Anda di halaman 1dari 44

PELATIHAN KESELAMATAN RADIASI PENGION BAGI

CALON PETUGAS PROTEKSI RADIASI INDUSTRI TK.1


DAN MEDIK TK.1

PENGELOLAAN LIMBAH
RADIOAKTIF

DIREKTORAT PENGEMBANGAN KOMPETENSI


DEPUTI SUMBER DAYA MANUSIA IPTEK
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
2023
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
BAB II DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ....................................... 3
A. Kebijakan Pengelolaan Limbah Radioaktif di Indonesia ..................... 3
B. Kerangka Peraturan Pengelolaan Limbah Radioaktif ......................... 4
C. Klasifikasi Limbah Radioaktif ............................................................ 5
BAB III TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ................................. 9
A. Pengumpulan dan Pengelompokan (Pra-pengolahan) ....................... 9
B. Pengolahan Limbah Radioaktif ....................................................... 14
C. Penyimpanan Limbah Radioaktif..................................................... 15
BAB IV KEWAJIBAN DAN KETENTUAN DALAM
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF .................................................. 20
A. Kewajiban Penghasil Limbah Radioaktif Sumber Terbungkus .......... 21
B. Kewajiban Penghasil Limbah Radioaktif Sumber Terbuka,
Bahan Terkontaminasi, dan Bahan Teraktivasi ................................. 22
C. Ketentuan Lain ............................................................................... 22
RANGKUMAN ................................................................................................. 28
LATIHAN SOAL ................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................33
LAMPIRAN 1 Klasifikasi Limbah Radioaktif Tingkat Rendah ............................. 35
LAMPIRAN 2 Tabel 2. Deret U-238 Bersama Anak Luruhnya ............................ 36
Tabel 2. Deret Th-232 Bersama Anak Luruhnya ........................ 36
LAMPIRAN 3 Tarif Pengelolaan Limbah ............................................................ 37
LAMPIRAN 4 Teknik Pengolahan Limbah Radioaktif ........................................ 39

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 |i


BAB I PENDAHULUAN

Pemanfaatan zat radioaktif akan menghasilkan limbah radioaktif yang mempunyai


potensi bahaya radiasi terhadap pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan
hidup, sehingga harus dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku. Calon
Petugas Proteksi Radiasi perlu memahami ketentuan pengelolaan limbah radioaktif
di Indonesia supaya limbah radioaktif yang dihasilkan oleh fasilitas dapat dikelola
sesuai ketentuan, sehingga keselamatan radiasi dapat terwujud.

Modul ini membahas tentang Dasar Pengelolaan Limbah Radioaktif, Tahapan


Pengelolaan Limbah Radioaktif, serta Kewajiban dan Ketentuan dalam Pengelolaan
Limbah Radioaktif.

Setelah mempelajari modul ini peserta memiliki kompetensi menjelaskan prinsip


pengelolaan limbah radioaktif, dengan indikator keberhasilan:
1. Menjelaskan kebijakan nasional dalam pengelolaan limbah radioaktif;
2. Menjelaskan kerangka peraturan pengelolaan limbah radioaktif;
3. Menyebutkan klasifikasi limbah radioaktif;
4. Menguraikan tahapan pengelolaan limbah radioaktif;
5. Menjelaskan prinsip pengolahan limbah radioaktif;
6. Menjelaskan tanggung jawab penghasil limbah radioaktif.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 |1


Halaman ini sengaja dikosongkan

2| Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


BAB II DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

A. Kebijakan Pengelolaan Limbah Radioaktif di Indonesia

Limbah radioaktif memiliki potensi bahaya dalam jangka waktu yang panjang,
sehingga tidak hanya terkait dengan generasi sekarang namun juga generasi yang
akan datang. Limbah radioaktif dikelola dengan tujuan melindungi keselamatan
dan kesehatan pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya
radiasi dan kontaminasi, sehingga prinsip pengelolaannya meliputi:

• Perlindungan kesehatan manusia


• Proteksi lingkungan
• Proteksi melewati batas negara
• Proteksi untuk generasi mendatang
• Tidak menjadi beban bagi generasi mendatang
• Kerangka kerja legalitas nasional
• Kendali terhadap timbulnya limbah radioaktif
• Saling ketergantung dalam pengelolaan
• Keselamatan fasilitas

B. Kerangka Peraturan Pengelolaan Limbah Radioaktif

Dasar hukum dalam pengelolaan limbah radioaktif adalah Peraturan Pemerintah


No.61 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif.

Pelaksanaan teknis pengelolaan limbah radioaktif diatur dalam Peraturan Kepala


Badan Pengawasan Tenaga Nuklir No. 8 Tahun 2016 tentang Pengolahan Limbah
Radioaktif Tingkat Rendah dan Tingkat Sedang

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 |3


Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2013 mengatur tentang:
1. Klasifikasi limbah radioaktif;
2. Pengelolaan zat radioaktif terbungkus yang sudah tidak digunakan;
3. Pengelolaan zat radioaktif terbuka, bahan terkontaminasi dan teraktivasi
yang sudah tidak digunakan;
4. Pengelolaan Bahan Bakar Nuklir Bekas;
5. Persetujuan Lintas Batas.

Sedangkan Peraturan Kepala BAPETEN No.8 Tahun 2016 mengatur tentang:


1. Zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan.
a. Prapengolahan zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan.
b. Pengolahan zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan.

2. Zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan serta bahan dan peralatan
terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan.
a. Prapengolahan zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan serta bahan
dan peralatan terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan.
b. Pengolahan zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan dan bahan serta
peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan.

3. Kegiatan paska pengolahan limbah radioaktif.

4. Rekaman dan laporan.

Dalam peraturan disebutkan pengertian dan lingkup pengelolaan limbah radioaktif


sebagai berikut:

Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan / atau bahan serta peralatan yang
telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian
instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion yang tidak
digunakan lagi.

4| Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


Lingkup pengelolaan limbah radioaktif meliputi kegiatan :
- pengumpulan/penampungan,
- pengelompokan,
- pengolahan,
- pengangkutan,
- penyimpanan sementara dan lestari,
- pembuangan limbah

C. Klasifikasi Limbah Radioaktif

Klasifikasi dan pengelompokan limbah radioaktif bertujuan untuk:

1. Menjamin sifat-sifat kimia dan fisika limbah radioaktif akan memberikan


faktor keselamatan pada proses pengelolaan;

2. Menjamin sifat fisik dan mekanik bahan matriks dan blok hasil olahan limbah
radioaktif akan memberikan faktor keselamatan pada penyimpanan.

Dalam PP No. 61 Tahun 2013, limbah radioaktif diklasifikasikan ke dalam


tingkat rendah, tingkat sedang dan tingkat tinggi, berdasarkan pada:
1. Aktivitas
2. Konsentrasi aktivitas
3. Umur paro
4. Jenis radiasi
Limbah radioaktif tingkat rendah dan sedang meliputi:
- Zat radioaktif terbungkus,
- Zat radioaktif terbuka,
- bahan terkontaminasi, dan
- bahan teraktivasi.
yang sudah tidak digunakan lagi.
Limbah radioaktif tingkat tinggi khusus untuk bahan bakar nuklir bekas.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 |5


Tabel II.1. Klasifikasi Limbah Radioaktif Tingkat Rendah
Sub Bentuk Aktivitas Konsentrasi Umur Paro Jenis
klasifikasi Aktivitas Radiasi
Umur paro
sangat < 150 hari
rendah
Tingkat terbungkus TP<A≤10 MBq ≤ 15 tahun
sangat terbungkus TP<A≤100KBq 15th < T ≤
rendah 30 th
terbuka, TP<K≤100TP
terkontamina-
si, teraktiviasi
Tingkat terbungkus 10 MBq <A ≤100 ≤ 15 tahun
relatif MBq
rendah terbungkus 100 KBq < A ≤1 15th < T ≤
MBq 30 th
terbuka, 100 Bq/g gamma,
terkontamina- <K≤1000 TP beta
si, teraktiviasi
terbuka, 100 Bq/g alfa
terkontamina- <K≤400 Bq/g
si, teraktiviasi

Tabel II.2. Klasifikasi Limbah Radioaktif Tingkat Sedang


Bentuk Aktivitas Konsentrasi Umur Paro Jenis
Aktivitas Radiasi
terbungkus 100 MBq < A ≤ 100 T ≤ 15 tahun
TBq
terbungkus 1 MBq <A ≤1 PBq 15th < T ≤ 30 th
terbungkus 40 MBq <A ≤ 10 T > 30 th
GBq
terbuka, 1000 TK <K≤100 gamma,
terkontamina- GBq/g beta
si, teraktiviasi
terbuka, 400 Bq/g <K≤100 alfa
terkontamina- GBq/g
si, teraktiviasi

6| Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


Keterangan:
1. T : umur paro radionuklida
2. K : konsentrasi aktivitas
3. TP : Tingkat Pengecualian, yaitu nilai yang ditetapkan oleh BAPETEN dan
dinyatakan dalam aktivitas atau konsentrasi aktivitas, pada atau di bawah
nilai tersebut zat radioaktif dibebaskan dari ketentuan perizinan. Daftar
nilai tersebut ada pada Lampiran Peraturan Pemerintah No 29 Tahun
2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan
Nuklir.
4. TK : Tingkat Klieren, yaitu nilai yang ditetapkan oleh BAPETEN dan dinyatakan
dalam konsentrasi aktivitas, pada atau di bawah nilai tersebut zat
radioaktif terbuka, limbah radioaktif, atau material terkontaminasi atau
teraktivasi dapat dibebaskan dari pengawasan. Daftar nilai tersebut ada
pada Lampiran Perka BAPETEN No. 16 Tahun 2012 tentang Tingkat
Klierens.

Penerapan klasifikasi terhadap limbah radioaktif yang ditimbulkan pada


pemanfaatan di industri dan medik ditunjukkan pada Tabel II.3 sebagai berikut:

Tabel II.3. Contoh Klasifikasi Limbah Radioaktif dari Industri dan Medik

Pemanfaatan Radionuklida Aktivitas Umur Paro Klasifikasi


Radiografi, 192Ir berapapun 74 hari rendah
Brakiterapi
137Cs 0.1 – 40 Ci 30 tahun sedang

Gauging 60Co 8 - 10 mCi 5,3 tahun sedang

252Cf 37 mCi 2,6 tahun sedang

Logging 137Cs 1 – 2 Ci 30 tahun sedang

241Am-Be berapapun 432 tahun sedang


Brakiterapi 60Co 5 – 20 Ci 5,3 tahun sedang
Laju dosis
sedang

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 |7


Halaman ini sengaja dikosongkan

8| Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


BAB III TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

Tahapan pengelolaan limbah radioaktif meliputi tahap:


- prapengolahan limbah radioaktif: pengumpulan dan pengelompokan,
- pengolahan limbah radioaktif: untuk memperkecil aktivitas dan volume
limbah supaya lebih mudah disimpan,
- paska pengolahan: penyimpanan limbah radioaktif.

A. Pengumpulan dan Pengelompokan (Prapengolahan)

Pelaksanaan pengelolaan limbah radioaktif dapat disederhanakan apabila tahap


prapengolahan limbah dilakukan dengan baik. Limbah yang sederhana sifatnya
tidak tercampur dengan limbah yang lebih kompleks, sehingga memudahkan dalam
penanganan lebih lanjut. Kegiatan prapengolahan zat radioaktif yang tidak
digunakan, meliputi kegiatan pengumpulan dan pengelompokan zat radioaktif yang
tidak digunakan.

Pengumpulan dan pengelompokan zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan


dilakukan berdasarkan:
a. jenis radionuklida;
b. dimensi dan bentuk;
c. umur paro dan aktivitas;
d. menyatu atau tidaknya zat radioaktif dengan peralatan.

Kegiatan pengumpulan dan pengelompokan limbah radioaktif terbuka, bahan atau


peralatan terkontaminasi, dan bahan teraktivasi dilakukan berdasarkan:
a. asal limbah radioaktif:
- sisa zat radioaktif buatan;
- akibat kontaminasi;

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 |9


- bahan teraktivasi;
- NORM (Naturally Occuring Radioactive Material) / alamiah,
misalnya bijih monasit, bijih uranium;
- TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occuring
Radioactive Material). Terkonsentrasinya unsur radioaktif alamiah
pada limbah yang dihasilkan oleh proses pengolahan bahan alam.

b. sifat radiologi, meliputi


- jenis radionuklida;
- umur paro;
- aktivitas dan konsentrasi aktivitas;
- jenis pemancar radiasi;
- kontaminasi permukaan;
- faktor dosis yang terkait dengan radionuklida;
- produk peluruhan.
c. sifat biologi: bioakumulasi dan potensi bahaya biologi.
d. sifat fisika, meliputi:
- fase: padat dan cair;
- massa dan volume;
- daya pemampatan (kompaktibilitas);
- daya penyebaran (dispersibilitas);
- daya penguapan;
- daya larut;
- kadar air.
e. sifat kimia;
- komposisi kimia;
- daya larut;
- potensi bahaya kimia;
- ketahanan terhadap korosi;
- kandungan organik;

10 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


- sifat mudah terbakar;
- reaktivitas kimia dan potensi pembesaran (swelling potential);
- pelepasan gas;
- daya serap radionuklida.
f. volume;
g. bahaya nonradiasi: racun, patogenik, penularan, genotoxic, biologi,
farmasi.
h. cara pengolahan dan penyimpanan yang akan dilakukan.

Pengumpulan dan pengelompokan limbah radioaktif padat dari sumber terbuka,


bahan/peralatan terkontaminasi atau teraktivasi harus memperhitungkan
karakteristik limbah radioaktif, meliputi:
a. mudah dibakar atau tidak mudah dibakar;
b. mudah dimampatkan atau tidak mudah dimampatkan;
c. logam atau nonlogam;
d. terkontaminasi permukaan secara tetap atau tidak tetap.

Kegiatan pengumpulan dan pengelompokan dilakukan dengan menempatkan zat


radioaktif yang tidak digunakan ke dalam wadah atau kontainer. Wadah
penampungan limbah radioaktif harus selalu tersedia di setiap tempat kerja yang
menggunakan zat radioaktif yang diperkirakan menimbulkan limbah radioaktif.
Wadah atau kontainer harus memiliki karakteristik:
a. terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak;
b. kompatibel dengan sifat dan karakteristik zat radioaktif;
c. memberikan pengungkungan yang memadai;
d. memberi proteksi yang memadai dari bahaya radiasi dan nonradiasi.

Wadah atau kontainer diberi label dan tanda radiasi. Label memuat informasi:
a. nomor identifikasi tiap wadah atau kontainer;
b. jenis radionuklida;

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 11


c. aktivitas dan tanggal pengukuran;
d. asal zat radioaktif;
e. laju dosis pada permukaan dan pada jarak 1 meter dari permukaan;
f. kuantitas;
g. massa atau volume.

1. Wadah Limbah Radioaktif Sumber Terbungkus


Limbah radioaktif sumber terbungkus ditampung dalam kontainer supaya
memberikan proteksi radiasi memadai, sehingga laju dosis di permukaan
kontainer, pada jarak 1 meter, dan di luar dinding tempat penyimpanan sesuai
dengan ketentuan.

2. Wadah Limbah Radioaktif Radioaktif Padat dari Bahan/Peralatan


Terkontaminasi

Wadah penampungan limbah radioaktif dapat berupa drum atau tong tertutup
yang bagian dalamnya dilapisi dengan kantong plastik atau kertas kedap air yang
kuat dan mudah diganti supaya dapat dipindahkan tanpa menimbulkan
kontaminasi.

Limbah padat yang mudah dibakar ditampung dalam kertas kedap air atau
kantong plastik tebal. Bahan-bahan tertentu seperti polyvinyl chlorida (plastik),
dengan volume yang besar ditampung tersendiri, karena bahan tersebut
menimbulkan gas asam pada waktu pembakaran dan dapat menimbulkan karat
pada baja dan komponen-komponen instalasi pembakaran yang terbuat dari
baja tahan karat.

12 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


Gambar III.1. Wadah limbah radioaktif padat

3. Wadah Limbah Radioaktif Radioaktif Cair

Pengumpulan dan pengelompokan limbah radioaktif cair dilakukan dengan


memisahkan aliran atau saluran terpisah dan tangki penampungan, apabila volume
limbah besar, atau dengan wadah. Aliran limbah radioaktif dapat dilakukan
pencampuran apabila:
- aliran kompatibel secara radiologi dan kimia;
- sudah dilakukan pengkajian keselamatan.
Pencampuran aliran limbah radioaktif harus dihindari apabila:
- aliran mengandung limbah radioaktif cair yang bersifat organik;
- pencampuran dapat menghasilkan reaksi kimia tidak terkendali yang
menghasilkan panas, aerosol, dan endapan.

Wadah dapat berupa botol plastik yang ditempatkan dalam ember atau baki yang
dapat menampung seluruh isi botol tersebut bila tumpah atau bocor, kecuali untuk
limbah yang karena sifat kimianya harus ditampung dalam botol gelas. Wadah yang
diberi bahan penyerap dapat dipergunakan untuk menampung limbah cair sehingga
menjadi bentuk padat.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 13


Gambar III.2. Wadah limbah radioaktif cair

B. Pengolahan Limbah Radioaktif

Setelah proses prapengolahan, dilakukan pengolahan limbah radioaktif yang


bertujuan mengurangi volume atau aktivitas, serta dilakukan pengkondisian dengan
cara imobilisasi/pengungkungan untuk keselamatan dalam penyimpanan atau
pengangkutan.

14 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


Ada 4 prinsip pengolahan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Peluruhan Aktivitas
Limbah radioaktif disimpan, sehingga aktivitasnya turun. Prinsip ini
diterapkan untuk semua bentuk limbah radioaktif, yaitu sumber terbungkus,
terbuka, bahan terkontaminasi, dan bahan teraktivasi.

2. Reduksi Volume
Limbah radioaktif diproses secara fisika, seperti kompaksi, pembakaran
/insenerasi, evaporasi/penguapan, sehingga volumenya menjadi lebih kecil.
Prinsip ini diterapkan hanya untuk limbah radioaktif dari sumber terbuka,
bahan terkontaminasi, dan bahan teraktivasi.

3. Pengubahan Komposisi
Limbah radioaktif diproses secara kimia, seperti proses
koagulasi/pengendapan, sehingga volumenya menjadi lebih kecil. Prinsip ini
diterapkan hanya untuk limbah radioaktif dari sumber terbuka, bahan
terkontaminasi, dan bahan teraktivasi.

4. Pengkondisian
Limbah radioaktif diimobilisasi/dikungkung dengan semen (sementasi), gelas
(vitrifikasi). Prinsip ini diterapkan untuk semua bentuk limbah radioaktif.

Limbah radioaktif dari sumber terbungkus diolah dengan prinsip peluruhan aktivitas
dan pengondisian. Sedangkan limbah radioaktif dalam bentuk sumber terbuka,
bahan terkontaminasi, dan bahan teraktivasi diolah dengan keempat prinsip
tersebut.

Pengolahan limbah radioaktif terbuka, bahan/peralatan terkontaminasi dan bahan


teraktivasi diolah untuk mencapai nilai di bawah atau sama dengan Tingkat
Klierens, sehingga bisa dilepas ke lingkungan. Pengolahan dengan metode
peluruhan aktivitas dilakukan dengan menyimpan sementara zat radioaktif terbuka
yang tidak digunakan dan bahan serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 15


teraktivasi yang tidak digunakan dalam wadah atau kontainer. Pengolahan dengan
metode peluruhan aktivitas dilakukan untuk:
 mencapai Tingkat Klierens, dilakukan untuk zat radioaktif yang memiliki
umu paro kurang dari 150 hari
 mengurangi risiko bahaya radiasi sebelum pengolahan selanjutnya.

Pengolahan dengan prinsip reduksi volume dan pengubahan komposisi disesuaikan


dengan fase limbah radioaktif.
 Limbah Radioaktif padat: teknik kompaksi, insinerasi, pelelehan logam.
 Limbah Radioaktif cair: teknik pengendapan kimia, evaporasi, pertukaran ion,
filtrasi, sentrifugasi, ultrafiltrasi, elektrodialisis, insinerasi; dan reverse
osmosis.
 Limbah Radioaktif gas: teknik filtrasi.

Dalam pengolahan limbah radioaktif padat dengan teknik insinerasi harus


dipastikan bahwa:
 pelepasan gas dan/atau kontaminasi dapat dikendalikan;
 pelepasan zat beracun tidak terjadi;
 pembakaran yang dilakukan sempurna;
 debu atau abu aktif dan gas buang yang dihasilkan dapat dikendalikan dan
diolah;
 efluen gas radioaktif yang dilepaskan dalam Nilai Batas Lepasan
Radioaktivitas ke Lingkungan.

Pengolahan limbah radioaktif gas dengan teknik filtrasi dilakukan dengan


menggunakan filter high efficiency particulate air (HEPA). Dalam melakukan
pengolahan limbah radioaktif gas dengan teknik filtrasi, harus tersedia:
 sistem dua filter untuk mengantisipasi kegagalan salah satu filter;
 komponen tambahan untuk menjamin filter berfungsi dengan baik;

16 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


 sistem pengaturan tekanan, sehingga tekanan udara di dalam ruangan lebih
rendah dari tekanan udara di luar ruangan;
 sistem kendali kelembaban dan temperatur di dalam ruangan.

Jika filter terkontaminasi dengan zat radioaktif, maka filter harus diolah sebagai
limbah radioaktif padat.

Dalam pengolahan limbah radioaktif biologi, selain dapat dilakukan pengolahan


dengan metode tersebut di atas, perlu dilakukan:
- sterilisasi dengan uap;
- disinfeksi secara kimia;
- pengolahan dengan pemanasan kering;
- strerilisasi dengan iradiasi.

Metode pengondisian disesuaikan dengan kebutuhan pengangkutan, penyimpanan,


dan/atau pembuangan yang akan dilakukan, dan dapat memberikan:
a. pengungkungan terhadap zat radioaktif;
b. penahanan yang memadai dari bahaya radiasi;
c. pengurangan volume penyimpanan;
d. kemudahan pelaksanaan pengangkutan, penyimpanan, dan/atau
pembuangan.

Pengondisian limbah radioaktif cair dapat dilakukan melalui proses pemadatan


dengan menggunakan matriks. Proses pemadatan dengan menggunakan matriks
dapat menjaga agar limbah radioaktif cair tidak menyebar ke lingkungan. Proses
pemadatan dengan menggunakan matriks dapat dilakukan dengan menggunakan
bahan matriks semen, bitumen, plastik polimer, gelas.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 17


C. Penyimpanan Limbah Radioaktif

Penyimpanan limbah radioaktif dikategorikan sebagai penyimpanan sementara dan


penyimpanan akhir/lestari.
1. Penyimpanan Sementara Limbah Radioaktif

Setelah limbah radioaktif dikondisikan, limbah ditempatkan di fasilitas


penyimpanan sementara untuk periode beberapa bulan sampai beberapa tahun,
karena tempat penyimpanan lestari belum tersedia. Penyimpanan sementara dapat
dimanfaatkan untuk meluruhkan radionuklidanya, sehingga aktivitasnya berkurang.
Selama dalam penyimpanan sementara dilakukan pemantauan dan inspeksi.
Pemantauan diperlukan untuk pengumpulan data yang diperlukan untuk
penyimpanan lestari.

Dalam penyimpanan sementara dan penyimpanan limbah radioaktif yang sudah


dikondisikan, memperhatikan:
a. jenis dan karakteristik limbah radioaktif;
b. kesesuaian wadah atau kontainer dengan sifat fisika dan sifat kimia
limbah radioaktif;
c. integritas wadah atau kontainer limbah radioaktif;
d. perkiraan jangka waktu penyimpanan limbah radioaktif;
e. paparan radiasi dan kontaminasi di fasilitas dan lingkungan sekitar
fasilitas.

Tempat penyimpanan sementara limbah radioaktif harus memenuhi persyaratan:


a. lokasi bebas banjir;
b. tahan terhadap gempa;
c. desain bangunan disesuaikan dengan kuantitas dan karakteristika limbah,
dan upaya pengendalian pencemaran;

18 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


d. dilengkapi peralatan proteksi radiasi;
e. dilakukan pemantauan secara berkala;
f. sistem pendingin dan penahan radiasi (khusus untuk limbah radioaktif
tingkat tinggi).

2. Penyimpanan Lestari Limbah Radioaktif

Penyimpanan akhir terhadap limbah radioaktif yang sudah dikondisikan harus


menjamin bahwa limbah radioaktif tidak keluar dari pengungkungnya.Tempat
penyimpanan lestari limbah radioaktif memenuhi persyaratan:
a. lokasi bebas banjir dan terhindar dari erosi;
b. lokasi tahan gempa dan memenuhi karakteristika materi bumi dan sifat
kimia air;
c. didesain sehingga terhindar dari terjadinya kekritisan;
d. dilengkapi sistem pemantau radiasi dan radioaktivitas lingkungan;
e. dilengkapi sistem pendingin;
f. dilengkapi penahan radiasi;
g. dilengkapi sistem proteksi fisik;
h. memenuhi distribusi populasi penduduk dan tata wilayah sekitar lokasi
penyimpanan.

Berdasarkan kebijakan nasional pengelolaan limbah radioaktif, walaupun suatu saat


Indonesia akan memiliki tempat penyimpanan lestari untuk limbah radioaktif, tetapi
ada pengendalian limbah yang dihasilkan dan limbah dari luar negeri tidak diizinkan
masuk ke wilayah Indonesia, sehingga Indonesia tidak menjadi tempat
pembuangan limbah radioaktif yang akan membebani generasi yang akan datang.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 19


Halaman ini sengaja dikosongkan

20 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


BAB IV KEWAJIBAN DAN KETENTUAN PENGELOLAAN
LIMBAH RADIOAKTIF

A. Kewajiban Penghasil Limbah Radioaktif Sumber Terbungkus

1. Melakukan prapengolahan: pengumpulan dan pengelompokan

Selama kegiatan pengumpulan dan pengelompokan zat radioaktif terbungkus


yang tidak digunakan, harus dilakukan:
a. pemeriksaan kondisi fisik zat radioaktif;
b. pengujian kebocoran zat radioaktif;
c. pengukuran laju dosis pada permukaan dan pada jarak 1 meter dari
permukaan wadah atau kontainer.
Dalam hal terjadi kerusakan atau kebocoran zat radioaktif terbungkus yang
tidak digunakan selama pengumpulan dan pengelompokan, harus dilakukan:
a. pemisahan zat radioaktif yang rusak atau bocor;
b. pembungkusan tambahan untuk zat radioaktif yang rusak atau bocor;
c. penempatan zat radioaktif yang rusak atau bocor yang sudah diberi
pembungkus tambahan ke dalam wadah atau kontainer khusus yang
dilapisi penahan radiasi.
2. Mengirim limbah radioaktif terbungkus ke negara asalnya (reekspor) atau
menyerahkan ke BATAN.

3. Melakukan perekaman pengelolaan limbah radioaktif, meliputi:

a. inventarisasi zat radioaktif yang sudah tidak digunakan

b. pengumpulan dan pengelompokan zat radioaktif yang sudah tidak


digunakan

Hasil perekaman dilaporkan ke BAPETEN paling lambat 1 kali dalam 6


bulan.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 21


B. Kewajiban Penghasil Limbah Radioaktif Sumber Terbuka, Bahan atau
Peralatan Terkontaminasi dan/atauTeraktivasi

1. Melakukan prapengolahan: pengumpulan dan pengelompokan.

2. Mengolah limbah radioaktif supaya mencapai Tingkat Klierens. Setelah


pengolahan mencapai Tingkat Klierens, mengajukan penetapan ke
BAPETEN. Penghasil Limbah Radioaktif dilarang melakukan pengenceran
dalam mengupayakan limbah radioaktif untuk mencapai nilai di bawah
atau sama dengan Tingkat Klierens.

3. Menyimpan sementara hasil olahan limbah radioaktif sebelum diserahkan


ke BATAN; Penyimpanan sementara dilakukan terhadap:
a. Limbah radioaktif yang sedang diolah dengan metode peluruhan.
b. Limbah radioaktif yang tidak dapat mencapai Tingkat Klierens dan
akan diserahkan kepada BATAN.

4. Menyerahkan limbah radioaktif ke BATAN, apabila:


a. pengolahan tidak dapat mencapai nilai di bawah atau sama dengan
Tingkat Klierens;
b. pengolahan bahan serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau
teraktivasi yang tidak digunakan tidak dapat dilakukan.
Tarif Pengelolaan Limbah Radioaktif di BATAN diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 2011, seperti ditunjukkan pada Lampiran 3.

5. Melakukan perekaman pengelolaan limbah radioaktif, meliputi:


a. inventarisasi zat radioaktif yang sudah tidak digunakan.
b. pengumpulan dan pengelompokan zat radioaktif yang sudah tidak
digunakan.
Hasil perekaman dilaporkan ke BAPETEN paling lambat 1 kali dalam 6
bulan.

22 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


C. Kewajiban Badan Pelaksana

1. melakukan pemeriksaan zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan,


limbah radioaktif sumber terbuka, bahan atau peralatan terkontaminasi dan
teraktivasi yang tidak digunakan lagi yang diserahkan oleh Penghasil Limbah
Radioaktif, meliputi pemeriksaan:
a. kelengkapan dan kesesuaian dokumen identifikasi Limbah Radioaktif;
b. pemenuhan kriteria keberterimaan Limbah Radioaktif.
Kelengkapan dan kesesuaian dokumen identifikasi Limbah Radioaktif harus
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif.
Kriteria keberterimaan Limbah Radioaktif ditetapkan oleh BATAN dan
disampaikan kepada Penghasil Limbah Radioaktif.

2. Mengumpulkan dan mengelompokkan limbah radioaktif, baik untuk limbah


dari sumber terbungkus, sumber terbuka, bahan terkontaminasi, dan bahan
teraktivasi, yang diserahkan oleh penghasil limbah radioaktif;

3. mengolah limbah radioaktif sesuai ketentuan yang berlaku;

4. menyimpan hasil olahan limbah radioaktif;

5. Setelah pengolahan mencapai Tingkat Klierens, mengajukan penetapan ke


BAPETEN dan melaksanakan pembuangan limbah radioaktif sesuai
ketentuan yang berlaku;

6. Melakukan perekaman pengelolaan limbah radioaktif, meliputi:

- Inventarisasi zat radioaktif yang sudah tidak digunakan;

- kegiatan pengolahan, penyimpanan, pembuangan limbah radioaktif;

Hasil perekaman dilaporkan ke BAPETEN paling lambat 1 kali dalam 6


bulan.

7. menyimpan hasil olahan limbah radioaktif, di tempat penyimpanan sesuai


ketentuan yang berlaku;

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 23


8. melakukan pembinaan teknis pengelolaan limbah radioaktif bagi penghasil
dan pengelola limbah radioaktif, serta pembinaan edukatif bagi masyarakat.

C. Ketentuan Lain

1. Kajian sumber terbungkus


Kajian terhadap zat radioaktif terbungkus dapat dilakukan oleh BATAN,
untuk menentukan:
- dapat digunakan lagi;
- dapat didaur ulang;
- menjadi limbah radioaktif.

2. Mekanisme re-ekspor
Pengembalian limbah radioaktif ke negara asal wajib mendapat persetujuan
dari Badan Pengawas. Persetujuan Bapeten berlaku selama 30 hari dari
penerbitan persetujuan. Bukti pengembalian harus diserahkan ke Badan
Pengawas selambat-lambatnya 14 hari setelah pelaksanaan pengiriman.

3. Penyerahan limbah radioaktif ke BATAN


Penyerahan limbah radioaktif ke BATAN wajib mendapat persetujuan dari
Badan Pengawas. Persetujuan Bapeten berlaku selama 14 hari dari
penerbitan persetujuan. Bukti pengembalian harus diserahkan ke Badan
Pengawas selambat-lambatnya 14 hari setelah pelaksanaan pengiriman.

4. Metode Pengolahan
Penghasil Limbah Radioaktif dan/atau BATAN dapat menggunakan metode
Pengolahan Limbah Radioaktif lain, setelah mendapatkan persetujuan dari
Kepala BAPETEN. Untuk mendapat persetujuan dari Kepala BAPETEN,
Penghasil Limbah Radioaktif dan/atau BATAN harus menyampaikan
permohonan persetujuan secara tertulis dengan melampirkan dokumen
analisis kelayakan metode. Analisis kelayakan metode harus
mempertimbangkan, paling kurang:
a. persyaratan proteksi dan keselamatan radiasi; dan

24 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


b. keandalan metode yang diusulkan.
Dokumen analisis kelayakan metode dicantumkan dalam program proteksi
dan keselamatan radiasi atau dokumen tersendiri.

5. Pengangkutan limbah radioaktif


Pengangkutan limbah radioaktif dapat dilakukan oleh Penghasil limbah atau
BATAN, sesuai dengan peraturan Pengangkutan Zat Radioaktif Peraturan
Pemerintah No. 58 Tahun 2015.
TENORM dapat diangkut sebagai AJR-I dan BTP-I, boleh diangkut sebagai
Bungkusan Industri, tanpa dibungkus apabila dipenuhi syarat sebagai
berikut:
a. tidak mungkin terjadi penyebaran bahan radioaktif dari kendaraan
pengangkut dan penahan radiasi tidak mungkin hilang.
b. Kendaraan pengangkut adalah penggunaan tunggal.

6. Rekaman
Rekaman inventori limbah radioaktif, meliputi:
a. Identitas limbah radioaktif, yang meliputi:
i. jenis radionuklida;
ii. nomor seri dan nomor izin penggunaan dari BAPETEN, untuk zat
radioaktif terbungkus yang tidak digunakan;
iii. sifat atau karakteristik;
iv. volume atau berat total;
v. laju dosis pada permukaan dan pada jarak 1 meter dari permukaan
wadah atau kontainer;
vi. aktivitas dan tanggal pengukuran aktivitas.
b. jumlah limbah radioaktif;
c. jenis penahan radiasi wadah atau kontainer.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 25


Rekaman mengenai kegiatan pengumpulan dan pengelompokan,
Pengolahan, penyimpanan sementara dan/atau penyimpanan limbah
radioaktif, meliputi:
a. asal penggunaan limbah radioaktif;
b. personel yang bertanggung jawab;
c. waktu dan lokasi kegiatan;
d. paparan radiasi dan kontaminasi di fasilitas dan lingkungan sekitar
fasilitas.

7. Penyampaian Laporan
Penyampaian laporan inventori limbah radioaktif dilakukan secara on-line
kepada Kepala BAPETEN melalui sistem teknologi informasi akuntansi
Limbah Radioaktif yang telah ditetapkan oleh Kepala BAPETEN. Dalam hal
pelaporan tidak dapat dilakukan secara on-line, laporan dapat disampaikan
secara langsung atau melalui penyedia jasa pengiriman kepada Kepala
BAPETEN.

8. Program Dekomisioning
Dekomisioning instalasi adalah suatu kegiatan untuk menghentikan secara
tetap beroperasinya instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan zat
radioaktif, meliputi antara lain pemindahan zat radioaktif, pembongkaran
komponen instalasi, dekontaminasi, dan pengamanan akhir. Sebelum
melaksanakan dekomisioning instalasi pengolahan limbah radioaktif, setiap
Pengolah limbah radioaktif wajib menyampaikan dokumen program
dekomisioning kepada Badan Pengawas. Limbah radioaktif yang dihasilkan
dari dekomisioning instalasi harus diserahkan kepada Badan Pelaksana.

9. Limbah Radioaktif Bahan Galian Non Nuklir (TENORM)


Badan yang melakukan penambangan bahan galian non-nuklir yang dapat
menghasilkan limbah radioaktif sebagai hasil samping (TENORM), wajib

26 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


melakukan analisis keselamatan radiasi. Hasil analisis keselamatan radiasi
tersebut wajib disampaikan kepada Badan Pengawas. Pengelolaan TENORM
diatur dalam Perka Bapeten:
a. No.9 Tahun 2009 tentang Intervensi terhadap Paparan yang berasal
dari TENORM.
b. No.16 Tahun 2013 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penyimpanan
TENORM.
Ketentuan dalam peraturan tersebut antara lain sebagai berikut:
Penghasil TENORM harus melakukan analisis keselamatan radiasi untuk
TENORM untuk setiap lokasi TENORM yang dimiliki atau berada di dalam
penguasaannya. Analisis keselamatan radiasi untuk TENORM meliputi:
• jenis dan proses kegiatan yang dilaksanakan;
• jumlah atau kuantitas TENORM;
• jenis dan tingkat konsentrasi radionuklida;
• paparan radiasi dan/atau kontaminasi tertinggi di permukaan
TENORM

10. Limbah Radioaktif dari Luar Negeri


Limbah radioaktif yang berasal dari luar negeri tidak diizinkan untuk
disimpan di dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, kecuali untuk
limbah radioaktif yang berasal dari zat radioaktif yang diproduksi di dalam
negeri.

11. Badan Pengelola Limbah Radioaktif


Badan Pelaksana atau badan pengelola limbah lain yang akan melaksanakan
pengelolaan limbah radioaktif wajib memperoleh izin dari Badan Pengawas.
Izin untuk Badan Pengelola Limbah selain Badan Pelaksana akan diberikan
setelah ada bukti kerja sama dengan atau penunjukkan dari Badan
Pelaksana.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 27


Halaman ini sengaja dikosongkan

28 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


RANGKUMAN
1. Limbah radioaktif dikelola dengan tujuan melindungi keselamatan dan
kesehatan pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya
radiasi dan kontaminasi, dengan dasar meminimalkan beban untuk generasi
yang akan datang.

2. Pengelolaan limbah radioaktif diatur dalam Peraturan Pemerintah No.61 Tahun


2013. Ketentuan Pengolahan Limbah Radioaktif Tingkat Rendah dan Sedang
diatur dalam Perka BAPETEN No.8 Tahun 2016.

3. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan atau bahan serta peralatan yang
telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian
instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion yang tidak
digunakan lagi.

4. Limbah radioaktif diklasifikasikan dalam tingkat rendah, tingkat sedang,


tingkat tinggi. Klasifikasi didasarkan pada nilai aktivitas, konsentrasi aktivitas,
umur paro dan jenis radiasi.

5. Kegiatan pengelolaan limbah radioaktif meliputi pengumpulan/ penampungan,


pengelompokan, pengolahan, pengangkutan, penyim-panan sementara dan
lestari, pembuangan limbah radioaktif.

6. Prapengolahan limbah radioaktif meliputi penampungan dan pengelompokan.


Pengelompokan limbah radiaoaktif sumber terbungkus berdasarkan jenis
radioanuklida, dimensi dan bentuk, umur paro dan aktivitas, menyatu atau
tidaknya zat radioaktif dengan peralatan. Pengelompokan limbah radioaktif
terbuka berdasarkan asal limbah, sifat radiologi, sifat biologi, sifat kimia, sifat
fisika, volume, bahaya non radiasi, cara pengolahan dan penyimpanan yang
akan dilakukan. Wadah penampungan harus diberi tanda radiasi dan label.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 29


7. Prinsip pengolahan limbah radioaktif adalah:
a. Peluruhan aktivitas;
b. Reduksi volume;
c. Pengubahan komposisi;
d. Pengkondisian.
Limbah radioaktif dari sumber terbungkus diolah dengan prinsip peluruhan
aktivitas dan pengondisian. Sedangkan limbah radioaktif dalam bentuk sumber
terbuka, bahan terkontaminasi, dan bahan teraktivasi diolah dengan keempat
prinsip tersebut.

8. Dalam penyimpanan sementara, penyimpanan limbah radioaktif yang sudah


dikondisikan, dan penyimpanan akhir harus menjamin limbah tidak keluar dari
wadah atau pengungkungnya.

9. Kewajiban penghasil limbah radioaktif meliputi


- Mengumpulkan dan mengelompokkan limbah radioaktif,
- Mengirim limbah radioaktif terbungkus ke negara asalnya (reekspor) atau
menyerahkan ke BATAN,
- Mengolah, menyimpan sementara limbah radioaktif dari sumber terbuka
sampai mencapai Tingkat Klierens,
- Melakukan perekaman pengelolaan limbah radioaktif dan hasil perekaman
dilaporkan ke BAPETEN paling lambat 1 kali dalam 6 bulan.
10. Tingkat Klierens adalah nilai yang ditetapkan oleh BAPETEN dan dinyatakan
dalam konsentrasi aktivitas, pada atau di bawah nilai tersebut zat radioaktif
terbuka, limbah radioaktif, atau material terkontaminasi atau teraktivasi dapat
dibebaskan dari pengawasan.
11. Kewajiban Badan Pelaksana (BATAN) meliputi:
- melakukan pemeriksaan kesesuaian dan kelengkapan dokumen, serta
keberterimaan limbah radioaktif yang diserahkan;
- mengumpulkan dan mengelompokkan limbah radioaktif;

30 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


- mengolah limbah radioaktif sesuai ketentuan yang berlaku dan mengajukan
penetapan Tingkat Klierens ke BAPETEN;
- menyimpan hasil olahan limbah radioaktif;
- melakukan perekaman pengelolaan limbah radioaktif. Hasil perekaman
dilaporkan ke BAPETEN paling lambat 1 kali dalam 6 bulan;
- menyimpanan hasil olahan limbah radioaktif, di tempat penyimpanan sesuai
ketentuan yang berlaku;
- melakukan pembinaan teknis dan edukatif.

12. Pengangkutan limbah radioaktif harus mengikuti ketentuan pengangkutan zat


radioaktif dan ketentuan pengangkutan umum lainnya.

13. Pengelolaan TENORM diatur dalam Perka Bapeten:


a. No.9 Tahun 2009 tentang Intervensi terhadap Paparan yang berasal dari
TENORM;
b. No.16 Tahun 2013 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penyimpanan
TENORM.

14. Limbah radioaktif yang berasal dari luar negeri tidak diizinkan untuk disimpan
di dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, kecuali untuk limbah
radioaktif yang berasal dari zat radioaktif yang diproduksi di dalam negeri.
Kendali terhadap limbah radioaktif dilakukan agar tidak menjadi beban untuk
generasi yang akan datang.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 31


Halaman ini sengaja dikosongkan

32 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


LATIHAN SOAL

1. Pengelolaan Limbah Radioaktif diatur dalam Peraturan Pemerintah


A. No. 26 Tahun 2002
B. No. 27 Tahun 2002
C. No. 29 Tahun 2008
D. No. 61 Tahun 2013

2. Yang termasuk limbah radioaktif adalah


A. sumber terbungkus dan sumber terbuka yang sudah tidak digunakan lagi
B. bahan/peralatan terkontaminasi yang sudah tidak digunakan lagi
C. bahan teraktivasi yang sudah tidak digunakan lagi
D. jawaban A, B dan C benar

3. Kegiatan pengelolaan limbah radioaktif meliputi

A. Pengelompokan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, pembuangan

B. Pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,


perekaman dan pelaporan

C. Pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,


pembuangan

D. Pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,

pembuangan, perekaman dan pelaporan

4. Limbah Radioaktif diklasifikasikan ke dalam

A. Limbah radioaktif cair, padat dan gas

B. Limbah radioaktif tingkat klieren, rendah, sedang dan tinggi

C. Limbah radioaktif tingkat rendah, sedang dan tinggi

D. Limbah radioaktif tingkat umur paro pendek, sangat rendah, rendah, sedang
dan tinggi

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 33


5. Prinsip pengolahan limbah radioaktif terbungkus adalah
A. Peluruhan dan pengondisian
B. Peluruhan dan reduksi volume
C. Peluruhan dan pengubahan komposisi
D. Peluruhan,reduksi volume, pengubahan komposisi, dan pengondisian

6. Kewajiban penghasil limbah radioaktif meliputi kegiatan pengelolaan sebagai


berikut, KECUALI
A. pengiriman kembali ke negara yang memproduksi
B. pengumpulan dan pengelompokan
C. perekaman dan pelaporan
D. penyimpanan lestari

7. Pernyataan yang benar tentang limbah radioaktif dari luar negeri adalah
A. Limbah radioaktif dari luar negeri tidak boleh disimpan di Indonesia
B. Limbah radioaktif tingkat rendah boleh disimpan di Indonesia
C. Limbah radioaktif tingkat rendah dan sedang boleh dikirim ke Indonesia
asalkan bisa digunakan kembali
D. Limbah radioaktif dari luar negeri boleh disimpan di Indonesia dengan
persetujuan dari BAPETEN

34 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Pemerintah No.61 tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah


Radioaktif
2. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir No.8 Tahun 2016 tentang
Pengolahan Limbah Radioaktif Tingkat Rendah dan Sedang.

3. Perka BAPETEN No. 16 Tahun 2012 tentang Tingkat Klierens.

4. Peraturan Kepala BAPETEN No.9 Tahun 2009 tentang Intervensi terhadap


Paparan yang berasal dari TENORM

5. Peraturan Kepala BAPETEN No.16 Tahun 2013 tentang Keselamatan Radiasi


dalam Penyimpanan TENORM.

6. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 20011 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Tenaga Nuklir
Nasional.

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 35


Halaman ini sengaja dikosongkan

36 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


Lampiran 1

Klasifikasi Limbah Radioaktif Tingkat Rendah (Secara Lengkap)


Sub Bentuk Aktivitas Konsentrasi Umur Paro Jenis
klasifikasi Aktivitas Radiasi
Umur paro
sangat < 150 hari
rendah
Tingkat terbungkus TP<A≤10 MBq ≤ 15 tahun
sangat terbungkus TP<A≤100 KBq 15th < T ≤
rendah 30 th
terbuka, TP<K≤100 TP
terkontamina-
si, teraktiviasi
Tingkat terbungkus 10 MBq <A ≤100 ≤ 15 tahun
relatif MBq
rendah terbungkus 100 KBq <A ≤1 15th < T ≤
MBq 30 th
terbuka, 100 Bq/g beta
terkontamina- <K≤1000 TP
si, teraktiviasi
terbuka, 100 Bq/g Alfa
terkontamina- <K≤400 Bq/g
si, teraktiviasi

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 37


Lampiran 2

Tabel 2. Deret U-238 bersama anak luruhnya


Unsur Umur paro Model peluruhan
U-238 4,4 x 109 tahun Alpha
Th-234 24,10 hari Beta
Pa-234 1,2 menit Beta
5
U-234 2,5 x 10 tahun Alpha
4
Th-230 7,7 x 10 tahun Alpha
3
Ra-226 1,6 x 10 tahun Alpha, gamma
Rn-222 (gas) 3,8 hari Alpha
Po-218 3,05 menit Alpha
Pb-214 26,8 menit Beta, gamma
Bi-214 19,9 menit Beta, gamma
-4
Po-214 1,6 x 10 detik Alpha
Pb-210 22,3 tahun Beta, gamma
Bi-210 5 hari Beta
Po-210 138 hari Alpha
Pb-206 stabil

Tabel 2. Deret Th-232 bersama anak luruhnya


Unsur Umur paro Model peluruhan
10
Th-232 1,4 x 10 tahun Alpha
Ra-228 5,8 tahun Beta
Ac-228 6,13 jam Beta, gamma
Th-228 1,9 tahun Alpha, gamma
Ra-224 3,64 hari Alpha, gamma

Rn-220 (gas) 55 detik Alpha


Po-216 0,15 detik Alpha
Pb-212 10,6 jam Beta, gamma
Bi-212 60,6 menit Alpha, beta, gamma
Tl-208 3,1 menit Beta, gamma
-7
Po-212 3 x 10 detik Alpha
Pb-208 stabil

38 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


Lampiran 3

TARIF PENGELOLAAN LIMBAH

( PP No. 29 Tahun 2011 Tentang PNBP di BATAN)

No JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF (Rp)


JASA PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
A Limbah Cair Aktivitas Rendah dan Sedang, Per Liter 3.500,00
Pemancar  dan γ
B Limbah Semi Cair Aktivitas Rendah dan Sedang, Per Liter 60.000,00
Pemancar  dan γ
C Limbah Padat Aktivitas Rendah dan Sedang,
Pemancar  dan γ
1) Terbakar Per 100 L 2.000.000,00
2) Terkompaksi 1.500.000,00
Per 100 L
3) Tak Terbakar dan Tak Terkompaksi 1.500.000,00
Per 100 L
D Limbah Cair Aktivitas Rendah Pemancar  Per Liter 10.000,00

E Limbah Padat Aktivitas Rendah Pemancar  Per 100 L 1.500.000,00

F Limbah Aktivitas > 6 Ci Per drum 8.000.000,00


60 L
G Sumber radioaktif bekas:
1. Detektor asap 1 buah 250.000,00
2. Penangkal Petir 1 buah 852.000,00
3. Sumber bekas dengan T1/2 ≤ 150 hari 1 buah 250.000,00
4. Sumber bekas A ≤ 0,1 Ci, T1/2 > 150 hari 1 buah 2.500.000,00
5. Sumber bekas 0,1 Ci<A ≤ 1 Ci, T1/2 > 150 hari 1 buah 3.700.000,00
6. Sumber bekas, 1 Ci  A < 6 Ci, T1/2 > 150 hari 1 buah 4.500.000,00
7. Sumber bekas 6 Ci  A ≤ 1000 Ci, 1 buah 5.600.000,00
T1/2 > 150 hari
8. Sumber bekas 1000 Ci  A ≤ 2000 Ci, 1 buah 6.700.000,00
T1/2 > 150 hari

Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 39


9. Sumber bekas 2000 Ci  A ≤ 3000 Ci, 1 buah 7.800.000,00
T1/2 > 150 hari
10. Sumber bekas 3000 Ci  A ≤ 4000 Ci 1 buah 8.900.000,00
T1/2 > 150 hari
11. Sumber bekas 4000 Ci  A ≤ 5000 Ci 1 buah 10.000.000,00
T1/2 > 150 hari
12. Sumber bekas 5000 Ci  A ≤ 6000 Ci 1 buah 11.100.000,00
T1/2 > 150 hari
13. Sumber bekas 6000 Ci  A ≤ 7000 Ci 1 buah 12.200.000,00
T1/2 > 150 hari
14. Sumber bekas 7000 Ci  A ≤ 8000 Ci 1 buah 13.300.000,00

T1/2 > 150 hari


15. Sumber bekas 8000 Ci  A ≤ 9000 Ci 1 buah 14.400.000,00

T1/2 > 150 hari


16. Sumber bekas 9000 Ci  A ≤ 10.000 Ci 1 buah 15.500.000,00

T1/2 > 150 hari


17. Dismantling sumber bekas 1 buah 1.000.000,00

18. Pembungkusan sumber bekas 1 buah 1.000.000,00

H Pembongkaran Foil Target dalam Hot Cell Mo-99 1 buah 60.000.000,00

40 | Pengelolaan Limbah Radiaoktif, DPK – BRIN, 2023


Lampiran 4
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
LIMBAH
PADA RADIOAKTIF
CAIR
TERBAKAR
Ya Ya
TERBAKAR
Tidak INSENERASI
Tidak
TERMAMPATK
Tidak EVAPORASI
Ya
KOMPAKSI
Abu
Shell 950 l
Drum 100 l
HASIL Drum 200 l Shell 950 l
SEMENTASI KONSENTRATT
KOMPAKSI
PENYIMPANAN
Pengelolaan Limbah Radioaktif, DPK – BRIN, 2023 | 41

Anda mungkin juga menyukai