Anda di halaman 1dari 14

PNEUMONIA

Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang


sering disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit.

Pneumonia bakterial diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:


• CAP (Community-acquired pneumonia)
• HAP (Hospital-acquired pneumonia)
• VAP (Ventilator-acquired pneumonia)
• HCAP (Health care-associated pneumonia).
• CAP adalah infeksi akut jaringan paru yang didapatkan melalui
komunitas.
• HAP adalah infeksi akut jaringan paru yang berkembang 48 jam atau
lebih setelah rawat inap pada pasien yang tidak diintubasi.
• VAP adalah infeksi nosokomial pada jaringan paru yang berkembang
48 jam atau lebih setelah intubasi untuk ventilasi mekanis.
• HCAP adalah infeksi akut jaringan paru yang didapatkan melalui
fasilitas kesehatan seperti pusat dialisis dan klinik rawat jalan.
Etiologi Pneumonia
Etiologi penumonia bakterial diklasifikasikan menjadi organisme tipikal
dan atipikal.

Pneumonia tipikal disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae,


Haemophilus influenzae, S. Aureus, Streptococcus grup A, moxarella
catarrhalis, bakteri anaerob dan bakteri aerob gram negatif.

Pneumonia atipikal disebabkan oleh Legionella sp., Mycoplasma


pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, dan C. psittaci.
Epidemiologi
Insiden CAP di Amerika Serikat adalah lebih dari 5 juta per tahun,
dengan 80% adalah pasien rawat jalan dan angka kematian kurang dari
1%, serta 20% adalah pasien rawat inap dengan tingkat kematian 12%
hingga 40%.
Patofisiologi
• Invasi dan propagasi bakteri patogen dalam parenkim paru terutama
alveolus dapat menyebabkan respon inflamasi.
• Pada proses inflamasi yang diinduksi oleh makrofag alveolar, sitokin
dilepaskan dan menyebabkan gejala konstitusional, seperti IL-1 dan
TNF yang menyebabkan demam.
• IL-8 dan G-CSF (granulocyte colony-stimulating factor) menginduksi
maturasi kemotaksis dan neutrofil, sehingga terjadi leukositosis pada
uji laboratorium serologis dan sekresi purulen.
• Sitokin ini dapat menyebabkan kebocoran membran alveoler-kapiler
di tempat inflamasi sehingga menyebabkan sesak napas.
• Eritrosit juga dapat melewati barrier dan menyebabkan hemoptisis.
Histopatologi
• Kongesti : parenkim paru tidak sepenuhnya terkonsolidasi, dan secara
mikroskopik, alveoli memiliki eksudat serosa, patogen, sedikit
neutrofil, dan makrofag.
• Red hepatization : lobus terkonsolidasi tegas seperti liver. Eksudat
serosa, patogen, neutrofil, dan makrofag. Kapiler tersumbat dan
dinding alveolar menebal.
• Gray hepatization, konsistensi lobus masih seperti liver namun
berwarna abu-abu karena alveoli diisi supuratif dan eksudatif.
• Resolusi, setelah satu minggu terjadi drainase limfatik atau batuk
produktif membersihkan eksudat.
Manifestasi Klinis
• Gejala Sistemik : demam, takikardi, kedinginan, berkeringat,
kelelahan, mialgia, arthralgia.

• Gejala Respiratorik : Batuk produktif maupun tidak produktif, dahak


purulen atau berdarah, nyeri dada pleuritik jika pleura terlibat, sesak
napas, peningkatan laju pernapasan, fremitus taktil, suara napas
bronkial.
Diagnosis
• Pemeriksaan klinis : RPS, RPD, RPK, RSE, gejala dan tanda klinis seperti
peningkatan laju pernapasan, fremitus taktil, suara napas bronkial
pada auskultasi, dan delirium pada pasien tua.

• Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap, biomarker


inflamasi seperti ESR dan CRP, kultur darah, analisis dahak atau
pewarnaan gram.

• Pemeriksaan radiologi : x-ray thoraks sebagai tes pencitraan awal dan


temuan infiltrat paru pada film dianggap sebagai baku emas diagnosis
ketika laboratorium dan manifestasi klinis mendukung
Diagnosis Banding
• DD Pneumonia pada anak : asma, bronkiolitis, croup, dan sindrom
gangguan pernapasan.

• DD Pneumonia pada pasien dewasa : bronkitis akut dan kronis,


aspirasi benda asing, asma, atelektasis, bronkiektasis, bronkiolitis,
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi jamur, abses paru,
pneumosistis jiroveci pneumonia, gagal napas, dan infeksi virus.
Komplikasi
• ARDS
• Sepsis
• Eksaserbasi komorbiditas
• Metastasis infeksi
• Abses paru
• Efusi pleura
Penatalaksanaan
• Penilaian Risiko dengan CURB-65
CURB-65 Ya Tidak
Skor 0-1 : rawat jalan
C = confusion 1 0 Skor 2-3 : rawat inap
U = uremia (BUN>20mg/dL) 1 0 Skor 4-5 : ICU

R = RR (>30x per menit) 1 0

B = Blood pressure (kurang dari 90/60 1 0


mmHg)
65 = usia lebih dari 65 tahun 1 0
Penatalaksanaan
• Pasien rawat jalan dengan komorbiditas (diabetes atau keganasan) :
fluorokuinolon atau beta-lactam +makrolid

• Pasien rawat jalan tanpa komorbiditas : makrolid atau doksisiklin


secara empiris

• Pasien rawat inap non-ICU : fluoroquinolone atau + beta lactam

• Pasien rawat inap ICU : beta laktam + makrolid atau beta laktam
+fluoroquinolone
Prognosis
Prognosis bergantung faktor usia, komorbiditas, dan rawat jalan atau
rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai