Anda di halaman 1dari 73

STROKE

Silvia Handika A
G991902052
Pendahuluan
Stroke adalah sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal maupun
global yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa
penyebab lain kecuali gangguan vaskular.

“ Insidensi
Stroke adalah salah satu penyebab kematian tertinggi, yang
berdasarkanlaporan tahunan 2006 di RS dr. Saiful Anwar, Malang,
angka kematian iniberkisar antara 16,31% (462/2832) dan


menyebabkan 4,41% (1356/30096) pasien dirawat inapkan.
Tinjauan Pustaka
Definisi
Stroke adalah sindroma klinis dengan gejala berupa
gangguan fungsi otak secara fokal maupun global yang
dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang
menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali
gangguan vaskular

Epidemiologi
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit
jantung dan keganasan.Stroke diderita oleh ± 200 orang per
100.000 penduduk per tahunnya. Stroke merupakan penyebab
utama cacat menahun.
Etiologi
Penyebab stroke antara lain adalah
-aterosklerosis (trombosis)
-embolisme
-hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral
-ruptur aneurisme sakular.

Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain


seperti hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam
darah, diabetes mellitus atau penyakit vascular perifer.
Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya stroke dibagi menjadi dua jenis


yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik.

Stroke Stroke
Iskemik Hemoragik
Stroke iskemik
yaitu penderita dengan gangguan neurologik
fokal yang mendadak karena obstruksi atau
penyempitan pembuluh darah arteri otak dan
menunjukkan gambaran infark pada CT-Scan
kepala.
Aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada
dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang
telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak.
Hampir sebagian besar pasien atau sebesar
83% mengalami stroke jenis ini.
Stroke hemorragik
Pembuluh darah pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke
dalam suatu daerah di otak dan merusaknya
contoh perdarahan intraserebral, perdarahan
subarachnoid, perdarahan intrakranial et causa
AVM. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik
terjadi pada penderita hipertensi.
CONTENTS
Your text has been concise and beautiful, but the information is inextricably inextricable and needs to be expressed in more words; but please refine the essence of
your thought as much as possible, otherwise it is easy to cause the reading pressure of the viewer, which is counterproductive.

Enter title Enter title Enter title Enter title


Enter your text here, or paste your text here. Enter your text here, or paste your text here. Enter your text here, or paste your text here. Enter your text here, or paste your text here.

Medical
Trombosis (penyakit trombo – oklusif) merupakan penyebab stroke yang paling
Patofisiologi sering. Arteriosclerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama trombosis selebral. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak
berlemak pada pada lapisan intima arteria besar. Bagian intima arteria sereberi
menjadi tipis dan berserabut , sedangkan sel – sel ototnya menghilang. Lamina
elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi
oleh materi sklerotik tersebut.

Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar. Trombosit menempel


pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding pembuluh darah
menjadi kasar. Trombosit akan melepasakan enzim, adenosin difosfat yang
mengawali mekanisme koagulasi. Sumbat fibrinotrombosit dapat terlepas dan
membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh
arteria itu akan tersumbat dengan sempurna
Manifestasi Klinis
Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari
bagian otak yang terkena.
Beberapa gejala stroke berikut:
Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk,
letih, apatis, koma).
Kesulitan berbicara atau memahami orang lain.
Kesulitan menelan.
Kesulitan menulis atau membaca.
Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring,
bangun dari tidur, membungkuk, batuk, atau
kadang terjadi secara tiba-tiba.
Kehilangan koordinasi.
Manifestasi Klinis
Kehilangan keseimbangan.
Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi
tubuh, seperti kesulitan menggerakkan salah
satu bagian tubuh, atau penurunan keterampilan
motorik.
Mual atau muntah.
Kejang.
Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi
tubuh, seperti penurunan sensasi, baal atau
kesemutan.
Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.
Diagnosis
Siriraj Stroke Score (SSS)

SSS> 1 = Stroke hemoragik SSS < -1 = Stroke non hemoragik


Pemeriksaan Penunjang

CT scan
 jenis  patologi -lokasi  lesiukuran  lesi
menyingkirkan  lesi  non  vaskuler

MRI
CT dengan angiografi
Conventional angiogram
Carotid Doppler ultrasound
Tes Jantung
Tes darah
Penatalaksanaan
1.Fase Akut (hari ke 0-14 sesudah onset
penyakit)

1.Pengelolaan umum, pedoman 5 B


-Breathing
-Blood
-Brain
-Bladder
-Bowel
Penatalaksanaan
1.Fase Akut (hari ke 0-14 sesudah onset
penyakit)

2.Pengelolaan berdasarkan penyebabnya


•Stroke iskemik
•Memperbaiki aliran darah ke otak (reperfusi)
•Prevensi terjadinya trombosis (antikoagualsi)
•Proteksi neuronal/sitoproteksi
•Stroke Hemoragik
•Pengelolaan konservatif
•Perdarahan intra serebral
•Perdarahan Sub Arachnoid
•Pengelolaan operatif
STROKE ISKEMIK
-Memperbaiki aliran darah ke otak (reperfusi)

obat trombolisis yang sudah di setujui oleh FDA adalah rt-PA (recombinan tissue
plasminogen activator) dengan dosis 0,9 mg/kgBB maksimal 90 mg (10%
diberikan bolus & sisanya infus kontinyu dalam 60 menit). Sayangnya bahwa
pengobatan dengan obat ini mempunyai persyaratan pemberian haruslah
kurang dari 3 jam, sehingga hanya pasien yang masuk rumah sakit dengan onset
awal dan dapat penyelesaian pemeriksaan darah, CT Scan kepala dan inform
consent yang cepat saja yang dapat menerima obat ini.
STROKE ISKEMIK
-Prevensi terjadinya trombosis (antikoagualsi)
Untuk menghindari terjadinya trombus lebih lanjut terdapat dua kelas
pengobatan yang tersedia yaitu anti koagulan dan anti agregasi trombosit.

Anti koagulan diberikan pada pasien stroke yang mempunyai risiko untuk terjadi
emboli otak seperti pasien dengan kelainan jantung fibrilasi atrium non valvular,
thrombus mural dalam ventrikel kiri, infark miokard baru & katup jantung
buatan. Obat yang dapat diberikan adalah heparin dengan dosis awal 1.000
u/jam cek APTT 6 jam kemudian sampai dicapai 1,5 – 2,5 kali kontrol hari ke 3
diganti anti koagulan oral, Heparin berat molekul rendah (LWMH) dosis 2 x 0,4
cc subkutan monitor trombosit hari ke 1 & 3 (jika jumlah < 100.000 tidak
diberikan), Warfarin dengan dosis hari I = 8 mg, hari II = 6 mg, hari III
penyesuaian dosis dengan melihat INR pasien.
STROKE ISKEMIK
-Prevensi terjadinya trombosis (antikoagualsi)

Obat anti agregasi trombosit mempunyai banyak pilihan antara lain aspirin dosis
80 – 1.200 mg/hari mekanisme kerja dengan menghambat jalur siklooksigenase,
dipiridamol dikombinasi dengan aspirin aspirin 25 mg + dipiridamol SR 200 mg
dua kali sehari dengan menghambat jalur siklooksigenase, fosfodiesterase dan
ambilan kembali adenosin, cilostazol dosis 2 x 50 mg mekanisme kerja
menghambat aktifitas fosfodiesterase III, ticlopidin dosis 2 x 250 mg dengan
menginhibisi reseptor adenosin difosfat dan thyenopyridine dan clopidogrel
dosis 1 x 75 mg dengan menginhibisi reseptor adenosin difosfat dan
thyenopyridine.
STROKE ISKEMIK
-Proteksi neuronal/sitoproteksi

Obat-obatan tersebut antara lain :

o CDP-Choline bekerja dengan memperbaiki membran sel dengan cara


menambah sintesa phospatidylcholine, menghambat terbentuknya radikal
bebas dan juga menaikkan sintesis asetilkolin suatu neurotransmiter untuk
fungsi kognitif. Meta analisis Cohcrane Stroke Riview Group Study(Saver 2002)
7 penelitian 1963 pasien stroke iskemik dan perdarahan, dosis 500 – 2.000 mg
sehari selama 14 hari menunjukkan penurunan angka kematian dan kecacatan
yang bermakna. Therapeutic Windows 2 – 14 hari.
STROKE ISKEMIK
-Proteksi neuronal/sitoproteksi

Obat-obatan tersebut antara lain :

oPiracetam, cara kerja secara pasti didak diketahui, diperkirakan memperbaiki


integritas sel, memperbaiki fluiditas membran dan menormalkan fungsi
membran. Dosis bolus 12 gr IV dilanjutkan 4 x 3 gr iv sampai hari ke empat, hari
ke lima dilanjutkan 3 x 4 gr peroral sampai minggu ke empat, minggu ke lima
sampai minggu ke 12 diberikan 2 x 2,4 gr per oral,. Therapeutic Windows 7 – 12
jam.
STROKE ISKEMIK
-Proteksi neuronal/sitoproteksi

Obat-obatan tersebut antara lain :

oStatin, diklinik digunakan untuk anti lipid, mempunyai sifat neuroprotektif


untuk iskemia otak dan stroke. Mempunyai efek anti oksidan “downstream dan
upstream”. Efek downstream adalah stabilisasi atherosklerosis sehingga
mengurangi pelepasan plaque tromboemboli dari arteri ke arteri. Efek
“upstream” adalah memperbaiki pengaturan eNOS (endothelial Nitric Oxide
Synthese, mempunyai sifat anti trombus, vasodilatasi dan anti inflamasi),
menghambat iNOS (inducible Nitric Oxide Synthese, sifatnya berlawanan dengan
eNOS), anti inflamasi dan anti oksidan.
STROKE ISKEMIK
-Proteksi neuronal/sitoproteksi

Obat-obatan tersebut antara lain :

oCerebrolisin, suatu protein otak bebas lemak dengan khasiat anti calpain,
penghambat caspase dan sebagai neurotropik dosis 30 – 50 cc selama 21 hari
menunjukkan perbaikan fungsi motorik yang bermakna.
Fase pasca akut
Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan dititik beratkan
tindakan rehabilitasi penderita, dan pencegahan terulangnya
stroke.

Terapi Preventif
Tujuannya, untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru stroke,
dengan jalan antara lain mengobati dan menghindari faktor-faktor resiko stroke:
Untuk stroke infark diberikan :
aObat-obat anti platelet aggregasi
bObat-obat untuk perbaikan fungsi jantung dari ahlinya
cFaktor resiko dikurangi seminimal mungkin
Menghindari rokok, obesitas, stres
Berolahraga teratur
Rehabilitasi
Proses rehabilitasi dapat meliputi beberapa atau semua hal di bawah ini:
1.Terapi bicara untuk belajar kembali berbicara dan menelan
2.Terapi okupasi untuk mendapatkan kembali ketangkasan lengan dan
tangan
3.Terapi fisik untuk memperbaiki kekuatan dan kemampuan berjalan, dan
4.Edukasi keluarga untuk memberikan orientasi kepada mereka dalam
merawat orang yang mereka cintai di rumah dan tantangan yang akan
mereka hadapi.
Diskusi Kasus
Identitas
Nama : Ny. H
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Alamat : Serengan, Surakarta
Diskusi Kasus
Anamnesis

Keluhan Utama
Lengan dan tungkai sebelah kiri terasa lemah
Diskusi Kasus
Anamnesis
RPS
Penderita mengeluh lengan dan kaki sebelah kiri terasa
sulit untuk digerakkan semenjak 12 jam SMRS. Penderita
pernah dirawat selama 8 hari sekitar 4 bulan yang lalu akibat
menderita stroke. Selain itu penderita merasa mulut sebelah
kiri menjadi merot dan bicaranya menjadi pelo. Pasien
merasakan pusing, tetapi tidak merasakan nyeri kepala, mual
ataupun muntah. tidak merasakan adanya gangguan
penglihatan atau gangguan pembauan.
Diskusi Kasus
Anamnesis
RPS
Gangguan pendengaran dan gangguan menelan (-), buang
air besar maupun air kencing tidak ada gangguan. Gangguan
berkeringat tidak ada. Riwayat jatuh dan trauma pada kepala
tidak ada. Tidak ada gangguan kesadaran ataupun kejang sejak
awal. Gangguan perilaku dan perubahan kepribadian
sebelumnya tidak ada. Tidak pernah mengalami panas badan
dan batuk lama.
Diskusi Kasus
Anamnesis
RPS
 Tidak pernah mengeluhkan nyeri dada ataupun sesak saat
beraktivitas. Riwayat sering kencing, mudah haus atau lapar
dan penurunan berat badan disangkal oleh penderita Penderita
tidak pernah memeriksakan tekanan darah sebelum kejadian
ini, dan ini baru pertama kali dialami oleh penderita.
Diskusi Kasus
Anamnesis
RPD
Kanak-kanak : tidak pernah mempunyai penyakit serius
Dewasa : pernah mondok di rumah sakit 4 bulan
yang lalu karena stroke
Sakit gula : disangkal
Sakit jantung : disangkal
Riwayat kejang : disangkal
Cidera : disangkal
Operasi : disangkal
Keracunan : disangkal
Diskusi Kasus
Anamnesis
RPK
Riwayat tumor : (-)
Riwayat penyakit jantung : (-)
Riwayat kencing manis : (-)
Riwayat hipertensi : (+) ibu penderita
Diskusi Kasus
Anamnesis
Keadaan Sosial Ekonomi
Penderita mempunyai seorang suami dengan dua orang anak,
dan bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan kurang

Riwayat Kebiasaan Dan Gizi


Riwayat olah raga : (-)
Riwayat minum alkohol : (-)
Riwayat merokok : (-)
Pemeriksaan FIsik
1. Kesan Umum : gizi cukup, GCS E4 V5 M6
2. Tanda Vital :
Tensi : 140/80 Nadi : 72 x/mnt
Suhu : 36,6 ˚ C Respirasi : 20 x/mnt
3. Kepala dan Leher :
Kepala : pupil isokor, reflek cahaya +/+
Leher : pembesaran klj getah bening (-)
4. Jantung : dbn
5. Paru : dbn
6. Abdomen : dbn
STATUS PSIKIATRI
Emosi : normal
Proses berpikir : normal
Kecerdasan : Daya ingat : dbn
Menghitung : dbn
Pengertian : dbn
Persamaan : dbn
Perhatian : dbn
STATUS NEUROLOGIS
1. Kesan Umum dan Fungsi Luhur
a. Kepala : bentuk dbn
b. Kesadaran : kompos mentis
c. Cara Berbicara : disartria
d. Fungsi Psikosensorik :
Agnosia sensorik : (-)
Visual : dbn
e. Fungsi Psikomotorik : dbn
STATUS NEUROLOGIS
.2. Tanda-tanda Perangsangan Selaput Otak
Kaku Kuduk : (-)
Tanda Brudzinki I : (-)
Tanda Brudzinki II : (-)
Tanda Brudzinki III : (-)
Tanda Brudzinki IV : (-)
Lasseque : (-)
Tanda Kernig : (-)
STATUS NEUROLOGIS
3. Kolumna Vertebralis
Kelainan Bentuk : tidak ditemukan
Nyeri tekan/ketok lokall : tidak ada
Tanda Patrick : negatif
Tanda Anti Patrick : negatif
Tanda Nafzinger : negatif
Gerakan Vert. Servikal : dbn
Gerakan tubuh : membungkuk tidak dilakukan,
ekstensi tidak dilakukan, deviasi lateral
tidak dilakukan.
STATUS NEUROLOGIS
4. Saraf Otak
a.Nervus Olfaktorius
Kanan Kiri
Anosmia (-) (-)
Parosmia (-) (-)
Halusinasi (-) (-)
STATUS NEUROLOGIS
4. Saraf Otak
b.Nervus Optikus
Kanan Kiri
Visus > 2/60 >2/60
Kacamata (-) (-)
Lapang Pandang dbn dbn
Warna dbn dbn
Funduskopi dbn dbn
STATUS NEUROLOGIS
4. Saraf Otak
c.Nervus III, IV, VI
Kanan Kiri
Celah mata dbn dbn
Posisi bola mata ditengah ditengah
Gerak bola mata dbn dbn
Pupil : Ukuran 3 mm 3 mm
Bentuk bulat bulat
R. Cahaya langsung (+) (+)
R. Cahaya tak langsung (+) (+)
Konvergensi (+) (+)
Akomodasi (+) (+)
Rangsang Nyeri (+) (+)
STATUS NEUROLOGIS
5. Pemeriksaan Sistem Koordinasi Ekstremitas
a. Gerakan Abnormal : tidak ada
b. Uji Jari-jari Tangan : normal / sde
c. Uji Jari-Hidung : normal / sde
d. Uji Pronasi dan Supinasi : normal / sde
e. Uji hidung-jari-hidung : normal /sde
f. Tapping jari-jari tangan : normal / sde
g. Uji Tumit-lutut : normal / sde
h. Tapping jari-jari kaki : normal / sde
i. Cara berjalan : sulit dilakukan
j. Uji Romberg : sulit dilakukan
STATUS NEUROLOGIS
6. Pemeriksaan Sistem Sensorik
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Rasa Exteroseptik
Rasa nyeri superfisial normal normal normal normal
Rasa suhu normal normal normal normal
Rasa raba ringan normal normal normal normal
Rasa Proprioseptik
Rasa getar dbn dbn
Rasa tekan dbn dbn
Rasa nyeri tekan dbn dbn
Rasa gerak dan posisi dbn dbn
Rasa Kortikal
Stereognosis dbn dbn
Baragnosis dbn dbn
Pengenalan 2 titik dbn dbn
STATUS NEUROLOGIS
7. Pemeriksaan sistem Otonom
a. Miksi : dbn
b. Defekasi : dbn
c. Salivasi : dbn
d. Sekresi Keringat : dbn
STATUS NEUROLOGIS
8. Pemeriksaan Sistem Motorik dan Reflek
a. Lengan
Atas Bawah Tangan
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Pertumbuhan N N N N N N
Tonus N ↑ N ↑ N ↑
Kekuatan
Fleksi +5 +3 +5 +3 +5 +3
Ekstensi +5 +3 +5 +3 +5 +3
Reflek Fisiologi
Bisep +2 +3
Trisep +2 +3
Reflek Patologis
Hoffman (-) (-)
STATUS NEUROLOGIS
8. Pemeriksaan Sistem Motorik dan Reflek
b. Tungkai Atas Bawah Kaki
Ka Kiri Ka Kiri Ka Kiri
Pertumbuhan N N N N N N
Tonus N ↑ N ↑ N ↑
Kekuatan
Fleksi +5 +4 +5 +4 +5 +4
Ekstensi +5 +4 +5 +4 +5 +4
Klonus
Lutut (-) (-)
Kaki (-) (-)
STATUS NEUROLOGIS
c. Reflek
Atas Bawah Kaki
Ka Kiri Ka Kiri Ka Kiri
Reflek Patela +2 +3
Reflek Achiles +2 +3
STATUS NEUROLOGIS
d.Reflek Primitip
Reflek Memegang (-)
Reflek Snout (-)
Reflek Menghisap (-)
Reflek Palmo Mental (-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : 20 Januari 2020
Hb : 15,1 g/dl HDL : 51 mg/dl
Leukosit : 8,1 . 103 µl LDL : 127 mg/dl
HCT : 43 % Trigliserida : 139 mg/dl
Trombosit : 358. 103 µl Kolesterol total : 206 mg/dl
GDS : 76 mg/dl Natrium : 142 mmol/l
Ureum : 19 mg/dl Kalium : 3,6 mmol/l
Creatinin : 1,1 mg/dl Kalsium : 1,18 mmol/l
Asam Urat : 3,9 mg/dl
SGOT : 27 mg/dl
SGPT : 29 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang Lain
Foto Thorax: cor dan pulmo dalam batas normal
CT Scan Kepala polos : lesi hipodense di daerah kapsula interna dekstra.
RESUME PEMERIKSAAN
A. RESUME ANAMNESA
Kelemahan lengan dan kaki kiri
Pelo
Mulut mencong
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat stroke (+)
RESUME PEMERIKSAAN
B. RESUME PEMERIKSAAN
Vital Sign : Tensi : 140/80 Nadi : 72x/mnt
Suhu: 36,6 oC Respirasi: 20x/mnt
Status Interna : dbn
St.Psikiatri : dbn
Status Neurologis
Fungsi Luhur : dbn
Cara bicara : disartria
Fungsi Vegetatif : dbn
Fungsi Sensoris : dbn
Fungsi Motorik : Atas : +5 / +3
Bawah : +5 / +4
Reflek Fisiologis : meningkat Reflek Pathologis : (-)
Nn. Cranialis : parese N. VII sinistra sentral
Parese N. XII sinistra sentral
RESUME PEMERIKSAAN

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : hiperkolesterolemia
Pemeriksaan radiologi:
Foto Thorax : dbn
CT Scan : hipodense di kapsula interna dekstra
DIAGNOSIS

Diagnosa Klinik : hemiparese sinistra dengan derajat


kekuatan motorik berbeda antara lengan dan tungkai, disartria,
parese N. VII dan XII sinistra sentral

Diagnosa Etiologik : STROKE INFARK (trombotik)


Diagnosa Topis : kapsula interna dekstra
Penatalaksanaan
1.Non Medikamentosa
Bed rest tidak total
Head Up 30 derajat
Edukasi pasien dan keluarga untuk tidak terlalu banyak bergerak,
mengonsumsi obat dengan rutin, dan apabila keluhan semakin memberat
untuk dibawa ke dokter segera.

2.Medikamentosa
Infus NaCl 0,9% 20 tpm
Aspilet tab 80 mg
Resep
Resep
Resep
PEMBAHASAN OBAT
A.Piracetam
Piracetam adalah obat yang mengatur fungsi serebral yang diklaim
dapat meningkatkan kognitif pada otak yang menurun dengan
bertambahnya usia.
Obat ini adalah suatu derivat siklik gamma amino-butyric acid(GABA),
tetapi tidak mempunyai sifat-sifat GABA.
Obat ini disebut suatu Nootropik (Obat Nootropik atau sering disebut
obat pintar, adalah senyawa yang meningkatkan kemampuan kognitif
manusia (fungsi dan kapasitas otak)
PEMBAHASAN OBAT
A.Piracetam
Mekanisme kerja obat ini adalah sebagai berikut :
Aktivasi metabolik peredaran darah otak meningkatkan kecepatan
metabolik serebral oksigen dan glukosa regional menormalkan aliran
darah ke daerah iskemik, bukan dengan suatu aktivitas langsung
tetapi sekunder menurunkan rasio laktat/piruvat.
PEMBAHASAN OBAT
A.Piracetam
Piracetam (Mersitropil, Metabolitropikum)
BSO: kapsul 400mg, 800mg; kaplet salut selaput 1200mg; sirup 500mg/5ml; injeksi 3
g/15ml, 1g/5ml ampul; infuse 200mg/ml
Dosis (penggunaan):
Kaplet:
Dewasa dosis rata-rata:
Dosis awal:
-2 kapsul 400mg atau 1 kaplet 800mg 3x sehari. Jika efek yang diinginkan telah tercapai
secara bertahap, dikurangi 1 kapsul 400mg 3x sehari atau ½ kaplet 800mg 3x sehari.
-Kaplet 1200mg digunakan pada penderita yang memerlukan dosis. Dosis lazim: 1,2—4,8g
per hari dalam dosis terbagi 2 atau 3 kali.
-Sirup: dewasa 1—2 sendok the 3x sehari; anak-anak 30—50 mg/kg BB per hari.
-Ampul: dewasa dosis rata-rata 3x sehari 1 ampul iv/im
PEMBAHASAN OBAT
B.Infus NaCl
Pemberian infus pada kasus ini bertujuan untuk menambah elektrolit
tubuh untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit tubuh. Pemberian
cairan dan obat melalui pembuluh darah atau biasa disebut infus, telah
menjadi metode pengobatan efektif bagi pasien di rumah sakit yang
berfungsi sebagai pemelihara.
PEMBAHASAN OBAT
C.Asam Asetil Salisilat (Asetosal, Aspirin, Aspilet)

Tablet 100 mg, 500mg


Penggunaan: Dewasa: max 6 tablet/hari, anak >5tahun: ½--3 tab/hari
Indikasi: meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi, demam, nyeri
karena haid, migren, sakit kepala dan sakit gigi tingkat ringan hingga
berat
Kontra indikasi: ulkus peptikum, hipersensitif terhadap derivat asam
asalisilat, asma, alergi
PEMBAHASAN OBAT
C.Asam Asetil Salisilat (Asetosal, Aspirin, Aspilet)

Farmakokinetik:
-A: peroral diabsorbsi cepat di lambung, usus halus bagian atas.per rectal
lebih lambat dan tidak sempurna. Per kulit dapat diabsorbsi cepat
-D: seluruh jaringan tubuh dan cairan transeluler
-M: dalam hati
-E: sebagian besar melalui ginjal, sebagian kecil lewat keringay dan
empedu
Efek samping: Nyeri lambung, rasa terbakar, mual, perdarahan
gastrointestinal, hipersensitivitas
PEMBAHASAN OBAT
C.Asam Asetil Salisilat (Asetosal, Aspirin, Aspilet)

INDIKASI :
Pengobatan dan pencegahan trombosis (agregrasi platelet) pada infark
miokardial akut atau setelah stroke.
KONTRA INDIKASI :
- Pasien yang sensitif terhadap Aspirin.
- Pasien yang menderita asma, ulkus peptikum yang sering atau kadang-
kadang, perdarahan subkutan, hemofilia, trombositopenia.
- Pasien yang sedang diterapi dengan antikoagulan.
PEMBAHASAN OBAT
C.Asam Asetil Salisilat (Asetosal, Aspirin, Aspilet)

PERHATIAN :
- Kerusakan ginjal atau hati.
- Hamil, menyusui.
- Dehidrasi.
- Anak berusia kurang dari 12 tahun.
EFEK SAMPING :
Iritasi lambung-usus, mual, muntah.
Penggunaan jangka panjang : perdarahan lambung-usus, ulkus peptikum.
PEMBAHASAN OBAT
C.Asam Asetil Salisilat (Asetosal, Aspirin, Aspilet)

DOSIS :
1-2 tablet sekali sehari.
PENYAJIAN :
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
PEMBAHASAN OBAT
E.Neurobion tablet salut gula
Indikasi:
Untuk pengobatan kekurangan Vitamin B1, B6 dan B12 seperti pada beri-
beri dan polineuritis.
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Tiap salut gula mengandung:
Vitamin B1 (Thiamine Mononitrate) 100 mg
Vitamin B6 (Pyridoxol Hydrochloride) 100 mg
Vitamin B12 5000 mcg
PEMBAHASAN OBAT
E.Neurobion tablet salut gula
Cara Kerja Obat:
Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam keto dan
berperan dalam metabolisme karbohidrat. Vitamin B6 didalam tubuh
berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat yang dapat
membantu dalam metabolisme protein dan asam amino. Vitamin B12
berperan dalam sintesa asam nukeat dan berpengaruh pada pematangan
sel dan memelihara integritas jaringan saraf.
PEMBAHASAN OBAT
E.Neurobion tablet salut gula
Takaran Pemakaian:
1 tablet sehari sesudah makan. Dalam keadaan tertentu dosis dapat
ditingkatkan sesuai petunjuk dokter.
Interaksi Obat:
Mengurangi efek levodopa.
PEMBAHASAN OBAT
Pencegahan
Rekurensi dapat dicegah dengan memodifikasi factor resiko, tertuama
berhenti merokok dan manipulsi diet (rendah lemak hewani, rendah
garam, menghindari konsumsi alcohol yang berlebihan) dan penggunaan
obat-obat penurun koleterol.
Daftar Pustka
Azis, Hernawan. 2006. Klinis Praktis: petunjukpraktis
mempelajari kasus-kasus dalam klinik. Surakarta : LKMI
press. Hal. 54-55

Ginsberg,Lionel. 2008. Lecture Notes : Neurologi. Jakarta :


Penerbit Erlangga. Hal 89-99

Kesuma Islam.2008. Catatan Kuliah : Ilmu Penyakit Saraf.


Kesuma Islam. Solo : kesuma Press. Hal 74-82

Yulinah,elin. 2008. ISO FARMAKOTERAPI. Jakarta Barat : PT


Ikrar Mandiri Abadi. Hal 150-161
THANKS
Dankeschon

Anda mungkin juga menyukai