Anda di halaman 1dari 17

kebutuhan

nutrisi pada pasien

Diabetes Melitus
Kelompok 5
Keperawatan Medikal Bedah 1
Departemen Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Nama Anggota
Noviantika Sari
Naela Rosyada
Dia Pustikawati
Melin Agustin Ismayadi
Sara Dwi Triastina
Eliza Permadhany
Diana Krisnawati
Tita Hapsari
Sigma Ardhika Kautsari
latar belakang
Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang terjadi pada seseorang
kekurangan hormon insulin yang disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas
dalam memproduksi insulin. Secara global Pada tahun 2000 penderita DM
tercatat sebesar 151 juta, pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 285 juta
dan diperkirakan pada tahun 2025 mencapai 438 juta, ditahun 2030 mencapai 578
juta dan tahun 2045 mencapai 700 juta. Di Indonesia sendiri telah mengalami
peningkatan dari 6.9% menjadi 10.9 % di tahun 2018.
Definisi Diabetes
Melitus
Diabetes melitus adalah gangguan
metabolisme endokrin (Karbohidrat, Lemak,
Protein) yang paling umum terjadi ditandai
dengan Hiperglikemia kronis, dan
disebabkan oleh defisiensi insulin atau
Resistensi insulin.
Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes Diabetes Diabetes Diabetes
Melitus tipe Gestasional Melitus tipe
Melitus tipe
1 lain
2
Peningkatan
Reaksi kadar gula 1. Kelainan
Tubuh genetik
autoimun darah terjadi
mampu fungsi sel
tubuh yang pada sat
memproduksi beta,
menyerang kehamilan,
insulin tetapi 2. Kelainan
sel beta diabetes ini
tubuh tidak genetik
pankreas terjadi pada
cukup pada
sehingga pasien
mampu untuk insulin,
tubuh tidak obesitas
merespon 3. Penyakit
bisa sebelum
resistensi eksokrin
memproduksi masa
insulin pankreas
insulin kehamilan
Etiologi
Diabetes Melitus tipe 1
Faktor genetik, faktor imunologi, faktor
lingkungan

Diabetes Melitus tipe 2


Usia, gaya hidup, riwayat keluarga, obesitas

Diabetes Gestasional
Peningkatan kadar gula darah pada ibu hamil

Diabetes tipe lain


Kelainan fungsi sel beta, diabetes imunologi,
obat-obatan
Patofisiologi
Diabetes Melitus tipe 1
Pankreas tidak mampu memproduksi
insulin kembali sehingga
membutuhkan suntikan insulin setiap
harinya

Diabetes Gestasional
pada kehamilan terjadi
resistensi insulin fisiologis
akibat peningkatan Diabetes Melitus tipe 2
hormon hormon Sel sel sasaran insulin gagal
kehamilan mencapai merespon insulin secara normal
puncaknya
Manifestasi klinis

Poliuria polidipsia Polifagia

Awitan DM tipe 1
Keletihan, DM Tipe 2 Berat badan
kelemahan, Neuroperifer, penyakit menurun, mual,
kesemutan, kulit mata muntah, nyeri
kering lambung
Pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral/TTGO
penunjang Tes ini digunakan untuk mendiagnosa Diabetes
secara pasti

Tes Bendict
Digunakan untuk mendeteksi kinerja ginjal

Rothera tes
Digunakan untuk mendeteksi adanya aceton dan
asam asetat dalam urine
Penatalaksanaan

Edukasi

Keseimbangan makan

Olahraga

Terapi farmakologi
Kebutuhan nutrisi pada pasien
Diabetes Melitus

1. Masalah nutrisi pada pasien DM


gangguan dalam meregulasi kadar glukosa darah
dan gangguan proses transportasi glukosa dari
darah ke dalam sel disebabkan oleh produksi
insulin yang tidak mencukupi
2. Metode penanganan
penanganannya dengan terapi nutrisi yaitu
dengan membatasi kalori, manajemen berat
badan, makan yang seimbang
Teori Asuhan Keperawatan
Pola latihan- Pola persepsi-
aktivitas manajemen
kesehatan

Pola kognitif Online Doctor Pola nutrisi-


perseptual metabolik

Pola istirahat-tidur Pola Eliminasi


Pola konsep diri-persepsi
diri

Pola peran dan hubungan

Pola reproduksi atau


seksual

Pola pertahanan diri

Pola keyakinan dan nilai


KASUS

Pasien T, perempuan berusia 60 tahun, ibu rumah tangga, dirawat selama 13 hari dengan jaminan pembayaran
menggunakan KJS. Diagnosis perawatan pasien adalah DM tipe 2, ulkus pedis dekstra, gangrene digiti I pedis
dekstra, hipertensi grade I, hipermetabolisme sedang, anemia, leukositosis, berat badan normal namun berisiko
malnutrisi. Pasien memerlukan pemantauan TTG (Tes Toleransi Glukosa) karena asupan yang tidak adekuat selama 3
– 5 hari. Pasien datang dengan keluhan utama ibu jari kaki kanan yang tampak melepuh, kemerahan, nyeri dan
bertambah besar sejak empat hari SMRS (Sebelum Masuk Rumah Sakit). Keluhan disertai panas badan dengan suhu
naik turun, lemah, nyeri kepala, dan mual. Pasien kemudian memeriksakan diri ke Puskesmas atas keluhannya. Luka
dibersihkan dan pasien diberi obat, serta disarankan untuk berobat lebih lanjut ke rumah sakit untuk fasilitas yang
lebih baik. Satu hari SMRS pasien merasakan keluhan demam, mual dan turunnya nafsu makan serta badan semakin
lemas. Luka di ibu jari pasien menjadi semakin luas, bernanah, dan kebiruan. Pasien kemudian berobat ke UGD
RSSW dan dianjurkan menjalani rawat inap. Keluhan adanya sering haus, sering BAK dan lemah badan dirasakan
pasien terutama sejak dua bulan SMRS. Keluhan lain adalah terjadinya penurunan ketajaman penglihatan,
kesemutan, atau sesak nafas baik. Pasien tidak memiliki riwayat luka yang sama sebelumnya. Ibu dan kakak kandung
pasien menderita kencing manis. Saat dilakukan pemeriksaan pasien masih demam dan mengeluh mual, nafsu makan
menurun, lemah badan, nyeri kepala dan pada luka. Selama perawatan didapatkan keadaan pasien tampak sakit
sedang dengan kesadaran compos mentis. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik selama perawatan didapatkan
konjungtiva anemis dan perkiraan urin setiap kali berkemih sekitar 250 ml.
Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi b.d dari kebutuhan tubuh


kurang
2. Kekurangan Volume Cairan b.d Kehilangan Cairan
Aktif
3. Nyeri akut b.d agen injury : fisik
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d
penurunan sirkulasi darah ke perifer
PEMBAHASAN

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas menunjukkan bahwa Diabetes Mellitus Tipe 2 disebabkan oleh penurunan
kadar glukosa darah yang berhubungan dengan insulin. Hormon insulin akan terikat dengan reseptor khusus di
permukaan sel yang selanjutnya terjadi suatu reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Hal ini menyebabkan
peningkatan lipolysis, akibatnya gliserol asam lemak bebas. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Melihat kasus diatas dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Hal ini ditandai
dengan polyuria yang disebabkan oleh penurunan insulin dalam tubuh. Didukung pula oleh faktor usia pasien lebih
dari 30 tahun yang membuat kondisi beresiko tinggi. Keadaan polyuria disertai dengan hilangan sodium klorida,
potassium dan fosfat. Kondisi polyuria menimbulkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Kondisi dehidrasi ini memicu
pasien merasa haus yang berlebihan. Urine yang keluar disertai dengan glukosa yang menyebabkan pasien
mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun secara drastis. Akibat dari kekurangan kadar
glukosa ini dapat menyebabkan kekurangan energi sehingga pasien merasa lemah saat beraktivitas. Kondisi seperti
ini jika dalam kurun waktu lama akan menyebabkan perubahan pada saraf perifer. Hal ini ditandai dengan
pemeriksaan fisik pasien yang terdapat penebalan pada ulkus pedis.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai