Anda di halaman 1dari 43

Malinda Meinapuri

Bagian Histologi FK Univ. Andalas

1
Topik pembelajaran :
 Jaringan saraf (sel saraf dan penyokong)
 Mikroskopis SSP:
Serebrum (otak besar)
Serebellum ( otak kecil)
Medula spinalis

2
JARINGAN SARAF
 Mikroskopis
 Terdiri atas 2 jenis sel:
 Sel saraf
 Sel penyokong
 Fungsi
 Sel saraf:
 Menerima sinyal
 Mengubah sinyal menjadi impuls
 Merambatkan impuls
 Merespons sinyal
 Mensekresi neurotransmitter
 Mensekresi hormon = nerohormon.
 Sel penyokong:
 Merawat sel saraf
 Menopang sel saraf

3
BENTUK UMUM SEL SARAF

4
BERBAGAI BENTUK SEL SARAF

SEL AMAKRIN
UNIPOLER

5
JARINGAN SARAF SEBAGAI KOMPONEN
SISTEM KOMUNIKASI

 Membentuk sistem dengan


klasifikasi systema nervorum:
 Systema nervorum centrale
 Systema nervorum periferum
 Fungsi:
 Mengendalikan, mengatur kegiatan
jaringan, organ dalam tubuh
 Merespons sinyal dari lingkungan
luar dan dalam tubuh
 Asal-usul
 Jaringan ektoderm

6
 Badan sel saraf = perikarion
 Mengandung inti
 Bentuk bermacam-macam
 Tonjolan sitoplasma:
 Dendrit: bercabang-cabang
 Neurit = axon, terdapat sebuah yang panjang,

Struktur penghubung dengan sel :


 Sinapsis
7
KATEGORI SEL SARAF BERDASAR JUMLAH TONJOLAN

 Sel saraf unipoler


 Satu tonjolan (tidak banyak): sel amakrin dalam retina
 Sel saraf bipoler
 Mempunyai 1 dendrit dan satu axon
 Sel saraf pseudo-unipoler
 Mempunyai tonjolan yang segera bercabang menjadi 2
(axon dan dendrit) sehingga mirip huruf t
 Sel saraf multipoler
 Mempunyai 1 axon dan banyak dendrit

8
KATEGORI SEL SARAF BERDASAR JUMLAH
TONJOLAN

MULTIPOLER PSEUDO-UNIPOLER

UNIPOLER 9
BADAN SEL SARAF
 Inti : sentral, bulat besar,
berisi khromatin halus
tersebar, nukleolus besar
 Sitoplasma:
 Organela

 SUBSTANSI NISSL,
BERCAK-BERCAK
BASOFIL, rer PENUH
DENGAN RIBOSOM
 Neurofibril meluas ke
dalam tonjolan-tonjolan
 Pigmen lipokhrom dan
pigmen melanin

10
DENDRIT AXON = NEURIT

 Tonjolan-tonjolan dari • Tonjolan sitoplasma


badan sel saraf (serabut saraf)
 merambatkan impuls • Ujung axon bercabang
ke arah badan sel • Pangkal axon melebar:
 Bercabang-cabang axon hillock
 substansia Nissl + • Banyak neurofibril
 Pada permukaan • substansi nissl -
percabangan terdapat • Organela: mitokhondria,
benjolan-benjolan nerofibril, mikrotubuli
untuk sinapsis: gemula
atau spina

11
SEL PENYOKONG

• Pada umumnya berasal dari


ektoderm
• Pada ssp disebut neuroglia:
– Sel ependim
– Astrosit
– Olidodendroglia
– Mikroglia (berasal dari
mesoderm)
• Fungsi:
– Melindungi komponen saraf
– Merawat
– Mengatur nutrisi
– Membentuk selubung mielin

12
SEL NEUROGLIA=GLIA
 SEL EPENDIM
 PEMBATAS TUBA NEURALIS
 PROLIFERATIF MENGHASILKAN SPONGIOBLAS DAN
NEROBLAS
 PENYOKONG
 SEL PENGHASIL LIIQUOR CEREBROSPINALIS
 PEMBATAS RONGGA SISTEM SARAF PUSAT

 ASTROSIT
 ASTROSIT PROTOPLASMATIS
 ASTROSIT FIBROSA
 OLIGODENDROGLIA
 MEMBENTUK SELUBUNG MIELIN
 MIKROGLIA

13
SEL NEUROGLIA PEWARNAAN KROM
GOLGI

ASTROSIT FIBROSA

ASTROSIT
PROTOPLASMATIK

PEWARNAAN
BIELSCHOWSKY
14
SEL NEUROGLIA
PEWARNAAN CAJAL

OLIGODENDROGLIA

MIKROGLIA

PEWARNAAN HORTEGA

15
16
SYSTEMA NERVORUM CENTRALE

17
Ontogenesis systema nervorum centrale

 Pembentukan tuba neuralis


 Penebalan ektoderm memanjang
di daerah punggung embrio
 Di garis tengah penebalan
terjadi lekukan memanjang ke
dalam, sehingga terbentuk
saluran terbuka = sulcus neuralis
 Kedua sisi tepi saluran menebal
dan makin mendekat, sehingga
terjadi saluran tertutup sebagai
pipa panjang = tuba neuralis

 Perkembangan/histogenesis tuba
neuralis
 Daerah kepala akan menjadi otak
 Daerah leher dan punggung
menjadi medulla spinalis

18
KEDUDUKAN TUBA NEURALIS

TUBA NEURALIS

19
Perkembangan rongga tuba neuralis
 Rongga dalam tuba neuralis tetap dipertahankan selama
perkembangannya
 Rongga tuba neuralis di daerah kepala menjadi
ventriculus
 Telencephalon v. Lateralis
 Diencephalon v. Tertius (iii)
 Mesencephalon aquaductus cerebri
 Metencephalon v. Quartus (iv)
 Myelencephalon v. Quartus (iv)
 Rongga di daerah medulla spinalis menjadi canalis
centralis

20
HISTOGENESIS TUBA NEURALIS
 Ektoderm menjadi jaringan saraf
 Sel berbentuk silindris menjadi jaringan saraf
 Epitel dinding tuba neuralis: silindris selapis
 Sel epitel berproliferasi menjadi epitel berlapis
 Pengelompokan kedudukan inti dalam epitel
 Terbentuk 3 lapis daerah :
 Lamina germinalis dekat rongga, daerah berinti
 Mantle layer diluar lamina germinalis, berinti

 Marginal layer , lapisan terluar (tidak berinti)

 Diferensiasi sel epitel dinding tuba neuralis :


 Spongioblas:

 Neuroglia (sel ependim, astrosit, oligodendroglia)

 Neuroblas

 Neuron

 Histiosit dari darah (mesoderm) menjadi mikroglia


21
HISTOGENESIS DINDING TUBA NEURALIS

SUBSTANTIA
GRISEA

EPENDYM
EPENDYM

SUBSTANTIA
ALBA

PERKEMBANGAN NEUROGLIA PERKEMBANGAN SEL SARAF

22
DIFERENSIASI GELEMBUNG OTAK

 Telencephalon
 Hemisphaerium cerebri
 Batang otak
 Diencephalon
 Batang otak
 Mesencephalon
 Batang otak
 Metencephalon
 Hemisphaerium cerebelli
 Pons
 Batang otak
 Myelencephalon
 Batang otak (medulla oblongata)

23
Diferensiasi dinding tuba neuralis

 Lamina germinalis : menjadi lapisan ependym yang


membatasi ventriculus dan canalis centralis
 Mantle layer menjadi subtantia grisea yang
mengandung sel-sel neuron dan neuroglia
membentuk nucleus
 Marginal layer menjadi substantia alba yang hanya
mengandung serabut-serabut saraf dan neuroglia
 Dinding hemisphaerium cerebri mengalami
perubahan dengan adanya migrasi sebagian sel-sel
neuron dari substantia grisea ke permukaan
membentuk cortex cerebri

24
DIFERENSIASI DINDING TUBA NEURALIS MENJADI
HEMISPHAERIUM CEREBRI/CEREBELLI DAN MEDULLA SPINALIS
TUBA NEURALIS

SUBSTANTIA
ALBA

EPENDYM
SUBSTANTIA
GRISEA

HEMISPHAERIUM CEREBRI MEDULLA SPINALIS

CORTEX CEREBRI

25
JARINGAN SYSTEMA NERVORUM CENTRALE
Makroskopis
 Subtantia grisea
 Substantia alba
Mikroskopis
 Substantia grisea
 Badan sel neuron
 Serabut bermielin dan tidak bermielin
 Astrosit protoplasmik
 Oligodendrosit
 Mikroglia
 Substantia alba
 Serabut saraf bermielin
 Astrosit fibrosa
 Oligodendrosit
 Mikroglia

26
Penyebaran jaringan saraf
• Pada awalnya substantia grisea terdapat sebelah dalam dekat
rongga tuba neuralis dan substantia alba di luar, yang
dipertahankan sebagai pola dasar
• Setelah mengalami diferensiasi penuh:
– Pada prinsipnya masih dapat dilacak pola dasar
– Di daerah kepala: adanya perubahan penyebaran subtantia
grisea yang tudak sama pada penggal tuba neuralis pada
daerah kepala, terdapat perbedaan gambaran histologis
pada berbagai bagian di otak
• Hemisphaerium cerebri & hemisphaerium cerebelli: di
luar substantia alba masih ada lagi substantia grisea
yang membentuk cortex
• Substantia grisea asli membentuk kelompok2 yang
disebut nucleus yang dipisahkan oleh substantia alba
– Di daerah medulla spinalis : tetap pola dasar

27
Cortex cerebri
• Sel-sel neuron dalam cortex cerebri yang mempunyai
morfologi serupa tersusun dalam lapisan:
– Stratum moleculare
– Stratum granulare externum
– Stratum cellulare pyramidale/piramid luar
– Stratum granulare internum
– Stratum ganglionare (piramidal dalam)
– Stratum polymorphocellulare (multiformis)
• Pada setiap daerah cortex hemisphaerium cerebri
gambaran histologisnya berbeda

28
JARINGAN SARAF DAERAH TELENCEPHALON

SUBSTANTIA ALBA

SUBSTANTIA GRISEA

CORTEX CEREBRI

29
CORTEX CEREBRI DAERAH MOTORIK

30
31
Cortex cerebelli
 PERMUKAAN CEREBELLUM MELIPAT-LIPAT KE DALAM SECARA
SEJAJAR, YANG MELIBATKAN CORTEX CEREBELLI
(SUBSTANTIA GRISEA) DENGAN KETEBALAN 1 mm DAN
MEDULLA CEREBELLI (SUBSTANTIA ALBA)
 Mikroskopis
 Stratum moleculare
 Sel keranjang/sel basket: cabang axon menyelubungi sel purkinje
 Stratum ganglionare
 Sel purkinje dengan percabangan dendrit di strat. Moleculare, axon
ke dalam stratum granulare
 Stratum granulare
 Sel granulare (multipoler) memenuhi lapisan ini. Dendritnya berada
di lapisan, tetapi axon-nya ke strat. Moleculare

32
CORTEX CEREBELLI

33
MEDULLA SPINALIS
 Bentuk:
 Silindris panjang, mengisi canalis vertebralis
 Pada setiap segmen keluar sepasang n. Spinalis
 Mikroskopis:
 Substantia grisea
 Bentuk potongan: seperti kupu-kupu
 Cornu dorsalis : masuk radix dorsalis n. Spinalis
 Cornu ventralis: nucleus ventralis ---> rad. Ventralis
 Ditengah: canalis centralis
 Sel-sel neuron membentuk nucleus
 Substantia alba
 Sulcus medianus dorsalis
 Sebagian besar serabut-serabut saraf yang memanjang membentuk
berkas (fasciculus) yang menuju otak atau dari otak

34
POTONGAN MELINTANG MEDULLA SPINALIS

DAERAH CERVICAL

DAERAH THORACAL
35
POTONGAN MELINTANG MEDULLA SPINALIS

DAERAH LUMBAL

DAERAH SACRAL
36
HISTOLOGIS MEDULLA SPINALIS

37
SELUBUNG SUSUNAN SARAF PUSAT
(MENINGES)
 Asal: mesoderm
 Lapisan:
 Pachymeninx (duramater)
 Jaringan pengikat padat
 Dengan arachnoid dipisahkan: spatium subdurale

 Leptomeninx (pia-arachnoid)
 Arachnoid (2 komponen):

 Bagian yang kontak dengan duramater

 Membentuk trabecula

 Tanpa pembuluh darah

 Spatium subarachnoidea: ruangan di antara trabecula


terisi liquor cerebrospinalis
 Piamater

 Menutupi langsung permukaan susunan saraf pusat

38
SELUBUNG OTAK
 DURAMATER
 DAERAH KEPALA MELANJUTKAN KE PERIOSTEUM
 FALX CEREBRI : MEMISAHKAN KEDUA HEMISPHAERIUM
 ARACHNOID: CISTERNA = PELEBARAN SPATIUM
SUBARACHNOIDEA
 PIAMETER
 DI BEBERAPA TEMPAT TERTENTU MENONJOL KE DALAM RONGGA
VENTRICULUS
 MEMBENTUK PLEXUS CHOROIDEUS

39
SELUBUNG OTAK

40
SELUBUNG MEDULLA SPINALIS
 Duramater
 Dengan permukaan canalis vertebralis dipisahkan oleh
spatium epidurale; dilapisi epitel gepeng selapis
 Menjadi 2 lembar:
 Lamina externa , melapisi permukaan canalis vertebralis
 Lamina interna:
 Celah di antara 2 lembar: diisi jaringan lemak, jaringan pengikat
dengan anyaman pemb. Vena
 Arachnoid
 Dengan duramater dipisahkan oleh celah sempit
 Piameter
 Lebih tebal daripada di daerah otak

41
SELUBUNG MEDULLA SPINALIS

42
43

Anda mungkin juga menyukai