Anda di halaman 1dari 37

dr. Muhammad In’am Ilmiawan, M.Biomed.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
2014
PENYAKIT

Perubahan
Struktur, Biokimia, Fungsional
Sel, Jaringan, Organ
PATOLOGI

Pola pikir ilmiah & rasional:


Diagnosis,Terapi, Prognosis, Pencegahan Penyakit
1. Etiologi
2. Mekanisme perkembangan (patogenesis)
3. Perubahan biokimia dan struktur sel / organ
(perubahan molekuler dan morfologi)
4. Manifestasi klinis (akibat fungsional dari perubahan)
Etiologi
 Genetik : mutasi, variasi, polimorfisme
 Didapat : infeksi, gizi, kimia, fisik
Patogenesis
 Urutan kejadian respon sel atau jaringan terhadap
agen etiologi
 Dari awal stimulus sampai tampilan akhir penyakit
Perubahan molekuler dan morfologi
 Ciri penyakit/diagnostik
 Pendekatan: biologi molekuler dan imunologi
 Morfologi yang sama: dapat berbeda perjalanan,
respon terapi, prognosis
Gangguan fungsi dan manifestasi klinis

Manifestasi klinis
penyakit
Perubahan Kelainan (tanda , gejala)
genetik, biokimia
& struktur fungsional Perjalanan
Penyakit
(klinis, prognosis)
 Hampir semua penyakit dimulai dari perubahan
molekuler atau struktur sel

 Jejas pada sel dan matriks sel


 Menyebabkan jejas pada jaringan dan organ
 Menentukan morfologi
 Menentukan pola klinis penyakit
Perubahan stimulus fisiologik Adaptasi seluler
Stimulus jejas non letal

 Peningkatan kebutuhan,  Hiperplasia,


peningkatan stimulasi (faktor hipertrofi
pertumbuhan, hormon, dll)

 Kurang gizi, penurunan  Atrofi


stimulasi

 Iritasi Kronis (fisik, kimia)  Metaplasia


Penurunan Suplai Oksigen; Jejas Jejas Sel
Kimia; Infeksi Mikroba
 Akut dan sementara  Jejas akut, reversibel
 Pembengkakan sel,
perlemakan

 Progresif dan Berat (kerusakan  Jejas Ireversibel 


DNA) kematian sel
 Nekrosis
 Apoptosis
Perubahan Metabolik, Akumulasi bahan
perubahan genetik, intraseluler,
Perubahan didapat, Jejas Kalsifikasi
Kronik

Jejas sub letal sepanjang Penuaan Sel


hayat
 Respon Sel terhadap perubahan lingkungan

 Perubahan Sel:
Ukuran
Jumlah
Fenotip
Aktivitas metabolik
Fungsi

 Bersifat Reversibel
 Ukuran sel MEMBESAR
 Fisiologik atau patologik
 Sintesis komponen struktural (protein) meningkat
 Penyebab:
- kebutuhan fungsional meningkat,
- stimulasi hormon,
- faktor pertumbuhan
 Misal: sel miokardium (sel stabil)
Biochemical mechanisms of myocardial hypertrophy. The major known signaling pathways and their functional effects are shown. Mechanical sensors
appear to be the major triggers for physiologic hypertrophy, and agonists and growth factors may be more important in pathologic states. ANF, atrial
natriuretic factor; IGF-1, insulin-like growth factor.
Physiologic hypertrophy of the uterus during pregnancy. A, Gross appearance of a normal uterus (right) and a gravid uterus
(removed for postpartum bleeding) (left). B, Small spindle-shaped uterine smooth muscle cells from a normal uterus,
compared with C, large plump cells from the gravid uterus, at the same magnification
 Penambahan JUMLAH SEL

 Dapat disertai hipertrofi

 Fisiologik atau patologik


Fisiologik:

 Hormonal, peningkatan kapasitas fungsional


 Misal, proliferasi epitel kelenjar payudara pada
kehamilan

 Kompensatori, akibat kerusakan / pembedahan


 Misal, donor hati
Patologik:

 Peningkatan hormon atau faktor pertumbuhan pada sel


target

 Misal, hiperplasia endometrium (peningkatan estrogen),


infeksi virus papiloma (kutil)~dapat menjadi kanker
 Pengecilan ukuran dan jumlah sel

 Fisiologik: Perkembangan janin, uterus kembali kecil


setelah persalinan, dll
1. Penurunan beban kerja (atrophy of disuse)

Misal, atrofi otot (pemasangan gips, bedrest), jumlah


serat otot berkurang (apoptosis) disertai
osteoporosis.
2. Kehilangan persarafan (denervation atrophy).

Misal, Kerusakan saraf untuk otot (gangguan


metabolisme dan fungsi)
3. Penurunan suplai darah

Misal, atrofi otak (senile atrophy), penurunan aliran


darah karena aterosklerosis
4. Kurang gizi

Misal, kurang gizi kalori-protein (otot sebagai sumber


energi)
5. Stimulasi endokrin berkurang

Misal, organ reproduksi (endometrium, epitel vagina)


dan payudara pada menopause (estrogen berkurang).
6. Penekanan

Misal, pembesaran tumor mendesak jaringan sekitar


(iskemia)
Atrophy. A, Normal brain of a young adult. B, Atrophy of the brain in an 82-year-old male with atherosclerotic
cerebrovascular disease, resulting in reduced blood supply. Note that loss of brain substance narrows the gyri and
widens the sulci. The meninges have been stripped from the right half of each specimen to reveal the surface of the
brain.
 Aktivitas metabolik berkurang  sintesis protein
turun

 Kurang gizi  aktivasi ubiquitin ligase (degradasi


protein sel)
 Autofagi (“self eating”)
Sumber energi sel (vakuola mengandung pecahan komponen
sel)
Sisa degradasi mejadi residu (misal, granula lipofusin/brown
atrophy)
 Perubahan reversibel satu tipe sel berdiferensiasi
(epitel atau mesenkim) diganti tipe sel yang lain

 Mekanisme adaptasi terhadap stres dari lingkungan


 Misal, metaplasia epitel kolumnar ke skuamosa,
- Saluran napas akibat iritasi kronis (asap rokok),
- Batu di saluran kelenjar (saliva, pankreas, kandung
empedu),
- Defisiensi vitamin A (epitel respiratori)
 Menyebabkan gangguan fungsi
 Jika persisten: Potensi keganasan
Metaplasia of columnar to
squamous epithelium. A,
Schematic diagram. B,
Metaplasia of columnar
epithelium (left) to squamous
epithelium (right) in a bronchus.
 Metaplasia tipe skuamosa ke kolumnar, misal Barret
esophagus (karena refluks asam lambung).

 Metaplasia jaringan ikat, pembentukan kartilago atau


jaringan lemak (mesenkim), misal muncul tulang di
otot (myositis ossificans) setelah perdarahan
 Pemrograman ulang stem cells (sel punca) / sel
mesenkim yang belum berdiferensiasi (jaringan ikat).

 Stimulus eksternal (sitokin, faktor pertumbuhan,


matriks ekstraseluler)  ekspresi gen-gen untuk
diferensiasi sel

Anda mungkin juga menyukai