Anda di halaman 1dari 23

OUTLINE

Studi
Kasus

Klasifikasi Pengelolaan Zat


Radio Aktif

Pengertian
PP RI No. 61 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Limbah Radio Aktif
 Limbah Radioaktif adalah zat
radioaktif dan bahan serta peralatan
yang telah terkena zat radioaktif atau
menjadi radioaktif karena pengoperasian
instalasi nuklir yang tidak dapat
digunakan lagi.
 Pengelolaan Limbah Radioaktif
adalah pengumpulan, pengelompokan,
pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan, dan/atau pembuangan
Limbah Radioaktif
Lembaga yang melaksanakan
pengelolaan limbah radioaktif
 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional)
adalah badan pelaksana sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
 BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir)
adalah badan pengawas sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
Klasifikasi Limbah
Radioaktif
Limbah Radioaktif
Tingkat Rendah
Limbah Radioaktif
Tingkat Sedang
Limbah Radioaktif
Tingkat Tinggi
Klasifikasi Limbah
Radioaktif
Penggolongan Limbah
Penggolongan Limbah
Radioaktif Tingkat
Radioaktif Tingkat
Tinggi
Rendah dan Sedang
 zat radioaktif  Bahan bakar nuklir
terbungkus yang tidak bekas
digunakan.
 zat radioaktif terbuka
yang tidak digunakan
 bahan dan peralatan
terkontaminasi
dan/atau teraktivasi
yang tidak digunakan
Pengelolaan Zat Radioaktif
3
2 Pengelolaan Bahan
Bakar Nuklir
1 Pengelolaan Zat Bekas
Radioaktif
Pengelolaan Zat Terbuka yang
Radioaktif Tidak Digunakan
Terbungkus yang dan Bahan serta
Tidak Digunakan Peralatan yang
Terkontaminasi
dan Teraktivasi
yang Tidak
Digunakan
Pengelolaan Zat Radioaktif Terbungkus yang
Tidak Digunakan
Pengumpulan dan Pengelompokkan

- Pengumpulan dilakukan dengan menempatkan zat radioaktif


terbungkus yang tidak digunakan ke dalam wadah atau
kontainer.
- Wadah atau kontainer sebagaimana dimaksud harus memiliki
karakteristik:
a. terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak;
b. kompatibel dengan sifat dan karakteristik zat radioaktif;
c. memberikan pengungkungan yang memadai; dan
d. memberi proteksi yang memadai dari bahaya radiasi dan
nonradiasi.
e. Wadah dan kontainer haru diberi labe dan tanda radiasi.
- setelah melakukan pengumpulan dan pengelompokan zat
radioaktif terbungkus yang tidak digunakan:
a. Pengembalian ke negara asal
b. Diserahkan kepada BATAN.
Pengolahan dan Peyimpanan

Pengolahan zat radioaktif terbungkus terdiri atas 2 bagian,


yaitu:
1. Peluruhan aktivitas, yaitu dilakukan dengan menyimpan zat
radioaktif terbungkus yang tidak digunakan dalam wadah
atau kontainer .
2. Pengondisian dengan memperhatikan
• karakteristik zat radioaktif;
• sifat fisika dan kimia zat radioaktif
• jumlah dan ukuran zat radioaktif;
• kondisi fisik zat radioaktif;
• periode, kondisi, dan lokasi penyimpanan;
• teknik pengondisian;
• material yang digunakan untuk pengondisian;
• teknologi pengondisian yang terbukti handal; dan
• sumber daya yang meliputi biaya, perlengkapan, dan
personil
Pengangkutan Perekaman dan
dan Pembuangan Pelaporan

Pembuangan
Penghasil limbah
sebagaimana radioaktif dan BATAN
dimaksud dilakukan wajib melakukan
pada fasilitas: merekap:
a.Dekat a. inventarisasi zat
permukaantanah; radioaktif terbungkus
atau yang tidak digunakan;
b.kegiatan pengumpulan
b.Kedalaman sedang
dan pengelompokan zat
radioaktif terbungkus
yang tidak digunakan
Hasil rekapan dilaporkan
pada BAPETEN 1 kali
dalam 6 bulan
Pengelolaan Zat Radioaktif Terbuka yang Tidak Digunakan
dan Bahan serta Peralatan yang Terkontaminasi dan
Teraktivasi yang Tidak Digunakan

Pengumpulan
Pengolahan dan
dan dan
Penyimpanan
Pengelompokk
an
Metode pengolahan :
1. Peluruhan
Penghasil limbah aktivitas
wajib 2. Reduksi volume
mengumpulkan 3. Pengumbahan
danmengelompokk komposisi
an limbah 4. pengondisian
radioaktif.
Pengelolaan Zat Radioaktif Terbuka yang Tidak
Digunakan dan Bahan serta Peralatan yang
Terkontaminasi dan Teraktivasi yang Tidak Digunakan

Pengangkutan dan Perekaman dan


Pembuangan Pelaporan

Pembuangan Penghasil limbah radioaktif


dan BATAN wajib melakukan
sebagaimana merekap:
dimaksud dilakukan a. inventarisasi zat
pada fasilitas: radioaktif terbungkus yang
a.Dekat tidak digunakan;
b.kegiatan pengumpulan
permukaantanah; dan pengelompokan zat
atau radioaktif terbukayang tidak
b.Kedalaman sedang digunakan
Hasil rekapan dilaporkan
pada BAPETEN 1 kali dalam
6 bulan
Pengelolaan Bahan Bakar
Nuklir Bekas
Penyimpanan Sementara
Penghasil Limbah Radioaktif wajib melaksanakan
penyimpanan sementara Bahan Bakar Nuklir Bekas dalam
waktu sekurang-kurangnya selama masa operasi reaktor
nuklir
Setelah melakukan penyimpanan sementara sebagaimana
dimaksud, Penghasil Limbah Radioaktif
wajib:
a. mengirim kembali Bahan Bakar Nuklir Bekas ke negara
asal; atau
b.menyerahkan Bahan Bakar Nuklir Bekas kepada
BATAN
Pengelolaan Bahan Bakar
Nuklir Bekas
Penyimpanan dan Pembuangan
 Dala melakukan penyimpanan Bahan Bakar Nuklir Bekas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BATAN wajib memiliki
izin:
a. pemanfaatan bahan nuklir;
b. pembangunan dan pengoperasion instalasi penyimpanan
sementara Bahan Bakar Nuklir Bekas
 Pembuangan Bahan Bakar Nuklir Bekas diserahkan pada
instalasi penyimpanan lestari
Pengelolaan Bahan Bakar
Nuklir Bekas
 Perekaman dan Pelaporan

 Penghasil limbah radioaktif dan BATAN wajib


melakukan merekap:
a. inventarisasi zat radioaktif terbungkus yang
tidak digunakan;
b.kegiatan pengumpulan dan pengelompokan
Bahan Bakar Nuklir Bebas Hasil rekapan
dilaporkan pada BAPETEN 1 kali dalam 6 bulan
STUDI KASUS
STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

Oleh: Gangsar Santoso


Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
Abstrak
 Pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di
Indonesia, segera dilakukan di wilayah sekitar Gunung
Muria, Jawa Tengah.

 Hal ini berdasarkan kebutuhan energi listrik yang terus


meningkat setiap tahun sekitar 15 % dan penggunaan bahan
bakar seperti: minyak, panas bumi, batubara dll belum
cukup mendukung kebutuhan energi listrik dimasa
mendatang. Penggunaan PLTN memberikan dampak
timbulnya masalah limbah radioaktif, baik yang berupa
padat, cair ataupun gas.

 Limbah radioaktif padat yang dihasilkan PLTN perlu


diperhitungkan karena volume cukup besar dan
mengandung radionuklida yang berumur paro panjang.

 Studi pengelolaan limbah radioaktif padat PLTN ini


digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan limbah
radioaktif padat dengan berbagai macam sistem dan
memperhatikan faktor keselamatan dan tekno-ekonomi
 Kesulitan yang dihadapi dalam pengelolaan energi nuklir
untuk listrik adalah timbulnya limbah radioaktif, sehingga
diperlukan pemahaman pengelolaan limbah PLTN tersebut.
Pemahaman daras pengelolaan limbah PLTN ini penting karena
untuk memberikan rasa aman dan keselamatan lingkungan.

 Tata Kerja
- Melakukan studi data sekunder tentang limbah radioaktif PLTN
- Mempelajari data data limbah radioaktif padat karena
operasional PLTN
- Melakukan seleksi proses kegiatan pengolahan limbah padat
PLTN yang timbul.
- Mengevaluasi hasil proses pengolahan dan penyimpanan hasil
proses limbah radioaktif PLTN
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENGELOLAAN LIMBAH PLTN
 Ada dua jenis limbah yang dihasilkan oleh operasional PLTN
yaitu:
-Limbah aktivitas tinggi
-Limbah aktivitas rendah.

 Bahan bakar bekas PLTN (spenfuel termasuk kelompok


aktivitas tinggi. Apabila bahan bakar bekas disimpan dalam
kolam bahan bakar bekas dalam wadah dan waktu tertentu.

 Bahan bakar bekas tersebut diatur temperaturnya karena


adanya peluruhan hasil belah dan radiasi.

 Kolam bahan bakar bekas dapat dilihat di slide selanjutnya.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai