Anda di halaman 1dari 14

Analisis Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

pada PT Aerofood Indonesia

Oleh: Ira Shopita Anjarwati/1022110008/Akuntansi


Universitas Internasional Semen Indonesia

I. PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, persaingan bisnis merupakan sesuatu yang sering kita
jumpai. Tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan semakin kompleks dan semakin
tinggi, ditambah lagi dengan keadaan-keadaan yang tidak menentu seperti kondisi
politik dan ekonomi suatu negara, perilaku dari para pesaing atau kompetitor,
konsumen, suplier, dan kebijakan pemerintah. Sebuah perusahaan yang memiliki tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) akan sedikit lebih mudah
melewati sulitnya dunia persaingan sekarang ini. Tidak hanya memperkuat keuangan
dan seluruh aspek internal, perusahaan harus mampu mempertanggungjawabkan semua
keputusan dan kebijakan yang diambil kepada masyarakat sosial. Dengan keadaan
ekonomi yang memburuk, masyarakat seringkali mengawasi kinerja perusahaan dan
masyarakat menjadi teliti dan ingin tahu bagaimana sebuah perusahaan berjalan. Hal ini
terjadi karena masyarakat percaya bahwa perputaran uang yang mempengaruhi jalannya
ekonomi banyak dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan.
Pelaksanaan Good Corporate Governance sangat dibutuhkan untuk menjaga
kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Menurut KNKG dalam Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia 2006, pelaksanaan ini didasarkan atas lima prinsip:
transparency (transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility
(responsibilitas), independency (independensi), serta fairness (kewajaran atau
kesetaraan). Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menjalani dinamika bisnis sekarang
ini, kelima pondasi tersebut menjadi penting untuk mendukung performa perusahaan.
Dengan menerapkannya secara konsisten, kondisi perusahaan menjadi sehat, pasar yang
baik tercipta dengan memiliki kepercayaan yang tinggi, dan mampu memberikan
keuntungan bagi semua pemangku kepentingan.
Penelitian dari Mudashiru, Bakare, Ishmael (2014) juga menunjukkan hal yang
sama, bahwa penerapan good corporate governance mempunyai dampak positif bagi
performa perusahaan. Ditemukan dalam penelitian itu bahwa good corporate
governance meningkatkan transparansi operasi perusahaan, memastikan akuntabilitas
meningkatkan profitability perusahaan, serta melin¬dungi kepentingan pemegang
saham dengan menyelaraskan kepentingannya dengan manajer.
Perseroan Terbatas adalah entitas bisnis yang penting dan banyak terdapat di
dunia ini, termasuk Indonesia. Kehadiran Perseroan Terbatas sebagai salah satu
kendaraan bisnis memberikan kontribusi pada hampir semua bidang kehidupan
manusia. PT telah mencipatkan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan memberikan kontribusi yang tidak sedikit untuk pembangunan
ekonomi dan sosial. Perusahaan yang telah berbadan Perseroan Terbatas (PT)
diwajibkan menjalankan setiap operasi dalam perusahaannya mengikuti prinsip Good
Corporate Governance. Menurut Surat Keputusan Menteri BUMN No.
KEP-117/MMBU/2002, corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang
digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
perundangan dan nilai-nilai etika (Surya & Yustiavandana,2006).
PT Aerofood Indonesia merupakan sebuah perusahaan penyedia catering
penerbangan berstandar internasional. PT Aerofood Indonesia adalah bagian dari
markapai penerbangan Garuda Indonesia yang menghadirkan layanan kelas premium
untuk produk makanan dan minuman terbaik di kelasnya. Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) oleh PT. Aerofood Indonesia menjadi salah satu sarana untuk
mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan secara lebih baik serta berkelanjutan. Selain
itu, sebagai salah satu anak perusahaan BUMN, PT Aerofood Indonesia wajib
melakukan penerapan lima prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang telah
disebutkan di atas. Berikut penjelasan dari kelima prinsip GCG:
1. Transparansi (Transparency)
Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan
dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan
untuk dapat menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku
kepentingan lainnya. Terdapat jendela transparansi menurut The Global
Environmental Management Initiative (GEMI, 2004), yaitu:
a) Pelaporan publik tentang informasi yang berkaitan dengan kinerja
organisasi seperti lingkungan, kesehatan, dan keselamatan (EHS),
serta laporan pemegang saham dan keberlanjutan atau
kewarganegaraan.
b) Website publik
c) Partisipasi dalam konferensi dan pameran dagang
d) Penyampaian informasi kepada media
e) Pertemuan publik
f) Fasilitas open house
g) Inisiatif dalam Pendidikan
h) Partisipasi dalam kegiatan masyarakat
i) Penyampaian informasi kepada lembaga regulator
j) Pertemuan tahunan pemegang saham
k) Penyampaian informasi kepada investor yang bertanggungjawab
secara sosial
l) Informasi yang dibuat tersedia untuk umum berkaitan dengan
proyek-proyek tertentu dan inisiatif bisnis
m) Pemberian informasi mengenai kinerja produk kepada konsumen
n) Pembagian informasi kepada pemasok sebagai hasil dari rantai
pasokan
o) Keterlibatan penasehat yang terdiri dari pemangku kepentingan
eksternal untuk memberikan masukan tentang isu-isu yang
berkaitan dengan kebijakan dan strategi.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar dengan menunjukkan struktur dan tanggung jawab yang
jelas oleh semua organ perusahaan. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara
benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja
yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Setiap perusahaan perlu menaati setiap peruturan yang dibuat oleh
pemerintah untuk mencapai keadilan di dalam berbisnis. Perusahaan harus
mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan
usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen.
4. Independensi (Independency)
Di dalam sebuah perusahaan dibutuhkan sikap dan sifat professional
untuk melancarkan pelaksanaan GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melakukan kegiatannya, perusahaan memberikan perlakuan yang
adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal ini berarti
perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai analisis
penerapan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Corvernance) yang telah disebutkan
di atas. Diharapkan, dengan adanya artikel ini pembaca dapat mengetahui sejauh mana
penerapan prinsip-prinsip GCG oleh PT Aerofood Indonesia dan bagaimana peran
perangkat GCG (Good Corporate Corvernance ) dalam pelaksanaan GCG tersebut.
II. PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Profil PT Aerofood Indonesia
PT Aerofood Indonesia merupakan perusahaan penyedia catering
penerbangan bertaraf internasional. PT Aerofood Indonesia adalah bagian dari
maskapai penerbangan Garuda Indonesia, atau dalam artian lain tergabung
dalam Garuda Indonesia Group. Dengan pengalaman selama 47 tahun pada
bidang tersebut, PT Aerofood Indonesia telah berhasil dan selalu menjaga
reputasi perusahaan untuk menghadirkan layanan produk makanan dan minuman
kelas premium terbaik di kelasnya.
PT Aerofood Indonesia mulai berdiri pada tahun 1974, di mana saat itu
perusahaan memulai operasinya di bawah nama PT Aero Garuda Dairy Farm
bekerja sama dengan Dairy Farm, yaitu sebuah perusahaan catering yang
berbasis di Hong Kong. Setelah itu, berubah nama menjadi PT Angkasa Citra
Sarana Catering Serving. Pada tahun 2009, berubah nama menjadi PT Aerofood
Indonesia dengan merk dagang Aerofood ACS (Aerowisata Catering Services).
ACS kemudian melakukan diversifikasi dengan menyediakan layanan
industrial catering di tahun 2002 dan perusahaan mulai merintis bisnis retail
F&B di tahun 2008. Dengan beragam kesuksesan yang terus diraih, perusahaan
semakin mengembangkan divisi-divisi baru yang juga memberikan sumbangan
bagi perkembangan perusahaan. Di tahun 2009, layanan manajemen laundry dan
in-flight logistic memulai operasinya di bawah divisi yang diberi nama Garuda
Support.
Saat ini, Aerofood ACS memiliki lebih dari 5.500 staf profesional dan
dikenal sebagai pemimpin dalam bisnis ini, dengan produk layanan premium in-
flight logistic yang disajikan ke 40 perusahaan penerbangan komersil
internasional dan domestic. Aerofood ACS juga menyediakan layanan catering
untuk lebih dari 20 perusahaan blue ribbon di seluruh negeri. Berbekal kekuatan
pendekatan terhadap customer yang luar biasa, di tahun 2013 Aerofood ACS
mendapat pengakuan 2013 Indonesian Airline Support Service Provider dari
Frost & Sullivan.
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, PT Aerofood Indonesia
memiliki visi yang merupakan tujuan perusahaan. Visi tersebut dicapai dengan
beberapa misi di dalamnya. Visi Misi PT Aerofood Indonesia diciptakan taat
sesuai dengan UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Berikut
adalah visi misi PT Aerofood Indonesia.
 Visi
“PT Aerofood Indonesia menjadi perusahaan makanan dan
layanan kelas dunia.”
Makna dari pernyataan visi tersebut adalah sebagai berikut.
a) Bahwa PT. Aerofood Indonesia adalah perusahaan penghasil
produk sekaligus penyedia jasa dalam industri makanan dan
minuman yang berkomitmen untuk menghasilkan dan
menyediakan produk dan jasa dengan kualitas premium.
b) Bahwa Aerofood Indonesia berkomitmen untuk menjadi yang
terbaik dalam bidangnya dengan melakukan kegiatan-
kegiatan usahanya sesuai dengan standar operational
excellence yang diakui secara internasional.
c) Bahwa Aerofood Indonesia berkomitmen untuk mengambil
peran sebagai yang terdepan di industri dengan membangun
customer intimacy dan memastikan terpenuhinya kepentingan
seluruh stakeholder.

 Misi
1) Menyediakan makanan dan layanan solusi untuk
memenuhi sukacita pelanggan
2) Meningkatkan kemampuan organisasi dengan percepatan
dan pengembangan manusia (SDM) dan inovasi di bidang
proses dan teknologi.
3) Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemangku
stakeholders melalui pencapaian di tingkat global.
Sebagai bagian dari Garuda Indonesia Group, PT Aerofood Indonesia
juga sebagai anak perusahaan BUMN. Semua perusahaan milik BUMN
memiliki Corporate Value. Corporate Value PT Aerofood Indonesia disingkat
menjadi ‘’AKHLAK’’, yang terdiri dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif. Berikut adalah makna setiap nilai-nilai AKHLAK.

 (A) Amanah : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.


 (K) Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
 (H) Harmonis : Saling peduli dan menghargai perbedaan.
 (L) Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa.
 (K) Kolaboratif : Membangun kerja sama yang sinergis.

B. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance PT Aerofood


Indonesia
1) Transparansi (Transparency)
PT Aerofood Indonesia melaksanakan implementasi prinsip transparansi
dengan menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat,
dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan
sesuai dengan haknya, antara lain:
a. Informasi yang diungkapkan tidak terbatas pada visi, misi, sasaran usaha
dan strategi perusahaan, kondisi dan kinerja keuangan, susunan
pengurus, pemegang saham dan kepemilikan saham, sistem manajemen
resiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan
pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya dan kejadian penting yang
dapat mempengaruhi kondisi perusahaan;
b. Prinsip transparansi diterapkan dengan memperhatikan ketentuan rahasia
Perusahaan, rahasia jabatan, dan hak hak yang berlaku sesuai peraturan
yang berlaku;
c. Kebijakan Perusahaan dibuat secara tertulis dan dikomunikasikan kepada
Pemangku Kepentingan secara proporsional.

2) Akuntabilitas (Accountability)
Aerofood mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar melalui pengelolaan secara bertanggung jawab, benar, terukur, dan
sesuai dengan kepentingan Perusahaan serta memperhitungkan kepentingan
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lain. Implementasi prinsip
akuntabilitas PT Aerofood diwujudkan dalam hal berikut:
a. Rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing Organ Perusahaan
yang terdiri dari Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi serta
seluruh Karyawan ditetapkan secara jelas dan selaras dengan visi, misi,
nilai budaya dan strategi Perusahaan;
b. Mendorong seluruh individu dan atau organ perusahaan agar menyadari
hak dan kewajiban, tugas, dan tanggung jawab serta kewenangannya
masing-masing dengan berpegang pada Pedoman Perilaku (Code of
Conduct) yang telah ditetapkan;
c. Memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran Aerofood sesuai dengan
sasaran usaha korporat serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi
(reward and punishment) yang jelas;
d. Memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam
pengelolaan perusahaan.

3) Pertanggungjawaban (Responsibility)
Aerofood melakukan kegiatan secara bertanggung jawab. Implementasi
prinsip ini diwujudkan dengan cara antara lain:
a. Organ Perusahaan berupaya menjalankan prinsip kehati-hatian dan
memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan maupun
peraturan Perusahaan yang ditetapkan ,seperti tersirat pada undang-
undang, regulasi, kontrak maupun norma yang berlaku dan dihormati
Bersama,
b. Perusahaan melakukan tanggung jawab sosial dalam membangun
kemitraan dengan seluruh pihak yang terkait sesuai etika bisnis, termasuk
peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan.
4) Kemandirian (Independency)
Implementasi prinsip kemandirian diwujudkan oleh Aerofood dengan
cara:
a. Masing masing organ perusahaan saling menghormati hak, kewajiban,
tugas, tanggung jawab serta wewenang sehingga tidak terdapat dominasi
oleh pihak manapun dan bebas dari segala pengaruh atau tekanan;
b. Jajaran Perusahaan melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan
Anggaran Dasar Perusahan dan peraturan perundang-undangan sehingga
proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara objektif dan bebas
dari kepentingan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang –
undangan dan prinsip GCG.

5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)


Implementasi prinsip fairness diwujudkan oleh Aerofood dengan cara:
a. Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk
mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip
ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan
oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi
harus melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang
mengandung benturan kepentingan.
b. Perusahaan menjamin bahwa setiap Pemegang Saham dan stakeholders
mendapatkan perlakuan yang setara, wajar, serta dijamin dapat
menggunakan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan anggaran dasar perusahaan.
c. Apabila ada indikasi terjadinya ketidakwajaran dalam suatu bisnis proses
perusahaan, kami menyediakan media untuk meyampaikan indikasi
tersebut baik secara lisan maupun tertulis sepanjang didukung oleh bukti
yang mencukupi.

C. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance (GCG)


Tujuan penerapan Good Corporate Governance PT Aerofood mengacu
berdasarkan Peraturan Menteri BUMN no PER-01/MBU/2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
Badan Usaha Milik Negara. Adapun tujuan dari penerapan prinsip-prinsip GCG
di PT. Aerofood Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Memaksimalkan nilai perusahaan dalam bentuk peningkatan kinerja dan
citra perusahaan yang lebih baik;
2) Mendorong pengelolaan perusahaan secara lebih profesional, transparan dan
efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ
perusahaan;
3) Mendorong organ perusahaan dalam membuat suatu keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi dengan nilai etika/moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
adanya kesadaran akan tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholders;
4) Mendorong pengelolaan sumber daya dan resiko perusahaan secara lebih
efisien dan lebih efektif;
5) Mengurangi potensi benturan kepentingan antara organ perusahaan dan
pekerja dalam menjalankan bisnis perusahaan;
6) Menciptakan lingkungan usaha yang kondusif terhadap pencapaaian tujuan
perusahaan.

D. Peran Perangkat GCG dalam Pelaksanaan GCG


Penerapan dan pelaksanaan GCG pada PT Aerofood Indonesia tidak
akan dapat berjalan tanpa adanya perangkat-perangkat Good Corporate
Governance (GCG) dalam perusahaan. Perangkat GCG yang disebutkan di sini
adalah bagian dari organ perusahaan, yaitu Komisaris Independen, Komite
Audit, dan Sekretaris Perusahaan. Dengan berjalannya fungsi, tugas, dan
wewenang perangkat GCG tersebut, maka pelaksanaan GCG dalam perusahaan
berjalan pula. Berikut adalah peran perangkat GCG dalam pelaksanaan GCG
berdasarkan fungsi, tugas, dan wewenang masing-masing perangkat.
1) Komisaris Independen (Dewan Komisaris)
Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang tidak
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau
hubungan keluarga dengan anggota Direksi, Dewan Komisaris lainnya,
dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Perseroan
yang dapat mempengaruhi kemampuan yang bersangkutan untuk bertindak
independen. Pengangkatan Komisaris Independen diatur dalam Peraturan
OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan komisaris Emiten
atau Perusahaan Publik. Dewan Komisaris diangkat Pemegang Saham
melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), pemilihan anggota
komisaris harus dilakukan dengan fit & proper test berdasarkan
pertimbangan keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, dan kelakuan
baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha guna kemajuan
perusahaan untuk masa jabatan 5 tahun atau sesuai dengan pengangkatan
yang disebutkan dalam AD/ART PT Aerofood Indonesia. Anggota
Komisaris dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS
dengan alasan sebagai berikut:
- Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
- Tidak melaksanakan Peraturan Perundang-Udangan dan/atau
Anggaran Dasar Perusahaan;
- Terbukti terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan
dan/atau negara;
- Dinyatakan bersalah oleh Pengadilan yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
- Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatuhan
yang seharusnya dihormati sebagai anggota Dewan Komisaris;
- Mengundurkan diri.

Dalam pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, Dewan Komisaris memiliki


tugas dan wewenang sebagai berikut.

 Keterbukaan (Transparency)
o Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen
lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi, dan
lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan
Perseroan.
o Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya
mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan
Perseroan.
o Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan
akan dijalankan oleh Direksi.
 Akuntabilitas (Accountability)
o Memberikan nasihat kepada Direksi termasuk
pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP, RKAP, serta
ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku, kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
o Memantau dan memastikan terselenggaranya praktek
GCG dilingkungan perusahaan.
o Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh
Direksi;
o Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar
o Membentuk komite-komite dalam hal ini termasuk
Komite Audit dengan memperhatikan kemampuan
Perseroan
 Pertanggungjawaban (Responsibility)
o Melaksanakan kewenangan pelaksanaan lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau
keputusan RUPS.
o Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar.
o Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan
Komisaris.
 Kemandirian (Independency)
o Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam
jangka waktu tertentu atas beban Perseroan.
 Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
o Menghadiri Rapat Direksi dan memberikan pandangan-
pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.
o Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang
dipergunakan oleh Perseroan.
o Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah
Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri
rapat Dewan Komisaris.

2) Komite Audit
Komite Audit merupakan salah satu organ pendukung perusahaan yang
berperan membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi
pengawasan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Dewan
Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Komite Audit ditunjuk oleh Dewan Komisaris sekurang-kurangnya 3 orang
anggota Komite Audit yang terdiri dari 1 anggota Komisaris dan 2 orang
tenaga ahli yang bukan merupakan karyawan perusahaan. Adapun
persyaratan Komite Audit adalah sebagai berikut.
- Memiliki integritas yang baik, pengetahuan, dan pengalaman kerja
yang cukup dibidang pengawasan perusahaan dan bidang-bidang lain
yang relevan;
- Tidak mempunyai kepentingan / keterikatan pribadi yang dapat
menyebabkan danpak negatif dan benturan kepentingan bagi
perusahaan; mampu berkomunikasi secara efektif.
Dalam pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, Komite Audit menjalankan
fungsinya sebagai berikut.

 Keterbukaan (Transparency)
o Evaluasi atas hasil audit yang dilakukan oleh Satuan
pengawan Internal.
o Mengadakan rapat dengan Dewan Komisaris.
 Akuntabilitas (Accountability)
o Mengikuti proses penunjukan Kantor Akuntan Publik
(External Auditor).
o Melakukan evaluasi atas implementasi kebijakan internal
perusahaan dan implementasi kebijakan manajemen
resiko.
o Evaluasi atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.
 Pertanggungjawaban (Responsibility)
o Melakukan evaluasi atas hasil audit dari KAP yang
ditunjuk.
o Melakukan evaluasi atas pelaksanaan proyek-proyek
perusahaan.
 Kemandirian (Independency)
o Memberikan pendapat independent dalam hal terjadi
perbedaan pendapat antara manajemen dan akuntan atas
jasa yang diberikannya.
 Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
o Apabila diperlukan mendampingi komisaris dalam rapat
gabungan dengan Direksi atau RUPS serta dalam
kunjungan ke unit usaha perusahaan.

3) Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan merupakan salah satu perangkat pelaksanaan GCG PT
Aerofood Indonesia. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama dan menjalankan fungsi menjalin dan memperlancar
hubungan antar organ perusahaan dengan seluruh stakeholders. Sekretaris
Perusahaan atau Corporate Secretary harus memiliki kualifikasi akademis
yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik. Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, berikut
adalah fungsi yang harus dijalankan oleh Sekretaris Perusahaan.
 Keterbukaan (Transparency)
o Liaison officer, sebagai penghubung antar pemangku
kepentingan (stakeholders) dengan organ perusahaan.
o Stakeholders Relation, memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan
pengawas secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila
diminta.
 Akuntabilitas (Accountability)
o Compliance Officer, memastikan bahwa perusahaan
mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan
sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG.
 Pertanggungjawaban (Responsibility)
o Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan,
termasuk tetapi tidak terbatas pada daftar pemegang
saham, daftar khusus dan risalah rapat direksi, rapat
dewan komisaris dan RUPS
 Kemandirian (Independency)
o Menyampaikan informasi ke pemangku kepentingan
tanpa adanya intervensi dari pihak manapun dan
disampaikan secara akurat dan transparan.
 Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
o Menyimpan dokumen dan memberikan dokumen tersebut
jika dibutuhkan kepada stakeholders tanpa terkecuali.

E. Manfaat Good Corporate Governance dalam Pelaksanaan Operasional


Penerapan Good Corporate Governance (GCG) oleh PT Aerofood
Indonesia memiliki banyak sekali manfaat yang berkesinambungan terhadap
pelaksanaan operasional perusahaan. Dengan adanya implementasi GCG, PT
Aerofood Indonesia telah mencapai salah satu sarana untuk mencapai visi, misi,
dan tujuan perusahaan secara lebih baik dan berkelanjutan. Penerapan Good
Corporate Governance (GCG) ini seimbang dengan pembangunan nilai-nilai
dan budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya
perusahaan.
PT Aerofood Indonesia telah menyusun dan menetapkan aturan
kebijakan pokok operasional sebagai bagian atas panduan Good Corporate
Governance (GCG). PT Aerofood konsekuen dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya menurut prinsip-prinsip GCG. Dalam artian lain, pedoman GCG
bukan merupakan peraturan perundangan, tetapi menjadi landasan bagi
perusahaan dalam mempertahankan kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dalam koridor etika bisnis yang berlaku.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada Bab II, PT Aerofood Indonesia merupakan
perusahaan penyedia catering penerbangan bertaraf internasional dan merupakan bagian
dari Garuda Indonesia Group. PT Aerofood Indonesia juga sebagai anak perusahaan
BUMN yang wajib menjalankan penerapan Good Corporate Governance (GCG)
diiringi dengan Corporate Value “AKHLAK”. Penerapan GCG pada PT Aerofood
Indonesia juga digunakan untuk mencapai tujuan, misi, dan visi perusahaan, yaitu
menjadi perusahaan makanan dan layanan kelas dunia.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance PT Aerofood Indonesia sesuai
dengan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006, yaitu
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness. Masing-masing
prinsip tersebut telah dijalankan PT Aerofood Indonesia sesuai dengan poin-poin yang
telah disebutkan pada Bab II. Selain itu, penerapan prinsip tersebut tidak akan berjalan
tanpa adanya perangkat GCG yang melakukan tugas, fungsi, dan wewenangnya.
Perangkat GCG pada PT Aerofood Indonesia adalah Komisaris Independen (Dewan
Komisaris), Komite Audit, dan Sekretaris Perusahaan. Semua perangkat tersebut telah
memenuhi tugas dan wewenangnya sesuai dengan lima prinsip GCG PT Aerofood
Indonesia.
Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) juga
berkesinambungan dengan pelaksanaan operasional perusahaan. Pada PT Aerofood
Indonesia, prinsip-prinsip GCG melahirkan Pedoman Kode Etik Perusahaan untuk
pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan. Adanya pelaksanaan GCG PT
Aerofood Indonesia juga menjadi landasan dalam pelaksanaan operasional perusahaan
untuk mempertahankan kesinambungan usaha dalam jangka panjang sesuai dengan
etika bisnis yang berlaku.
IV. REFERENSI

Aerofood ACS. (2022, November 28). Kebijakan Good Corporate Governance


Aerofood ACS. Retrieved from Aerofood ACS Web site:
https://aerowisatafood.com/wp-content/uploads/2022/04/Pedoman-Tata-Kelola-
Perusahaan-yang-Baik.pdf
Aerofood ACS. (2022, November 29). Pedoman Etika Bisnis & Perilaku. Retrieved
from Aerofood ACS Web Site:
https://aerowisatafood.com/wp-content/uploads/2022/04/Pedoman-Etika-Bisnis-
Perilaku.pdf
Aerofood ACS. (2022, November 29). Profil. Retrieved from Aerofood ACS Web site:
https://aerowisatafood.com/in/profil/
Aerofood ACS. (2022, November 2022). Profile - Aerofood ACS. Retrieved from
Aerofood ACS Web site:
https://aerowisatafood.com/wp-content/uploads/2018/11/Aerofood-ACS-
Compro.pdf
Graha, A. (2022, November 29). Perancangan Penilaian Indikator Kinerja Karyawan
di PT Aerofood ACS Surabaya. Retrieved from Repository Unair:
https://repository.unair.ac.id/39423/4/4.%20BAB%20I
%20PENDAHULUAN.pdf
Patrice, G. J. (2016). ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE PADA PT KAROSET JATRA KARINDO.
AGORA Vol. 04, No. 02, 273-274, 278.
PT Wijaya Karya Tbk. (2022, November 29). Komisaris Independen. Retrieved from
PT Wijaya Karya Tbk Web site:
https://www.wika.co.id/po-content/po-upload/AR2020-494.pdf
Supit, C. L. (2016). ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE PADA PT WANG KONTRUKSI
INDONESIA. AGORA Vol. 04, No. 02, 146-148.

Anda mungkin juga menyukai