling tidak secara random). Instrumentasi (alat dan metode pengukuran variabel) yang tidak valid dan tidak reliabel data yang dihasilkan mengalami penyimpangan yang terlalu jauh. Rancangan penelitian yang digunakan kurang tepat. Perhitungan terhadap angka-angka dalam analisis data yang salah.

Variabel adalah sesuatu yang nilainya bervariasi. Macam-macam variabel berdasarkan hubungan fungsional antar variabel dalam penelitian:

Variabel bebas/pengaruh/penyebab/perlakuan/independen variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel terikat/tergantung/terpengaruh/akibat/efek/dependen variabel yang nilainya berubah karena pengaruh variabel bebas. Variabel luar variabel selain variabel bebas yang dapat mempengaruhi perubahan variabel terikat, dan perlu dikendalikan pengaruhnya agar perubahan yang terjadi pada variabel terikat semata-mata akibat pengaruh variabel bebas.

Pengaruh Herbal X Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Model DM


~ Variabel bebas: Herbal X ~ Variabel terikat: Kadar gula darah ~ Variabel luar:

Jenis galur tikus putih Jenis kelamin tikus putih Umur tikus putih Berat badan tikus putih Suhu lingkungan kandang Makanan/minuman. Sensivitas masing-masing tikus putih

Skala Pengukuran
Kategorik 1. Nominal 2. Ordinal Numerik 3. Interval

Sifat
Bukan peringkat Peringkat Interval tidak berbatas jelas Peringkat Interval berbatas jelas Tidak mempunyai nilai nol absolut Peringkat Interval berbatas jelas Mempunyai nilai nol absolut

Contoh
Golongan darah, jenis kelamin Derajat keganasan, status gizi Suhu, nilai ujian

4. Rasio

Berat, tinggi, kadar zat

Pengaruh Herbal X Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Model DM

Kadar gula darah misalnya diukur dengan hasil apa adanya dalam satuan mg/dl skala pengukuran? Kadar gula darah misalnya setelah diukur dengan alat (dalam satuan mg/ dl) kemudian dikategorikan menjadi: kadar rendah, sedang dan tinggi skala pengukuran? Kadar gula darah misalnya setelah diukur dengan alat (dalam satuan mg/ dl) kemudian dikategorikan menjadi: kadar normal dan tidak normal skala pengukuran?

Agar variabel penelitian dapat diobservasi dan diukur harus dijabarkan dalam bentuk definisi operasional.

Memberikan definisi operasional pada variabel penelitian berarti memberikan penjelasan mengenai cara mengukur variabel dan cara memanipulasi variabel.

Pengaruh Herbal X Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Model DM

Definisi operasional variabel herbal x: Yang dimaksud dengan herbal x pada penelitian ini adalah herbal x yang dibuat ekstrak dengan metode perkolasi. Ekstrak diberikan secara per oral dengan sonde lambung pada tikus putih kelompok perlakuan. Dosis yang diberikan adalah ml/200 g berat badan tikus putih, selama 14 hari berturut-turut. Skala ukuran variabel ini adalah .

Pengaruh Herbal X Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Model DM

Definisi operasional variabel kadar gula darah: Adalah kadar gula darah sewaktu dari tikus putih model DM, yang diukur setelah tikus putih mendapatkan pemberian ekstrak herbal x secara peroral dosis . ml/200 g berat badan tikus putih selama 14 hari berturut-turut. Darah diambil dari vena retroorbital sehari setelah pemberian ekstrak herbal x terakhir. Kadar gula darah diukur dengan metode spektrofotometer, dan dinyatakan dalam satuan mg/dl. Skala ukuran variabel ini adalah .

Pengukuran terhadap variabel harus dilakukan secara objektif, valid dan reliabel.
Objektif

pengukuran yang dilakukan benar-benar terbebas dari

perasaan subjektif peneliti atau pengukur (data yang dihasilkan benar-benar menurut apa adanya). Salah satu cara mengurangi bias subjektivitas pengukuran secara tersamar.

Valid

sejauh mana pengukuran yang dilakukan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. sejauh mana kesesuaian antara alat ukur dan cara pengukuran dengan objek yang diukur.

Misalnya untuk mengukur BB, digunakan alat timbangan BB, sebelumnya alat timbangan ditera, dan orang yang akan ditimbang harus melepas sepatu atau benda-benda lain yang ikut terbawa.

seberapa besar penyimpangan yang dihasilkan oleh pengukuran dari nilai yang sesungguhnya dari objek yang diukur.

Validitas pengukuran dapat diketahui melalui dua pendekatan: Apakah pengukuran yang dilakukan telah mengukur ciri-ciri subjek yang seharusnya diukur (ketepatan ukur atau akurasi). Apakah pengukuran telah dilakukan dengan teliti dan cermat (reliabel).

Reliabel sejauh mana instrumen menghasilkan pengukuran yang sama, meskipun digunakan oleh pengamat yang berbeda pada waktu yang sama, maupun oleh pengamat yang sama pada waktu yang berbeda (konsisten atau stabil). Misalnya pengukuran suhu tubuh dengan termometer air raksa: Per aksilar: 35oC; 38oC; 37oC Per oral: 37,2oC; 37oC; 36,8oC Pengukuran suhu tubuh dengan cara yang mana lebih reliabel?

Pengukuran yang reliabel tidak selalu valid Pengukuran yang valid selalu reliabel

Misalnya sebuah timbangan secara konsisten menimbang benda dengan hasilnya 0,5 kg lebih berat dari semestinya alat ukur reliabel tetapi tidak valid.

Arikunto S (2006). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Edisi revisi VI, cetakan ke-13. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Notoatmodjo S (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi revisi, cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Taufiqurrahman MA (2003). Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Cetakan pertama. Surakarta: Penerbit CSGF.

Anda mungkin juga menyukai