ANGKATAN 40
Tahap 4 Analysis.
Mahasiswa diminta untuk menganalisa situasi, menggunakan cara untuk memahami
sesuatu, mempertimbangkan empiris/ teoritis, etik/ moral, personal/ nilai dan
pemahaman. Pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan dalam tahap ini adalah:
“apakah yang ingin saya capai, bagaimana tindakan saya sesuai dengan yang saya yakini,
pengetahuan apakah yang harus saya miliki, etik atau kepentingan pribadi apa yang
terlibat?”.
Tahap 5 Relating atau menghubungkan.
Pada tahap ini mahasiswa mencoba menghubungkan pengalaman apa yang telah dialami
dan pengalaman apa yang belum dialami dan dibutuhkan. Mahasiswa dapat menjawab
pertanyaan seperti: “bagaimanakah pengalaman ini menghubungkan dengan pengalaman
sebelumnya, teori apa yang saya ketahui yang berkaitan dengan pengalamanini, apa yang
harus saya ketahui untuk pengalaman yang lebih baik?”
B. KOMUNIKASI
I. Deskripsi pencapaian kompetensi
Uraikan definisi setiap aspek dan segala aktivitas serta capaian yang telah diperoleh
selama masa praktik terkait komunikasi.Ceritakan bagaimana cara mencapainya.
II. Refleksi Diri.
Uraikan perkembangan diri yang dirasakan terkait kemampuan komunikasi mulai
dari awal hingga akhir praktik. Komunikasi baik dengan pasien, keluarga, sejawat
maupun profesi lain.
C. BERPIKIR KRITIS
I. Deskripsi pencapaian kompetensi
Uraikan definisi setiap aspek dan segala aktivitas serta capaian yang telah diperoleh
selama masa praktik terkait berpikirkritis. Ceritakan bagaimana cara mencapainya.
II. Refleksi Diri.
Uraikan perkembangan diri yang dirasakan terkait kemampuan berpikir kritis mulai
dari awal hingga akhir praktik.
D. PROFESIONALISME DAN KOLABORASI
I. Deskripsi pencapaian kompetensi
Uraikan definisi setiap aspek dan segala aktivitas serta capaian yang telah diperoleh
selama masa praktik terkait profesionalisme dan kolaborasi. Ceritakan bagaimana
cara mencapainya.
II. Refleksi Diri.
Uraikan perkembangan diri yang dirasakan terkait profesionalisme mulai dari awal
hingga akhir praktik
III. EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
(lihat contoh)
IV. LAMPIRAN
1. Mind mapping laporan pendahuluan
2. Dokumentasi asuhan keperawatan
3. Analisis artikel pendukung asuhan keperawatan
4. Laporan telaah fenomena klinis
5. Analisis artikel telaah fenomena klinis
6. Laporan Clinical Assesement
7. Artikel pendukung lain
8. Lampiran lainnya
V. REFERENSI
Penulisan pustaka atau referensi yang digunakan ditulis dengan format sesuai
American Psychological Association (APA) style.
IDENTITAS PEMILIK
Pemilik,
IDENTITAS PEMILIK......................................................................................................2
PRAKATA.........................................................................................................................3
KONTRAK PEMBELAJARAN........................................................................................5
BERPIKIR KRITIS............................................................................................................7
A. Deskripsi................................................................................................................7
B. Refleksi Diri...........................................................................................................8
PROSES KEPERAWATAN............................................................................................11
A. Deskripsi..............................................................................................................11
B. Refleksi Diri.........................................................................................................12
KOMUNIKASI................................................................................................................15
A. Deskripsi..............................................................................................................15
B. Refleksi Diri.........................................................................................................15
PROFESIONALISME.....................................................................................................18
A. Deskripsi..............................................................................................................18
B. Refleksi Diri.........................................................................................................19
EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT........................................................21
DOKUMENTASI KEPERAWATAN.............................................................................22
AKTIVITAS PEMBELAJARAN....................................................................................25
KONTRAK PEMBELAJARAN
MINGGU 1-2
assesment mendokumentasikan
asuhan keperawatan
4 Melakukan clinical
assessment dengan
memberikan obat
melalui terapi nebulizer
dan menyusun
laporannya
KONTRAK PEMBELAJARAN
MINGGU 2-4
No Kemampuan Akhir Kriteria Pencapaian Metode Pencapaian Waktu Evaluasi Pencapaian
1. Melakukan perawatan 1. Experiental 5 Oktober 1. Melakukan
1. Melakukan perawatan stoma
stoma Learning 2022 penggantian kantong
sesuai SPO
2. Observasi stoma pada pasien
2. Mengidentifikasi luka
3. Discovery yang terpasang
kolostomi
Learning kolostomi
4. Self- 2. Mampu
Directed mengidentifikasi
Learning karakteristik luka
5. Demonstrasi mencakup warna di
sekitar kolostomi, bau
2. Melakukan perawatan 1. Melakukan perawatan luka 3. Experiental 6 Oktober 1. Melakukan ganti balut
luka DM DM sesuai SPO Learning 2022 dan perawatan luka
4. Observasi DM dengan luka kalus
2. Mengidentifikasi karakteristik
5. Discovery sesuai SPO
luka DM
Learning
6. Self-
Directed
Learning
7. Demonstrasi
3. Melakukan 1. Melakukan pengambilan 12. Experiental 3 Oktober – 1. Mampu melakukan
pengambilan darah darah vena sesuai SPO Learning 15 Oktober pengambilan darah
vena 13. Observasi 2022 vena sesuai SPO dan
2. Mengetahui fungsi dari
15. Discovery pada vena cubiti dan
tabung kultur darah
Learning
16. Self- bracialis
Directed
2. Mampu memberikan
Learning
sampel darah dalam
17. Demonstrasi
tabung immunologis,
hematologic, dan
koagulasi
7. Mengetahui terkait obat 1. Diskusi dengan CI terkait 1. Melakukan diskusi
HAM obat HAM terkait obat HAM saat
2. Mengidentifikasi pengertian conference pagi
dan contoh obat HAM
7. Melakukan 1. Melakukan pemantauan dan 14. Experiental 13 Oktober 1. Melakukan
pemasangan bedside pemasangan bedside monitor Learning 2022 pemasangan bedside
monitor 15. Observasi monitor serta
18. Discovery memantau tanda tanda
Learning vital
19. Self-
Directed
Learning
20. Demonstrasi
OUTCOME PRAKTIK KLINIK
PROFESI
A. PROSES KEPERAWATAN
Proses keperawatan merupakan suatu metode yang sistematis dalam pemberian asuhan
keperawatan yang fokus pada respon individu terhadap gangguan kesehatan yang dialami
baik actual maupun potensial. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Setiap tahap dari proses
keperawatan saling berkaitan dan ketergantungan satu sama lain. Ketika salah satu dari
proses keperawatan tidak dilakukan, maka proses keperawatan tidak akan berjalan dengan
baik, karena akan mempengaruhi tahap yang lain. Karakteristik proses keperawatan antara
lain teratur dan sistematis, saling tergantung, memberikan pelayanan yang spesifik kepada
individu, keluarga, dan masyarakat, berpusat pada klien, diterapkan sepanjang kehidupan
Selama 4 minggu praktik saya telah melakukan rangkaian proses keperawatan pada
beberapa pasien. Proses keperawatan yang telah dilakukan meliputi pengkajian, penegakan
diagnosis, penyusunan rencana, implementasi dan evaluasi. Pengkajian yang telah saya
lakukan diantaranya pengkajian pada pasien dengan efusi pleura, mulai dari pengkajian
keluhan utama, riwayat kesehatan, kebutuhan fungsional, psikologis, nyeri, pemerikasaan
fisik khususnya dada, terapi obat yang digunakan, dan pemeriksaan penunjang . Dalam
mencapai kompetensi pengkajian ini saya menggunakan acuan pengkajian berdasarkan 14
kebutuhan dari Virginia Henderson. Saya melakukan pengkajian juga melibatkan pihak
keluarga untuk membantu Setelah pengkajian selesai, saya menegakkan 4 diagnosa yang
muncul pada pasien kelolaan menggunakan patofisiologi dan pathway. Setelah keempat
diagnosis sudah ditegakkan saya mulai menyusun rencana keperawatan yang mencakup
kriteria hasil, intervensi dan rasional. Dalam pelaksanaan implementasi saya telah
membangun komunikasi dan kepercayaan terhadap pasien dan keluarga. Tidak lupa saya
juga memberikan edukasi kepada keluarga terkait hal-hal yang harus dilakukan terkait
kondisi pasien seperti memonitor cairan WSD, melakukan pemberian obat inhalasi, dan
edukasi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dalam menyusun evaluasi saya melakukan
SOAP yaitu bagaimana subjektif, objektif dari kondisi pasien, analisis kondisi pasien
apakah teratasi atau belum teratasi, dan planningnya. discharge planning yang dilakukan
untuk pasien sangat terstruktur dibuktikan dengan persiapan-persiapan seperti edukasi atau
obat-obatan sebelum pulang. Untuk mencapai target ini saya dibimbing oleh CI melalui
pembelajaran bed side teaching.
II. Refleksi diri
1. Tahap 1 (Trigger/Pemicu)
Dalam tahap ini saya merasa penasaran terkai regulasi dan pelayanan
keperawatan yang ada di ruang rajawali 6A dan 6B RSUP dr. Kariadi dimana ruang
tersebut merupakan bangsal khusus untuk medical bedah dan penyakit dalam. Saya
juga ingin merasakan melakukan tindakan keperawatan kepada pasien secara langsung
yang berkaitan dengan keperawatan medical bedah contohnya dari dulu saya ingin
melakukan perawatan luka. Keinginan tersebut karena pada praktik profesi ini adalah
pertama kalinya saya melakukan tindakan langsung bukan observasi jadi saya ingin
memanfaatkan sebaik-baiknya.
Dalam minggu kedua, saya mulai melakukan pengkajian kepada klien kelolaan
yang telah saya ambil yaitu pasien dengan efusi pleura. Proses keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian, penegakan diagnosis, rencana, implementasi, dan
evaluasi keperawatan. Dari proses tersebut, saya juga melakukan clinical assessment
kepada klien kelolaan saya sendiri yaitu pemberian obat inhalasi menggunakan terapi
nebulizer.Dalam pelaksanaanya saya sesuai standar prosedur operasional dan
didampingi oleh CI.
Dalam minggu ketiga dan keempat, saya berpindah di ruang rajawali 6B.
Rajawali 6B juga sama dengan 6A yang merupakan bangsal khusus medical bedah dan
penyakit dalam serta isolasi TB Paru. Akan tetapi ruang rajawali 6B juga merupakan
ruang isolasi pasien covid dan untuk mahasiswa praktikan tidak diperbolehkan
melakukan tindakan keperawatan pada ruang isolasi covid tersebut. Pada ruang
rajawali 6B ini saya lebih banyak berdiskusi dengan CI dan perawat setempat karena
target sudah terselesaikan pada minggu 1 dan 2 di ruang rajawali 6B. Saya berdiksui
terkait pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien CKD, anemia, HIV
AIDS, selain itu juga pemberian obat HAM, titrasi obat, dan regulasi di ruang rajawali
6B.
Setelah menjalani praktik profesi stase KMB selama 4 minggu di ruang rajawali
6A dan 6B RSUP dr. Kariadi, saya sangat merasakan perbedaan sebelum praktik dan
sesudah praktik. Melihat banyak pasien dengan penyakit dalam dan kronis membuat
saya memiliki rasa aware untuk melakukan tindakan perawatan sampai kondisi pasien
membaik atau setidaknya permasalahan kesehatannya berkurang. Banyak sekali
komplikasi komplikasi yang dimiliki oleh pasien di ruang rajawali tersebut, sehingga
mmebuat saya sadar jika bukan perawat lalu siapa lagi yang akan melakukan asuhan
setiap hari 24 jam. Hal tersebut juga membuat saya sadar pentingnya menjadi perawat
sebagai pelaksana asuhan keperawatan mulai dari pengkajian hingga evaluasi bahkan
pasien dapat pulang. Walaupun peran saya sebagai mahasiswa praktikan, tetapi saya
mulai sedikit demi sedikit memberikan tindakan keperewatan semampu saya dan atas
izin perawat senior.
Akan tetapi dibalik itu, saya juga aware terhadap diri sendiri, seperti tetap
menjaga kesehatan diri sendiri. Contohnya selalu menggunakan handscoon dan cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan yang infeksius. Selain itu, ketika
memasuki ruang isolasi TB juga harus menggunakan masker sesuai regulasi di ruang
tersebut yaitu N95 .
4. Tahap 4 (Analysis)
Setelah saya melakukan praktik profesi di rajawali 6A dan 6B, saya mulai
paham dan mengetahui bahwa ruang tersebut adala bangsal khusu untuk penyakit
dalam dan kronis serrta khusus untuk medical bedah. Saya yang dulunya baru
mempelajari terkait teorinya saja, sekarang saya sudah mengaplikasikannya pada
pasien secara langsung yang membutuhkan perawatan medikal bedah. Tentu hal
tersebut semakin membuat saya lebih meningkatkan pengetahuan saya terkait proses
keperawatan khsusunya pada pasien dengan penyakit dalam. Selain itu, saya
mendapatkan perspektif dari pembimbing akademik saya bahwa dalam awal
menegakkan diagnosis tidak melihat analisa data yang dibuat akan tetapi kenali dulu
masalah keperawatan yang akan diambil, apakah sesuai dengan kondisi pasien atau
tidak.
Saya akan terus belajar dalam menganalisis 5 tahap proses keperawatan dengan
benar sesuai dengan bimbingan CI dan pembimbing akademik, terutama dalam hal
pengkajian, implementasi keperawatan serta pendokumentasiannya. Hal dikarenakan
pengkajian dan implementasi serta pendokumentasionnya sangat penting dan
merupakan sesuatu hal sentral yang perlu dilakukan selama bekerja di RSUP dr.
Kariadi.
B. KOMUNIKASI
I. Deskripsi
Dalam memberikan asuhan keerawatan, komunikasi yang terapeutik memiliki peranan yang
penting untuk membantu pasien dalam memecahkan masalah. Komunikasi yang memiliki
makna terapetik bagi pasien dilakukan perawat untuk membantu pasien dalam mencapai
kondisi yang adaptif.
Selama 4 minggu saya praktik di ruang rajawali 6A dan 6B dalam stase Keperawatan
Medikal Bedah, saya berkomunikasi dengan banyak orang. Mulai dari pasien, keluarga
pasien perawat senior, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya. Saya sangat meng highlight
komunikasi saya dengan pasien dan keluarga pasien. Saya berkomunikasi dengan seluruh
pasien dan keluarga pasien di ruang rajawali 6A dan 6B ketika saya praktik. Komunikasi
yang saya bangun ternyata sangat berpengaruh pada tindakan keperawatan yang saya
lakukan. Ketika saya berkomunikasi dengan baik dengan pasien dan keluarga pasien,
mereka sangat percaya dengan saya dan tidak takut ketika saya melakukan tindakan.
Begitupun dengan kasus kelolaan saya, saya memangun komunikasi dengan baik sehingga
pasien dan keluarga kelolaan saya sangat kooperatif dan komunikatif ketika saya melakukan
pengkajian asuhan keperawatan.
Selain kepada pasien saya juga membangun komunikasi dengan perawat-perawat senior di
ruang tersebut. Perawat-perawat di ruang rajawali 6A dan 6B sangat komunikatif,
dibuktikan dengan saat diadakannya operan shift , perawat yang jaga sebelumnya
menyampaikan informasi-informasi terkait kondisi pasien dengan lengkap dan detail seperti
melaporkan berapa jumlah pasien, kondisi pasien, program yang akan dilakukan, dan pasien
pengawasan. Selain itu, dapat dilihat juga ketika ketua ruangan melakukan pre conference,
dimana ketua ruangan memberikan ruang terbuka untuk perawat-perawat dan mahasiswa
praktik untuk bicara berdiskusi. Selain itu, perawat senior juga secara tidak langsung
mengajarkan kepada saya berkomunkasi dengan tenaga kesehatan lain dinruang lain.
Contohnya ketika saya diminta ke bank darah atau ke farmasi, sya harus
mengkomunikasikan apa yang diminta perawat kepada petugas ban darah dan famasi
dengan baik dan benar.
Perawat-perawat di ruang tersebut juga sering menekankan kepada saya terkait pentingnya
komunikasi kepada pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya agar tidak terjadi
miskomunikasi yang akan menghambat proses layanan keperawatan. Baik itu dari hal kecil
ketika mengangkat telepon bel atau telepon ruangan hingga berkomunikasi kepada pasien.
II. Refleksi Diri
1. Tahap 1 (Trigger/Pemicu)
Saya menyadari bahwa komunikasi terapeutik itu sangat penting bagi perawat,
dimana perawat setiap hari 1x24 jam bertemu pasien. Sebagai mahasiswa praktikan,
saya sadar kemampuan berkomunikasi saya belum sebaik perawat senior karena
terkadang beberapa pasien masih sedikit belum percaya jadi harus selalu diajak
komunikasi. Oleh karena itu, saya akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi agar
dapat berkomunikasi luwes, efektif, dan efisien.
4. Tahap 4 (Analysis)
Komunikasi yang terjalin antar perawat di RSUP dr. Kariadi Semarang sudah
cukup bagus. Akan tetapi saya mendapatkan pengalaman kurangnya komunikasi antara
perawat dan mahasiswa. Dimana perawat tidak kurang memberikan lembar form PA
ketika akan dikirim ke laboratorium, hal itu menyebabkan miskomunikasi sehingga
harus membuat lembar form PA terlebih dahulu. Selain itu juga juga sering terjadi
misskomunikasi oleh perawat ruang dengan farmasi ketika order obat. Hal tersebut
mungkin karena banyaknya tugas perawat yang ditanggung, sehingga masih terdapat
misskomunikasi satu sama lain. Tetapi belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut saya
menjadi banyak mendapat pengalaman sehingga meningkatkan komunikasi kita. Pada
conference ketua ruang selalu menekankan dan menyinggung terkait komunikasi
adalah hal yang paling penting dalam melakukan sebuah asuhan keperawatan.
5. Tahap 5 (Relating atau Menghubungkan)
Saya akan mulai mencoba menerapkan komunikasi yang baik dan benar di
kehidupan sehari-hari, dan menghindari kata-kata yang tidak layak untuk diucapkan.
Saya juga harus membiasakan berkomunikasi dengan pasien, keluarga maupun sesama
tenaga kesehatan lainnya agar lebih mendapatkan pengalaman berkomunikasi lebih
banyak dan juga saya akan belajar budaya termasuk budaya jawa dengan bahasa krama
inggil untuk meningkatkan skill yang kita miliki terumta di RSUP dr, Kariadi
Semarang karena kebanyakan berusia tua dan berasal dari Jawa Tengah.
7. Tahap 7 (Validate atau validasi)
MINGGU I
No Kemampuan Akhir Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
MINGGU II
No Kemampuan Akhir Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
MINGGU III
No Kemampuan Akhir Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
MINGGU IV
dst