PENGELOLAAN LIMBAH
RADIOAKTIF
Halaman
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
BAB II DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ....................................... 3
A. Kebijakan Pengelolaan Limbah Radioaktif di Indonesia ..................... 3
B. Kerangka Peraturan Pengelolaan Limbah Radioaktif ......................... 4
C. Klasifikasi Limbah Radioaktif ............................................................ 5
BAB III TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ................................. 9
A. Pengumpulan dan Pengelompokan (Pra-pengolahan) ....................... 9
B. Pengolahan Limbah Radioaktif ....................................................... 14
C. Penyimpanan Limbah Radioaktif..................................................... 15
BAB IV KEWAJIBAN DAN KETENTUAN DALAM
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF .................................................. 20
A. Kewajiban Penghasil Limbah Radioaktif Sumber Terbungkus .......... 21
B. Kewajiban Penghasil Limbah Radioaktif Sumber Terbuka,
Bahan Terkontaminasi, dan Bahan Teraktivasi ................................. 22
C. Ketentuan Lain ............................................................................... 22
RANGKUMAN ................................................................................................. 28
LATIHAN SOAL ................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................33
LAMPIRAN 1 Klasifikasi Limbah Radioaktif Tingkat Rendah ............................. 35
LAMPIRAN 2 Tabel 2. Deret U-238 Bersama Anak Luruhnya ............................ 36
Tabel 2. Deret Th-232 Bersama Anak Luruhnya ........................ 36
LAMPIRAN 3 Tarif Pengelolaan Limbah ............................................................ 37
LAMPIRAN 4 Teknik Pengolahan Limbah Radioaktif ........................................ 39
Limbah radioaktif memiliki potensi bahaya dalam jangka waktu yang panjang,
sehingga tidak hanya terkait dengan generasi sekarang namun juga generasi yang
akan datang. Limbah radioaktif dikelola dengan tujuan melindungi keselamatan
dan kesehatan pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya
radiasi dan kontaminasi, sehingga prinsip pengelolaannya meliputi:
2. Zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan serta bahan dan peralatan
terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan.
a. Prapengolahan zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan serta bahan
dan peralatan terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan.
b. Pengolahan zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan dan bahan serta
peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan.
Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan / atau bahan serta peralatan yang
telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian
instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion yang tidak
digunakan lagi.
2. Menjamin sifat fisik dan mekanik bahan matriks dan blok hasil olahan limbah
radioaktif akan memberikan faktor keselamatan pada penyimpanan.
Tabel II.3. Contoh Klasifikasi Limbah Radioaktif dari Industri dan Medik
Wadah atau kontainer diberi label dan tanda radiasi. Label memuat informasi:
a. nomor identifikasi tiap wadah atau kontainer;
b. jenis radionuklida;
Wadah penampungan limbah radioaktif dapat berupa drum atau tong tertutup
yang bagian dalamnya dilapisi dengan kantong plastik atau kertas kedap air yang
kuat dan mudah diganti supaya dapat dipindahkan tanpa menimbulkan
kontaminasi.
Limbah padat yang mudah dibakar ditampung dalam kertas kedap air atau
kantong plastik tebal. Bahan-bahan tertentu seperti polyvinyl chlorida (plastik),
dengan volume yang besar ditampung tersendiri, karena bahan tersebut
menimbulkan gas asam pada waktu pembakaran dan dapat menimbulkan karat
pada baja dan komponen-komponen instalasi pembakaran yang terbuat dari
baja tahan karat.
Wadah dapat berupa botol plastik yang ditempatkan dalam ember atau baki yang
dapat menampung seluruh isi botol tersebut bila tumpah atau bocor, kecuali untuk
limbah yang karena sifat kimianya harus ditampung dalam botol gelas. Wadah yang
diberi bahan penyerap dapat dipergunakan untuk menampung limbah cair sehingga
menjadi bentuk padat.
2. Reduksi Volume
Limbah radioaktif diproses secara fisika, seperti kompaksi, pembakaran
/insenerasi, evaporasi/penguapan, sehingga volumenya menjadi lebih kecil.
Prinsip ini diterapkan hanya untuk limbah radioaktif dari sumber terbuka,
bahan terkontaminasi, dan bahan teraktivasi.
3. Pengubahan Komposisi
Limbah radioaktif diproses secara kimia, seperti proses
koagulasi/pengendapan, sehingga volumenya menjadi lebih kecil. Prinsip ini
diterapkan hanya untuk limbah radioaktif dari sumber terbuka, bahan
terkontaminasi, dan bahan teraktivasi.
4. Pengkondisian
Limbah radioaktif diimobilisasi/dikungkung dengan semen (sementasi), gelas
(vitrifikasi). Prinsip ini diterapkan untuk semua bentuk limbah radioaktif.
Limbah radioaktif dari sumber terbungkus diolah dengan prinsip peluruhan aktivitas
dan pengondisian. Sedangkan limbah radioaktif dalam bentuk sumber terbuka,
bahan terkontaminasi, dan bahan teraktivasi diolah dengan keempat prinsip
tersebut.
Jika filter terkontaminasi dengan zat radioaktif, maka filter harus diolah sebagai
limbah radioaktif padat.
C. Ketentuan Lain
2. Mekanisme re-ekspor
Pengembalian limbah radioaktif ke negara asal wajib mendapat persetujuan
dari Badan Pengawas. Persetujuan Bapeten berlaku selama 30 hari dari
penerbitan persetujuan. Bukti pengembalian harus diserahkan ke Badan
Pengawas selambat-lambatnya 14 hari setelah pelaksanaan pengiriman.
4. Metode Pengolahan
Penghasil Limbah Radioaktif dan/atau BATAN dapat menggunakan metode
Pengolahan Limbah Radioaktif lain, setelah mendapatkan persetujuan dari
Kepala BAPETEN. Untuk mendapat persetujuan dari Kepala BAPETEN,
Penghasil Limbah Radioaktif dan/atau BATAN harus menyampaikan
permohonan persetujuan secara tertulis dengan melampirkan dokumen
analisis kelayakan metode. Analisis kelayakan metode harus
mempertimbangkan, paling kurang:
a. persyaratan proteksi dan keselamatan radiasi; dan
6. Rekaman
Rekaman inventori limbah radioaktif, meliputi:
a. Identitas limbah radioaktif, yang meliputi:
i. jenis radionuklida;
ii. nomor seri dan nomor izin penggunaan dari BAPETEN, untuk zat
radioaktif terbungkus yang tidak digunakan;
iii. sifat atau karakteristik;
iv. volume atau berat total;
v. laju dosis pada permukaan dan pada jarak 1 meter dari permukaan
wadah atau kontainer;
vi. aktivitas dan tanggal pengukuran aktivitas.
b. jumlah limbah radioaktif;
c. jenis penahan radiasi wadah atau kontainer.
7. Penyampaian Laporan
Penyampaian laporan inventori limbah radioaktif dilakukan secara on-line
kepada Kepala BAPETEN melalui sistem teknologi informasi akuntansi
Limbah Radioaktif yang telah ditetapkan oleh Kepala BAPETEN. Dalam hal
pelaporan tidak dapat dilakukan secara on-line, laporan dapat disampaikan
secara langsung atau melalui penyedia jasa pengiriman kepada Kepala
BAPETEN.
8. Program Dekomisioning
Dekomisioning instalasi adalah suatu kegiatan untuk menghentikan secara
tetap beroperasinya instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan zat
radioaktif, meliputi antara lain pemindahan zat radioaktif, pembongkaran
komponen instalasi, dekontaminasi, dan pengamanan akhir. Sebelum
melaksanakan dekomisioning instalasi pengolahan limbah radioaktif, setiap
Pengolah limbah radioaktif wajib menyampaikan dokumen program
dekomisioning kepada Badan Pengawas. Limbah radioaktif yang dihasilkan
dari dekomisioning instalasi harus diserahkan kepada Badan Pelaksana.
3. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan atau bahan serta peralatan yang
telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian
instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion yang tidak
digunakan lagi.
14. Limbah radioaktif yang berasal dari luar negeri tidak diizinkan untuk disimpan
di dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, kecuali untuk limbah
radioaktif yang berasal dari zat radioaktif yang diproduksi di dalam negeri.
Kendali terhadap limbah radioaktif dilakukan agar tidak menjadi beban untuk
generasi yang akan datang.
D. Limbah radioaktif tingkat umur paro pendek, sangat rendah, rendah, sedang
dan tinggi
7. Pernyataan yang benar tentang limbah radioaktif dari luar negeri adalah
A. Limbah radioaktif dari luar negeri tidak boleh disimpan di Indonesia
B. Limbah radioaktif tingkat rendah boleh disimpan di Indonesia
C. Limbah radioaktif tingkat rendah dan sedang boleh dikirim ke Indonesia
asalkan bisa digunakan kembali
D. Limbah radioaktif dari luar negeri boleh disimpan di Indonesia dengan
persetujuan dari BAPETEN
6. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 20011 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Tenaga Nuklir
Nasional.