I. PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, persaingan bisnis merupakan sesuatu yang sering kita
jumpai. Tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan semakin kompleks dan semakin
tinggi, ditambah lagi dengan keadaan-keadaan yang tidak menentu seperti kondisi
politik dan ekonomi suatu negara, perilaku dari para pesaing atau kompetitor,
konsumen, suplier, dan kebijakan pemerintah. Sebuah perusahaan yang memiliki tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) akan sedikit lebih mudah
melewati sulitnya dunia persaingan sekarang ini. Tidak hanya memperkuat keuangan
dan seluruh aspek internal, perusahaan harus mampu mempertanggungjawabkan semua
keputusan dan kebijakan yang diambil kepada masyarakat sosial. Dengan keadaan
ekonomi yang memburuk, masyarakat seringkali mengawasi kinerja perusahaan dan
masyarakat menjadi teliti dan ingin tahu bagaimana sebuah perusahaan berjalan. Hal ini
terjadi karena masyarakat percaya bahwa perputaran uang yang mempengaruhi jalannya
ekonomi banyak dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan.
Pelaksanaan Good Corporate Governance sangat dibutuhkan untuk menjaga
kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Menurut KNKG dalam Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia 2006, pelaksanaan ini didasarkan atas lima prinsip:
transparency (transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility
(responsibilitas), independency (independensi), serta fairness (kewajaran atau
kesetaraan). Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menjalani dinamika bisnis sekarang
ini, kelima pondasi tersebut menjadi penting untuk mendukung performa perusahaan.
Dengan menerapkannya secara konsisten, kondisi perusahaan menjadi sehat, pasar yang
baik tercipta dengan memiliki kepercayaan yang tinggi, dan mampu memberikan
keuntungan bagi semua pemangku kepentingan.
Penelitian dari Mudashiru, Bakare, Ishmael (2014) juga menunjukkan hal yang
sama, bahwa penerapan good corporate governance mempunyai dampak positif bagi
performa perusahaan. Ditemukan dalam penelitian itu bahwa good corporate
governance meningkatkan transparansi operasi perusahaan, memastikan akuntabilitas
meningkatkan profitability perusahaan, serta melin¬dungi kepentingan pemegang
saham dengan menyelaraskan kepentingannya dengan manajer.
Perseroan Terbatas adalah entitas bisnis yang penting dan banyak terdapat di
dunia ini, termasuk Indonesia. Kehadiran Perseroan Terbatas sebagai salah satu
kendaraan bisnis memberikan kontribusi pada hampir semua bidang kehidupan
manusia. PT telah mencipatkan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan memberikan kontribusi yang tidak sedikit untuk pembangunan
ekonomi dan sosial. Perusahaan yang telah berbadan Perseroan Terbatas (PT)
diwajibkan menjalankan setiap operasi dalam perusahaannya mengikuti prinsip Good
Corporate Governance. Menurut Surat Keputusan Menteri BUMN No.
KEP-117/MMBU/2002, corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang
digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
perundangan dan nilai-nilai etika (Surya & Yustiavandana,2006).
PT Aerofood Indonesia merupakan sebuah perusahaan penyedia catering
penerbangan berstandar internasional. PT Aerofood Indonesia adalah bagian dari
markapai penerbangan Garuda Indonesia yang menghadirkan layanan kelas premium
untuk produk makanan dan minuman terbaik di kelasnya. Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) oleh PT. Aerofood Indonesia menjadi salah satu sarana untuk
mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan secara lebih baik serta berkelanjutan. Selain
itu, sebagai salah satu anak perusahaan BUMN, PT Aerofood Indonesia wajib
melakukan penerapan lima prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang telah
disebutkan di atas. Berikut penjelasan dari kelima prinsip GCG:
1. Transparansi (Transparency)
Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan
dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan
untuk dapat menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku
kepentingan lainnya. Terdapat jendela transparansi menurut The Global
Environmental Management Initiative (GEMI, 2004), yaitu:
a) Pelaporan publik tentang informasi yang berkaitan dengan kinerja
organisasi seperti lingkungan, kesehatan, dan keselamatan (EHS),
serta laporan pemegang saham dan keberlanjutan atau
kewarganegaraan.
b) Website publik
c) Partisipasi dalam konferensi dan pameran dagang
d) Penyampaian informasi kepada media
e) Pertemuan publik
f) Fasilitas open house
g) Inisiatif dalam Pendidikan
h) Partisipasi dalam kegiatan masyarakat
i) Penyampaian informasi kepada lembaga regulator
j) Pertemuan tahunan pemegang saham
k) Penyampaian informasi kepada investor yang bertanggungjawab
secara sosial
l) Informasi yang dibuat tersedia untuk umum berkaitan dengan
proyek-proyek tertentu dan inisiatif bisnis
m) Pemberian informasi mengenai kinerja produk kepada konsumen
n) Pembagian informasi kepada pemasok sebagai hasil dari rantai
pasokan
o) Keterlibatan penasehat yang terdiri dari pemangku kepentingan
eksternal untuk memberikan masukan tentang isu-isu yang
berkaitan dengan kebijakan dan strategi.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar dengan menunjukkan struktur dan tanggung jawab yang
jelas oleh semua organ perusahaan. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara
benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja
yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Setiap perusahaan perlu menaati setiap peruturan yang dibuat oleh
pemerintah untuk mencapai keadilan di dalam berbisnis. Perusahaan harus
mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan
usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen.
4. Independensi (Independency)
Di dalam sebuah perusahaan dibutuhkan sikap dan sifat professional
untuk melancarkan pelaksanaan GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melakukan kegiatannya, perusahaan memberikan perlakuan yang
adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal ini berarti
perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai analisis
penerapan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Corvernance) yang telah disebutkan
di atas. Diharapkan, dengan adanya artikel ini pembaca dapat mengetahui sejauh mana
penerapan prinsip-prinsip GCG oleh PT Aerofood Indonesia dan bagaimana peran
perangkat GCG (Good Corporate Corvernance ) dalam pelaksanaan GCG tersebut.
II. PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Profil PT Aerofood Indonesia
PT Aerofood Indonesia merupakan perusahaan penyedia catering
penerbangan bertaraf internasional. PT Aerofood Indonesia adalah bagian dari
maskapai penerbangan Garuda Indonesia, atau dalam artian lain tergabung
dalam Garuda Indonesia Group. Dengan pengalaman selama 47 tahun pada
bidang tersebut, PT Aerofood Indonesia telah berhasil dan selalu menjaga
reputasi perusahaan untuk menghadirkan layanan produk makanan dan minuman
kelas premium terbaik di kelasnya.
PT Aerofood Indonesia mulai berdiri pada tahun 1974, di mana saat itu
perusahaan memulai operasinya di bawah nama PT Aero Garuda Dairy Farm
bekerja sama dengan Dairy Farm, yaitu sebuah perusahaan catering yang
berbasis di Hong Kong. Setelah itu, berubah nama menjadi PT Angkasa Citra
Sarana Catering Serving. Pada tahun 2009, berubah nama menjadi PT Aerofood
Indonesia dengan merk dagang Aerofood ACS (Aerowisata Catering Services).
ACS kemudian melakukan diversifikasi dengan menyediakan layanan
industrial catering di tahun 2002 dan perusahaan mulai merintis bisnis retail
F&B di tahun 2008. Dengan beragam kesuksesan yang terus diraih, perusahaan
semakin mengembangkan divisi-divisi baru yang juga memberikan sumbangan
bagi perkembangan perusahaan. Di tahun 2009, layanan manajemen laundry dan
in-flight logistic memulai operasinya di bawah divisi yang diberi nama Garuda
Support.
Saat ini, Aerofood ACS memiliki lebih dari 5.500 staf profesional dan
dikenal sebagai pemimpin dalam bisnis ini, dengan produk layanan premium in-
flight logistic yang disajikan ke 40 perusahaan penerbangan komersil
internasional dan domestic. Aerofood ACS juga menyediakan layanan catering
untuk lebih dari 20 perusahaan blue ribbon di seluruh negeri. Berbekal kekuatan
pendekatan terhadap customer yang luar biasa, di tahun 2013 Aerofood ACS
mendapat pengakuan 2013 Indonesian Airline Support Service Provider dari
Frost & Sullivan.
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, PT Aerofood Indonesia
memiliki visi yang merupakan tujuan perusahaan. Visi tersebut dicapai dengan
beberapa misi di dalamnya. Visi Misi PT Aerofood Indonesia diciptakan taat
sesuai dengan UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Berikut
adalah visi misi PT Aerofood Indonesia.
Visi
“PT Aerofood Indonesia menjadi perusahaan makanan dan
layanan kelas dunia.”
Makna dari pernyataan visi tersebut adalah sebagai berikut.
a) Bahwa PT. Aerofood Indonesia adalah perusahaan penghasil
produk sekaligus penyedia jasa dalam industri makanan dan
minuman yang berkomitmen untuk menghasilkan dan
menyediakan produk dan jasa dengan kualitas premium.
b) Bahwa Aerofood Indonesia berkomitmen untuk menjadi yang
terbaik dalam bidangnya dengan melakukan kegiatan-
kegiatan usahanya sesuai dengan standar operational
excellence yang diakui secara internasional.
c) Bahwa Aerofood Indonesia berkomitmen untuk mengambil
peran sebagai yang terdepan di industri dengan membangun
customer intimacy dan memastikan terpenuhinya kepentingan
seluruh stakeholder.
Misi
1) Menyediakan makanan dan layanan solusi untuk
memenuhi sukacita pelanggan
2) Meningkatkan kemampuan organisasi dengan percepatan
dan pengembangan manusia (SDM) dan inovasi di bidang
proses dan teknologi.
3) Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemangku
stakeholders melalui pencapaian di tingkat global.
Sebagai bagian dari Garuda Indonesia Group, PT Aerofood Indonesia
juga sebagai anak perusahaan BUMN. Semua perusahaan milik BUMN
memiliki Corporate Value. Corporate Value PT Aerofood Indonesia disingkat
menjadi ‘’AKHLAK’’, yang terdiri dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif. Berikut adalah makna setiap nilai-nilai AKHLAK.
2) Akuntabilitas (Accountability)
Aerofood mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar melalui pengelolaan secara bertanggung jawab, benar, terukur, dan
sesuai dengan kepentingan Perusahaan serta memperhitungkan kepentingan
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lain. Implementasi prinsip
akuntabilitas PT Aerofood diwujudkan dalam hal berikut:
a. Rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing Organ Perusahaan
yang terdiri dari Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi serta
seluruh Karyawan ditetapkan secara jelas dan selaras dengan visi, misi,
nilai budaya dan strategi Perusahaan;
b. Mendorong seluruh individu dan atau organ perusahaan agar menyadari
hak dan kewajiban, tugas, dan tanggung jawab serta kewenangannya
masing-masing dengan berpegang pada Pedoman Perilaku (Code of
Conduct) yang telah ditetapkan;
c. Memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran Aerofood sesuai dengan
sasaran usaha korporat serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi
(reward and punishment) yang jelas;
d. Memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam
pengelolaan perusahaan.
3) Pertanggungjawaban (Responsibility)
Aerofood melakukan kegiatan secara bertanggung jawab. Implementasi
prinsip ini diwujudkan dengan cara antara lain:
a. Organ Perusahaan berupaya menjalankan prinsip kehati-hatian dan
memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan maupun
peraturan Perusahaan yang ditetapkan ,seperti tersirat pada undang-
undang, regulasi, kontrak maupun norma yang berlaku dan dihormati
Bersama,
b. Perusahaan melakukan tanggung jawab sosial dalam membangun
kemitraan dengan seluruh pihak yang terkait sesuai etika bisnis, termasuk
peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan.
4) Kemandirian (Independency)
Implementasi prinsip kemandirian diwujudkan oleh Aerofood dengan
cara:
a. Masing masing organ perusahaan saling menghormati hak, kewajiban,
tugas, tanggung jawab serta wewenang sehingga tidak terdapat dominasi
oleh pihak manapun dan bebas dari segala pengaruh atau tekanan;
b. Jajaran Perusahaan melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan
Anggaran Dasar Perusahan dan peraturan perundang-undangan sehingga
proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara objektif dan bebas
dari kepentingan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang –
undangan dan prinsip GCG.
Keterbukaan (Transparency)
o Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen
lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi, dan
lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan
Perseroan.
o Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya
mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan
Perseroan.
o Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan
akan dijalankan oleh Direksi.
Akuntabilitas (Accountability)
o Memberikan nasihat kepada Direksi termasuk
pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP, RKAP, serta
ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku, kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
o Memantau dan memastikan terselenggaranya praktek
GCG dilingkungan perusahaan.
o Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh
Direksi;
o Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar
o Membentuk komite-komite dalam hal ini termasuk
Komite Audit dengan memperhatikan kemampuan
Perseroan
Pertanggungjawaban (Responsibility)
o Melaksanakan kewenangan pelaksanaan lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau
keputusan RUPS.
o Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar.
o Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan
Komisaris.
Kemandirian (Independency)
o Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam
jangka waktu tertentu atas beban Perseroan.
Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
o Menghadiri Rapat Direksi dan memberikan pandangan-
pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.
o Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang
dipergunakan oleh Perseroan.
o Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah
Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri
rapat Dewan Komisaris.
2) Komite Audit
Komite Audit merupakan salah satu organ pendukung perusahaan yang
berperan membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi
pengawasan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Dewan
Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Komite Audit ditunjuk oleh Dewan Komisaris sekurang-kurangnya 3 orang
anggota Komite Audit yang terdiri dari 1 anggota Komisaris dan 2 orang
tenaga ahli yang bukan merupakan karyawan perusahaan. Adapun
persyaratan Komite Audit adalah sebagai berikut.
- Memiliki integritas yang baik, pengetahuan, dan pengalaman kerja
yang cukup dibidang pengawasan perusahaan dan bidang-bidang lain
yang relevan;
- Tidak mempunyai kepentingan / keterikatan pribadi yang dapat
menyebabkan danpak negatif dan benturan kepentingan bagi
perusahaan; mampu berkomunikasi secara efektif.
Dalam pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, Komite Audit menjalankan
fungsinya sebagai berikut.
Keterbukaan (Transparency)
o Evaluasi atas hasil audit yang dilakukan oleh Satuan
pengawan Internal.
o Mengadakan rapat dengan Dewan Komisaris.
Akuntabilitas (Accountability)
o Mengikuti proses penunjukan Kantor Akuntan Publik
(External Auditor).
o Melakukan evaluasi atas implementasi kebijakan internal
perusahaan dan implementasi kebijakan manajemen
resiko.
o Evaluasi atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.
Pertanggungjawaban (Responsibility)
o Melakukan evaluasi atas hasil audit dari KAP yang
ditunjuk.
o Melakukan evaluasi atas pelaksanaan proyek-proyek
perusahaan.
Kemandirian (Independency)
o Memberikan pendapat independent dalam hal terjadi
perbedaan pendapat antara manajemen dan akuntan atas
jasa yang diberikannya.
Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
o Apabila diperlukan mendampingi komisaris dalam rapat
gabungan dengan Direksi atau RUPS serta dalam
kunjungan ke unit usaha perusahaan.
3) Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan merupakan salah satu perangkat pelaksanaan GCG PT
Aerofood Indonesia. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama dan menjalankan fungsi menjalin dan memperlancar
hubungan antar organ perusahaan dengan seluruh stakeholders. Sekretaris
Perusahaan atau Corporate Secretary harus memiliki kualifikasi akademis
yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik. Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, berikut
adalah fungsi yang harus dijalankan oleh Sekretaris Perusahaan.
Keterbukaan (Transparency)
o Liaison officer, sebagai penghubung antar pemangku
kepentingan (stakeholders) dengan organ perusahaan.
o Stakeholders Relation, memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan
pengawas secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila
diminta.
Akuntabilitas (Accountability)
o Compliance Officer, memastikan bahwa perusahaan
mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan
sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG.
Pertanggungjawaban (Responsibility)
o Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan,
termasuk tetapi tidak terbatas pada daftar pemegang
saham, daftar khusus dan risalah rapat direksi, rapat
dewan komisaris dan RUPS
Kemandirian (Independency)
o Menyampaikan informasi ke pemangku kepentingan
tanpa adanya intervensi dari pihak manapun dan
disampaikan secara akurat dan transparan.
Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
o Menyimpan dokumen dan memberikan dokumen tersebut
jika dibutuhkan kepada stakeholders tanpa terkecuali.